Anda di halaman 1dari 6

F1 🡪 Liga Pelajar Kubung

Latar Belakang
Pembangunan Olahraga merupakan bagian integral dan pembangunan manusia
Indonesiaseutuhnya yang diarahkan pada peningkatan kesegaran jasmani, mental dan rohani
untuk pembentukkan watak, kepribadian, disiplin dan sportifitas yang tinggi serta peningkatan
prestasi olahraga yang menyehatkan dan dapat dibanggakan.Kejuaraan Liga Pendidikan
Indonesia diselenggarakan sebagai bagian dari sistem pembinaan olahraga pelajar secara
berjenjang dan berkelanjutan.Menurut pasal 25 ayat (6) Undang-undang nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional, bahwa untuk menumbuhkembangkan prestasi olahraga
di Lembaga Pendidikan,maka pada jalur pendidikan dapat dibentuk unit kegiatan olahraga,
kelas olahraga, pusatpembinaan dan pelatihan, sekolah olahraga, serta diselenggarakan
kompetisi olahraga secaraberjenjang dan berkelanjutan. Dan pada pasal 27 ayat (1)
menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan
diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional dan internasional.
Permasalahan
- Meningkatnya pergaulan bebas dan kegiatan yang tidak bermanfaat bagi pelajar di indonesia
terutama di Kabupaten Solok
- Meningkatnya penderita obesitas dikalangan pelajar
- Meningkatnya kebiasaan bermain menggunakan handphone seluler dalam waktu yang lama di
kalangan pelajar
Intervensi
Melakukan advokasi kepada struktur pemerintahan kecamatan, tokoh masyarakat, dan lintas
sektor lainnya untuk mengadakan Liga Pelajar di kecamatan Kubung dan mengusahakan agar
kegiatan tersebut dapat diadakan secara berkelanjutan.
Pelaksanaan
Kegiatan Liga Pelajar Kecamatan ini diharapkan dapat terlaksana di akhir semester sekolah di
Kabupaten Solok di Lapangan GOR Batu Batupang yang diikuti oleh pelajar SMP dan SMA.
Namun dikarenakan adanya pandemic covid-19 maka kegiatan ditunda hingga keadaan menjadi
lebih kondusif,
Monev
- Outcome yang diharapkan adalah terciptanya budaya rutin berolahraga pada diri pelajar
sehingga dapat menghidarkan dari pergaulan bebas serta sebagai upaya untuk mencegah
obesitas.
F2 🡪 Pemeriksaan Depot Air Minum
Latar Belakang
Salah satu risiko terbesar dalam kesehatan masyarakat adalah air minum yang telah
terkontaminasi oleh tinja manusia. Penyebab infeksi penyakit paling umum yang disebarluaskan
oleh air minum yakni bakteri patogen, virus dan parasit. Beban kesehatan masyarakat ditentukan
oleh tingkat keparahan dan kejadian dari penyakit yang terkait dengan patogen, infeksitivitas dan
keterpaparan penduduk dimana populasi yang rentan dapat menyebabkan penyakit yang lebih
parah.

Masalah
Air minum yang terkontaminasi merupakan penyumbang utama untuk masalah penyakit diare
pada anak di seluruh dunia. Diare tercatat mengakibatkan 1,7 juta kematian, dari kematian
tersebut hampir semua terjadi pada anak-anak dan di negara berkembang (Ashbolt 2004). Pada
tahun 2012, diare tercatat mengakibatkan 2,5 juta kematian per tahun di seluruh dunia, untuk itu
dilakukan pengujian kualitas air menggunakan indikator mikroba yakni Escherichia Coli,
Enterococci dan Somatic Coliphage untuk mendeteksi sekaligus mengendalikan penyakit infeksi
akibat air minum dan hasilnya menunjukkan bahwa hanya bakteri Escherichia Coli yang cocok
dijadikan indikator kualitas air minum

Intervensi
- Pemeriksaan berkala depot air minum 6 bulan sekali
Pelaksanaan
- Pemeriksaan dilakukan di seluruh depot yang berada di wilayah kerja Puskesmas Selayo.
Pemeriksaan meliputi pengecekan higiene dan sanitasi lingkungan melingkupi ruangan
kerja, fasilitas yang dipakai, badan dan pakaian pekerja, serta lingkungan sekitar depot.
- Masing – masing depot akan diberikan stiker berupa emoticon berupa emot tertawa,
senyum, sedih, dan menangis yang disesuaikan dengan hasil pemeriksaan hygiene dan
sanitasi depot tersebut.
- Pemberian edukasi mengenai sanitasi dan hygiene kepada pemilik dan pekerja depot.

Monev
- Dikarenakan adanya pandemic covid-19, kegiatan pemeriksaan depot air minum berkala
ditunda hingga situasi lebih kondusif, namun monitoring dan evaluasi terhadap kasus
penyakit yang terjadi karena waterborne disease tetap dilakukan.

