- Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari
temporal, diikuti seluruh tubuh,
penderita merasa capek dan
sering tertidur. Bila penderita
bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan pekerjaan biasa
DAUR SIKLUS :
Falciparum : 24, 36, 48 jam
Vivax : 48 jam
Ovale : 48 jam
Malariae : 72 jam
PF Secara umum : FASE LEPTOSPIRAEMIA : SECARA UMUM : MINGGU 1 : Demam
- Demam - Demam - Demam MINGGU 2 :
- Hepatomegali - Konjungtiva suffusion - Konjungtiva pucat - Demam
- Tanda-tanda perdarahan - Rash berbentuk makular, - Ikterik - Bradikardia relatif
(rumpleleed + (> 10)) makulopapular atau urtikaria - Hepatomegali - Lidah tifoid
- Pada DBD dapat - Splenomegali - Splenomegali - Hepatomegali
dijumpai asites dan efusi - Hepatomegali - Splenomegali
pleura - Limfadenopati KHAS PADA MALARIA TTT - Meterorismus
- Pada DSS disertai FASE IMUN : : - Gangguan kesadaran
penurunan tekanan - Ikterik - Falciparum : gejala GIT, - Roseola (pada orang Indo
darah <20mmHg, nadi - Epistaksis tanda anemia, ikterus, gejala jarang ditemukan)
yang cepat dan lemah, - Petekie serebral, tanda edema paru,
kulit dingin dan gelisah tanda hipoglikemi
- Nyeri tekan otot betis
- Tanda meningitis - Vivax : tanda anemia, 5 tanda mayor
splenomegali - Lidah tpoid
- Ovale : sama dengan vivax - Bradikardi bradikardi
- Malariae : splenomegali, - Demam 7 hari
tanda sindroma nefrotik - Abdominal discamfort
- somnolen
TANDA MALARIA BERAT -
(Pernicious manifestation):
- Malaria cerebral (penurunan
kesadaran)
- Tanda asidosis
- Anemia berat
- Tanda gagal ginjal akut
(urine output turun, kreatinin
naik)
- Edema paru
- Tanda hipoglikemia
- Tanda syok
- Perdarahan spontan
PP Secara Umum : - Darah rutin (leukositosis/ - Darah tepi (darah tebal, Darah rutin :
Darah rutin : normal/ sedikit menurun hapusan darah tipis), - leukopenia/leukositosis/N
- Trombositopeni dengan neutrofilia, - Darah rutin - Anemia ringan
- Peningkatan hematokrit peningkatan LED), - Tes Serologi (IFA) - Trombositopenia
- Protombin time trombositopenia - Pemeriksaan cepat --> - Aneosinofilia
memanjang - Urinalisis : proteinuria, ICT(Imunocromatograpictes - Limfopenia
- NS1hari 1-3 leukosituria, cast ) - Peningkatan LED
- IgM dengue + IgG - LFT : bilirubin direk - Foto Thorax LFT :
dengue hari ke 4 meningkat tanpa peningkatan - Peningkatan SGOT/SGPT
DD : OT/PT
- Leukopenia (<5000) - Ginjal : ureum, kreatinin
- Penurunan hematokrit
>20%
DX - Rumple leed Serologi : MAT (microscopic - Pemeriksaan sediaan darah - Uji Widal >o 1/320
- NS1 agglutination test), PCR, tebal dan tipis untuk H 1/640 ATAU DIULANG
- IgM anti dengue mikroskop lapang pandang gelap menentukan ada tidaknya LAGI NANTI
- IgG anti dengue spesies, stadium dan - Uji Tubex
DEFINISI KASUS kepadatan - Uji Typhidot
1. Kasus Suspect - Diagnostik cepat (Rapid - Uji IgM Dispstick
Demam akut >38,5 dannyeri diagnostic test) yaitu HRP-2, - Kultur salmonella ( px.pasti)
kepala-malaise dan atau aldolase, p-LDH)
conjunctival suffusion dan ada - Malaria berat : kimia darah, DEFINISI KASUS
riwayat kontak dg lingkungan ekg, foto thorax, urinalisis, 1. Suspect : gejala klinis
yang terkontaminasi analisis cairan 2. Probable : Gejala klinis +
2. Kasus Probable serebrospinalis gambaran lab
Pada PPK 1
Kasus suspect dengan 2 gejala
di bawah ini :
- Nyeri betis
- Batuk dengan/tanpa darah
- Sesak nafas
- Ikterik
- Manifestasi perdarahan
- Iritasi meningeal
- Anuria-oliguria dan atau
proteinuria
- Aritmia jantung
3. Kasus Confirmed
- Kasus suspect/probable
disertai dengan salah satu
hasil lab di bawah ini :
- Kultur (+) darah/urine
- PCR (+)
- Serokonversi MAT dari (-)
menjadi (+)/ titer naik 4x dari
awal
- Titer MAT >320
