Anda di halaman 1dari 2

Veterinary Letters

ISSN 2581-2416
DOI: http://dx.doi.org/10.29244/avl.0.0.00-00
http://journal.ipb.ac.id/index.php/arshivetlett

Aldila Esfandiari1, Andrea Murillo2, Marga Goris3, Ahmed3, Rafaela Cuenca3, Joseph Pastor2
1
Program Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institus Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
2
Departemen Bedah Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitat de Barcelona, Barcelona, Spanyol
3
OIE dan National Collaborating Center for Reference and Research on Leptospirosis (NRL), University of Amstedam,
Amsterdam, Belanda
ABSTRACT: Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis dan menyebar di seluruh dunia. Semua mamalia dapat terinfeksi
oleh leptospira. Infeksi pada hewan melaui kontak dengan urin atau air yang terkontaminasi bakteri. Prevalensi antibodi anti-
leptospira pada kucing bervariasi dari 4% hingga 33% tergantung lokasi geografis. Penularan leptospira melalui urin pada
kucing dilaporkan mencapai 68%. Infeksi pada kucing dikaitkan dengan konsumsi mangsa terutama hewan pengerat sehingga
kucing memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi. Presentasi klinis penyakit ini jarang pada kucing dan perlu untuk diteliti lebih
lanjut. Ulasan ini menunjukkan panduan untuk diagnosis dan manajemen penyakit pada kucing.
Keywords: leptospirosis, zoonosis.
■ ETIOLOGI memasuki lumen tubulus dan akan dieliminasi lewat urin.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri spirochetal genus Durasi eliminasi melalui urin tergantung serovar yang
Leptospira. Genus Leptospira awalnya dibagi menjadi menginfeksi. Kucing dapat bertindak sebagai inang pem-
dua spesies yaitu Leptospira interrogans yang mengan- bawa dan tidak mengembangkan gejala penyakit akan
dung serovar patogen dan Leptospira biflexi yang tetapi tetap melepaskan bakteri ke lingkungan.
4
mengandung serovar non-patogen . Saat ini pathogenic ■ DIAGNOSIS
Leptospira memiliki 260 serovar patogen yang disusun Gejala Klinis
menjadi 26 serogrup yang telah diidentifikasi. Semua Tanda-tanda klinis yang dilaporkan pada kucing
mamalia rentan terhadap Leptospira3. Terdapat inang terinfeksi (berdasarkan konfirmasi MAT dan PCR) meli-
definitif pembawa serovar (misalnya anjing inang Canico- puti poliuria, polydipsia, hematuria, uveitis, kepincangan,
la, sapi dan domba inang Hardjo, babi inang Pomona, dan lesu, anoreksia, penurunan berat badan, acites, muntah,
Bratislava, dan tikus inang haemorrhagiae and Copenha- dan diare. Temuan patologis yang dilaporkan pada hewan
geni). Hal ini menyebabkan penyebaran bakteri di ling- termasuk adanya cairan pada toraks dan peritoneal yang
kungan semakin luas (Adler 2014). berdarah. Seperti pada anjing, leptospirosis pada kucing
■ EPIDEMIOLOGI dapat menyebabkan cidera ginjal akut hingga kronis. Lesi
Leptospirosis merupakan penyakit endemik hampir di di hati kucing yang terinfeksi lebih jarang daripada pada
seluruh dunia. Kejadian di daerah tropis meningkat sela- anjing (Adler 2014).
ma dan setelah periode hujan. Leptospira mengalami per- Data Klinikopatologi
tumbuhan optimal pada suhu 28-30oC dan dapat bertahan a. Complete Blood Count.
berbulan-bulan di tanah lembab dan menyebabkan Leukosit dapat berfluktuasi sesuai stadium dan keparahan
pencemaran lingkungan. Leptospirosis pada kucing per- infeksi. Leukopenia adalah kondisi yang mungkin terjadi
tama kali ditemukan pada tahun 1972 dan saat ini belum saat leptospiraemia, berkembang menjadi leukositosis
sepenuhnya dapat diketahui serovar yang menyebabkan disertai left shift (Moritz et al. 2004).
penyakit insidentil pada kucing. Berdasarkan laporan b. Biokimia Serum
sebelumnya tentang leptospirosis akut pada kucing, Konsentrasi urea dan kreatinin meningkat pada 80-90%
serovar milik serogroup Autumnalis, Australis, Ictero- kasus leptospirosis pada anjing. Sebagian besar kucing
hemoragiae, Grippotyphosa, Pomona dan Sejroe ikut ter- yang terinfeksi disertai azotemia. Pada kasus anjing, en-
libat (Schuller 2015). zim hati ALP lebih sering ditemukan daripada ALT dan
terdapat peningkatan bilirubin total yang berhubungan
■ PATOGENESIS dengan disfungsi hati. Akan tetapi pada kasus kucing,
Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui luka maupun peningkatan ini tidak khas dan dilaporkan hanya sedikit
membran mukosa. Bakteremia berlangsung selama tujuh peningkatan. Toksin leptospira menghambat aktivitas
hari. Setelah leptospira mencapai puncak levelnya, gejala Na+K+-ATPase pada sel epitel tubulus ginjal pada kucing
klinis muncul akibat kerja toksin leptospira. Kerusakan dan anjing yang dapat menyebabkan kehilangan elektrolit
organ terjadi akibat replikasi leptospira. Lesi primer sehingga berakibat hipokalemia berat (Schuller 2015).
berkembang di endotel pembuluh darah kecil menyebab- c. Urin Analisis
kan iskemik dan nekrosis tubulus ginjal. Kolonisasi ginjal Pada kucing hipostenuria, hematuria, dan proteinuria.
terjadi pada hewan yang terinfeksi bakteri karena bakteri Leptopsira tidak terlihat pada pemeriksaan sedimen urin
bereplikasi dan bertahan di sel epitel tubulus ginjal. Pros- karena ukuran bakteri dibawah resolusi mikroskop cahaya
es ini menyebabkan pelepasan sitokin dan memicu ter- (Beaudu dan Lange 2014).
jadinya nefritis. Setelah sepuluh hari infeksi, leptospira

