Anda di halaman 1dari 28

LEPTOSPIROSIS

Penguji : OLEH :
dr. Fadrian, Sp.PD
FAHJRI SAPUTRA
INDAH W. HERGAF
FITRI YOLANDA
DEFINISI

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang


disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang
dikenal dengan nama Leptosira Interrogans.
Penyakit ini pertama kali dikemukakan oleh Weil
pada tahun 1886.
Leptospirosis berat disebut juga dengan Weil’s
disease.
EPIDEMIOLOGI

Menurut WHO, kasus


leptospirosis berat lebih dari
500 ribu / tahun di seluruh
dunia atau berkisar 10
kasus /100 ribu penduduk
tiap tahun di regio tropikal
dan 0,1-1,0/100 ribu
penduduk di temperate area
Dalam dekade belakangan ini,
kejadian luar biasa leptospirosis di
beberapa negara, sehingga
termasuk kedalam the emerging
infectious diseases
EPIDEMIOLOGI

• Penyakit ini bersifat musiman, didaerah tropis insidens


tertinggi terjadi selama musim hujan

• International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia


sebagai Negara dengan insidens leptospirosis tinggi dan
peringkat ketiga dunia untuk mortalitas.
EPIDEMIOLOGI

• Epidemi leptospirosis dapat terjadi akibat terpapar oleh


genangan /luapan air (banjir) yang terkontaminasi oleh urin hewan
yang terinfeksi.

• Di Indonesia leptospirosis ditemukan di daerah rawan banjir


seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
ETIOLOGI

• Kuman leptospira bersifat aquatic micro-


organism dan slow-growing anaerobes,
bentuknya berpilin seperti spiral, tipis,
organisme yang dapat bergerak cepat dengan
kait di ujungnya dan 2 flagella periplasmik yang
dapat menembus ke jaringan.
• Leptospirosis berat umumnya disebabkan oleh
L. interogans, L. kirschneri, dan L. noguchii
Leptospira interogans
• Hewan tikus merupakan reservoir utama dari
leptospirosis patogen
ETIOLOGI

Morfologi Leptospira Leptospira interogans dilihat


dengan mikroskop elektron
PENULARAN

Penularan tidak
Penularan langsung
langsung

• Terjadi melalui darah, urin, • Terjadi melalui kontak


atau cairan tubuh lain yang dengan genangan air,
mengandung kuman sungai, danau, selokan
leptospira masuk ke dalam saluran air dan lumpur yang
tubuh pejamu telah tercemar urin
binatang yang terinfeksi
leptospira
PENULARAN
PENULARAN

Faine. S menyatakan ada 3 pola penularan leptospira :

• Penularan kontak langsung : pada daerah beriklim sedang, sering


terjadi di peternakan sapi atau babi
• Penularan karena kontaminasi yang luas pada lingkungan : pada
daerah ilkim tropis – basah (musim hujan)
• Penularan via infeksi rodensia di lingkungan perkotaan yang kumuh
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS

• Kuman leptospira patogen masuk kedalam tubuh pejamu


melalui luka iris atau luka abrasi pada kulit, konjungtiva
atau mukosa utuh yang melapisi mulut, faring, esofagus,
bronkus, alveolus dan dapat masuk melalui inhalasi droplet
infeksius dan minum air yang terkontaminasi.
• Organ utama yang terinfeksi kuman leptospira adalah
ginjal dan hati
PATOGENESIS

Kelainan spesifik organ yang dapat terjadi :

• Ginjal : nefritis interstisial, tubular nekrosis akut, gagal


ginjal
• Hati : nekrosis sentilobuler fokal, infiltrasi sel limfosit,
proliferasi sel kupfer, kolestasis
• Jantung : kelainan epikardium, endokardium, miokardium
• Otot rangka : nekrosis, vakuolisasi, kehilangan striata, nyeri
otot
• Mata : leptospira masuk bilik mata anterior selama fase
leptospiremia, uveitis
• Pembuluh darah : vaskulitis
• Susunan saraf pusat : leptospira dapat ditemukan di cairan
MANIFESTASI KLINIS
G ej a la l e pt os pi rosi s muncu l 2-25 ha ri (ma sa i nkubasi umumnya 5-14
hari) setelah ekspos dengan bahan (air atau tanah) yang
t e r ko n t a m i n a s i d e n g a n u r i n e a t a u j a r i n g a n h e w a n ya n g i n f e k s i u s .
PFASE
e r j a l a nIa n p e n y a k i t d i t a n d a i d a l a m 2 f a s e :
FASE II
Gejala non spesifik berupa flu like
symptoms : sakit kepala Beberapa hari setelah fase I,
(terutama frontal), nyeri otot muncul kembali demam, nyeri
(terutama m. gastrocnemius) , dan kaku pada leher.
nyeri bola mata bila terkena
cahaya, demam dan menggigil, Beberapa pasien bisa
kadang mual dan muntah, dapat berkembang menjadi kondisi
juga terjadi mata berair dan serius.
merah Bisa juga timbul nyeri perut kanan
Gejala ini bisa membaik dalam atas
waktu 4-5 hari atau lanjut ke fase
berikutnya
MANIFESTASI KLINIS

