Anda di halaman 1dari 19

Demam Tifoid

Pembimbing:
dr. Achnes Pangaribuan, M.Biomed, Sp.PD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Periode 30 Mei – 06 Agustus 2022
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
DEFINISI
• Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Salmonella enterica serovar typhi (S. typhii).
• Salmonella enterica serovar paratyphi A, B, dan C juga dapat
menyebabkan infeksi yang disebut demam paratifoid. Demam
tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam demam enterik.
• Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik adalah
demam tifoid.
DEMAM TIFOID

Menyerang sistem pencernaan manusia


yang disebabkan oleh Salmonella typhii
dengan gejala demam 1 minggu atau
lebih, disertai gangguan pada saluran
cerna dan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran
MORFOLOGI
- Gram negatif
- Enterobacteriaceae
- Batang pendek
- Kebanyakan ber-flagella
- Tidak berspora
- Kebanyakan berkapsul
Epidemiologi
Insidensi tergolong Insidens tergolong
tinggi: sedang:
Awal abad ke-20:
USA & Eropa ↓ • Asia Tengah
• Afrika
• Asia Selatan
• Amerika latin
• Asia Tenggara
• Oceania
• Afrika Selatan

Indonesia:
- Paling banyak usia 3-19 tahun
- Berkaitan dengan Rumah Tangga
Patogenesis
Patogenesis

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata K M, Setiyohadi B, Syam AF, editors.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 549–557 p.
Manifestasi Klinis
MINGGU PERTAMA MINGGU KEDUA MINGGU KETIGA

- Klinis progresif
- Demam dapat terus
- Demam - Demam
menerus
- Nyeri kepala - Bradikardi relative
- Delirium
- Pusing - Lidah yang berselaput
- Bising usus melemah
- Nyeri otot - Hepatomegali
- Distensi abdomen
- Anoreksia - Splenomegali
memberat
- Mual - Meteorismus
- Ronkhi paru
- Muntah - Somnolen, sopor,
- Hipotensi
- Diare delirium, atau psikosis
- Kematian dapat terjadi
- Perasaan tidak enak di perut
pada fase ini akibat
- Batuk
miokarditis, perdarahan
usus dan perforasi

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata K M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 549–557 p.
Coated Tounge
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah perifer lengkap:
1. Leukopenia , aneosinofilia, limfopenia
2. Anemia ringan
3. Trombositopenia
4. Laju Endap Darah meningkat
5. SGOT/SGPT sering meningkat
Pemeriksaan Penunjang
KULTUR DARAH
• Hasil biakan positif: memastikan
demam tifoid
• Hasil biakan negatif: tidak
menyingkirkan demam tifoid
• Hal-hal yang dapat menyebabkan
hasil biakan negatif:
o Telah mendapat terapi antibiotic
o Volume darah yang kurang
o Riwayat vaksinasi
o Waktu pengambilan darah setelah
seminggu pertama
Pemeriksaan penunjang
UJI TUBEX

• mendeteksi antibodi IgM


terhadap antigen 09 LPS
Salmonella typhi
• sensitifitas 94,7% dan
spesifisitas 80,4%
Pemeriksaan penunjang
UJI TYPHIDOT UJI WIDAL

• Untuk deteksi antibody terhadap


• Deteksi antibody IgM dan IgG kuman S. typhii
yang terdapat pada protein • Semakin tinggi titer, semakin
membran luar S. typhi besar kemungkinan terinfeksi
kuman
• Sensitivitas 73,3%, spesifisitas
• Penelitian terbaru “The Widal test
Thyphidot‐IgM 64,7%, is no longer recommended for
• Typhidot‐IgG 46,1% Diagnosis of Typhoid Fever
(Strong recommendation, high
quality of evidence)”
Penatalaksanaan
Demam Tifoid
ISTIRAHAT DAN DIET DAN TERAPI
PERAWATAN PENUNJANG (SIMPTOMATIK
(mencegah komplikasi dan DAN SUPORTIF)
mempercepat penyembuhan): Makanan yang kurang dapat
- Tirah baring menyebabkan penurunan keadaan
- Kebersihan umum dan gizi pasien
- Pengawasan
Penatalaksanaan Demam Tifoid
• Pemberian Antimikroba
Obat Antimikroba Dosis Catatan
1. Kloramfenikol 50 – 100 mg/kgBB/hari Selama 14 hari

2. Tiamfenikol 4 x 250 - 500 mg/ hari Diminum sesudah makn

3. Kotrimoksazol 2 x 2 tablet (1 tablet = 400 Diberikan selama 2 minggu


mg sulfametoksazol & 80
mg trimethoprim) *dosis
dewasa

4. Ampisilin dan 50-150 mg/kgBB Diberikan selama 2 minggu


Amoksisilin

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata K M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 549–557 p.
TRIOLOGI PENATALAKSANAAN DEMAM
TIFOID
• Pemberian Antimikroba
Dosis Catatan
5. Sefalosporin Generasi 3 – 4 gr/hari - Diberikan 3 – 5 hari
20 mg/kgBB/hari - Diberikan 7 – 14 hari
Ketiga :
- Ceftriaxone
- Cefixime
6. Fluorkuinolon
- Siprofloksasin 2 x 500 mg/ hari -Diberikan selama 7 – 14
- Ofloksasin 2 x 400 mg/ hari hari
-Diberikan selama 7 – 14
hari

7. Azitromisin 2 x 500 mg

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata K M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 549–557 p.
Komplikasi Demam Tifoid
KOMPLIKASI INTESTINAL:

Perdarahan, Perforasi, Ileus paralitik, Pankreatitis

KOMPLIKASI EKSTRA-INTESTINAL

Komplikasi kardiovaskular: gagal sirkulasi perifer, miokarditis, trombofeblitis


Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia, KID, thrombosis
Komplikasi paru: pneumonia, empiema, pleuritic
Komplikasi hepatobilier: hepatitis, kolesistitis
Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis.
Komplikasi tulang: oteomielitis, periostitis, spondylitis, artritis
Komplikasi neuropsikiatrik/tifoid toksik

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata K M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 549–557 p.
Pencegahan
(PREVENTIF DAN KONTROL PENULARAN)

1. Perilaku hidup sehat


2. Hindari makanan dan minuman yang
terkontaminasi
3. Pencegahan transmisi langsung dari pasien
terinfeksi S.typhii akut maupun karier
4. Vaksinasi:
- Vaksin oral: Ty21a
- Vaksin parenteral: ViCPS (Vaksin kapsul
polisakarida)
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai