Oleh:
I Kadek Agus Saputra S.Ked
09700123
BAB I
KUALIFIKASI LUKA
BAB I
KUALIFIKASI LUKA
Kualifikasi Luka
1. Luka yang tidak menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari atau luka ringan
2. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari atau luka ringan.
Luka berat ada 7 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Luka tusuk :
sisi kanan lebih tajam karena arah menjabutb tidak sama
dengan arah tusukan.
Luka tusuk dengan kedalaman 5 cm artinya panjang pisau > 5 cm.
Luka iris
Rata
Tajam/lancip
Rata
Tidak ada
Terpotong
Tidak ada
Luka retak
Tidak rata
Tidak tajam/tumpul
Tidak rata
Ada
Tercabut
Ada
Luka lecet:
Ante mortem
5. Epidural bleeding
6. Subdural bleeding
7. Sub arachnoid bleeding
8. Otak : contusio, commutio (gegar otak,/tidak ada kelainan) laseratio.
BAB II
PATOLOGI LUKA
BAB II
PATOLOGI LUKA
Definisi :
kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda
paksa dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.
Mekanisme :
Bila tubuh terkena trauma fisik atau mekanik, dapat mengakibatkan kerusakan.
Tubuh mempunyai batas kemampuan untuk mengatasi trauma tersebut, dengan
adanya daya lentur dari jaringan lunak atau kekuatan dari otot-otot rangka. Bila
traumanya melebihi batas kemampuan, maka terjadi luka yang dapat berupa :
penekanan, penarikan, torsi, pemutusan dan kerusakan jaringan. Hasil dari
kerusakan tersebut tidak hanya tergantung dari macamnya ruda paksa, akan tetapi
tergantung juga dari daerah mana yang terkena.
1. Kontusi / luka memar
Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit
dapat rusak atau tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna
merah kebiruan yang disebabkan oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah
ke jaringan ikat sekitarnya
Macam-macam memar :
a. Memar intradermal
b. Memar post mortem
c. Kicking (tendangan)
Luka memar
Disegala bagian tubuh
Lebam mayat
Tempat-tempat tertentu
Incisi
Darah
terdapat
diluar Darah
terdapat
dalam
diantara jaringan
berupa titik-titik
Reaksi jaringan +
Reaksi jaringan -
Luka iris
Tajam
Luka retak
Tak tajam
Permukaan luka
Rata
Tak rata
Jembatan jaringan
Rambut
terpotong
Tercabut
4. Luka iris
Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan
luka pada bagian yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada
permukaan kulit, sedang kekuatan yang digunakan relatif ringan.
Sifat luka iris:
a. Ujung luka tajam
b. Tepi luka rata
c. Panjang luka lebih besar dari pada dalam luka
5. Incisi / luka tusuk
Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang
menembus kulit dan jaringan dibawahnya
Sifat luka tusuk:
a. Tepi luka rata dan ujung luka tajam
b. Lebar luka adalah ukuran maksimum dari lebar senjata
c. Panjang/ dalam luka adalah ukuran maksimum dari panjang senjata
d. Tepi luka pada otot akan mengecil karena otot akan mengerut pada luka
sesuai dengan serat otot
e. Luka yang melintang dari serat, bentuk luka akan terbuka
6. Luka bacok
Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak
berat dimana persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan
Sifat luka bacok :
a. Rata-linier ada flip jaringan
b. Tepi luka dapat rata / bergerigi tergantung jenis senjatanya
BAB III
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
BAB III
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
3.1
Vaginal Swab
Inspeksi genitalia eksterna dan kulit disekitarnya apakah terdapat
trauma dan bukti yang lain sebelum dilakukan pemeriksaan spekulum.
Inspeksi genitalia eksterna (perineum dan hymen) jika terdapat trauma,
noda-noda, dan debris kumpulkan dan letakkan dalam kantong plastik, beri
label dan segel.