TERAPI Secara umum : - Suportif: atasi dehidrasi, ACT (Artemisinin Base - Tirah baring
- Tirah baring hipotermi, perdarahan, gagal Combination Therapy) - Diet lunak
- Pemberian cairan ginjal - Artesdiaquin (Artesunat 50 - Terapi suportif (antipiretik,
- Medikamentosa - Terapi antibiotik : mg, Amodiakuin 200 mg) antiemetik, cairan adekuat)
simtomatik a) Leptospirosis ringan selama 3 hari - Antibiotik :
- Antibiotik jika ada Doksisiklin 2x100 mg, - Artekin diberi 4 tablet. a) Kloramfenikol 4x500 mg
infeksi sekunder Ampisilin 4x500 mg, (Dihidroartemisinin 40 mg, hingga 7 hari bebas
Amoksisilin 4x500 mg piperakuin 320 mg) selama 3 demam
b) Leptospirosis hari b) Tiamfenikol 4x500mg
sedang/berat : Penisilin G - Coartem (Artemeter 20 mg, c) Kotrimoxazole 2x2 tablet
1,5 juta unit/ 6 jam IV, lumefantrine 120 mg) selama selama 2 minggu (1 tablet
(karena ada reaksi jaris 3 hari mengandung 400 mg
c) ampisilin 1 gram/6 jam Konvensional : klorqouin sulfametoksazol dan 80
IV, amoksisilin 1 gram/6 Kalau pasien tidak sadar : mg trimetoprim)
jam IV inj.artesunat sampai sadar. d) Ceftriaxon 3-4gr dalam
d) Kemoprofilaksis : PROFILAKSIS dextrose 100 cc diberikan
doksisiklin 200 - Malarone (Atovaquone- selama ½ ja per infus 1x1
mg/minggu proguanil) : diberikan 1-2 selama 3-5 hari
Penisilin : bisa memicu jarisch hari sebelum dan 1 minggu e) Ciprofloxacin 2x500 mg
herxheimer ( gejala detoksifikasi sesudah selama 6 hari
kuman mati mengeluarkan - Doksisiklin : setiap f) Azitromisin 2x500 mg
endotoksin-->gejala : demam, hari..Diberikan 1-2 hari
hipotensi, sakitkepala, takikardi) sebelum dan 4 minggu
sesudah
- Kloroquine :3x1 Diberikan 1
minggu sebelum dan 4
minggu sesudah
- Meflokuin : Diberikan 2-3
minggu sebelum dan 4
minggu sesudah
- Bila resisten dengan
klorokuin berikan
doksisiklin 100 mg/hari atau
mefloquin 250 mg/minggu
atau klorokuin 2
tablet/minggu ditambah
proguanil 200mg/hari
- Malaria ibu hamil > kina
Patofisiologi demam malaria Nyamuk Anopheles betina menggigit manusia
Melepaskan sporozoit dari air liurnya ke pembuluh darah
½ jam – 1 jam sebagian sporozoit msk ke hati dan sisanya mati karena proses fagositosis
Tropozoit (dlm)
Eritrosit berparasit ( EP )
Stadium I :
24 jam I tropozoit berubah menjadi bentuk ring / stadium cincin
( P. Falciparum = bentuk stereo headphone )
Stadium II :
24 jam II stadium matur Sitoadhe ren
EP matur Sekuestrasi
Rosetting
Sitokin
Membentuk skizont
Zigot
Ookinet ( lebih bergerak )
Menembus dinding lambung
Ookista
Mengeluarkan Sporozoit
Migrasi ke kelenjar ludah
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, 2006.Parasitologi Kedokteran
Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria:
Serangan primer : keadaan mulai dari akhir masa inkubasi & mulai terjadi serangan paroksimal yang terdiri dari dingin/menggigil, panas &
berkeringat. Serangan paroksimal ini dapat pendek atau panjang tergantung dari perbanyakan parasit dan keadaan
immunitas penderita.
relaps Atau disebut rechute :
berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari waktu diantara serangan periodic dari infeksi primer
yaitu setelah periode yang lama dari masa latent (sampai 5thn), biasanya terjadi karena infeksi tidak sembuh/oleh bentuk
diluar eritrosit (hati) pada malaria vivax/ovale
Recrudescense berulangnya gejala klinik atau parasitemia dalam masa 8minggu sesudah berakhirnya serangan primer. Recrudescense
dapat terjadi berupa berulangnya gejala klinik sesudah oeriode laten dari serangan primer
rekurens berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya serangan primer
laten periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya infeksi malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan
paroksimal.
