Anda di halaman 1dari 66

CURRICULUM VITAE

Nama : Dr. H. Harun Hudari, SpPD, FINASIM


TTL : Palembang, 3 Mei 1970
Pendidikan : Spesialis Penyakit Dalam FK Universitas Sriwijaya
Palembang th 2008
Riwayat Pekerjaan :
1. Dokter PTT Puskesmas Muara Rupit 1997 2000
2. Dokter PNS RSUD Dr. MM Dunda Gorontalo 2001 2004
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Banyuasin
2008 sekarang
4. Dokter Spesialis Penyakit Dalam FK UNSRI/RSMH
Palembang 2009 sekarang
HP : 081271621966 / 0711 7301744



LEPTOSPIROSIS
2
Dr. H. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
Divisi Penyakit Tropik Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RS Dr. Moh. Hoesin/FK UNSRI

Sejarah Leptospirosis
1886 pertama kali Adolf Weil melaporkan penyakit ini.
1915 menemukan penyebab leptospira adalah
spirochaeta.
Di Cina penyakit ini disebut juga penyakit occupational/
pekerjaan petani.
Di Jepang demam musim gugur.
Di Indonesia pertama kali dilaporkan Van Der Scheer di
Jakarta tahun 1922.
3
Leptospira
Ukurannya kecil mikroskop medan gelap dan
mikroskopi elektron
Bentuk yang kecil, berpilin, spiral, dengan ujung
ada pengait dapat bergerak aktif untuk maju,
mundur, atau berbelok
Peka terhadap asam
Di air tawar bisa bertahan hidup 30-43 hari
Lingkungan hidup: tanah panas dan lembab
Urine sapi bisa mengandung 100 juta
leptospira/mm
3
4
Epidemiologi
5
Terminologi
Leptospirosis: suatu penyakit infeksi yang disebabkan
M.O. Leptospira tanpa memandang bentuk spesifik
serotipenya, ditularkan secara langsung atau tidak
langsung dari hewan ke manusia, sehingga digolongkan
sebagai zoonosis.

Nama lain:
Mud Fever, Slime Fever (Shlam Fieber), Swamp
Fever, Autumal Fever, Infectious Jaundice, Field
Fever, Cane Cutter Fever.
- Dewasa muda (50%), umur:10-39 tahun, laki-laki (80%).

6
Weils syndrome: 3 dari 4 kriteria ( leptospira +)
1. Leptospira
2. Haemorrhagic phenomena
3. Acute renal failure
4. Jaundice

Weils Diseases: leptospirosis berat yang ditandai
dengan ikterus, biasanya disertai perdarahan, anemia,
azotemia, gangguan kesadaran dan demam tipe
kontinu.

7
Sumber Penularan
Tikus (rodent)
Babi
Kambing
Domba
Kuda
Anjing
Kucing
Serangga
Burung
Kelelawar
Tupai
Landak
Kerbau
Sapi
Unggas
Manusia manusia?
Sumber : WWW. Infeksi
8
- Leptospira hidup di ginjal/air kemih
host (tikus, musang, tupai, anjing,
lembu, babi, kerbau, dll)
- Hewan asimptomatik mengandung
>10
10
organisme/gram di dalam
ginjalnya

- Lingkungan optimal tergantung:
pH urin pejamu
pH tanah atau air
Kelembaban
Suhu sekitar
9
Faktor risiko terjadinya
leptospirosis
10
- Leptospira (dalam urine hewan) tetap infeksius selama 6-
48 jam.

- Dalam urine hewan (pH asam) hidup beberapa saat.

- Pd pH netral/alkalis, tidak terkontaminasi detergen,t > 22C
hidup sampai berminggu-minggu.

- Leptospira patogen tidak mampu hidup di air asin > beberapa
jam, leptospira nonpatogen (saprofit), leptospira biflexa
diisolasi dari air laut.

- Manusia kulit luka kontaminasi air kemih binatang yang
terinfeksi leptospira terinfeksi.
11
Patogenesis
12
- Perjalanan klinis bifasik:
Fase 1:Fase leptospiremia: 4-9 hari
Fase 2:Fase imun: 1-3 hari
Fase 3:Fase penyembuhan: minggu ke-2 s/d ke-4

13
Patogenesis
Leptospiremia
Multiplikasi
Adherensi
Vaskulitis
Kebocoran sel
Kerusakan organ
Port dentry
14
Patogenesis
Masuk melalui luka di kulit,
konjungtiva, selaput mukosa
Multipikasi kuman dan
menyebar melalui aliran darah
Kerusakan endotel PD kecil,
ekstravasasi sel & perdarahan
Perubahan patologi di organ/jaringan
Ginjal Hati
Paru
Jantung
Otot
Mata
15
Patogenesis
Leptospirosis kerusakan dinding pembuluh darah
kecil vaskulitis + kebocoran dan ekstravasasi sel.
Lipopolysaccharide (LPS) pada leptospira endotoksin
stimulasi perlengketan netrofil pada sel endotel dan
trombosit agregasi trombosit trombositopenia.
Fosfolipase pada leptospira hemolisin lisis
eritrosit dan membran sel.
Protein sitotoksin toksin perubahan histopatologik
infiltrasi makrofag dan sel PMN.
16
GAMBARAN KLINIS:
1. Demam, 100% kasus
2. Injeksi konjungtiva, 54% kasus
3. Jaundice, 46% kasus
4. Muscular tenderness ,45% kasus
5. Nyeri otot/seluruh tubuh, 32%
kasus
6. Gejala abdominal, 29% kasus
7. Pening/sakit kepala, 25% kasus
8. Menggigil, 22% kasus
9. Hepatomegali,18% kasus

17
10. Splenomegali, 6% kasus
11. Perdarahan, 5% kasus
12. Batuk-batuk, 4% kasus
13. Proteinuria, 25% kasus
14. Azotemia, 20% kasus

Masa tunas: 2-26 hari

18
Gambaran klinis leptospirosis
19
Symptoms and Signs Leptospirosis
Abrupt onset (70-100%)
Fever, chills, rigors (98%)
Headdache (93-97%)
Myagias (40-80%)
Vomiting, diarrhea, abdominal
pain (30-95%)
Conjungtiva suffusions (33-100%)
Hepatomegaly (5-22%)
Splenomegaly (5-25%)
Meningeal sings (12-44%)
Mental status changes (7-21%)
Oliguria (10%)
Cough (10-20%)
Chest pain (11%)
Skin rash (9-18%)

Jaundice (1,5-6%)

Sumber : Huston CD 20

21
Sumber : Guideline for Preventoin of Leptospirosis 22
23
Diagnosis Leptospira
1. Suspek, bila ada gejala klinis tanpa dukungan
laboratorium.

2. Probable, bila ada gejala klinis sesuai leptospirosis
dan hasil serologi penyaring yaitu disptik, lateral flow
atau dri dot positif.

3. Definitif, bila hasil pemeriksaan langsung positif atau
gejala klinis sesuai dengan leptospirosis dan hasil test
MAT/ELISA serial menunjukan adanya peningkatan
serokonversi atau peningkatan titer 4 kali atau lebih.
24
KRITERIA FAINE
Menurut Shivakumar (2004) : skore 20-25, konfirmasi Leptospirosis
25
26
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan umum
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan faal ginjal
3. Pemeriksaan faal hati
Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan langsung
1.1 Mikroskopik dan Imunostaining
1.2 PCR
1.3 Biakan
1.4 inokulasi
2. Pemeriksaan tidak langsung/serologi
2.1 MAT
2.2 ELISA
2.3 MSAT
27
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan langsung mendeteksi keberadaan
kuman leptospirosis atau antigennya:
1. Kultur : Flectcher medium, Tween 80-albumin medium
2. Mikroskopik
3. Inokulasi hewan
4. Imunostaining (IG)
5. PCR
Pemeriksaan tidak langsung antibodi terhadap kuman
leptospirosis:
1. MAT Baku emas serologi
2. ELISA
3. Tes Penyaring
Sumber : WWW.infeksi
28
Gambaran darah rutin
Leukosit : meningkat, normal, menurun
Netrofil meningkat
Shif to the left
LED meningkat
Trombositopenia
Protrombin time memanjang
Anemia ec perdarahan
29
Pemeriksaan fungsi ginjal
Urine: albuminuria dan peningkatan silinder (hialin,
granuler, selular). Bilirubinuria 1 gr/hari

