THYPOID
Nama Mahasiswa :
NPM :
Paraf Paraf
Tgl Paraf
No. Kompetensi Elemen Kompetensi Prseptor Preseptor
Pencapaian Mahasiswa
Klinik Akademik
2010). Inspeksi:
Kepala dan Leher : kepala tidak ada benjolan, rambut
Salmonella thyposa, basil gram
normal, fungsi pendengaran normal, leher simetris,
negatif yang bergerak dengan
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, muka tidak ada
edema.
rambut getar dan tidak berspora Mata : Konjungtiva anemia, mata cowong, kelopak
mata normal.
Tanda gejala ( Suriadi &
Mulut : Lidah khas ( selaput putih kotor, ujung dan
Yuliani, 2010).
tepi kemerahan ), nafas bau tidak sedap, bibir kering
Nyeri kepala dan pecah- pecah.
meningkat sore menjelang tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa
pecah, lidah ditutupi Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan darah tepi : Leukopenia, leukositosis
relatif pada fase akut, mungkin terdapat anemia dan
trombositopenia, SGOT SGPT meningkat
-Leukopenia ( jumlah total sel darah putih) : 5.000-
10.000 mm/kubit
-Leukositosis :
Dewasa : 4.000-10.500 sel/mm3
Anak-Anak : 5.000-15.500 sel/mm3
-Trombositopenia : 150.000-450.000/microliter
-SGOT pria : 5-40 U/L
SGPT pria : 5-41 U/L
-SGOT wanita : 5-40 U/L
SGPT wanita : 5-41 U/L
Biakan kuman (darah , feses, urin, empedu)
Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan
dalam darah penderita biasanya dalam minggu
pertama sakit
Pemeriksaan WIDAL / Uji serologis asidal ( titer O, H
)
Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini
pengertian yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi
terhadap kuman Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan
menunjukkan hasil positif dianggap masih menderita tifus, ini juga
pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji
widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak
dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.
Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat pengobatan
tifus, bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bilamana tidak lagi
didapatkan gejala yang sesuai.
Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :
Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih setelah
infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa hari, sering
kali hasilnya masih negatif dan baru akan positif bilamana pemeriksaan
diulang. Dengan demikian,hasil uji widal negatif,terutama pada
beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan
kemungkinan tifus.
Penilaian:
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 ,
1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada
kenaikan titer. Jika
ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung
dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
Uji Widal didasarkan pada :
- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )
Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi.
ANTIBODI terhadap :
Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.
Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai
negatif bisa mencapai 30 persen.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dosen Keperawatan Medikal-Bedah Indonesia15) (2016).Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Diagnosis NANDA-I 2015-2017.Intervensi
NIC.Hasil NOC.Jakarta: EGC
Suddarth Brunner ( 2002 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol 1. Edisi 8. Jakarta : EGC
Widodo Djoko ( 2009 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jilid III. Jakarta : Internal Publishing