Beberapa jenis posisi dapat digunakan untuk pemeriksaan genitalia
pada kejahatan seksual. Pemeriksaan korban harus senyaman mungkin,
posisi yang disarankan adalah posisi litotomi. Pemeriksaan dilakukan
menggunakan spekulum. Saat memasukkan spekulum, masukkan 2 jari
kedalam vagina dan ditekan kebawah sampai terjadi relaksasi otot.
Kemudian dimasukkan spekulum dalam posisi tertutup secara oblique
dengan sudut 45 derajat terhadap garis vertikal. Setelah itu diputar sampai
tegak lurus. Buka mulut spekulum dan pertahankan posisi tersebut dengan
menguncinya.
Untuk mengambil vaginal swab, masukkan dua kapas pada fornik
vagina, jika terdapat genangan cairan, spesimen dapat diperiksa dari
genangan tersebut. Spesimen tambahan dapat diperiksa dari ervik dan
dinding vagina dibelakang servik. Keringkan swab sebelum dimasukkan ke
dalam amplop. Kemudian berikan label dan dikirim ke laboratorium. Dapat
juga dilakukan pembuatan sample slide kaca untuk pemeriksaan
mikroskopis pada saat bersamaan.
3.2
Buccal Swab
Pengambilan sampel dari mukosa mulut bisa menggunakan teknik
buccal swab. Targetnya adalah sel epitel pipih berlapis (squamous epithelial
cells) yang bisa diperoleh dari mukosa di bukal, namun biasanya ada
sejumlah saliva yang juga terambil. Teknik buccal swab ini:
Sederhana dan tidak sakit
mencatat identitas donor atau memberi label nomer sampel. Pakai glove dan
hindari mengkontaminasi swab. Prosedur buccal swabnya kemudian:
a. Minta donor untuk berkumur dengan air (bila diperlukan*)
b. Lap satu sisi mukosa bukal dengan kain kasa steril (bila diperlukan*)
c. Aplikasikan ujung cotton bud dengan mantap di daerah mukosa 10 kali,
dengan sedikit memutar ujung cotton bud setiap kali melakukan swab
d. Ulangi langkahnya dari awal pada mukosa bukal di kontralateral
e. Biarkan kedua swab mengering di lingkungan bebas kontaminasi selama
paling tidak 30 menit
f. Masukkan kedua swab di pembungkus, kemudian masukkan ke
container yang sejuk, kering, bebas sinar UV.
g. Sampel siap dikirim ke laboratorium
h. (*) Berkumur sebelum mengambil sampel bertujuan untuk mengurangi
sisa makanan dan bahkan mengurangi kontaminasi dari sumber lain
(bakteri
atau
jamur, dll).
Mengelap
mukosa
juga membantu
Pengambilan Darah
a. Darah dari seseorang
1. Di ambil dengan spuit, setelah itu masukkan ke dalam tabung yang
mengandung EDTA +/- 1ml darah
2. Beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke laboratorium
b. Darah cair di TKP
1. Di ambil dengan spuit atau pipet kemudian masukkan ke taabung
yang mengandung EDTA
2. Bila membeku ambil dengan spaltel
3. Beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke laboratorium
c. Darah cair dalam air/salju/es
1. sesegera mungkin, ambil secukupnya dan masukkan dalam botol
2. Hindari kontaminasi, beri label, simpan atau kirim ke laboratorium
3.4
Pengambilan Urine
1. Bila sampel cair, masukkan ke dalam tempat steril. Beri label, simpan di
dalam pendingin atau kirim ke laboratorium
2. Bila sampel berupa bercak, dugaan noda di potong kemudian masukkan
ke dalam kantong kertas. Beri label dan kirim ke laboratorium
3.5
3.6
3.7
3.8
Untuk kasus Forensik perlu dijaga keaslian bahan dan jangan sampai
rusak sehingga dapat diperiksa dengan baik, maka bahan tersebut harus
siperlakukan sebagai berikut:
a. Masukkan wadah berisi bahan pemeriksaan kedalam kotak kardus
b. Tempatkan wadah tersebut sedemikian rupa agar bahan-bahan cair tidak
tumpah
c. Jaga suhu dalam keadaan dingin, dengan pemberian dry ice atau
d.
e.
f.
g.
h.