Pada minggu kedua


Leptospira mulai menyerang
Pada minggu pertama sakit,
ginjal dan pada akhir
Leptospira sp. dapat
minggu kedua dapat
dijumpai di seluruh tubuh
ditemukan dalam urin.
penderita (darah)
Leptospira dalam urin dapat
dijumpai sampai hari ke-40
MANIFESTASI KLINIS

Injeksi konjungtiva Rush pada ekstremitas Sklera ikterik


superior dan inferior
DIAGNOSIS

• Anamnesis
• Demam yang muncul mendadak, sakit kepala terutama dibagian
frontal, nyeri otot (terutama m. gastrocnemius), mata merah (injeksi
konjungtiva), fotofobia, mual muntah.
• Penting juga ditanyakan tentang riwayat pekerjaan pasien, apakah
termasuk kelompok resiko tinggi
KELOMPOK RISIKO TINGGI
• Pada pemeriksaan fisik dijumpai demam, bradikardi relatif, nyeri tekan
otot, dan hepatomegali.

• Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin bisa dijumpai leukositosis,


normal atau sedikit menurun disertai gambaran netrofilia dan laju endap
darah yang meninggi.

• Pada pemeriksaan urin dijumpai proteinuria, leukosuria. Bila organ hepar


terlibat, bilirubin direk meningkat tanpa peningkatan transaminase. BUN,
ureum dan kreatinin meningkat jika komplikasi ke ginjal.
KRITERIA WHO 2009

Leptospirosis
KASUS CONFIRM
KASUS SUSPECT KASUS PROBABLE Kasus confirm pada leptospirosis
adalah suatu kasus suspect atau
Kasus suspect dengan 2 gejala di
demam akut (≥38,5ºC) dan/ atau probable dengan salah satu di
bawah ini:
nyeri kepala hebat dengan: bawah ini:
Nyeri betis , Batuk, Ikterik
Myalgia Isolasi kuman leptospira dari
Manifestasi perdarahan, Iritasi
Kelemahan dan/ atau spesies klasik
meningeal
Conjunctival suffusion, dan Hasil PCR (+)
Anuria/ oliguria dan/ atau
Riwayat terpajan dengan proteinuria Serokonversi dari negatif ke positif
lingkungan yang terkontaminasi atau peningkatan 4 kali pada titer
Sesak napas aritmia jantung
leptospira MAT
Rash di kulit
Titer MAT = 400 atau lebih pada
sampel tunggal
WEIL’S DISEASE

Leptospirosis berat, yang ditandai dengan munculnya gejala berikut


(setelah 4-9 hari):
• Ikterus : jelas terlihat, hepatomegali dan nyeri kuadran kanan atas,
splenomegali (20%)
• Gagal ginjal : nekrosis tubular akut, oliguria, anuria
• Perdarahan : epistaksis, petekie, purpura, ekimosis. Bila ada
keterlibatan paru pasien mengalami batuk, sesak napas, nyeri dada,
dan sputum berdarah.
DIAGNOSIS BANDING

• Malaria
• DHF
• Hepatitis
• Demam tifoid
TATALAKSANA
TATALAKSANA

• Antibiotik memberikan respon baik jika diberikan pada fase


awal penyakit, yaitu sebelum hari keempat.
Lama pemberian antibiotik 7-10 hari.

• Pemberian antibiotik intravena dibutuhkan pada kasus


leptospirosis berat : dosis tinggi penicillin intravena
PROGNOSIS

Prognosis leptospirosis pada umumnya baik, namun kasus


yang kompleks ini dapat mengancam jiwa jika tidak segera
diobati. Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal.
PENCEGAHAN

• Bersifat promotif : menjaga sanitasi


lingkungan (peternakan,
Pencegahan pemotongan hewan, kolam renang),
Primer kampanye rumah antitikus (rat
proof), pemakaian APD bagi pekerja
peternakan
• Proteksi spesifik : vaksinasi

Pencegahan • Penegakan diagnosis dan tatalaksana


segera -> Mencegah penderita dari
Sekunder komplikasi yang dapat menyebabkan
kematian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai