Anda di halaman 1dari 32

Analisa kasus

Demam Tifoid

Oleh:
Riza Astuti
1210070100121

Pembimbing :
dr. Gustin Sukmarini, Sp.A (K)
1
Identitas Pasien

Nama :G
Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Simanau
MR : 157880
Tanggal masuk : 25 November 2017
Anamnesa

Keluhan Utama

Demam sejak 8 hari yang lalu sebelum


masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang

 Demam sejak 8 hari yang lalu, demam meningkat pada


sore hari
 Nafsu makan turun
 Nyeri tenggorokan sejak 1 minggu ini
 BAB agak cair, banyak cairan daripada ampas

Riwayat Penyakit Dahulu (-)

Riwayat Penyakit Keluarga(-)


PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi nadi : 70 /menit
Frekuensi nafas : 22 /menit
Suhu : 38,60 C
BB : 35 Kg
Mata :Konjungtiva Anemis(-/-),
Sklera ikterik (-/-)
Thoraks :
cor : irama reguler, bising (-)
pulmo : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen :Supel, NT (+), NL (-),BU(+) N

Ekstremitas : Akral Hangat, CRT < 2


Pemeriksaan penunjang
Darah Rutin
Hb : 9,5 gr/dl
Ht : 29,1 %
Leukosit : 9.080/uL
Trombosit : 138.000/uL
Diagnosa

 Suspek DHF
TINDAKAN/PENGOBATAN :

IVFD RL 20 tetes/menit

Kloramfenikol 4 x 250 mg

Paracetamol 3x250 mg
POIN PEMBAHASAN

1. Apakah Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang sudah lengkap dan tepat?
2. Apakah diagnosis yang ditegakkan sudah benar?
3. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat ?

10
1. Apakah Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
sudah lengkap dan tepat?
ANAMNESA ANALISA KASUS
Keluhan Utama : • Pada anamnesa tidak ditanyakan secara lengkap sifat
Demam sejak 8 hari demamnya apakah berkeringat, menggigil, dan apakah
yang lalu sebelum disertai kejang. Hal ini perlu ditanyakan untuk
masuk rumah sakit membedakannya demam pada malaria.
Riwayat penyakit
sekarang (Demam tidak disertai dengan menggigil dan tdk berkeringat
•Demam sejak 8 hari dan tidak disertai dengan kejang)
yang lalu, demam
meningkat pada sore • Nafsu makan tidak ditanyakan sejak kapan menurunnya.
hari
•Nafsu makan turun (Nafsu makan menurun sejak 8 hari yang lalu)
•Nyeri tenggorokan
sejak 1 minggu ini • BAB encer tidak ditanyakan sejak kapan encernya, jumlahnya
•BAB agak cair, banyak berapa kali, warna, bau, apakah berlendir dan berdarah.
cairan daripada ampas
(BAB encer disertai ampas sejak 2 hari yang lalu, frekuensi 3
kali sehari, warna kuning, tidak berlendir dan tidak berbau
busuk)

• BAK tidak ditanyakan.


(BAK normal)
11
ANALISA KASUS
• Perlu ditanyakan gejala lainnya yaitu gangguan
kesadaran, lemas, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut,
mual muntah, batuk.
• Pasien lemas sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluhkan nyeri otot sudah dirasakan sejak
6 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut sudah
dirasakan sejak 6 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengeluhkan muntah sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 3 kali sehari,
muntah yang dikeluarkan sisa makanan, dan muntah
tidak menyemprot dan tidak disertai dengan darah.
Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit, dahak warna hijau, dahak
tertahan, dahak tidak bercampur dengan darah, dan
tidak sesak sesak ketika batuk. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri kepala. Dan gangguan kesadaran
disangkal.

12
ANALISA KASUS

• Perlu ditanyakan gejala lainnya yaitu adanya nyeri


sendi, nyeri belakang bola mata, mimisan,
perdarahan gusi. Hal ini perlu ditanyakan untuk
membedakannya dengan DBD. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri sendi, nyeri belakang bola mata,
mimisan, dan perdarahan gusi.

13
Anamnesa ANALISA KASUS
Riwayat • Tidak ditanyakan apakah ada riwayat penyakit seperti ini
penyakit sebelumnya.
dahulu (Pasien tidak ada riwayat penyakit seperti ini sebelumnya)
• Tidak ditanyakan riwayat alergi.
(Pasien tidak ada riwayat alergi obat dan makanan)

• Tidak ditanyakan riwayat Imunisasi


(Pasien imunisasi dasar lengkap)
• Tidak ditanyakan riwayat kehamilan ibu
• Riwayat kelahiran dan Riwayat tumbuh kembang
(Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang normal)
• Tidak ditanyakan kuantitas asupan nutrisi
(Asupan nutrisi kurang sehat)

