Anda di halaman 1dari 32

Modul 3

Sesak nafas
Kelompok 4
Kelompok 4 Cempaka Putih

- 20200710100098 Atikah Fauziyyah


- 20200710100103 Daffa Sabrina Rismi Hartati
- 20200710100105 Fadilah Kusuma Putri
- 20200710100111 Imtiyaz Rifki Putra
- 20200710100114 Launa Alsya Alifah Siregar
- 20200710100119 Muhammad Tsaqif Amaanullah
- 20200710100122 Nawal Harharah
- 20200710100127 Rufaidah Karimah
- 20200710100130 Salsabila Widya Pramesti
- 20200710100135 Zihan Azahra G
Skenario
Seorang laki laki usia 50 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang memberat sejak 3 hari
SMRS. Sesak napas dirasakan semakin memberat terutama saat beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan
nyeri dada di sebelah kanan terutama saat bernapas, batuk berdahak, nafsu makan menurun dan sering
berkeringat terutama malam hari. Pasien dengan riwayat merokok indeks brinkman sedang. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suara napas vesikuler melemah,di hemitoraks kanan, dan terdapat rhonkhi.
Pada pemeriksaan rontgen toraks didapatkan fibroinfiltrat di lobus atas paru kiri dan daerah konsolidasi
dengan airfluid level di hemitoraks kanan. Setelah dilakukan tindakan pemasangan WSD keluar cairan
pus di selang WSD pasien dan pasien merasa tidak bisa ibadah karena kontak dengan cairan pus
Kata Sulit
1. Indeks Brinkman adalah hasil perkalian antara durasi merokok dalam tahun dikalikan dengan
jumlah batang perhari .
2. Fibro infiltrat , fibrosis adalah gambaran peradangan yang sudah lama dan infiltrat adalah
suatu lendir atau cairan pada jaringan paru
3. Hemitoraks adalah luas atau lapang salah satu sisi paru
4. Daerah konsolidasi adalah daerah penumpukan cairan
5. Airfluid level adalah batasan cairan dan udara dalam paru
6. Ronkhi adalah bunyi kontineu seperti mendengkur pada tenggorokan atau tabung bronkial
terjadi karena obstruksi parsial
7. WSD (water seal drainage) adalah pemasangan kateter pada toraks rongga pleura dan
mediastinum untuk mengeluarkan cairan
8. Cairan pus adalah cairan nanah atau suatu cairan hasil dari proses peradangan yang tebentuk
dari sel-sel leukosit
9. Napas vesikuler adalah suara pernapasan normal paru
Identifikasi masalah
1. Pasien laki-laki 50 tahun

2. Keluhan sesak napas memberat sejak 3 hari yang lalu

3. Sesak nafas memberat terutama saat aktivitas

4. Pasien juga mengeluh nyeri dada di sebelah kanan terutama saat bernapas, batuk berdahak, nafsu
makan menurun dan sering berkeringat terutama malam hari

5. Pemeriksaan fisik didapatkan suara vesikuler melemah di hemitoraks kanan, dan terdapat rhonkhi

6. Pada pemeriksaan rontgen toraks didapatkan fibroinfiltrat di lobus atas paru kiri dan daerah
konsolidasi dengan airfluid level di hemitoraks kanan

7. Setelah tindakan pemasangan WSD keluar cairan pus di selang WSD pasien dan pasien merasa
tidak bisa ibadah karena kontak dengan cairan pus
Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui Definisi dari sesak nafas


2. Mengetahui mekanisme sesak nafas
3. Mengetahui etiologi sesak nafas
4. Mengetahui klasifikasi sesak nafas
5. Mengetahui gejala klinis
6. Mengetahui penyakit yang berhubungan (etiologi ,epidemiologi , prognosis , tindakan preventif)
7.Mengetahui morfologi dan sifat patogen yang berhubungan
8. Mengetahui tata laksana dan pencegahan
9.Mengetahui fungsi WDS dan tata cara pemasangannya
10 Mengetahui mengenai indek Brinkman
11. Mengetahui alur diagnosis ( anamnesis ,pemeriksaan fisik , pemeriksaan penunjang )
12. Mengetahui hukum islam tentang cairan pus
Mind map
Peta konsep
Peta konsep
Definisi
Sesak napas atau dispnea adalah suatu perasaan subjektif di mana terjadi suatu
rasa tidak nyaman pada saat bernapas yang terdiri dari kualitas sensasi yang
berbeda-beda dengan intensitas yang bervariasi (mekanisme dan jalur eferen yang
berbeda masing-masing akan berhubungan dengan kualitas sensoris yang
berbeda).
(Sumber : Buku ajar pulmonologi dan kedokteran respirasi. 2017)
Mekanisme Sesak Nafas

