Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Oleh:
I Kadek Agus Saputra S.Ked
09700123

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2015

BAB I
KUALIFIKASI LUKA

BAB I
KUALIFIKASI LUKA

Kualifikasi Luka
1. Luka yang tidak menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari atau luka ringan
2. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari atau luka ringan.
Luka berat ada 7 :
1.

Luka yang tidak ada harapan sembuh atau menimbulkan bahaya

2.

maut (misalnya : luka tusuk pada perut)


Luka yang menyebabkan tidak mampu melakukan pekerjaan seharihari selama seumur hidup (misalnya : pemain piano yang kehilangan jari-

3.
4.
5.
6.
7.

jarinya, dokter bedah tulang yang kehilangan fungsi tangannya)


Luka yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera
Cacat berat misalnya kaki atau tangan putus karena amputasi
Mengalami kelumpuhan
Wanita hamil yang mengalami keguguran
Terganggunya daya pikir lebih dari 4 minggu.

Luka karena benda tajam:


1. Luka iris : panjang luka lebih lebar daripada dalamnya.
2. Luka tusuk: dalam luka lebih dari panjang luka
3. Luka bacok.
Luka karena benda tumpul:
1. Luka lecet
2. Luka memar
3. Luka robek

Luka tusuk :
sisi kanan lebih tajam karena arah menjabutb tidak sama
dengan arah tusukan.
Luka tusuk dengan kedalaman 5 cm artinya panjang pisau > 5 cm.

Luka tusuk dengan lebar 3 cm artinya lebar pisau <3 cm.


Cara membedakan jenazah mati setelah atau sebelum ditusuk:
a. Luka tusuk pada korban yang masih hidup dapat diketahui adanya darah segar
yang menyembur dan berceceran di sekitar korban ( percikan darah di baju
dan di lantai) ada tanda-tanda intravital.
b. Pada korban yang sudah mati tidak dapat semburan darah segar.
Luka retak pada kulit
Luka robek akibat trauma terkena benda tumpul yang menyerupai luka robek
karena benda tajam , terjadi di daerah-daerah tubuh yang ada tulang di bawahnya
(misal : kepala,tulang kering).
Beda luka retak dengan luka karena benda tajam
Pembeda
Tepi luka
Sudut luka
Permukaan luka
Jembatan jaringan
Rambut
Memar/lecet sekitar luka

Luka iris
Rata
Tajam/lancip
Rata
Tidak ada
Terpotong
Tidak ada

Luka retak
Tidak rata
Tidak tajam/tumpul
Tidak rata
Ada
Tercabut
Ada

Luka lecet:
Ante mortem

(sebelum mati) : ada tanda sel-sel radang dan ada memar

(kemerahan) sekutar luka.

Kepala terbentur dapat terjadi:


1. Abratio kulit
2. Hematome
3. Luka retak
4. Patah tulang tengkorak

5. Epidural bleeding
6. Subdural bleeding
7. Sub arachnoid bleeding
8. Otak : contusio, commutio (gegar otak,/tidak ada kelainan) laseratio.

Epidural bleeding terjadi pada dewasa muda karena duramater&tabula interna


tidak

menempel terlalu kuat.

Subdural bleeding terjadi pada anak-anak &orang tua.


Anak-anak :tulang masih elastis.
Orang tua: tabula interna & duramater melekat sangat erat.
Laseratio:
Terjadi karena adanya osilasi otak: adanya akselerasi dan deselerasi.
Ada 2 macam:
1. Coup: lokasi perdarahan otak di tempat benturan(biasanya hematome kulit)
terjadi karena kepala terhantam benda tumpul.
2. Counter coup : Lokasi perdarahan otak terjadi berlawanan dengan tempat
benturan ,orang akan bergerak dengan kecepatan tinggi kemudian berhenti secara
tiba-tiba (terjadi osilasi otak).
Syarat terjadinya counter coup : kepala dalam keadaan bergerak / diam tetapi
bebas bergerak pada saat terjadi benturan.
Coup dan counter coup tidak bisa dibedakan keadaan otaknya kecuali
jikaotak masih belum dikeluarkan dari tulang tengkorak, jika memar pada otak
berlawanan dengan laserasi disebut contra coup. Keduanya sama dalam tingkat
keparahan dan beratnya. Tergantung karena kadang-kadang: ada coup,tidak ada
contra coup, ada countra coup,tidak ada coup, ada coup dan ada contra coup.