1| ARSHI Vet Lett, xxxx, 00 (00): 00-00 http://journal.ipb.ac.id/index.php/arshivetlett


Veterinary Letters

Temuan Ultrasonografi tidak ada temuan luar biasa pada saat pemeriksaan fisik.
Temuan pada kasus leptospirosis pada kucing Akibat tanda-tanda klinis non-spesifik maka sampel darah
mirip dengan leptospirosis pada anjing termasuk adanya dan urin dikumpulkan untuk uji hematologi, biokimia,
perbesaran ginjal dengan korteks yang lebih tipis dari Feline Leukimia Virus (FeLV)/Feline Immunodeficiency
medulla Virus (FIV), dan analisis urin lengkap. Hasil pemeriksaan
Uji Spesifik menunjukkan leukositosis ringan dan trombositopenia.
Uji diagnostik spesifik yang tersedia untuk Pada hasil biokimia serum menunjukkan uremia ringan,
kucing yaitu Microscopic Agglutination Test (MAT) dan peningkatan ALT, dan hiperproteinemia. Tes FeLV dan
Polymerase Chain Reaction (PCR). Penentuan titer anti- FIV menunjukkan hasil negatif.. Namun, trombositopenia
bodi dengan metode MAT sangat direkomendasikan ka- dan leukositosis menunjukkan kemungkinan asal infeksi.
rena adanya reaktivitas terhadap serovar yang termasuk Kemudian dilakukan diagnosis menggunakan MAT dan
dalam serogrup yang sesuai. Antibodi (IgG dan IgM) PCR. Hasil MAT terhadap delapan serovar menunjukkan
terdeteksi sekitar 15 hari pasca infeksi. Pada kasus anjing, hasil negatif. Hasil uji PCR untuk leptospirosis darah
kombinasi ELISA dan MAT direkomendasikan untuk menunjukkan positif dan PCR urin negatif.
diagnosis leptospirosis. Keuntungan ELISA ini karena Terapi cairan dan antimikroba ampisilin (20 mg/kg BB
dapat mendeteksi semua jenis leptospira serta menunjuk- melalui IV) setiap 12 jam selama 4 hari. Pada hari keem-
kan sensitivitas dan spesifitas masing-masing 100% dan pat rawat inap, ALT, kreatinin, ureum diperiksa ulang dan
95,3%. Sedangkan ELISA untuk mendiagnosis leptospi- berada pada interval normal. Saat dipulangkan setelah
rosis pada kucing belum dikembangkan. menerima hasil darah PCR tetap diresepkan doksisiklin 5
PCR secara langsung dapat mengidentifikasi mg/kg BB melalui PO setiap 12 jam selama 6 minggu.
DNA leptospira. Uji ini tidak dapat menentukan serogrup Pemilik disarankan untuk selalu memakai sarung tangan
maupun serovarnya tetapi dapat menentukan spesies lep- saat membersihkan kotoran dari kucing selama periode
tospira. Tes dapat dilakukan pada darah, urin, cairan ser- penyembuhan serta menggunakan desinfektan untuk
ebrospinal, dan jaringan tubuh. Pada kasus leptospirosis membersihkan kotak pasir dan mencuci tangan setelah
akut pada kucing, uji ini akan menjadi pilihan untuk dil- kontak dengan kucing tersebut. Setelah 6 minggu, kucing
akukan pada darah dan urin. Real-time PCR direkomen- tersebut pulih sepenuhnya dan tidak ditemukan kelainan
dasikan karena memiliki sensitivitas dan spesifitas yang pada pemeriksaan fisik. PCR dan MAT lebih lanjut tetap
lebih besar. Pada infeksi akut maupun kronis, uji PCR direkomendasikan.
akan bernilai positif dalam sampel urin menunjukkan