Terapi malaria
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian ACT. Pemberian kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan
mencegah resistensi. Malaria tanpa komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat
dilanjutkan dengan ACT oral. Di samping itu diberikan primakuin sebagai gametosidal dan hipnozoidal.
Dihidroart
emisinin-
Tabel 1.
Pengobatan Malaria falsiparum menurut berat badan dengan DHP dan Primakuin
Tabel 2.
Pengobatan Malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP dan Primakuin
Catatan :
Sebaiknya dosis pemberian DHP berdasarkan berat badan, apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian
obat dapat berdasarkan kelompok umur.
a. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat
badan.
b. Apabila pasien P.falciparum dengan BB >80 kg datang kembali dalam waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan
Darah masih positif P.falciparum, maka diberikan DHP dengan dosis ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.
Catatan :
a. Sebaiknya dosis pemberian obat berdasarkan berat badan, apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat
dapat berdasarkan kelompok umur.
b. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan pada tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat
badan.
c. Untuk anak dengan obesitas gunakan dosis berdasarkan berat badan ideal.
d. Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil.
PENGOBATAN MALARIA PADA IBU HAMIL
Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan
Primakuin.
Tabel 4.
Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks pada ibu hamil
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien malaria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
Sebelum dirujuk berikan artesunat intramuskular (dosis 2,4mg/kgbb)
Catatan :
1) Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi jantung dan dapat menimbulkan kematian.
2) Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.
C. Pengobatan malaria berat pada ibu hamil
Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan dengan memberikan artesunat injeksi atau kina HCl drip intravena.
Gejala Skor
Demam febris ≥ 7 hari 2
Bradikardi relative 2
Kesadaran menurun 2
Splenomegali 2
Distensi abdomen 2
Roseola 1
Lidah tifoid 1
Hepatomegali 1
Nyeri abdomen 1
Gangg GIT lain 1
Gejala klinis ≥ 10 + tifoid
Gejala Skor
Demam < 1 minggu 1
Sakit kepala 1
Lemah 1
Mual 1
Nyeri perut 1
Anoreksia 1
Muntah 1
Gangguan motilitas 1
Insomnia 1
Hepatomegali 1
Splenomegali 1
Demam > 1 minggu 2
Bredikardi relative 2
Lidah tifoid 2
Melena 2
Gangguan kesadaran 2
Skor 1-20, semakin tinggi skor semakin mendukung demam tifoid. Penilaian klinis suspek demam tifoid skor ≥ 8.
REMATIK
ANAMNESIS Nyeri sendi yang bertambah Nyeri dan kekakuan sendi Gejala inflamasi (Eritem,
saat beraktivitas dan berkurang berkurang dengan aktivitas nyerihebat, pembengkakan dan
dengan istirahat Pembengkakan dan nyeri sendi peningkatan suhu padasendiyg
Kekakuan sendi menetap dan pagi hari sekurang-kurang nya 1 terkena) -->sulitberjalan.
