Anda di halaman 1dari 10

F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat
Penggunaan Masker dalam Pencegahan Covid 19
PESERTA HADIR 

- Peserta PIDI
- Masyarakat

LATAR BELAKANG

Informasi yang ada saat ini mengindikasikan bahwa dua cara utama transmisi virus
COVID-19 adalah percikan (droplet) saluran pernapasan dan kontak. Percikan saluran
pernapasan dihasilkan saat seseorang batuk atau bersin. Setiap orang yang berada dalam kontak
erat (dalam radius 1 m) dengan orang yang menunjukkan gejala-gejala gangguan pernapasan
(batuk, bersin) berisiko terpapar percikan saluran pernapasan yang kemungkinan dapat
menyebabkan infeksi (infeksius). Percikan juga dapat jatuh ke permukaan benda di mana virus
tetap aktif; oleh karena itu, lingkungan sekitar terdekat dari orang yang terinfeksi dapat menjadi
sumber penularan (penularan kontak). WHO baru-baru ini merangkum laporan-laporan
transmisi virus COVID-19 dan memberikan gambaran singkat bukti-bukti yang ada tentang
penularan dari orang-orang bergejala (simtomatik), yang belum menunjukkan gejala
(prasimtomatik), dan tidak bergejala (asimtomatik)a yang terinfeksi COVID-19.

Penggunaan masker medis adalah salah satu langkah pencegahan yang dapat
membatasi penyebaran penyakitpenyakit saluran pernapasan tertentu yang diakibatkan oleh
virus, termasuk COVID-19. Namun, penggunaan masker saja tidak cukup memberikan tingkat
perlindungan yang memadai, dan harus dilakukan juga langkah-langkah lain. Terlepas dari
apakah masker digunakan atau tidak, kepatuhan maksimal dalam menjaga kebersihan tangan
dan langkah-langkah PPI lainnya sangat penting untuk mencegah penularan COVID-19 dari orang
ke orang

PERMASALAHAN

1. Masih ada masyarakat yang tidak memakai masker saat berkunjung ke PKM Seberang Padang

2. Masyarakat sering membuka masker saat berbicara

3. masyarakat sering memakai masker berkali kali

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

1. Menjelaskan kepada masyrakat pentingnya penggunaan masker

2. menjelaskan kepada masyarakat agar tetap memakai masker walaupun saat sedang berbicara dan
tidak memakai masker berulang kali ( untuk masker bedah )

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada:

Tanggal : 20 Juli 2020

Jam : 09.00 – 10.00

Tempat : Poli Sehat Puskesmas Seberang Padang

Jumlah Peserta : 8 orang ( Masyarakat yang datang ke poli sehat PKM Seberang Padang)

1. Menjelaskan kepada masyrakat bahwa penggunaan masker sangat penting pada saat ini untuk
mencegah penyebaran covid 19. dimana sekarang masih belum dijelaskan apakah penyebaran covid 19
dapat melalui droplet atau tidak , namun kita tetap harus waspada

2. menjelaskan kepada masyarakat agar tetap memakai masker walaupun saat sedang berbicara. karena
bagi beberapa orang mungkin merasa tidak sopan jika berbicara dengan tetap menggunakan masker.
namun untuk kondisi saat ini tentu menjadi hal yang wajar saja untuk memakai masker dalam kondisi
apapun.

3. untuk masker bedah, dijelaskan bahwa hanya dapat dipakai satu kali dan tidak bleh dipakai beruang
ulang. Masker scuba dapat dicuci setelah dipakai.

MONITORING & EVALUASI

1. masyarakat paham akan pentingnya memakai masker

2. masih ada masyarakat yang sering membuka masker saat berbicara dengan orang lain

F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF
PESERTA HADIR 

- Peserta PIDI
- Masyarakat

LATAR BELAKANG

Air Susu Ibu (ASI) ialah makanan pilihan utama untuk bayi dan merupakan makanan yang
sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Perlu diketahui, komposisi zat gizi di dalam
ASI demikian sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai tahapan tumbuh kembang bayi,
bahkan untuk bayi yang lahir prematur sekalipun. Pemberian ASI merupakan satu-satunya jalan yang
paling baik untuk mengeratkan hubungan antara ibu dan bayi, dan ini sangat dibutuhkan bagi
perkembangan bayi yang normal terutama pada bulan pertama kehidupannya. Pemberian ASI tanpa
pemberian makanan lain selama enam bulan disebut menyusui secara eksklusif.
UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak
Balita didunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif
selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman
tambahan kepada bayi. UNICEF juga menyebutkan bukti ilmiah terbaru yang dikeluarkan oleh Jurnal
Pediatrik pada tahun 2006 ini, terungkap data bahwa bayi yang diberi susu formula, memiliki
kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali
lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif.