BAB II
PATOLOGI LUKA

BAB II
PATOLOGI LUKA

Definisi :
kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda
paksa dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.
Mekanisme :
Bila tubuh terkena trauma fisik atau mekanik, dapat mengakibatkan kerusakan.
Tubuh mempunyai batas kemampuan untuk mengatasi trauma tersebut, dengan
adanya daya lentur dari jaringan lunak atau kekuatan dari otot-otot rangka. Bila
traumanya melebihi batas kemampuan, maka terjadi luka yang dapat berupa :
penekanan, penarikan, torsi, pemutusan dan kerusakan jaringan. Hasil dari
kerusakan tersebut tidak hanya tergantung dari macamnya ruda paksa, akan tetapi
tergantung juga dari daerah mana yang terkena.
1. Kontusi / luka memar
Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit
dapat rusak atau tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna
merah kebiruan yang disebabkan oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah
ke jaringan ikat sekitarnya
Macam-macam memar :
a. Memar intradermal
b. Memar post mortem
c. Kicking (tendangan)

Perbedaan luka memar dan lebam mayat


Lokasi

Luka memar
Disegala bagian tubuh

Lebam mayat
Tempat-tempat tertentu

Abrasi & pembengkakan

Incisi

Darah

terdapat

diluar Darah

terdapat

dalam

pembuluh darah dan masuk pembuluh darah yang terlihat


Patologi anatomi

diantara jaringan

berupa titik-titik

Reaksi jaringan +

Reaksi jaringan -

2. Abrasi / luka lecet


Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit
sebelah luar sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian
kulit dibawahnya yang bisa berdarah atau tidak berdarah karena goresan,
gesekan dan persentuhan dengan benda (benda tumpul pada umumya)
Macam-macam abrasi:
a. Tangensial abrasions
b. Crushing abrasions
c. Fingernail abrasions (abrasi karena garukan kuku)
d. Pattern abrasions (abrasi yang membentuk sebuah pola)
e. Post mortem abrasions
3. Lacerasi / luka robek
Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda
tajam atau benda tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari
kulit dan jaringan dibawahnya
Macam-macam lacerasi
1) Pattern laceration (laserasi yang membentuk sebuah pola)
2) Blunt penetrating injuries (luka tembus karena benda tumpul)

Perbedaan luka iris dan luka retak


Sudut dan tepi luka

Luka iris
Tajam

Luka retak
Tak tajam

Permukaan luka

Rata

Tak rata

Jembatan jaringan

Memar/ lecet sekitar luka

Rambut

terpotong

Tercabut

4. Luka iris
Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan
luka pada bagian yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada
permukaan kulit, sedang kekuatan yang digunakan relatif ringan.
Sifat luka iris:
a. Ujung luka tajam
b. Tepi luka rata
c. Panjang luka lebih besar dari pada dalam luka
5. Incisi / luka tusuk
Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang
menembus kulit dan jaringan dibawahnya
Sifat luka tusuk:
a. Tepi luka rata dan ujung luka tajam
b. Lebar luka adalah ukuran maksimum dari lebar senjata
c. Panjang/ dalam luka adalah ukuran maksimum dari panjang senjata
d. Tepi luka pada otot akan mengecil karena otot akan mengerut pada luka
sesuai dengan serat otot
e. Luka yang melintang dari serat, bentuk luka akan terbuka
6. Luka bacok
Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak
berat dimana persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan
Sifat luka bacok :
a. Rata-linier ada flip jaringan
b. Tepi luka dapat rata / bergerigi tergantung jenis senjatanya

BAB III
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

BAB III
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

3.1

Vaginal Swab
Inspeksi genitalia eksterna dan kulit disekitarnya apakah terdapat
trauma dan bukti yang lain sebelum dilakukan pemeriksaan spekulum.
Inspeksi genitalia eksterna (perineum dan hymen) jika terdapat trauma,
noda-noda, dan debris kumpulkan dan letakkan dalam kantong plastik, beri
label dan segel.
Beberapa jenis posisi dapat digunakan untuk pemeriksaan genitalia
pada kejahatan seksual. Pemeriksaan korban harus senyaman mungkin,
posisi yang disarankan adalah posisi litotomi. Pemeriksaan dilakukan
menggunakan spekulum. Saat memasukkan spekulum, masukkan 2 jari
kedalam vagina dan ditekan kebawah sampai terjadi relaksasi otot.
Kemudian dimasukkan spekulum dalam posisi tertutup secara oblique
dengan sudut 45 derajat terhadap garis vertikal. Setelah itu diputar sampai
tegak lurus. Buka mulut spekulum dan pertahankan posisi tersebut dengan
menguncinya.
Untuk mengambil vaginal swab, masukkan dua kapas pada fornik
vagina, jika terdapat genangan cairan, spesimen dapat diperiksa dari
genangan tersebut. Spesimen tambahan dapat diperiksa dari ervik dan
dinding vagina dibelakang servik. Keringkan swab sebelum dimasukkan ke
dalam amplop. Kemudian berikan label dan dikirim ke laboratorium. Dapat
juga dilakukan pembuatan sample slide kaca untuk pemeriksaan
mikroskopis pada saat bersamaan.

3.2

Buccal Swab
Pengambilan sampel dari mukosa mulut bisa menggunakan teknik
buccal swab. Targetnya adalah sel epitel pipih berlapis (squamous epithelial
cells) yang bisa diperoleh dari mukosa di bukal, namun biasanya ada
sejumlah saliva yang juga terambil. Teknik buccal swab ini:
Sederhana dan tidak sakit

Mudah dilakukan sendiri


Donor lebih nyaman
Pengambilan swab dilakukan dengan cotton bud steril. Pertama kita

mencatat identitas donor atau memberi label nomer sampel. Pakai glove dan
hindari mengkontaminasi swab. Prosedur buccal swabnya kemudian:
a. Minta donor untuk berkumur dengan air (bila diperlukan*)
b. Lap satu sisi mukosa bukal dengan kain kasa steril (bila diperlukan*)
c. Aplikasikan ujung cotton bud dengan mantap di daerah mukosa 10 kali,
dengan sedikit memutar ujung cotton bud setiap kali melakukan swab
d. Ulangi langkahnya dari awal pada mukosa bukal di kontralateral
e. Biarkan kedua swab mengering di lingkungan bebas kontaminasi selama
paling tidak 30 menit
f. Masukkan kedua swab di pembungkus, kemudian masukkan ke
container yang sejuk, kering, bebas sinar UV.
g. Sampel siap dikirim ke laboratorium
h. (*) Berkumur sebelum mengambil sampel bertujuan untuk mengurangi
sisa makanan dan bahkan mengurangi kontaminasi dari sumber lain
(bakteri

atau

jamur, dll).

Mengelap

mukosa

juga membantu

membersihkan debris seperti plak.


3.3

Pengambilan Darah
a. Darah dari seseorang
1. Di ambil dengan spuit, setelah itu masukkan ke dalam tabung yang
mengandung EDTA +/- 1ml darah
2. Beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke laboratorium
b. Darah cair di TKP
1. Di ambil dengan spuit atau pipet kemudian masukkan ke taabung
yang mengandung EDTA
2. Bila membeku ambil dengan spaltel
3. Beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke laboratorium
c. Darah cair dalam air/salju/es
1. sesegera mungkin, ambil secukupnya dan masukkan dalam botol
2. Hindari kontaminasi, beri label, simpan atau kirim ke laboratorium