bertambah berat jam. Riwayat konsumsi makanan
Pada pasien usia tua/ >50 Terkadang hilang timbul tinggi purin
tahun. Usia 20-45 th / wanita muda Riwayat jarang minum air putih
Nyeridan kekakuan sendi Wanita>Laki-laki Obesitas
setelahimobilisasi lama Riwayat RA pada keluarga dekat Penyakit gagal ginjal kronis
(Timbul saat bangun pagi Nyeri tiba2
nyeri<20 menit)
PF - Gangguan ROM Manifestasi artikular Stadium artritis gout akut
- Krepitasi pada persendian yang Reversible ditemukan :
terkena - Ditemukan tanda sinovitis Peradangan monoartikular
- Perubahan gaya berjalan, :kemerahan, Bengkak, Panas, unilateral
gangguan fungsi sendi maupunnyeri. Kesulitan dalam aktivitas
- Pembengkakan sendi asimetris - Berkurangnya lingkup gerak sendi Dapat timbul gejala sistemik
- Tanda inflamasi akut sendi : interphalang) PIP, simetris Lokalisasi : sendi MTP-1, bisa juga
Irreversible di sendi kecil ekstremitas yang
peningkatan suhu, nyeri tekan,
Tanda sesuai predileksi sendi lain
gangguan gerak, kemerahan
Vertebra cervical : kekakuan Monoartritis
- Predileksi: Terutama sendi b
leher, subluksasi, gangguan Predileksipersendian
esar yang menumpu berat
stabilitas sendi metatarsophalangeal 1
badan ex: lutut, panggul,
Gelang bahu : Berkurang lingkup Stadium artritis gout kronik
- tangan: CMC,PIP,DIP,
gelang sendi, Frozen shoulder Seperti artritis gout akut,
asimetris
syndrome namun jumlah sendi yang
- NODUL DI OA namana Nodul
Siku : Parestesia digiti IV, V dan terkena dapat bertambah
bokat paralisis fleksor digiti V banyak
Tangan : swan neck deformities, Stadium gout kronis bertofus
boutunniere, CTS Serangan poliartikular disertai
Panggul : keterbatasan ROM tofus terutama pada sendi yang
Nodul di RA : NODUL sering serangan
RHEMATOID
Manifestasi Ekstraartikular
Kulit : nodul reumatoid, purpura
Mata : keratokonjungtivitis sicca,
skleritis
THT : xerostomia, Nyeri
tenggorokan
Sist. Respirasi : nyeri
tenggorokan, nyeri telan
Sist. Kardiovaskular : perikarditis,
penyakit jantung sistemik,
miokarditis
Sistem GI : vaskulitis
Sistem UG : nefropati
membranosa
Sist. Saraf : mielopati, neuropati
PP - Radiologi : rontgen sendi, Darah perifer : anemia, Px.laborat : serum uratdarah,
artroskopi, artrografi (celah trombositosis, peningkatan LED & asamuraturin 24 jam
sendi menyempit, ditemukan CRP. Px.analisiscairansendi
kista pada tulang, sklerosis Analisis cairan sendi inflamasi: Temuankristal monosodium urat
subkondral, osteofit di sekitar leukosit 5000-50000/µL, PMN Kondisiinflamasi ( leuko 5 rb - 8
sendi) >50%, protein meningkat, glukosa rb/mm)
- Laboratorium darah : Tidak menurun, kristal (-), kultur bakteri (-) Px.radiologi : tdk spesisfik pada
ditemukan abnormalitas pada RF (+) kondis awal penyakit, soft tissue
px imunologi Erosi sendi swelling pd sekitar sendi
Predileksi : phalang metatarsal 1
DX 1. Kriteria OA sendilutut Menurut ARA (AmericanRheumatism Menurut American College Of
Berdasar gejala& lab : nyerilutut Association,1987), diagnosis RA dpt Reumatology (ACR) 1977:
+ min 5 dari 9 kriteria : ditegakkan apabila 4 dari 7 kriteria: Ditemukan kristal monosodium urat
Usia> 50 th pada cairan sendi
Kekakuan< 30 menit Morning Stiffness > 1 jam Terdapat tofus berisi kristal
Krepitus Artritis pada 3 sendi atau lebih. monosodium urat
Bony tenderness Artritis pada sendi tangan atau Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis,
Pembengkakantulang pergelangan tangan. laboratoris, dan radiologis sebagai
No palpable warmth Pembengkakan sendi yg simetris. berikut :
LED < 40 mm/jam Nodul subkutan a. Terdapat lebih dari satu kali serangan
Reumatoid factor < 1:40 Faktor serum rematoid (+) arthritis akut
SF OA Perubahan gambaranRadiologi : b. Inflamasi maksimal terjadi dalam
Berdasar gejala&radiologi : adanya erosi / dekalsifikasi tulang yg waktu 1 hari
nyerilutut + min 1 dari 3 kriteria berlokasi pada sendi atau daerah yg c. Arthritis monoartikuler