Ureum meningkat s/d 400 mg/dl

GGA progresif dan selang 3 hari kemudian anuria total

TNA

Oliguira (produksi urine < 600 cc/hari) akibat dehidrasi
dan hipotensi
30
Pemeriksaan fungsi hati
Ikterik disebabkan bilirubin direk meningkat

SGOT/SGPT normal atau meningkat 2-3 kali

Kreatinin fosfokinase meningkat > 5 kali lipat
31
Mikroskop Lapangan Gelap
(dark-field microscopic)
Mengamati leptospira tipis, bergelung, begerak cepat
dalam medium kultur darah atau urine
Keuntungan: mengamati leptospira dalam kultur
Kekurangan:
- Teknis khusus dan berpengalaman
- Artefak : benang fibrin
- Keterbatasan sarana
- Jumlah bakteria >>
- Sensitivitas 40,2% dan spesifisitas 61,5%
Konfirmasi dengan tes lain: MAT
32
MAT (Microscopic agglutination test )
Tes ini mengukur kemampuan serum darah pasien untuk
mengagglutinasi bakteri Leptospira yang hidup

Diperlukan panel suspensi kuman leptospira hidup yang
mencakup semua jenis serovar

Sampel pemeriksaan MAT sebaiknya diambil serial 1-2
minggu

Bermakna serokonversi (+) atau kenaikan titer 4 kali lipat

Balivet Bogor dan Mikrobiologi RS Kariadi Semarang
33
ELISA
34
35
EKG
85 % kasus yang berat mengalami perubahan EKG

Perubahan EKG disebabkan oleh miokarditis dan atau
gangguan elektrolit

AV blok, sinus takikardia, atrial fibrilasi

2 kasus sindroma koroner akut
36
USG

Edema pankreas pankretitis
37
Sumber : Gasem HM dan Principle an practice In infections disease
38
Pengobatan
Purpose of drug administration regimen

Treatment mild leptospirosis:
Doxycycline, 100 mg orally bid or Ampicillin, 500750 mg
orally qid or Amoxicillin, 500 mg orally qid

Moderate/severe leptospirosis:
Penicillin G, 1.5 million units IV qid or Ampicillin, 1 g IV qid
or Amoxicillin, 1 g IV qid or Ceftriaxone, 1 g IV once daily
or Cefotaxime, 1 g IV bid or Erythromycin, 500 mg IV qid

Chemoprophylaxis:
Doxycycline, 200 mg orally once a week
39
Antimikrobial: - Streptomisin
- Tetrasiklin
- Kloramfenikol
- Eritromisin
- Siprofloksasin
Penisilin-G efektif pada hari1-3 kurang bermanfaat
pada fase ke-2, tidak efektif bila ada ikterus, gagal ginjal,
meningitis.
Penisilin-G pilihan I 1,5 juta unit tiap 6 jam selama 5-7
hari.
Terapi suportif sesuai keparahan penyakit.
PENGOBATAN
40
Dialisis dipertimbangkan bila
Hiperkalemia yang intractable ( K > 6.5 mmol/l )
Asidosis yang sulit dikoreksi (HCO
3
< 12 mEq/L)
Edema paru
Ensefalopati uremik
Perikarditis uremik
Oliguria (produksi urine kurang dari 200 ml/12 jam)
dan BUN lebih dari 100 mg/dl

41
Indikasi Tranfusi Trombosit
Demam tinggi
Trombosit semakin menurun
Perdarahan aktif




= cryoprecipitate
Bila jumlah fibrinogen < 50 mg/dl
Indikasi pemberian FFP
42
Platelet therapy
Indications
Active bleeding
Patient requiring invasive procedures
Patient at high risk for bleeding complications

Platelets
Approximate dose 1 unit/10kg

43
Kebutuhan Nutrisi
Berat badan 0 -10 kg : 100 kalori/kgBB/hari
Berat badan 20-30 kg : + 50 kalori/kgBB/hari
Berat badan 30-40 kg : + 25 kalori/kgBB/hari
Berat badan 40-50 kg : + 10 kalori/kgBB/hari
Berat badan 50-60 kg : + 5 kalori/kgBB/hari
keseimbangan nitrogen mencegah ketosis