Kasper, Harrison’s Principle of


internal medicine. 17th edition:
MC Graw Hill Education
etiologi sesak nafas

Sesak nafas dapat timbul dari kategori utama:


1. Pernapasan
2. Jantung
3. Neuromuskuler
4. Psikogenik
5. Penyakit sistemik atau kombinasi dari semuanya.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499965/
Pulmoner
Penyakit Saluran Napas Penyakit Vaskular Paru Penyakit Dinding Paru
● Asma ● Emboli paru ● Trauma
● Bronkitis kronis ● Kor pulmonal ● Kelainan tulang
● Emfisema ● Hipertensi paru primer

Penyakit parenkimal Penyakit Pleura


● Pneumonia ● Pneumotoraks
● Adult respiratory ● Efusi pleura,
distress syndrome hemotoraks
(ARDS) ● Fibrosis
● Tuberculosis

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
Non-pulmoner
A. Kardiak
● Gagal jantung (Congestive Heart Failure) B. Non-pulmoner & Non-kardiak
● Myocardia ● Anemia
● Hipertensi Heart disease ● Asidosis
● Dyspepsia
● Psikogen
● Kehamilan
● Guillain-Barre syndrome
● Myasthenia gravis
● Obesitas

Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
Morfologi dan Sifat Patogen
Streptococcus pneumoniae
● Gram positif
● Struktur antigen: peptidoglikan, asam teikoat
● Clinical finding : terdapat cairan pada alveoli, demam dan
menggigil tiba-tiba, sputum merah, empyema,
triad complication: meningitis, endocarditis,
septic arthritis
● Sering berada pada Nasofaring
● Pneumococcus dapat menyebar ke saluran nafas bagian
bawah (pneumonia)
● Bakteri juga dapat menembus permukaan sel epitel (infeksi lokal atau bakteremia)
● Lab diagnosis:
- diplococcus pada smear sputum dengan adanya
sel PMN dan eritrosit
- katalase (-), quellung/ reaksi pembesaran kapsul (+)
- membedakan dengan Streptococcus viridans; hasil + pada bile solubility test, fermentasi inulin,
optochin test
Morfologi dan Sifat Patogen
Mycobacterium tuberculosis
● Berbentuk batang, tidak berspora
● Sifat terhadap pewarnaan: sulit diwarna, tetapi sekali diwarna, warnanya sulit luntur,
walau dengan asam (tahan asam -> acid fast)
● Resisten pada bahan kimia
● Struktur Antigen : polisakarida, peptida, dinding sel, lipid fraction
● Lab diagnosis:
- Tes tuberkulin
- Kultur untuk isolasi primer
- Lowenstein-Jensen (medium solid)
- Dubos Broth (medium cair)
- Tes serologi
Mycobacterium tuberculosis

Bakteri terhirup Bereplikasi di alveolus Bisa menyebar ke darah/limfonodus

Bakteri masuk ke dalam tubuh Menyebabkan nekrosis Jika menyebar ke Limfonodus


(Nekrosa, tuberkel) menjadi Limfadenitis
tuberkulosa
Klasifikasi sesak nafas
Berdasarkan Skalanya