3.4

Pengambilan Urine
1. Bila sampel cair, masukkan ke dalam tempat steril. Beri label, simpan di
dalam pendingin atau kirim ke laboratorium
2. Bila sampel berupa bercak, dugaan noda di potong kemudian masukkan
ke dalam kantong kertas. Beri label dan kirim ke laboratorium

3.5

Pengambilan Muntahan atau Isi Lambung


a. Cara pengambilan bahan
Korban hidup : sisa makanan/minuman (muntahan)
Jenasah : Bahan dikelompokkan menjadi 3 bagian ;
Stasiun I : Lambung + isi, sebagian usus besar & halus
Stasiun II: Organ-organ masing-masing 500gr
Stasiun III: Organ Tractus Urogenital
b. Cara Pengawetan
Tanpa pengawet lebih baik, tapi yg sering dipakai alkohol 96%
Volume : 2/3 wadah
Pengawet lain : dry ice, es batu, Naf 1%
c. Cara Pengiriman
Syarat wadah : bahan gelas/plastik, mulut lebar & bersih (baru).
Tutup rapat, tepi dilapisi lilin (seal) & diikat oleh tali bersambung,
beri label-segel
Serta contoh bahan pengawet

3.6

Pengambilan Jaringan dan sampel Tulang


a. Jaringan, organ dan tulang segar
1. Ambil tiap bagian dengan pinset
2. Tiap item dalam wadah sendiri tanpa bahan pengawet
3. Diberi label
4. Simpan dipendingin, kemudian kirim ke laboratorium
b. Jaringan, organ dan tulang tak segar
1. Ambil tiap bagian dengan sarung tangan bersih
2. Tiap item dalam wadah sendiri tanpa bahan pengawet
3. Diberi label
4. Simpan di suhu kamar
5. Dipka dan dikirim ke laboratorium
Jaringan otot minimal jumlah 25 mg oleh karena DNA otot paling
sedikit,
Sedangkan aringan hati dan ginjal cukup 15 mg

3.7

Pengambilan Sampel Gigi


a. Cabut gigi yg masih utuh (tidak rusak)
b. Masukkan dalam kantong kertas
c. Beri label, dipak kemudian dikirim ke laboratorium

3.8

Pengumpulan dan Pengemasan Barang Bukti

Untuk kasus Forensik perlu dijaga keaslian bahan dan jangan sampai
rusak sehingga dapat diperiksa dengan baik, maka bahan tersebut harus
siperlakukan sebagai berikut:
a. Masukkan wadah berisi bahan pemeriksaan kedalam kotak kardus
b. Tempatkan wadah tersebut sedemikian rupa agar bahan-bahan cair tidak
tumpah
c. Jaga suhu dalam keadaan dingin, dengan pemberian dry ice atau
d.
e.
f.
g.
h.

masukkan dalam termos es


Bungkus kardus tersebut dengan rapi
Ikat kardus dengan tali tak bersambungan
Pada ikatan tali diberi labe dan disegel
Kemudian bungkus lagi dengan kertas bersih
Tulis alamat laboratorium yang dituju dan alamat pengirim jelas dan
lengkap

BAB IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG FORENSIK

BAB IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG/LABORATORIUM FORENSIK

4.1

Pengambilan Bercak Darah


a. Bercak Darah Basah
Dipakaian
1. Pakaian dengan noda diletakkan pada permukaan bersih dan
dikeringkan di udara.
2. Jangan letakkan paa tempat tertutup, keda udara atau tas
plastik. Akan menyebabkan bahan pemeriksaan menjadi basah
dan timbul bakter yang dapat merusak barang bukti.
3. Setelah kering masukkan kantong kertas/amplop
4. Beri label dan segera kirim ke laboratorium

Benda dengan bercak darah basah


1. Bila benda kecil biarkan kering di udara, kumpulkan
2. Pada benda besar dan tidak dapat dipindahkan, maka hisap
bercak tersebut dengan kain katun bersih kemudian keringkan
di udara
3. Masukkan dalam kantong kertas
4. Beri label dan segera kirim ke laboratorium

b. Bercak darah kering


Pada benda yang dapat dipindahkan, misal: senjata, kain, sprei
1. Kumpulkan benda tersebut
2. Tiap item masukkan dalam kantong kertas
3. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