■ SIMPULAN
terdeteksinya DNA bakteri.
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis
■ TERAPI yang jarang ditemukan pada kucing. Pada infeksi akut,
Terapi supportif berupa pemberian cairan IV dilakukan PCR darah dan urin adalah uji pilihan pertama yang harus
untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit. Mana- dilakukan karena titer MAT cenderung negatif atau ren-
jemen sakit pada tahap awal penyakit sangat penting un- dah pada awal infeksi. Pencegahan terjadinya penyakit ini
tuk mengobati pembengkakan ginjal, otot, sendi, dan or- dengan menghindari kontak dengan urin kucing, memakai
gan gastrointestinal yang terkena dampak penyakit lepto- sarung tangan saat membersihkan kotak pasir,
spirosis. Terapi antimikroba didasarkan pada perawatan menggunakan desinfektan untuk membersihkan kotak
yang direkomendasikan untuk anjing. Ampisilin merupa- pasir dan area kucing urinasi, mencegah kucing urinasi di
kan antibiotik pilihan saat pasien sudah stabil. Setelah lingkungan, dan selalu mencuci tangan setelah kontak
hewan stabil, 6 minggu diberikan doksisiklin secara oral. dengan kucing.
Tablet doksisiklin monohidrat harus diberikan segera
■ DAFTAR PUSTAKA
sebelum makan untuk menghindari esophagitis sekunder
Adler B. 2014. Current topics in microbiology and immu
(Schuller 2015).
nolo gy: Leptospira and leptospirosis. Ber
■ PENCEGAHAN lin: Springer.
Tidak ada vaksin komersial yang tersedia untuk kucing Beaudu LC and Lange E. 2014. Unusual clinical presenta
sehingga cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah tion of leptospirosis in a cat. Rev Vet Clin. 49:
dengan menghindari paparan dengan bakteri ini. Kucing 115–122.
yang dipelihara di dalam rumah akan memiliki risiko Moritz A, Fickenscher Y, Meyer K. 2004.
lebih rendah untuk terinfeksi. Pencegahan dengan VetClinPathol.33: 32–38.
menghindari kontak dengan air yang tergenang, urin yang Schuller S, Francey T, Hartmann K. 2015. European con
terinfeksi, dan anjinng yang berisiko leptospirosis sangat sensus statement on leptospirosis in dogs and
disarankan. Bagi kucing yang hidup Bersama hewan yang cats. J Small Anim Pract. 56: 159–179.
sudah didiagnosis positif, dapat diberikan doksisiklin Sykes JE, Hartmann K, Lunn KF. 2010. Small animal con
dengan dosis 5 mg/kg BB PO untuk pemberian setiap 12 sensus statement on leptospirosis: diagnosis,
jam atau 10 mg/kg BB untuk pemberian setiap 24 jam epidemiology, treatment, and prevention. J Vet
selama 2 minggu (Sykes 2010). Inter.
■ STUDI KASUS
Seekor kucing domestics short hair berjenis kelamin
jantan berusia 2 tahun menunjukkan anoreksia dan lesu
selama 5 hari. Pada pemeriksaan fisik suhu tubuh 39,7C
dan mukosa terlihat pucat dan kering. Denyut jantung 180
kali/menit, pulsus normal, tidak ada murmur atau irama
gallop yang terdeteksi. Dehidrasi diperkirakan 7% dan
Fakultas Kedokteran Hewan IPB - ARSHI (Asosiasi Rumah Sakit Hewan Indonesia) ARSHI Vet Lett, xxxx,00 (00): 00-00 2

Anda mungkin juga menyukai