ANNISA ABIDIN
2214901006
3. Rentang Respons
• Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri.
• Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stresor kadang-
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
• Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.
b. Psikologis
1) Konsep diri, mulai dari gambaran diri secara keseluruhan yang diterima
secara positif atau negatif oleh seseorang.
2) Identitas diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengenal siapa
dirinya dengan segala keunikannya, dan mampu menghargai dirinya sendiri.
3) Intelektualitas ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang, pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan.
4) Kepribadian, pada klien defisit perawatan diri biasnaya ditemukan klien
memiliki kepribadian yang tertutup.
5) Moralitas, klien defisit perawatan diri menganggap dirinya tidak beguna,
negatif terhadap diri sendiri ini menyebabkan klien mengalmai penuruan
motivasi untuk melakukan aktifitas perawatan diri.
c. Sosial Budaya
1) Faktor sosial ekonomi tersebut meliputi kemiskinan, tidak memadainya
sarana dan prasarana, tidak adekuatnya nutrisi, rendahnya pemenuhan
kebutuhan perawatan untuk anggota keluarga, dan perasaan tidak berdaya.
2) Tahap perkembangan, pelajaran kebersihan dari orang tua yang meliputi
kebiasaan keluarga.
3) Pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi kebersihan diri.
4) Kultur atau budaya, kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan diri.
5) Motivasi, setiap orang memliki keinginan dan pilihan tentang waktu untuk
mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut sesuia dengan
kebutuhan.
6) Kondisi fisik, orang yang mengalami atau menderita penyakit tertentu atau
yang akan menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untk melakukan perawatan kebersihan diri.
2. Faktor Presipitasi
Stuart (2009) mendefinisikan stressor presipitasi sebagai suatu stimulus
yang dipersepsikan oleh individu apakah dipersepsikan sebagai suati
kesempatan, tantangan, ancaman/tuntutan. Komponennya :
a. Sifat stressor, terjadinya defisit perawatan diri berdasarkan sifat terdiri dari
biologis (infeksi, peny. kronis), psikologis (intelegensi, verbal, moral,
kepribadian), dan sosial budaya (tuntutan masy. yang tidak sesuai dengan
kemampuan seseorang).
b. Asal stressor, terdiri dari internal dan eksternal. Stressor internal atau yang
berasal dari diri sendiri seperti persepsi individu yang tidak baik tentang
dirinya, orang lain dan lingkungan, merasa tidak mampu, ketidakberdaya.
c. Waktu, dilihat sebagai dimensi kapan stressor mulai terjadi dan beberapa
lama terpapat stressor sehingga menyebabkan munculnya gejala.
d. Lama dan jumlah stressor yaitu terkait dengan sejak kapan, sudah berapa
lama, berapa kali kejadiannya, serta jumlah stressor.
4. Sumber Koping
Herdman (2012), kemampuan individu yang harus dimilki oleh klien defisit
perawatan diri adlah kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri dalam
hal pemenuhan kebutuhan mandi, berhias, makan dan minum, serta toileting.
Sedangkan pada klien yang sangat mempengaruhi dalam kemampuan perawatan diri
dan keterbatasan fisik serta ketidakmampuan memanfaatkan dukungan sosial.
5. Mekanisme Koping
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi perumbuhan,
belajar dan menbapai tujuan.
b. Mekanisme koping mal adaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integras memecahkan
pertumbuhan, menurunkan otonoms dan cenderung menguasai lingkungan.
6. Tanda Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
• Badan bau, pakaian kotor
• Rambut dan kulit kotor
• Kuku panjang dan kotor
• Gigi kotor disertai mulut bau
• Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
• Malas, tidak ada inisiatif
• Menarik diri, isolasi diri
• Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
• Interaksi dan kegiatan kurang
• Tidak mampu berperilaku sesuai norma
• Cara makan tidak teratur
• BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
7. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
• Obat anti psikosis : Penotizin
• Obat anti depresi : Amitripilin
• Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
• Obat anti insomnia : Phneobarbital
b. Terapi
• Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian seperti BHSP, Jangan memancing
emosi klien, Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan
keluarga, Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat, Dengarkan ,
bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya.
• Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan
klien karena masalah sebagian orang merupkan perasaan dan tingkah laku
pada orang lain.
• Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
C. Masalah Keperawatan
1. Daftar Masalah
a. Defisit Perawatan Diri
b. Harga Diri Rendah
c. Isolasi Sosial
3. Pohon Masalah
Intoleransi Aktivitas
D. Diagnosa
1. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau jaringan) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tedon, tulang, kartilago, kapsul sendi
dan/atau ligamen). (SDKI Hal.282)
b. Defisit Perawatan Diri
Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri. (SDKI Hal.240)
c. Intoleransi Aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivtas sehari-hari
(SDKI Hal.128)
2. Diagnosa Medis
a. Skizofrenia
Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola
pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat
serta adanya gangguan fungsi psikososial. (NIC-NOC Jilid 3 Hal.137)
b. Depresi
Menurut Kusumanto (1981), dalam psikologi definisi depresi adalah
gejala dan sindroma perasaan sedih yang bersifat psikopatologis yang disertai
dengan hilangnya minat, kurang energi, dan meningkatnya rasa lelah.
E. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Terapi Spesialis
1. Terapi infivisu : Terapi perilaku : Token Ekonomi.
2. Terapi kelompok : Support Group Theraphy.
3. Terapi keluarga : Terapi Triangel.
4. Terapi komunitas : AC