Pada benda padat dengan permukaan tidak menyerap dan tidak


dapat dipindahkan, misal: lantai
1. Bercak dikerok dengan alat yang bersih
2. Masukkan dalam kantong kertas
3. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

Bercak darah kering pada benda besar yang tidak dapat


dipindahkan atau dipotong serta tidak dapat dikerok
1. Bercak dapat dilarutkan dengan kapas bersih yang telah
dbasahi dengan cairan salin steril atau air steril yang
digosokkan pada area bercak

2. Kapas dikeringkan di udara


3. Setelah kering masukkan dalam kantong kertas
4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

Bercak darah kering di karpet, alat rumah tangga atau pada benda
yang dapat dipotong
1. Potong bagian dengan bercak menggunakan alat bersih
2. Tiap potongan diberi label dan dipak
3. Sertakan again kontrol potongan benda yang tidak berbercak
4. Kirim ke laboratorium

Percikan darah kering


1. Seringkali sulit dipisahkan dengan permukaan benda
2. Gunakan cellotape, tempelkan pada percikan sehingga dapat
menempel
3. Masukkan cellotape dalam kantong plastik
4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium

4.2

Pemeriksaan Cairan Mani dan Sperma


a. Sperma cair
1. Hisap dengan semprit bersih (steril) atau pipet disposible
2. Pindahkan dalam tabung steril
3. Diberi label, simpan di pendingin
4. Dapat pula sperma cair diserap dengan kapas bersih, keringkan di
udara
5. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium
b. Bercak sperma pada benda yang dapat dipindah, misal: celana,
pakaian, speri, bantal, guling, dll.
1. Bila bercak masih basah keringkan di udara
2. Bila perlu benda yang berbecak dipotong
3. Masukkan ke dalam kantong kertas
4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium
c. Bercak sperma pada benda besar yang dapat dipotong, misal: karpey,
tempat tidur, kasur atau perkakas lain
1. Potong daerah berbercak dengan pisau atau gunting bersih
2. Masukkan tiap potongan dalam kantong kertas
3. Hindari kontaminasi
4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium
d. Bercak sperma pada benda yang tidak dapat dipindah dan permukaan
tidak menyerap, misal: lantai, logam kayu, dll.
1. Bercak dikerok dengan alat yang bersih
2. Letakkan kerokan pada kertas bersih dan lipatlah

3. Masukkan dalam kantong kertas


4. Beri label, dipak kemudian kirim ke laboratorium
e. Barang bukti sperma pada tubuh korban kejahatan seksual
1. Korban biasanya diperiksa di RS
2. Barang bukti dapat ditemukan di mulut, vagina, dan anus korban
3. Tiap item ditempatkkan pada wadah tersendiri, beri label
4. Dipak dan dikirim ke laboratorium
4.3

Histopatologi Forensik
a. Cara pengambilan bahan
1. Potong jaringan segar yang dicurigai dengan ukuran 3x2x0,5cm
2. Perlu diperhatikan: jangan ditekan, hindari terkena air
b. Cara Pengawetan
1. Sediakan wadah dan masukkan potongan jaringan
2. Usahakan jaringan jangan menekuk
3. Tambahkan larutan Formalin 10% sampai jaringan terendam
4. Wadah tutup rapat
5. Formalin 10% dibuat dari campuran 1 bagian commercial formalin
dengan 3 bagian volume air
c. Cara Pengiriman
1. Masukkan wadah/toples tadi pada kardus sedemikian rupa
2. ikat dengantali bersambung, beri label dan lengkapi surat-surat
3. Kirim ke PA