PERMASALAHAN

Meskipun manfaat memberikan ASI Eksklusif dapat membantu pertumbuhan dan


perkembangan anak telah diketahui secara luas, namun kesadaran ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif di Indonesia baru sebesar 14% saja, itu pun diberikan hanya sampai bayi berusia 4 bulan,
Banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah dua tahun yang sempat melanda
beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisir melalui pemberian ASI secara eksklusif. Oleh sebab
itu sudah sewajarnya ASI eksklusif dijadikan sebagai prioritas program di negara berkembang ini.
Ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang
dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat bagi
terbentuknya kesadaran orang tua didalam memberikan ASI eksklusif.

Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau
menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan
bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain,
ibu merasa bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi.
Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan
karena ibu kurang percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya Masih rendahnya kepatuhan ibu
dalam pemberian ASI tidak terlepas dari faktor ibu, petugas dan pelayanan kesehatan maupun
lingkungan. Faktor dari ibu berhubungan dengan umur, pendidikan, pengetahuan ASI dan pekerjaan.
Faktor dari petugas dan pelayanan kesehatan berhubungan dengan KIE petugas serta perhatian dan
bantuan petugas. Sedangkan faktor dari lingkungan berhubungan dengan riwayat menyusui orang
tua, dukungan keluarga, pemberian cuti melahirkan adanya izin untuk menyusui di tempat kerja, ada
tidaknya tempat penyimpanan ASI dan penitipan bayi serta promosi susu formula.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka pengetahuan masyarakat khususnya pemahaman orang


tua bayi dan balita mengenai pentingnya ASI eksklusif perlu ditingkatkan agar jumlah bayi yang
memperoleh ASI eksklusif bertambah.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penyuluhan mengenai
"Pentingnya ASI Eksklusif”akan disampaikan mengenai pengertian ASI Eksklusif, pentingnya inisiasi
menyusui dini, kandungan gizi pada ASI, bagaimana cara menyusui yang benar, manfaat ASI, waktu yang
tepat untuk pemberian makanan pendamping ASI, dan lain sebagainya.

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada:

Tanggal : 29 Juli 2020

Jam : 09.30 – 10.00

Tempat : Poli KIA Puskesmas Seberang Padang

Jumlah Peserta : 2 orang

Kegiatan yang dilakukan:

1. Menjelaskan tentang pentingnya ASI eksklusif

2. Menggali informasi mengenai apakah ibu2 tersebut memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka

3. Menjelaskan tentang pengertian ASI Eksklusif

4. Menjelaskan tentang pentingnya inisiasi menyusui dini

5. Menjelaskan tentang kandungan gizi pada ASI

6. Menjelaskan tentang bagaimana cara menyusui yang benar

7. manfaat ASI

8. waktu yang tepat untuk pemberian makanan pendamping ASI, dan lain sebagainya.

MONITORING & EVALUASI

Penyuluhan maupun informasi tentang pentingnya ASI eksklusif harus terus digalakkan, terutama untuk
para ibu muda. Ibu-ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya dengan alasan kesibukan atau anak
yang tidak menginginkan ASI dan menggantinya dengan susu formula. Pemahaman tentang waktu
pemberian makanan tambahan juga perlu dijelaskan kepada ibu-ibu.

F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan


Tidak Menular
Imunisasi
PESERTA HADIR 

- Peserta PIDI
- Masyarakat

LATAR BELAKANG
Imunisasi adalah upaya membuat individu menjadi kebal terhadap suatu penyakit
infeksi Imunisasi membuat tubuh kebal terhadap penyakit infeksi melalui administrasi vaksin.
Vaksin menstimulasi sistem imun tubuh untuk melindungi diri dari suatu infeksi. Imunisasi telah
terbukti sebagai cara yang efektif dalam mengontrol dan mengeliminasi penyakit infeksi
berbahaya yang menyebabkan kematian antara dua sampai tiga juta jiwa tiap tahun .

Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi individu terhadap penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, mengurangi prevalensi penyakit pada penyakit, dan mengeradikasi
penyakit tersebut. Penyakit yang telah berhasil dieradikasi adalah penyakit cacar (variola).
Imunisasi dapat mencegah 2-3 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) .Imunisasi dapat mencegah kematian yang disebabkan difteri, tetanus,
pertusis, dan measles dan apabila cakupan imunisasi dapat dioptimalkan angka kematian dapat
diturunkan lagi sebanyak 1,5 juta jiwa

PERMASALAHAN

1. Orang tua terlambat membawa anak untuk imunisasi

2. Orang tua tidak membawa buku KIA saat imunisasi

3. Orang tua tidak perhatian dengan imunisasi apa saja yang telah didapatkan anaknya

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

1. Melakukan imunisasi

2. Memberikan penjelasan mengenai jadwal imunisasi yang benar

3. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapatkan
anak dan membawa buku KIA agar imunisasi yang didapatkan oleh anak menjadi jelas dan optimal

PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan pada:

Tanggal : 14 Juli 2020

Jam : 08.30 – 09.00

Tempat : Poli Imunisasi Puskesmas Seberang Padang

Jumlah Peserta : 6 orang

Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Melakukan identifikasi imunisasi yang dibutuhkan saat ini dengan melihat buku KIA yang dibawa ibu
saat datang

2. Menjelaskan mengenai jadwal imunisasi yang benar dan kapan harus datang
3. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya memberikan imunisasi pada anak dengan tepat waktu
dan membawa buku KIA agar tidak terjadi kesalahan saat pemberian imunisasi sehingga imunisasi yang
diberikan menjadi optimal

MONITORING & EVALUASI

1. Pelaksanaan berjalan lancar

2. ada ibu yang tidak membawa buku KIA

3. ada ibu yang tidak mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapatkan anaknya sehingga petugas
juga menjadi ragu imunisasi aa yang harus diberikan selanjutnya karena buku KIA juga tidak diisi
sebelumnya karena pasien tidak membawa buku tersebut

4. ibu mengetahui bahwa pemberian imunisasi harus tepat waktu

F6 - Upaya Pengobatan Dasar


 Dyspepsia

PESERTA HADIR 

- Peserta PIDI
- Masyarakat

LATAR BELAKANG

Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan nyeri dan perasaan tak nyaman di perut yang bersifat
menetap atau pun berulang di daerah epigastrium. Dyspepsia meski pun bukan termasuk penyakit yang
mengancam jiwa namun dapat mengurangi kualitas hidup karena nyeri dan rasa tak nyaman dapat
mengganggu konsentrasi dalam pekerjaan maupun saat beristirahat. Diperlukan penanganan yang
adekuat agar pasien tidak sering mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berobat

PERMASALAHAN

Kasus

Identitas pasien

Nama : Ny. W

Usia : 41 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Anamnesis
Keluhan utama : Pasien merasakan perut terasa penuh

RPS : Pasien adalah penderita penyakit lambung lama. Keluhan saat ini perut terasa penuh dan tidak
nyaman 3 hari terakhir. Terkadang pasien merasakan mual dan kembung serta bersendawa. Riwayat
makan tidak teratur 1-4x per hari, sekali makan langsung porsi banyak.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Sedang

Vital Sign

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

KU : sedang

Kes : CM

TD : 130/80

HR : 90 x/ menit

RR : 20 x / menit

T : afebris

Status generalis :

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Leher : tidak ada pembesaran KGB, JVP 5 - 2 cmH2O

Thorax : Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : SN Vesikuler, rh -/-, wh -/-

Abdomen : Distensi (-), NT (-), NL (-), BU (+) normal

Ekstremitas : akral hangat. crt < 2 s

Diagnosis
Dyspepsia

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Tujuan utama pengobatan dyspesia adalah mengurangi rasa tak nyaman di perut. Berdasarkan teori saat
ini penyebab dyspepsia adalah peningkatan zat pelepas hormon gastrin di lambung, dismotilitas dan
hipersensitivitas viseral, psikologis, infeksi bakteri serta pola diet dan lingkungan. Sehingga pengobatan
terbagi dalam dua kategori, farmakologi dan non farmakologis.

Pengobatan farmakologis:

1. Antasida

2. Agen penghambat asam: H2 blocker dan PPI

3. Agen prokinetik

4. Antiemetik

5. Antispasmodik

6. Sitoprotektor

Pengobatan non-farmakologis:

1. Pengubahan pola diet

2. Manajemen stress

PELAKSANAAN

Pada pasien ini, karena tidak bekerja dan sebagai ibu rumah tangga, faktor psikologis kemungkinan
besar perannya. Saran agar mengurangi pikiran – pikiran tidak penting . Pola makan yang tidak teratur
dan seringnya mengkonsumsi makanan pedas, bersantan dan asam juga berperan penting dan
disarankan untuk menghindarinya. diberikan juga omeprazole 1 x 1 untuk mengatasi keluhan pasien.

MONITORING & EVALUASI

Pasien diberikan edukasi mengenai penyakitnya, meliputi:

• Menjelaskan pasien tentang penyakitnya

• Menginformasikan tentang pentingnya makan teratur

• Menginformasikan tentang pantangan makanan dan minuman

• Menginformasikan tentang manajemen stres dan kepentingannya dalam pengobatan


penyakitnya
 F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular 
Tracing kontak erat pasien Covid-19
PESERTA HADIR 

- Peserta PIDI
- Masyarakat
-  Camat/ Lurah/ Perwakilan
-  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Contact tracing atau penelusuran kontak, merupakan salah satu istilah yang kerap disebut di
tengah penyebaran virus corona. Kasus infeksi virus corona (Covid-19) di beberapa negara terus
meningkat.Penyebaran virus juga meluas, dari semula satu negara lantas menjalar ke 180 negara di
dunia dan menginfeksi lebih 930 ribu orang. Berdasarkan data John Hopkins University hingga Kamis
(2/4), 47 ribu lebih orang meninggal dan lebih 194 ribu pasien lainnya berhasil sembuh. Pemerintah
berbagai negara melakukan contact tracing tersebut guna mengendalikan laju penyebaran virus yang
mulai diidentifikasi Desember 2019 tersebut. Banyak orang kemudian dipantau dan dievaluasi saat
diketahui pernah kontak dengan pasien positif Covid-19.

PERMASALAHAN

1. Ditemukan 1 orang pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kel Ranah Parak Rumbio.

2. Perlu diketahui orang yang berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid -19.

3. Perlu dijelaskan Protokol Kesehatan pada masyarakat yg berkontak erat dg pasien Covid-19

4. Tidak semua masyarakat paham dan peduli dengan permasalahan Covid -19

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan tracing kontak erat pasien terkonfirmasi covid-19

PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan pada:

Tanggal : 08 Juli 2020


Jam : 09.00 – 11.00

Tempat : Ranah Parak Rumbio

Jumlah Peserta : 6 orang ( Keluarga)

Kegiatan yang dilakukan:

1. Mencari data masyarakat yg berkontak erat dg pasien pasien covid - 19.

2. Menjelaskan tentang Covid-19 dan penularannya

3. Menjelaskan tentang tatalaksana Covid-19.

4. Menjelaskan tentang pencegahan Covid-19.

5. Menjelaskan tetang Protokol Kesehatan Covid -19

6. Melakukan skrining covid pada masy yg berkontak dg pasien covid -19.

MONITORING & EVALUASI

1. Tracing berjalan kurang lancar

2. Suami pasien kooperatif namun anak pasien tidak terima dan tidak percaya Covid. terlebih
pasien tidak ada gejala sehingga anak pasien semakin tidak percaya.

3. Kurang dukungan dari lingkungan setempat. Warga setempat kurang menerima kehadiran kami
dengan baik.

4. OTG menolak untuk dilakukan swab.

5. Tidak semua OTG bisa ditemukan sewaktu tracing

Anda mungkin juga menyukai