Usia> 50 th berdekatan dengan sendi d. Kemerahan pada sendi
Kekakuan< 30 menit DX ditegakkan apabila ditemukan e. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
Krepitus setidaknya kriteria 1-4 yang dialami f. Arthritis unilateral yang melibatkan
±osteofit minimal 6 minggu. MTP-1
Berdasar gejala klinis : nyeri lutut g. Arthritis unilateral yang melibatkan
+ min 3 dari 6 kriteria sendi tarsal
Usia> 50 th h. Kecurigaan terhadap adanya tofus
Kekakuan< 30 menit i. Pembengkakan sendi yang asimetris
Krepitus (radiologis)
Bony tenderness j. Kista subkortikal tanpa erosi
Pembengkakan tulang (radiologis)
No palpable warmth k. Kultur mikroorganisme negative
2. Kriteria OA sendi tangan pada cairan sendi
Nyeri atau kekakuan di sendi
tangan + 3/4 dari GK berikut :
Pembengkakan jar.lunak pd
2/lebihsendi DIP
Pembengkakan<dari 3 sendi
MCP
Pembengkakanjar.keras min 2
sendi DIP
Deformitas min 1 dr 10
senditertentu
3. Kriteria OA sendi panggul
Nyeri pinggang & min 2 dr 3
gejalaberikut :
LED > 20 mm/jam
Px.radiografi femoral : osteofita
setabulum
Penyempitan celah sendi pada
px.radiografi ( superior, aksila,
danatau medial )
TERAPI Medikamentosa Tujuan Terapi : Pengobatan gout arthritis akut bertujuan
SYSDOA= SymptomModifying o Menghilangkan Inflamasi menghilangkan keluhan nyeri
Drugs for OA o Cegah deformitas sendi,
1.Analgetik o Mengembalikan fungsi mencegah serangan berulang,
Analgesik oral sendi mencegah komplikasi akibat
OAINS non spesifik o Cegah destruksi jaringan deposisi kristal monosodium
a. Kondro degeneratif : lebih lanjut. urat di sendi dan organ lain
ex: indometasin,aspirin, Mengatasi kondisi terkait gout
ibuprofen dan naproksen. Tx.medikamentosa seperti obesitas,
b. Kondronetral :diklofenak. OAINS hipertrigliseridemia, hipertensi
c. Kondroprotektif : Diberi sejak awal munculnya Terdiri atas 2 tahap :
piroksikam,as.tioprofenat gejala inflamasi Tahap 1: Hilangkan keluhan nyeri
Analgetik yang dapat digunakan : OAINS tidak melindungi sendi dan peradangan
parasetamol, ibuprofen, capsaisin, kerusakan rawan sendi dan Kolkisin 0,5-0,6 mg setiap 2 jam
tramadol,propoxifen dan naproxenJgn tulang dari proses destruksi ( menghambat migrasi granulosist
lupa berikan gastroprotektor . DMARDs ke daerah radang )
Sulfasalazin 1x500 mg/hr obat OAINS : Indometasin
Analgetik topikal : Gel natrium MTX7,5-10 mg/minggu (IV) 150-200 mg/hr slm 2-3 hr
diklofenak 1% Klorokuin fosfat 250 mg/hr atau Kortikosteroid : prednison 20-40
OAINS Cox-2 Inhibitor: hidroksi klorokuin 400 mg/hr mg/hr, tapering off dalam 1-2
celecocib (celebrek) Leflunomid 100 mg/hr minggu
Agen biologik Tahap 2 : Jaga kadar asam urat
3.Kondroprotektor Agent ( 4-6 bln )ex Kortikosteroidsistemik darah agar selalu DBN
: Glukosamin Sulfat, Kondroitin Urikosurik : Probenecid 0,5 g/
Sulfatdan Hyaluronic Acid Terapi bedah orthopedi hari (ESO pembentukan kristal urat
( rekonstitusi cairan sinovial) Terapi orthotic di urin dan deposisi as. Urat)
Penghambat xantin oksidase :
B.DMOADs = Disease Modifying OA allopurinol. Dosis maksimal
Drugs.digunakan untuk mengurangi pemberian 800 mg/hari (ESO
progress penyakit. sindrom dispepsia, nyeri kepala,
diare, pruritic papular rash, dan
DMOADs msh dlm tahap penelitian, kemungkinan hipersensitivitas)
but ada bbrp yg potensial :
- Tetrasiklin Obat penurun asam urat penurun asam
- Glycosaminglycan urat seperti
- Pentosan Polisulfat. alupurinol 800 mg/hr
Menurunkan kadar urat serum dan
Bedah urin dengan cara menghambat
a) Arthroscopic pembentukan asam urat (hambat
debridement xanthin oxidase)
b) Joint lavage Urikosurik 0,5 g/hr
c) Osteotomy Meningkatkan ekskresi urat pada
d) Arthroplasty sendi total urin
Pada fase akut tdk boleh diberikan
Non medikamentosa alupurinol : karena akan merangsang
Edukasi penurunan asam urat-->merangsang
Fisioterapi dan Rehabilitasi mobilisasias.urat sehingga terjadi