Protein : 0.2-0.5 gram/kgBB/hari

44
Mekanisme gagal ginjal akut
Invasi/nefrotoksik langsung leptospira
invasi kerusakan tubulus dan glomerulus oleh karena
migrasi atau endotoksin leptospira (secara hematogen)
interstitium, tubulus, dan lumen tubulus

Reaksi imunologis
koplek imun dan endapan complemen, serta electron
dence bodies pada glomerulus immune complex
glomerulonefritis TIN ( tubulo interstitial nefritis )

Reaksi non spesifik terhadap infeksi iskemia ginjal

Rhamdomyolisis? konsentrasi mioglobin
45
Terapi suportif GGA
Hidrasi cairan yang mengandung elektrolit balance
cairan pada 24 jam
Pemberian diuretika (yang hemat kalium karena
peningkatan horman kortisol dan aldoseron), untuk
mengubah tipe oliguria poliuria
Pemberian dopaminergik untuk memperbaiki perfusi
ginjal
Peptida natriuretik atrial
Preservasi integritas sel: calcium channel blocker
Stimulasi generasi sel (asam amino termasuk glisin dan
growth factor)
46
Nekrosis Tubular Akut
Kadar natrium urin > 40 mEq/L

Rasio kreatinin urine dan plasma < 20

Indeks gagal ginjal > 1 (indeks gagal ginjal = kadar
natrium urine x kadar kreatinin plasma/kadar natrium)
47
GGA Leptospirosis
Iskemia ginjal
Glomerulonefritis
TNA
Invasi Kuman
Nekrosis Ginjal
Mediator Inflamasi
TNF-, IL-1, PAF, PDGF ,
TXA2, LTC4, TGF-
GGA
Melepaskan
48
Ikterik Anikterik
Azotemia
Tidak/ringan
Oliguria
Urin<600 mL/hari
Non Oliguria (poliuria) urin
Urin>600mL/hari
Seperti A ditambah dgn :
Pemantauan intensif keseimbangan
Air & elektrolit
Seperti A ditambah dgn :
Hidrasi dgn cairan & elektrlit
Dopamin : meningkatkan perfusi ginjal
Dieuretik (ARF : oliguria poliuria
Keseimbangan asam basa
Dialisis
Ya/berat
A: nutrisi,terapi suportif,pencegahan &
komplikasi keseimbangan air & elektrolit
Leptospirosis
Gasem HM,2003
49
Leptospirosis Nefropati
Leptospirosis nefropati umumnya tanpa gejala sisa

Penyembuhan sempurna memerlukan waktu 2 6 bulan

Dialisis sesuai indikasi
50
Hipovolemia dan Hipotensi
Intake yang kurang
Meningkatkan evaporasi oleh karena demam
Pelepasan kinin, histamin serotonin, prostaglandin
peningkatan permeabilitas pembuluh darah
kebocoran albumin dan cairan intravaskuler
Pelepasan sitokin kerusakan endotel peningkatan
permeabilitas pembuluh darah
Hipovolemia dan hemokonsentrasi merangsang RAA
vasokonstriksi
Hiperfibrinogemia akibat kerusakan endotel kapiler (DIC)
viskositas darah meningkat
51
Perubahan elektrolit dan
hormon pada leptospirosios
Hipokalemia ec. peningkatan fractional urinary excretion
kalium yang diikuti natrium sekresi K + meningkat
dan gangguan reabsorbsi Na di tubulus proksimal

Hormon kortisol dan aldosteron meningkat dan akan
meningkatkan sekresi K lewat urin

CD3 dan CD4 menurun, limfosit B meningkat
reversibel

Renal tubular dysfunction hipokalemia dan
hiponatermia
52
Pembuluh darah
Manifestasi perdarahan pada leptospirosis dengan
trombositopenia:
Hematuria (67%)
Perdarahan saluran cerna bagian atas/UIGB (39%)
Hemoptisis (22%)
Petechie/ekimosis (14%)
Melena dan intracranial bleeding (3%)

