Anda di halaman 1dari 23

Diagnosis dan Penatalaksanaan

Leptospirosis pada Manusia


Kelompok F7
102015215 Nur Azeha Binti Mohd
Emran
102010293 Risa Sucitra Munthe
102011136 Ani Ratna Juwita
102011299 Apriandy Pariury
102011443 Herywijaya Sixtaputra
102012491 Filzah Atikah Binti
Johamin
102015249 Dino Hendarto

Skenario 6
Seorang laki-laki berusia 45 tahun, datang dengan keluhan
demam tinggi disertai nyeri kedua betis sejak 4 hari yang
lalu.

Identifikasi Istilah yang Tidak Dietahui

Rumusan Masalah
, 45 tahun dengan keluhan demam tinggi disertai nyeri
kedua betis sejak 4 hari yang lalu.

Analisis Masalah
Anamnesis
Prognosis

PF

PP

Pencegahan

WD

Komplikasi

RUMUSAN
MASALAH
DD

Penatalaksanaan

Etiologi

Gejala
Klinis
Patofisiologi

Epidemiologi

Hipotesis
Pasien diduga menderita LEPTOSPIROSIS

Anamnesis
Identitas , 45 tahun
Keluhan utama
Demam tinggi + nyeri kedua betis sejak 4 hari yang lalu
Riwayat penyakit sekarang
Demam terus menerus sepanjang hari menggigil.
Keluhan disertai nyeri pada kedua betis dan nyeri pada perut kanan atas
Kedua mata tampak kemerahan namun tidak sakit
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat Pengobatan
Riwayat sosial
Tinggal di lingkungan padat penduduk, sanitasi kurang, 1 minggu yang lalu
daerah tersebut kena banjir

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Umum : Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
TTV :

TD 120/80 mmHg
HR 90 x/menit
Suhu
390C
RR 18 x/menit

Pemeriksaan mata (Inspeksi)


Sklera ikterik
Injeksi Konjungtiva

Pemeriksaan Abdomen:
Nyeri tekan (+) kuadran kanan atas
Hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, konsistensi lunak

Pemeriksaan Ekstremitas:
Nyeri tekan (+) kedua betis

Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Lengkap
Hemoglobin Normal.
Leukositosis/normal.
Neutrofilia.
LED

Hasil Pemeriksaan Lab:


Hb 13 g/dL
Ht 40%
Leukosit 400/uL
Trombosit 220.000/uL

Urinalisis
Proteinuria
Leukosituria
Sedimen sel toraks
Kimia Darah
Hepar (+) bilirubin, SGOT & SGPT
Komplikasi ginjal BUN, ureum, kreatinin
Kultur Darah : spesimen dari darah atau CSS (membiakan darah
pasien)
Uji serologi : Polymerase Chain Reaction (PCR), Silver stain atau
fluroscent antibodystain dan mikroskop lapangan gelap.

Diagnosis Kerja : Leptospirosis


Penyakit zoonosi yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira
interrogans. Penyakit menular ini adalah penyakit hewan yang
dapat menginfeksi manusia, termasuk penyakit zoonosis yang
paling sering tejadi di dunia. Tanah/air/lumpur/makanan tercemar
menjadi penyebab penularannya.
Pada tahun 1886, Adolf Weil pertama kali melaporkan
penelitiannya tentang penyakit ini. Ia menemukan bahwa penyakit
ini menyerang manusia dengan gejala demam, ikterus,
pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal.

Diagnosis Banding: Hepatitis


Typhosa
Pembengkakan hati ringan sampai sedang dijumpai pada
50% kasus dengan demam tifoid.
E/: Salmonella typhi
Manifestasi Klinik:
Demam
Gangguan saluran cerna
Ikterik dilihat selama suhu badan dan
berlangsung lama
Pem. penunjang:
Darah rutin: leukopenia, aneosinofil
Kimia darah: SGOT, SGPT, GGT normal stlh demam
(-)
Tes Widal (++) & kultur empedu Salmonella (+)
Biopsi hati: Nodul Mallory (hipertrofi & proliferasi sel
Kupfer)

Diagnosis Banding: Malaria


Disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium
bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh
manusia ditularkan oleh nyamuk malaria
(anopheles) betina.
Jenis plasmodium terdri dari
1. P. vivax
2. P. Falciparum
3. P. Ovale
4. P. Malariae

Etiologi

Genus Leptospira, famili Treponemataceae, suatu


mikroorganisme spirochaeta
Bentuknya spiral, tipis, dan fleksibel panjang 5-15 m, lebar
0,1-0,2 m
tumbuh pada suhu 28-30oC dalam medium semisolid yang
berisi serum (medium Fletch, Stuart, dan lain-lain)
Leptospira terdiri dari 2 spesies :
L. Interrogans
L. Biplexa
Leptospira icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus,
Leptospira canicola dengan reservoar anjing, dan
Leptospira pomona dengan reservoar sapi dan babi.

Epidemiologi

Indonesia urutan ke-3


Vektor utama tikus
Leptospira hidup di ginjal/air kemih
Leptospira icterohaemorrhagica
Terbanyak di daerah tropis.
di daerah tropis insiden tertinggi terjadi selama
musim hujan
Orang yang rentan:

Petani,
Peternak,
Pekerja tambang,
Pekerja rumah potong hewan,
Penebang kayu,
Dokter hewan.

Patofisiologi
Leptospira
kulit atau
selaput lendir aliran
darah jaringan tubuh
respon imun terisolasi
secara immunologi (ginjal)
keluar bersama urin

Manifestasi Klinis
Masa inkubasi leptospirosis adalah 2-26 hari,
biasanya 7-13 hari, dan rata-rata 10 hari.
fase leptospiremia
sakit kepala dibagian frontal
rasa sakit pada otot yang hebat terutama pada
paha, betis, dan pinggang disertai nyeri tekan
fase imun (Peningkatan titer antibody)
demam, rasa sakit menyeluruh, pendarahan,
gejala kerusakan hati, meningitis

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Indikasi

Regimen

Dosis

Leptospirosis
Ringan

Doksisiklin

2 x 100 mg

Ampisilin

4 x 500-750 mg

Amoksisilin

4 x 500 mg

Penisilin G

1,5 juta unit/6 jam

Ampisilin

1 gram/6 jam

Amoksisilin

1 gram/6 jam

Doksisiklin

200 mg/minggu

Leptospirosis
sedang/berat

Kemoprofilaksis

Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa.
Nutrisi yang baik
Menjaga lingkungan yang bersih terbebas dari cara
penularan leptospira

Komplikasi

Iridosiklitis
Gagal ginjal
Miokarditis
Meningitis aceptis dan hepatitis
Perdarahan jarang, kalau terjadi kematian

Pencegahan
Higiene perorangan
Kebersihan Lingkungan
Vaksinasi

Prognosis
Ikterus (-) penyakit jarang fatal.
Ikterus(+) kematian 5% pada umur dibawah 30
tahun.
pada usia lanjut mencapai 30-40%

Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukan, laki-laki 45 tahun
dengan keluhan demam tinggi dan
nyeri pada kedua betis sejak 4 hari
yang lalu terdiagnosis menderita
leptospirosis, fase leptospiremia.

Anda mungkin juga menyukai