Akut Dispnea

Kronik Dispnea

Grippi, MA, Elias, JA, Fishman, JA, Kotloff, RM, Pack, AI (eds) 2015, Fishman’s Pulmonary Diseases and
Disorders Fifth Edition, McGraw-Hill Companies, United States of America
pneumonnia
Etiologi Epidemiologi
Penyebab CAP yang paling
umum dapat dikelompokkan Infeksi saluran napas bawah termasuk pneumonia
komunitas menduduki urutan ke-3 dari 30 penyebab
menjadi tiga kategori :
kematian tersering di dunia. Di Indonesia, pneumonia
A. Bakteri tipikal
termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah
B. Bakteri atipikal ("atipikal“) sakit. Pravelensi pneumonia pada balita di Indonesia
C. Virus pernapasan tahun 2013 adalah 4,5%.
GAMBARAN KLINIS :
- Demam, suhu tubuh meninggi Prognosis
Prognosis ditentukan oleh 3 faktor utama : usia
- Nyeri otot, sendi
pasien,kesehatan secara umum (ada tidaknya
- Batuk (sputum purulen/mukoid komorbiditas),dan setiing terapi antibiotik. Laju
kadang ada darah) mortalitas pada pasien rawat jalan adalah
- Nyari dada <1%,sementara pasien rawat inap bervariasi 5-
15%,meningkat menjadi 20-50% pada pasien ICU.
- Sesak
- Nafsu makan berkurang
pneumonia

Pada Pemeriksaan fisik Tata Laksana


● Pekak perkusi
● Suara nafas melemah a) Medikamentosa
● Ronkhi - Terapi awal : oksigen, antipiretik, dan antibiotik
empirik
Pemeriksaan penunjang - Pada infeksi M. pneumoniae -> antibiotik 10 - 14
● Foto toraks : gambaran hari
infiltrat,konsolidasi lobus - Terapi steroids jangka panjang -> antibiotik 14 har
paru atau lebih
● laboratorium
● mikrobiologi a) Non medikamentosa
- Edukasi berhenti merokok
- Etika batuk
TBC
Gejala Klinis
Etiologi
Respitorik
Penyakit tuberkulosis
disebabkan oleh bakteri ● batuk berdahak
Mycobacterium tuberculosis. ● batuk darah
● sesak nafas
Epidemiologi ● nyeri dada
TB sampai saat ini masih
menjadi salah satu masalah Sistemik
kesehatan besar di dunia.
Berdasarkan laporan WHO ● demam
2018,sebagian besar kasus TB ● malaise
● keringat malam
terjadi di Wilayah Asia Tenggara
● anoreksia
(44%),diikuti dengan
● penurunan berat badan
Afrika(24%).
TBC
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan radiologi
● Suara nafas ● Bayangan berawan dilobus atas paru
bronkial segmen apikal dan posterior
● Suara nafas ● Kavitas
melemah ● Bercak milier
● Ronkhi basah
● Efusi pleura
● Pembesaran
KGB

Pemeriksaan Bakteriologis
● BTA 3 kali (+)
TBC
Tata Laksana
A. Terapi OAT
● Pengobatan :
I. Kategori 1 : - Fase intensif (2HRZE)
- Fase lanjutan (4HR / 4R3H3)

II. Kategori 2 : - Fase intensif (2RHZES)


- Fase lanjutan (5RHE)

● Evaluasi klinis, bakteriologik, dan radiologi

B. Edukasi
C. Pencegahan
Komplikasi TBC
Beberapa komplikasi yang terkait dengan tuberkulosis adalah:

● Kerusakan paru-paru yang luas


● Kerusakan ganglia simpatis serviks yang menyebabkan sindrom Horner.
● Sindrom kesulitan pernapasan akut
● Tuberkulosa milier
● Penyebaran milier (tuberkulosis diseminata) termasuk meningitis TB.
● Empiema
● Pneumotoraks
● Amiloidosis sistemik
● Pleuritis tuberkulosa
● Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
● Tuberkulosa milier
Efusi Pleura
Definisi
Efusi merupakan suatu kondisi berlebihnya cairan dirongga
pleura .

Etiologi gejala dan tanda


● Gagal jantung ● Batuk
● Nyeri dada
● Empiema ● Pleuritik
● Pleuritis TB ● Demam
● Hematotoraks ● Penurunan berat
badan
Efusi Pleura
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang
● Foto toraks : adanya
● Inspeksi : toraks penumpukan sudut
tertinggal
kostofrenikus
● Perkusi : redup
● Auskultasi : penurunan ● Pemeriksaan cairan
suara nafas pleura

Tatalaksana
Yaitu dengan mengatasi etiologi
- Gagal jantung -> pemberiaan loop diuretic (furosemide PO 2x40 mg)
- Empiema -> pemasangan Chest tube dan WSD ditambah dengan antibiotik
- Pleuritis TB -> pemberian OAT selama 9 bulan
- Hematotoraks -> chest Tube dan WSD , bisa juga dengan Pleurodesis
Empiema

Empiema adalah suatu efusi pleura


Terapi
eksudat yang disebabkan oleh infeksi
langsung pada rongga pleura yang empiema:
menyebabkan cairan pleura menjadi Yang dipakai prinsip dasar terapi
purulen atau keruh. Pada empiema menurut Graham:
terdapat cairan pleura yang mana pada ● mengeluarkan semua pus sehingga
paru dapat mengembang penuh,
kultur dijumpai bakteri atau sel darah
sehingga rongga pleura tertutup atau
putih > 15.000 / mm3 dan protein > 3 obliterasi rongga empyema
gr/ dL. Suatu keadaan dimana nanah ● Pemberian antibiotika yang adekuat
dan cairan dari jaringan yang terinfeksi baik dosis, sensitivitasnya dan lama
terkumpul di suatu rongga tubuh. pemberian antibiotika
Indeks Brinkman
Derajat merokok menurut Indeks Brinkman adalah hasil perkalian antara lama merokok dengan
rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari. Jika hasilnya kurang dari 200 dikatakan perokok
ringan, jika hasilnya antara 200 – 599 dikatakan perokok sedang dan jika hasilnya lebih dari 600
dikatakan perokok berat. Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak rokok yang
dihisap per hari, maka derajat merokok akan semakin berat.
Fungsi WSD dan tata cara pemasangannya
WSD adalah suatu tindakan pemasangan selang pada rongga thoraks, rongga pleura,
mediastinum dengan tujuan untuk mengeluarkan udara atau cairan dari rongga tersebut.

Fungsi dari Water Seal Drainage adalah


● Mempercepat pengeluaran udara dan cairan dari rongga pleura dan mencegah refluks
● Mengembalikan pengembangan jaringan paru dengan mengembalikan tekanan
negatif rongga pleura
● Mencegah pergeseran mediastinum dan kolaps jaringan dengan menyamakan
tekanan thoraks kiri dan kanan

Tata cara pemasangan Water Seal Drainage:


● Tabung dimasukkan ke dalam suatu daerah di bawah aksila (ketiak)
● Melakukan anestesi lokal
● Tabung dapat dimasukkan dengan teknik seldinger
● Tabung dada dibutuhkan dalam PSP yang belum menanggapi jarum dan terhubung ke
sistem katup suatu arah yang memungkinkan udara keluar
● Tabung dibiarkan sampai tidak ada udara dalam jangka waktu tertentu
Aspek Al-islam

Najis merupakan kotoran yang melekat pada suatu benda, pakaian atau tempat yang menjadi
penghalang untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Dikutip dari buku Panduan Shalat Wajib &
Sunnah, karya Ustadz Mukhsin Mather, jenis-jenis najis tersebut antara lain:

1. Najis mukhaffafah (najis ringan)

2. Najis mutawassithah (Najis biasa/sedang)

3. Najis mughallazhah (najis berat)

4. Najis mafu
Contoh najis
Contoh - contoh najis :

Darah

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan
bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau
daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor.” (QS. Al An’am: 145)

Dalam kitab Al Mughni dinyatakan, " Nanah dan segala turunan darah, hukumnya seperti darah. Hanya
saja, Imam Ahmad mengatakan, ‘Lebih ringan dari pada darah. ’Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan
Hasan al Bashri bahwa mereka berdua tidak menganggap sama antara nanah dengan darah."
kesimpulan

● keluhan sesak napas yang memberat sejak 3


hari dan semakin memberat terutama saat
beraktivitas , nyeri dada di sebelah kanan
WD : efusi pleura ec TB
terutama saat bernapas, batuk berdahak, nafsu
makan menurun dan sering berkeringat
terutama malam hari.
● Pada pemeriksaan fisik didapatkan suara napas
vesikuler melemah,di hemitoraks kanan, dan
terdapat rhonkhi.
● Pada pemeriksaan rontgen toraks didapatkan
fibroinfiltrat di lobus atas paru kiri dan daerah Dilakukan tindakan
konsolidasi dengan airfluid level di hemitoraks pemasangan WSD
kanan.

Anda mungkin juga menyukai