Sumber : Lina C 1998
53
Hati
Kerusakan sel-sel hati: nekrosis sentrilobular disertai
proliferasi sel kupffer
Disosiasi sel-sel hati, degenerasi sitoplasma, inti sel
parenkim mengecil dan infiltrasi mononukleus pada
daerah portal
Pelepasan bilirubin darah yang mengalami hemolisis
intrvaskuler
Kolestasis intrahepatik berkurangnya sekresi bilirubin
Kuning: terjadi pada hari ke 4-6
SGOT/SGPT: normal atau terjadi peningkatan 2-3 kali
lipat
54
Mata
Conjungtival suffusion (hari ke-3 sampai ke-7) dilatasi
pembuluh darah

Uveitis, iritis dan iridosiklitis yang disertai kekeruhan
vitreus dan lentikuler

Leptospira pada aqueos humor uveitis berulang
55
Otot
Invasi otot rangka oleh leptospira pembengkakan,
vakuolisasi miofibril, nekrosis fokal, infiltrasi histiosit dan
sel plasma nyeri pada otot terutama otot
gastroknemius.

Keruskan otot kreatinin fosfokinase meningkat sampai
> 5 kali lipat

Peningkatan CPK akan kembali normal setelah 5 hari
terapi
56
Jantung
Petechie pada endokardium dan epikardium, serabut
otot sembab + vakuolisasi, degenerasi dan infiltrasi sel
radang miokarditis dan endokarditis

Klinis: aritmia, edema jantung, gagal jantung
57
Paru
Klinis: batuk, dyspnea, hemoptisis, ARDS
Inflamasi interstisial + ekstravasasi serta infiltrasi
bronkopneumonik luas
Patchy alveolar pattern perdarahan alveoli efusi
pleura terutama pada lobus perifer paru bagian bawah
Komplikasi paru: pumonary hemorrhagic, edema paru,
pneumonia interstitial, ARDS
Perdarahan masif paru kematian
58
Susunan Saraf Pusat
Leptospira masuk ke dalam cairan cerebrospinal (CSF)
Diperantarai respon imunologis penebalan meningen
dan peningkatan sel MN arakhnoid
Meningitis aseptik
59
Penyebab kematian pada leptospira
Koma uremia
Syok septikemia
Gagal kardio-respirasi
Syok hemoragik
Asidosis metabolik
Trombositopenia
Sumber : Depkes 60
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh
1. Virulensi kuman leptospira
2. Kondisi fisik pasien
3. Umur pasien
4. Adanya ikterik/tidak
5. Gagal ginjal akut/tidak
6. Gangguan fungsi hati
7. Cepat atau tidak penanganan
61
Prognosis
>> sembuh sempurna 3-4 minggu self limiting diseases
oleh RES

CFR 5 40 % kasus

Leptospirosis pada masa kehamilan mortalitas janin
yang tinggi


62
Prognosis
Faktor faktor sebagai indikator prognosis mortalitas
Usia > 60 tahun
Produksi urin < 600 mL/hari
Kadar kreatinin > 10 mg/dL
Kadar ureum > 200 mg/dL
Kadar albumin serum < 3 g/dL
Kadar bilirubin > 25 mg/dL
Trombositopenia < 100.000/mm
3
Anemia Hb < 12 g/dL
Adanya komplikasi
Adanya sesak nafas
Adanya abnormalitas EKG
Adanya infiltrat alveolar pada pencitraan paru
63
Pencegahan
1. Intervensi sumber infeksi

2. Intervensi jalur penularan

3. Intervensi pada host (manusia)
64
Pencegahan vaksin Leptospira
Tidak ada vaksin pada manusia

Vaksin Leptospira untuk hewan vaksin inaktif dalam
bentuk cair (bakterin) yang sekaligus bertindak sebagai
pelarut krn umumnya vaksin Leptospira dikombinasikan
dengan vaksin lainnya misalnya distemper dan
hepatitis
Vaksin Leptospira pada anjing yang beredar di Indonesia
terdiri atas dua macam serovar
L. canicola dan L. ichterohemorrhagiae.
65
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai