S
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
1. NUR UTAMI DWI ASTUTI (195059013)
2. FARIDA ROHAYANI (1950590280)
3. ROSIAN BUDI
Gambaran Klinis
• Masa inkubasi : 2-26 hari, biasanya 7-13 hari
• Fase leptospiremia → Leptospira dalam darah dan CSF
(4-7 hari)
Sakit kepala
Myalgia, diikuti hiperestesi kulit
Demam tinggi dan menggigil
Mual, muntah, disertai mencret
Bradikardi relatif
Ikterus
Konjungtiva suffusion dan fotofobia
Rash makulopapular, atau urtikaria
Splenomegali, hepatomegali, limfadenopati.
Gambaran Klinis
• Fase imun → peningkatan titer antibodi
Demam hingga suhu 40°, menggigil
Myalgia
Perdarahan spontan
Kerusakan ginjal dan hati → uremic dan ikterik
Injectio konjungtiva dan konjungtiva
suffusion dan ikterus (gejala patognomonis)
Meningitis
Tanda dan gejala
LEPTOSPIROSIS
ETIOLOGI:
LEPTOSPIRA INTERROGANS
Tersering:
• L. icterohemorrhagica → tikus
• L. canicola → anjing
• L. pomona → sapi dan babi
EPIDEMIOLOGI
• Terbanyak: di daerah tropis
• Indonesia → negara dengan insidens leptospirosis tinggi, dan peringkat
ketiga mortalitas
Reservoar
• Utamanya tikus → menetap dalam epitel tubulus
ginjal dan ikut mengalir dalam filtrat urin.
Penularan
Kondisi lingkungan air, temperatur hangat, hujan
Mikroorganisme mampu bertahan ber minggu
– bulan dalam pH netral/alkalis, suhu 28-32 0
C
Binatang liar / domestik : tikus
Kontak dengan urine binatang reservoir
Risk factor : pekerjaan, rekreasi, bencana alam
Masuk tubuh melalui : kulit abrasi, mukosa utuh:
konjungtiva mata, epitel genital, saluran
makanan
Patogenesis
Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit
atau selaput lendir → Masuk ke aliran darah,
menyebar secara luas ke jaringan tubuh → Respon
imunologik → Leptospira bertahan dalam ginjal,
otak, dan mata
Diagnosis
• Gejala klinis
• Pemeriksaan penunjang:
Darah rutin,ureum/creatinin, fungsi hati: Bilirubin direk
↑, LED
Tes serologi
• Diagnosis pasti: isolasi leptospira dari cairan tubuh dan
serologi