F4 🡪Deteksi Tumbuh Kembang


Latar belakang

Istilah tumbuh kembang terdiri dari dua peristiwa penting, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang berubah-ubah,
misalnya pembentukan jaringan, pembesaran kepala, tubuh serta anggota badan lain seperti tangan
dan kaki, peningkatan dalam kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot yang besar
maupun kecil, perkembangan hubungan sosial, pemikiran dan bahasa, serta mulai terbentuknya
kepribadian. Proses-proses tersebut terjadi tergantung pada kondisi biologis dan psikis serta
lingkungan perkembangan anak.

Masalah
Masih kurangnya partisipasi orang tua dalam kegiatan deteksi tumbuh kembang balita yang
biasanya dilakukan di posyandu setiap bulan.
Intervensi

- Memberikan edukasi mengenai tumbuh kembang balita kepada setiap orang tua yang membawa
anaknya berobat ke Puskesmas Selayo.

- Kader lebih aktif lagi dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan Posyandu

- Dilakukan kegiatan jemput bola bagi balita yang tidak datang Posyandu.

Pelaksanaan
Deteksi tumbuh kembang balita dilaksanakan pada Poli Anak Puskesmas Salayo dibarengi oleh edukasi
kepada orang tua,

Monev

- Terciptanya kesadaran orang tua untuk rutin membawa balita ke posyandu.

F6 🡪 Tatalaksana Skabies
Latar belakang
Di Indonesia, scabies merupakan salah satu penyakit kulit tersering di Puskesmas. Pada tahun
2008, prevalensi scabies di seluruh puskesmas di Indonesia adalah 5,6%-12,9%, merupakan penyakit
kulit terbanyak urutan ketiga. Beberapa factor yang berpengaruh pada prevalensi scabies antara lain
keterbatasan air bersih, perilaku kebersihan yag buruk, dan kepadatan penghuni rumah. Dengan tinginya
kepadatan penghuni rumah, interaksi dan kontak fisik yang erat yang akan memudahkan penularan
scabies, oleh karena itu penyakit ini banyak terdapat di asrama, panti asuhan, pondok pesantren dan
pengungsian.

Masalah
Masih kurangnya tingkat kepatuhan pasien dalam memakai obat scabies yang membutuhkan
kepatuhan agar tidak terjadi rekurensi.
Intervensi

- Menjelaskan cara pemakaian dan efektivitas obat serta menekankan pentingnya kepatuhan dalam
menggunakan obat.

- Meminta pasien membawa anggota keluarga yang serumah untuk dating berobat ke Puskesmas.

- Menganjurkan pasien untuk datang 8-12 hari lagi untuk mengulangi pengobatan karena obat
topical yang tersedia di puskesmas hanya salep 2-4 yang tidak efektif membunuh telur tungau,
dan relative lebih lama pengobatannya.

Pelaksanaan
Tatalaksana scabies secara komprehensif dilakukan pada setiap pasien yang berobat ke Puskesmas Salayo
baik di Poli umum, lansia ataupun anak.

Monev

- Berkurangnya angka kasus scabies di wilayah kerja Puskesmas Salayo


F5 🡪 Peningkatan Pengetahuan Masyarakat dan
Capaian Skrining HIV/AIDS
Latar belakang

Situasi HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan data yang dilaporkan oleh Direktorat


Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Ditjen P2P) yang bersumber dari Sistem
Informasi HIV/AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual) menyebutkan, dari 35 provinsi di
Indonesia terdapat lima provinsi dengan jumlah infeksi HIV terbesar yaitu Jawa Timur, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Papua dengan persentase penderita terbanyak yaitu laki-
laki (62%). Sedangkan berdasarkan kelompok umur, usia 25-49 tahun merupakan usia dengan
jumlah infeksi HIV paling banyak setiap tahunnya dibanding kelompok umur lainnya.
Berdasarkan data laporan tahunan Puskesmas Selayo dari bulan Januari hingga Desember
2019, terdapat 1130 orang yang berisiko tertular HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Selayo,
namun hanya sebanyak 517 orang yang mendapat pemeriksaan HIV sesuai standar (45,75%),
sementara target untuk dilakukan pemeriksaan pada orang beresiko adalah sebanyak 942 orang
(83,3%.).

Masalah
● Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama yang berisiko tertular HIV/AIDS mengenai
bahaya dan pencegahan HIV/AIDS di lingkungan Puskesmas Salayo.
● Masih kurangnya capaian skrining HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Salayo.
Intervensi

- Membagikan kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS

- Melakukan edukasi HIV/AIDS kepada masyarakat yang berobat ke Puskesmas Salayo terutama
ibu hamil dan penderita TB.

Pelaksanaan
Penyebaran kuesioner dilakukan di Poli KIA dan ruangan TB Puskesmas Salayo selama bulan April
hingga Mei dilanjutkan dengan edukasi individu.

Monev

- Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya dan pencegahan penularan


HIV/AIDS.

- Meningkatnya angka capaian skrining HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai