Anda di halaman 1dari 20

Leptospirosis

Pembimbing : dr. Achnes Pangaribuan,M.Biomed, Sp. PD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Periode 30 Mei 2022 - 06 Agustus 2022
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
Leptospirosis
- Leptospirosis → penyakit infeksi zoonosis yang disebabkan oleh Leptospira
interrogans. Mikroorganisme ini termasuk spesies yang patogen.
- Adolph Weil (1886) → demam dengan ikterik, pembesaran limpa, gagal ginjal,
konjungtivitis.
- Infeksi ringan dan self-limiting → penyakit ini membunuh hampir 60.000
orang/tahun.

US → 100 - 150 cases/year. (Puerto rico dan


diikuti oleh Hawaii)

Indonesia
2014 - 2016→ 7 provinsi (DKI Jakarta, Jabar,
Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Banten, dan
Kalsel)
Epidemiologi
❏ Tersebar luas di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis.
❏ PUSDATIN KEMENKES RI (2016) : Case Fatality Rate (CFR) tertiggi di Provinsi
Banten 60%, D.I Yogyakarta 35,29%, dan Jawa Tengah 18,29%.

Wilayah tropis :

1. Suhu lingkungan yang hangat


2. pH air dan tanah netral
3. Kelembaban
4. Curah hujan yang tinggi
Leptospira sp.
Patogen Non-Patogen
(L. interrogans) (L. biflexa)

❏ Sumber penularan : Tikus (anjing,


ternak, babi, kuda, hewan liar)

Manusia dan hewan reservoir → terpapar


air yang terkontaminasi. (setelah banjir)
❏ Transmisi : kulit atau mukosa
dengan air/tanah terkontaminasi
urin hewan yang terinfeksi.
Faktor Risiko
Patofisiologi dan
Gejala Leptospirosis
Leptospira sp.
Pathway Leptospirosis
Pathway Leptospirosis
Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik
❏ Gejala dapat bertahan hingga 6 hari sampai lebih dari 4 minggu, dengan rata-
rata 14 hari.
❏ Sekitar 10% kasus leptospirosis berkembang menjadi Weil disease yaitu
leptospirosis berat yang disertai ikterus, gagal ginjal, dan perdarahan paru.
❏ Kasus leptospirosis berat dapat terjadi tanpa disertai ikterus. Pada anakanak
dan dewasa, leptospirosis ditandai dengan demam, mialgia, dan nyeri kepala.
Letargi, muntah, nyeri perut, fotofobia, artralgia, batuk, diare, atau konstipasi
Manifestasi Klinik
Mild Leptospirosis Severe Leptospirosis
•Weil’s syndrome → hemoragik, jaundice
•Mostly asimptomatik atau simtomatik dan acute kidney injury
ringan •Multiorgan dysfunction
•Leptospirosis simtomatik ringan → a. Paru-paru : perdarahan paru
b. Saluran cerna : melena
demam, menggigil, sakit kepala, mual, c. Urogenital : hematuria
muntah, sakit perut, konjungtiva d. Kulit : ekimosis, petekie
•Abnormalitas elektrolit yang khas termasuk
sufffusion (kemerahan tanpa eksudat), hipokalemia dan hiponatremia.
dan mialgia. •Pankreatitis, kolesistitis, keterlibatan otot
•Meningitis aseptic terutama pada anak- rangka, rhabdomyolysis (dengan
peningkatan kadar kreatin kinase serum),
anak dan manifestasi neurologis termasuk
•Kadang timbul ruam tapi sementara meningitis aseptik
berupa macula, maculopapular
•Dapat resolusi spontan 7-10 hari
Diagnosis
Anamnesis
- Leptospirosis dipertimbangkan pada semua kasus dengan riwayat kontak
terhadap binatang atau lingkungan yang terkontaminasi urin binatang
- Disertai dengan gejala akut demam, menggigil, mialgia, conjunctival
suffusion, nyeri kepala, mual, atau muntah.
Pemeriksaan Fisik
- Sklera ikterik, injeksi konjungtiva, hepatomegaly, demam, bradikardi
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
1.Kultur dan Isolasi (Gold standard)
- Leptospira dapat diisolasi dari sampel darah dan LCS pada hari ke 7-10 sakit, dan dari urin selama
minggu ke 2 dan 3.
2. Pemeriksaan PCR (lebih sensitif dari kultur dan dapat confirm (+) lebih awal pada fase akut)
3. Uji Serologi
- Uji serologi ini mendeteksi antibodi IgM yang spesifik terhadap genus Leptospira
- Uji aglutinasi mikroskopik, peningkatan titer empat kali lipat dari serum akut ke konvalesens
4. Pemeriksaan lab lainnya
- Leukositosis dengan pergeseran ke kiri dan peningkatan CRP
- Trombositopenia
- Perubahan sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hialin atau sedimen granular) dan proteinuria ringan
pada penyakit gagal ginjal dan azotemia pada leptospirosis berat
5. Pemeriksaan radiologi → pada kasus leptospirosis berat
Kriteria SPiRO

Scoring :

0 → Negative Predictive Value (NPV) for severe disease 97,2%


⥸1 → Positive Predictive Value (PPV) for severe disease 77,1%
3 → PPV 100%
Tatalaksana
Terapi suportif
- Keseimbangan cairan
dan elektrolit, serta
fungsi paru dan jantung
(Mild leptospirosis)

Rujuk segera, apabila:


Terdapat indikasi disfungsi
organ (ginjal, hepar, paru,
perdarahan, gangguan saraf)
Profilaksis
Pre-exposure Post-exposure

Diberikan pada orang yang berisiko terpapar Pengobatan empiris :


(tentara yang pergi ke hutan, tim penyelamat,
1. Dosis awal doksisiklin 200 mg
penambang, dll):
kemudian, 100 mg (5-7 hari) dengan
1. Doksisiklin 200 mg/minggu gejala onset pertama demam.
2. Azitromisin 500 mg/minggu 2. Azitromisin 1gr pada hari 1, kemudian
(wanita hamil dan orang yang alergi doksisiklin) 500 mg/hari (2 hari)
(wanita hamil dan orang yang alergi doksisiklin)
Pencegahan
❏ Pencegahan hubungan dengan air atau tanah yang terkontaminasi para pekerja yang
mempunyai risiko tinggi terinfeksi leptospira
❏ Melindungi sanitasi air penduduk
❏ Pemberian vaksin
❏ Pencegahan dengan antibiotik kemoprofilaksis
❏ Pengendalian hospes perantara leptospira
❏ Usaha promotif, untuk menghindari leptospirosis dilakukan dengan cara edukasi
Thankyou :)

Anda mungkin juga menyukai