14
Anamnesa ANALISA KASUS

Riwayat • Tidak ditanyakan riwayat keluarga


penyakit (Tidak ada keluarga yang menderita demam)
keluarga

Riwayat • Tidak ada ditanyakan riwayat pengobatan pada pasien.


pengobatan (Pasien sebelumnya tidak ada mengkonsumsi obat)

Riwayat • Tidak ada ditanyakan riwayat kebiasaan


kebiasaan (Pasien sebelumnya sering makan makanan sembarangan,
dan pasien tidak tinggal bersama orangtuanya)

15
PEMERIKSAAN FISIK ANALISA KASUS
Status generalisata: Status gizi:
Keadaan umum : sedang BB = 35 kg
Kesadaran : Compos mentis TB = 130 cm
Tekanan darah : 90/60 mmHg BMI:= BB
Frekuensi nadi : 70 /menit TB(m) 2
Frekuensi nafas : 22 /menit = 35
Suhu : 38,60 C (1,3) 2 = 20,7 (normoweight)
BB : 35 Kg Berdasarkan Depkes 2010

Mata :Konjungtiva Anemis(-/-), Pemeriksaan fisik:


Sklera ikterik (-/-) • Mata : konjuctiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Thoraks : • Lidah:
cor : irama reguler, bising (-) Lidah tampak kotor dengan putih ditengah
pulmo : Ronchi (-/-), wheezing (-/-) sedangkan tepi dan ujungnya hiperemis
(coated tongue)
Abdomen :Supel, NT (+),NL (-), •Faring: hiperemis
BU(+) N

Ekstremitas: Akral Hangat, CRT < 2

16
PEMERIKSAAN FISIK ANALISA KASUS
Paru : dalam batas normal

• Abdomen:
Inspeksi : perut datar, rose spot (-)
Palpasi :nyeri tekan (+) di bagian epigastrium,
nyeri lepas (-).
Perkusi : tympani.
Auskultasi :BU meningkat. Pembesaran hepar
(-), pembesaran lien (-)

• Pemeriksaan Rumple leed tidak dilakukan.


Setelah dilakukan pemeriksaan rumple leed,
hasilnya (-)

17
PEMERIKSAAN ANALISA KASUS
FISIK

Berdasarkan literatur pemeriksaan fisik pada


Demam tifoid, umumnya didapatkan bukti
adanya lidah kotor dengan putih ditengah,
sedangkan tepi dan ujungnya kemerahan
(coated tongue).

Sumber: Buku ajar infeksi & pediatri tropis FK UI 2012

18
PEMERIKSAAN ANALISA KASUS
PENUNJANG

Darah Rutin Pemeriksaan penunjang cukup lengkap, karena


Hb : 9,5 gr/dl telah dilakukan pemeriksaan darah tepi.
Ht : 29,1 %
Leukosit : 9.080/uL Berdasarkan literatur pada demam tifoid, sering
Trombosit: 138.000/uL dijumpai trombositopenia. Anemia normositik
normokrom terjadi sebagai akibat perdarahan
usus atau supresi pada sumsum tulang. Jumlah
leukosit rendah, namun jarang dibawah 3000/uL,
apabila terjadi abses piogenik maka jumlah
leukosit dapat meningkat mencapai 20.000-
25.000/uL.
Sumber: Buku ajar infeksi & pediatri tropis
19 FK UI 2012
PEMERIKSAAN ANALISA KASUS
ANJURAN

1. Pemeriksaan anjuran seperti:


• Pemeriksaan uji serologi Widal, telah
dilakukan. Hasil:
Titer O = 1/320
Titer H = 1/320

2. Pemeriksaan anjuran seperti tes widal


dan tes tubex dilakukan untuk
menegakkan diagnosa atau
menyingkirkan diagnosa banding.

20
PEMERIKSAAN ANJURAN
 Uji widal
Dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap kuman
S.typhi. Apabila titer O sekali periksa >1/200 atau titer
sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka diagnosa demam
tifoid dapat ditegakkan.
Sumber: Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis FKUI 2012

 Uji Tubex
Uji ini mendeteksi antibodi anti S.typhi O9 pada serum.
Deteksi terhadap antigen O9 berlangsung cepat,
sehingga uji tubex dapat dilakukan hari ke 4-5. uji tubex
dapat mendeteksi IgM . Menurut penelitian tahun 2006
didapatkan sensitivitas uji Tubex 100% (widal: 53,1%),
spesitivitas 90% (widal 65%).
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V
21
2. Apakah diagnosis yang ditegakkan sudah benar?

 Diagnosa awal yang ditegakkan adalah Suspek DHF,


tidak tepat.

 Diagnosa yang tepat pada pasien ini adalah

demam tifoid+faringitis+anemia.

22
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik ditemukan:
 Demam 8 hari yang lalu, demam meningkat pada sore hari
sampai malam hari,
 BAB encer sejak 2 hari yang lalu
 Lemas dan nafsu makan menurun sejak 6 hari yang lalu
 Muntah sejak 2 hari yang lalu
 Nyeri tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu
 Batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu
Pada pemeriksaan fisik : konjunctiva anemis, coated tongue,
faring hiperemis.
Pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 9,5, trombositopenia,
dan tes widal titer O 1/320 dan titer H 1/320.

23
 Berdasarkan literatur dijelaskan, demam tifoid
dapat ditegakan dari demam yang lebih dari 7 hari
dan meningkat pada sore hari. Lidah kotor di
tengah sedangkan diujung dan tepi lidah
kemerahan. Gejala sistemik lainnya yaitu malaise,
mialgia, nyeri perut, mual muntah, dan radang
tenggorokan. Pada pemeriksaan penunjang
ditemukan trombositopenia, uji serologi widal titer
O 1/320 dan H 1/320.

Sumber : Buku ajar infeksi & pediatri tropis FKUI 2012

24
3. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat ?

TERAPI ANALISA KASUS

1. IVFD RL Perlu ditambahkan terapi non medika mentosa:


- Tirah baring
20 tetes/menit - Diet MLDSP

Terapi cairan pada pasien belum tepat, karena


berdasarkan literatur terapi cairan merupakan salah
satu aspek terpenting dalam perawatan serta untuk
mempertahankan stabilitas hemodinamik pada pasien.

Terapi cairan yang tepat adalah Ka-En 1B, karena


merupakan rumatan yang digunakan pada pasien
demam dan asupan nutrisi oral yang kurang.

25
TERAPI ANALISA KASUS

IVFD RL 20 tetes/menit Rumus Holiday:


 10 kgbb pertama : 100 cc/kgbb/hari
 10 kgbb kedua : 50 cc/kgbb/hari
 Selebihnya : 20 cc/kgbb/hari

Anak dengan BB 35 kg, kebutuhan cairannya :


10 x 100 cc = 1000 cc
10 x 50 cc = 500 cc
15 x 20 cc = 300 cc
Jumlah = 1800 cc (3-4 kolf/hari)

Konversi ke dalam tetesan makro :

(1800 x 20) : 24x60 = 25 gtt/menit

Menurut penulis terapi cairan yang tepat diberikan


adalah IVFD Ka-En 1B 25 gtt/menit

26
TERAPI ANALISA KASUS

2. Obat yang di berikan kurang tepat. Kloramfenikol


Kloramfenikol mempunyai kekurangan, yaitu menyebabkan efek
4x250 mg samping berupa anemia aplastik akibat supresi
sumsum tulang. Kloramfenikol, ampisilin, dan
kotrimoksazol merupakan antibiotik lini pertama yang
telah dipakai selama puluhan tahun sampai akhirnya
timbul resistensi yang disebut multidrug resistant
Salmonella typhi (MDRST). Beberapa penelitian
menunjukkan keunggulan seftriakson sebagai
antibiotik terpilih, dari segi faktor biaya, ketersediaan
obat, efikasi, kekambuhan, dan MDRST.
Obat yang diberikan adalah ceftriaxon 2 x 1000 mg
(IV).

Sumber: Update Management of Infectious Diseases and


Gastrointestinal Disorders, Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FKUI-RSCM, 2012
27
TERAPI ANALISA KASUS

3. Paracetamol Paracetamol kurang tepat diberikan. Dosis


3x250 mg paracetamol sebagai antipiretik 10-15 mg/kgBB, jadi
dosis pada pasien ini 3x500 mg. Dan paracetamol
bersifat analgesik antipiretik yang dapat menurunkan
demam.

Perlu ditambahkan pemberian bromheksin 3 x 8 mg.


Bromheksin diindikasikan untuk batuk berdahak,
karena pasien juga mengeluhkan batuk berdahak.

28
DISKUSI
 Telah dilaporkan seorang anak umur 13 tahun
datang dengan keluhan demam sejak 8 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, demam meningkat pada
sore dan malam hari. Pemeriksaan fisik ditemukan
lidah kotor di tengah, faring hiperemis, konjunctiva
anemis. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan
trombositopenia, dan uji serologi widal 1/320.
 Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan
diagnosanya demam tifoid+ faringitis+ anemia.

29
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
Periode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari. Demam
lebih tinggi saat sore dan malam hari. Gejala sistemik
lainnya nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, mialgia,
nyeri perut, nyeri tenggorokan, diare, obstipasi. Pada
sebagian pasien lidah tampak kotor ditengah dengan warna
putih, sedangkan tepi dan ujungnya kemerahan.
Pemeriksaan penunjang trombositopenia, uji serologi widal,
tes tubex.
Penatalaksanaanya meliputi perawatan di rumah sakit,
pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian
antibiotik.

Sumber: Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis FKUI 2012


30
Terima kasih

31

Anda mungkin juga menyukai