BAB IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG FORENSIK
BAB IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG/LABORATORIUM FORENSIK
4.1
Bercak darah kering di karpet, alat rumah tangga atau pada benda
yang dapat dipotong
1. Potong bagian dengan bercak menggunakan alat bersih
2. Tiap potongan diberi label dan dipak
3. Sertakan again kontrol potongan benda yang tidak berbercak
4. Kirim ke laboratorium
4.2
Histopatologi Forensik
a. Cara pengambilan bahan
1. Potong jaringan segar yang dicurigai dengan ukuran 3x2x0,5cm
2. Perlu diperhatikan: jangan ditekan, hindari terkena air
b. Cara Pengawetan
1. Sediakan wadah dan masukkan potongan jaringan
2. Usahakan jaringan jangan menekuk
3. Tambahkan larutan Formalin 10% sampai jaringan terendam
4. Wadah tutup rapat
5. Formalin 10% dibuat dari campuran 1 bagian commercial formalin
dengan 3 bagian volume air
c. Cara Pengiriman
1. Masukkan wadah/toples tadi pada kardus sedemikian rupa
2. ikat dengantali bersambung, beri label dan lengkapi surat-surat
3. Kirim ke PA
4.4
Fotografo Forensik
Fotografi forensik sering juga disebut sebagai forensik imaging.
Dimana merupakan suatu proses yang menghasilkan bentuk produksi dari
tempat kejadian atau tempat kecelakaan secara akurat untuk kepentingan
penyelidikan hingga pengadilan..
Fotografo forensik juga termasuk dalam upaya pengumpulan
barang bukti seperti tubuh manusia, tempat-tempat, dan setiap benda yang
terkait suatu kejahatan dalam bentuk foto yang dapat digunakan oleh
penyidik atau penyelidik yang dapat digunakan saat melakukan
penyidikan atau penyelidikan. Fotografi forensik dibagi menjadi:
Fotografi olah TKP
Fotografi teknik: sisik jari, blood spatter,pemeriksaan bercak darah
4.5
disegel.
Test CO2 ada dua yaitu :
diambil dari tempat sempel. Apabila terdapat endapan putih kapur dari
CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas CO2 positif
CaOH2+CO2
CaCO3+H2O
BaOH2+CO2
BaCO3+H2O
b. Kuantitatif :
Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)
Volumetri
(dengan
menitrasi
kelebihan
larutan
4.7
basa
4.8
Emboli Lemak
Contoh kasus yan sering terjadi seorang anak yang dipukul terus
menerus menjadi sesak akhirnya mati atau patah tulang paha saat mau
dioperasi akhiranya meninggal karena sesak. Hal ini terjadi karena emboli
lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec. Fraktur tulang
panjang. Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit
seluruh punggung dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak
masuk kedalam pembuluh darah vena yang robek masuk kevena cava
superior atrium kananventrikel kananarteri pulmonaleDan
membuntu di paru-paru (alveoli). Korban meninggal karena kapiler paru
buntu dan terjadi asphiksia.
Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru jaringan
paru-paru diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzen
setion) dan kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat
dengan warna Sudan III kemudian dikirim ke PA. Pengiriman PA /
pengawetan: paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi menggunakan
dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan
alkohol/formalin karena lemak akan larut)
4.9
4.10
Pneumothorax
Adanya udara dalam rongga thorax
Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf I atau Y
setelah terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga
membentuk kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian
tusuk paru-paru diantara ICS2, test (+) bila ada gelembung udara
Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.
4.12
BAB V
FORENSIK KLINIK
BAB V
FORENSIK KLINIK
5.1
5.2