4.4

Fotografo Forensik
Fotografi forensik sering juga disebut sebagai forensik imaging.
Dimana merupakan suatu proses yang menghasilkan bentuk produksi dari
tempat kejadian atau tempat kecelakaan secara akurat untuk kepentingan
penyelidikan hingga pengadilan..
Fotografo forensik juga termasuk dalam upaya pengumpulan
barang bukti seperti tubuh manusia, tempat-tempat, dan setiap benda yang
terkait suatu kejahatan dalam bentuk foto yang dapat digunakan oleh
penyidik atau penyelidik yang dapat digunakan saat melakukan
penyidikan atau penyelidikan. Fotografi forensik dibagi menjadi:
Fotografi olah TKP
Fotografi teknik: sisik jari, blood spatter,pemeriksaan bercak darah

4.5

dengan luminol, bite marks, tire marks, shoeprint, dan memar


Fotografi otopsi
Test Getah Paru

Test ini dilakukan untuk mengetahui apakah korban sempat


bernapas di dalam air saat tenggelam. Caranya : paru-paru diletakkan
diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu kali dengan pisau posisi
tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan
pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan pada
alveoli dan ditutup dengan gelas penutup,diliat dibawah mikroskop,akan
didapatkan lumpur,pasir,telur cacing, diatome,alga, dll.
Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air
Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk
kedalam air/tidak sempat bernafas dalam air
Test getah paru dapat negatif bila airnya jernih sama dengan air minum,
terjadi spasme laring, vagal refleks,
4.6

Cara Mengambil Gas CO2 dari Sumur


Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :
1. Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex :
botol bir). Ikat leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali
cukup panjang
2. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur
yang mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah
dan leher botol diatas ). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.
3. Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan
meninggal (kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam
botol tumpah. Yaitu dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol
dan mengulur tali yang mengikat leher botol.
4. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol
akan vaccum sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.
5. Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara
botol dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa
terus kedalam botol (gas CO2 lebih berat daripada udara).
6. Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan

disegel.
Test CO2 ada dua yaitu :

a. Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru


dibuat atau larutan Ba(OH)2 pada botol yang berisis udara yang

diambil dari tempat sempel. Apabila terdapat endapan putih kapur dari
CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas CO2 positif
CaOH2+CO2
CaCO3+H2O
BaOH2+CO2
BaCO3+H2O
b. Kuantitatif :
Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)
Volumetri
(dengan
menitrasi
kelebihan
larutan

4.7

basa

CaOH2/BaOH2 dengan konsentrasi tertentu.


Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )

Alkali Dilution Test


Test ini dilakukan untuk korban mati yang mengalami keracunan gas CO.
Contohnya gas lampu, kebakaran. Sifat gas CO adalah tidak berbau,tidak
berwarna,lebih ringan dari udara. Pemeriksaan ini berguna untuk
membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau memang
meninggal karena terbakar.
Cara kerja :
Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan
tigas tetes darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II
dimasukkan tiga tetes darah korban. Kemudian keduanya diencerkan
dengan aquades sampai volume 15ml (hingga berwarna pink jernih).
Setelah tercampur secara homogen,kedua tabung reaksi diberi tiga tetes
larutan alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang terjadi.
Darah normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda
menjadi coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30 detik, karena
terbentuknya alkali hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II)
perubahan warna seperti diatas membutuhkan waktu lebih dari 30 detik
,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB lebih mudah mengikat CO dari
pada CO2 .
(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh
menghirup asap,perokok berat
(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring , vagal refleks

4.8

Emboli Lemak
Contoh kasus yan sering terjadi seorang anak yang dipukul terus
menerus menjadi sesak akhirnya mati atau patah tulang paha saat mau

dioperasi akhiranya meninggal karena sesak. Hal ini terjadi karena emboli
lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec. Fraktur tulang
panjang. Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit
seluruh punggung dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak
masuk kedalam pembuluh darah vena yang robek masuk kevena cava
superior atrium kananventrikel kananarteri pulmonaleDan
membuntu di paru-paru (alveoli). Korban meninggal karena kapiler paru
buntu dan terjadi asphiksia.
Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru jaringan
paru-paru diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzen
setion) dan kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat
dengan warna Sudan III kemudian dikirim ke PA. Pengiriman PA /
pengawetan: paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi menggunakan
dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan
alkohol/formalin karena lemak akan larut)
4.9

Emboli Udara Vena


Terjadi karena vena teriris (biasanya V. jugularis dileher) sehingga
udara masuk ke dalam pembuluh darah vena kemudian menuju ke jantung
kanan cab. Arteri pulmonale ke paru-paru menyebabkan sesak.
Korban meninggal karena kapiler paru buntu oleh udara sehingga terjadi
asphyxia. (jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100150 cc).
Cara pemeriksaannya dilakukan saat otopsi:
Kulit dinding thorax dibuka sternum dipotong pada proc. Xypoideus
setinggi ICS II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula
tidak terpotong ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik
dengan pinset tarik ujung-ujung potongan pericard seperti Y terbalik isi
dengan air sampai menggenang tusuk atrium kanan,ventrikel kanan,arteri
pulmonalis ada gelembung udara positif.

4.10

Emboli Udara Arteri

Otopsi sama dengan emboli udara vena. Hanya yang ditusuk


atrium kiri, ventrikel kiri dan aorta. Terjadi bila ada luka tembus paruparuemboliv pulmonalisatrium kiri ventrikel kiri aorta.
Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung
sampai terjadi asfiksi. Penyebab: Luka tusuk/tembus diparu-paru, Artifisial
pneumothorax, Pneumonectomy.
4.11

Pneumothorax
Adanya udara dalam rongga thorax
Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf I atau Y
setelah terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga
membentuk kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian
tusuk paru-paru diantara ICS2, test (+) bila ada gelembung udara
Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.

4.12

Test Apung Paru


Test apung paru adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak
apakah pernah hidup bernafas atau tidak. Caranya : ambil organ paruparu,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi air. Pada paru-paru
percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus, dipotong
menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga
ukuran terkecil dan diapungkan.
Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas
Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas

BAB V
FORENSIK KLINIK

BAB V
FORENSIK KLINIK

5.1

Pemeriksaan Selaput Darah


Prinsip dasar pemeriksaan ini adalah tidak boleh memasukkan apa
saja ke dalam liang vagina yang akan diperiksa baik berupa alat, jari atau
apapun. Karena bila dilakukan maka tindakan ini jelas saja akan merusak
hymen atau selaput darah yang akan diperiksa.
Posisi yang akan diperiksa seperti posisi orang akan melahirkan
(Lithotomy), bibir vagina (labia) dilebarkan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri, maka akan terlihat hymen. Jika masih belum terlihat
jelas maka jari telunjuk tangan kanan dimasukkan kedalam lubang anus
dengan sebelumnya diberi cairan lubrikan. Selanjutnya jari telunjuk yang
sudah masuk tadi mendorong ke depan hymen secara perlahan.
Kemudian dilihat tempat-tempat robekan serta dinilai robekannya
baru terjadi atau sudah lama. Tempat-tempat robekan di analogikan
dengan posisi angka jarum jam. Misalnya: Robekan lama pada jam 5, 7
dan 11.

5.2

Gambar 5.1 Beragam jenis selaput darah


Pemeriksaan Anus
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda kekerasan
seksual yang terdapat pada korban sodomi, berikut adalah caranya:
1. Atur posisi pasien, lebih baik dalam posisi tidur miring baik untuk
laki-laki maupun perempuan.
2. Kenakan sarung tangan sekali pakai

3. Inspeksi jaringan perianal dan palpasi kulit sekitarnya.


4. Dengan tangan tidak dominan, renggangkan bokong, lalu inspeksi area
anal untuk mengetahui karakteristik kulit, lesi. Perhatikan apakah
terdapat tanda-tanda kekerasan pada bagian ini.
5. Untuk melihat bagian dalam anus, oleh lubrikan pada jari telunjuk
yang sudah menggunakan sarung tangan, kemudian perlahan
masukkan ke dalam lubang anus. Perhatikan apakah terdapat nyeri
tekan
6. Perhatikan saat mengeluarkan tangan, apakah terdarapat darah/feses
yang menempel pada sarung tangan

Anda mungkin juga menyukai