Anda di halaman 1dari 38

Leptospirosis

Case overview •Leptospirosis


•Malaria
Laki-laki 30 th •Thypoid
dd: •Demam dengue
KU: panas badan sejak 3 hari yll
•Influenza
-Panas tiba-tiba dan mengigil
-Nyeri otot hebat terutama di betis  khas pada leptospirosis
KP: - Mual
- Tidak nafsu makan
- Sakit kepala
RW: - Batuk pilek + tenggorokan terasa kering bersamaan panas badan (-) 
mentingkirkan ISPA
--Nyeri pinggang yang sangat seperti tulang yang akan patah bersamaan
panas badan (-) menyingkirkan demam dengue
-Pekerjaan, petani (sering melalui genangan air dengan kaki
telanjang)FR
PF: ku: sakit sedang, compos mentis
td: Sfebris(tanda infeksi) , N dan Rdbn
kepala: mata: conjunctival suffusion(+) khas pada leptospirosis
thorax: dbn
abdomen: hepatomegali, nyeri tekan(-), bising usus (+)
PL: Hb: 14gr%(N)
Leu: leukositosis (tanda infeksi)
Trom: trombositopeni
DC:-/2/2/78/18/-  neutrofilia
DD:leptospirosis
Malaria
Thypoid
demam dengue
Influenza
CONCEPT MAP
Kriteria Diagnosis

• Masa inkubasi 2-26 hari, biasanya 7-13 hari, rata-rata 10 hari


• Gejala sering: demam, menggigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, konjunctiva
suffusion, mual , muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, fotopobia
• Gejala jarang: pneumonitis, hemaptoe, delirium, perdarahan, diare, edema, splenomegali,
gagal ginjal, perforasi neuritis, pankreatitis, parotitis, epidedimitis, asites, miokarditis

Mempunyai 3 fase:
1. Fase leptospiremia
• Ditandai dengan leptospira dalam darah & LCS
• Mendadak
• Berakhir pada penghujung minggu pertama
• Gejala awal: sakit kepala biasanya di frontal, rasa sakit di otot yg hebat terutama paha, betis
dan pinggang, disertai nyeri tekan mialgia, bisa disertai hiperestesi kulit, demam tinggi+
menggigil, mual, mencret
• Hari ke 3-4: konjunctiva suffusion & fotofobia, rush, kadang splenomegali, hepatomegali dan
limfadenopati
• Sakit yg lebih berat: demam setelah 7 hari diikuti bebas demam selama 1-3 hari lalu
demam kembali  fase imun
2. Fase Imun
• Ditandai dengan peningkatan produksi antibodi dan sekresi
leptospira dalam urin, leptospira dapat ditemukan di urin
• Gejala: rasa sakit menyeluruh pada leher, perut dan otot kaki,
perdarah: purpura, ptekiae, epistaksis
Basic Science Involved
KAPILER
Kapiler
• Kapiler kontinyu

Penyebaran:
- Jaringan otot
- Jaringan pengikat
- Kelenjar Eksokrin
- Jaringan Saraf
Kapiler berfenestra

• Kapiler berfenestra dengan diafragma


- Fenestra ukuran 60-80nm
- Diafragma menutupi fenestra
- Terdapat pada ginjal, usus, kelenjar endokrin
• Kapiler berfenestra tanpa diafragma
- Fenestra tanpa diafgragma
- Khas untuk filtrasi darah pada kapiler glomerulus
Kapiler Sinusoid

• Berkelok-kelok
• Hubungan antar endotel tidak rapat
• Endotel berfenestra banyak tanpa diafragma
• Penyebaran: Hepar
HEPAR
Histologi Hepar

Komponen struktur hati : hepatosit


• Epitel : epitel kuboid tersusun radier, inti sel besar dan sentral.
• Epitel berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling berhubungan dan terdapat
celah di antara lempeng (celah sinusoid)
• Lobulus merupakan susunan heksagonal yang mengelilingi v.sentral, cabang a.hepatica,
cabang v.porta, duktus biliaris
• Sel kupffer :
Berbentuk bintang,
makrofag
GINJAL
3 sawar filtrasi :
1. Endothelium-fenestra
2. Membran basalis
3. Podosit

Tubulus kontortus proximal


(epitel kuboid atau epitel selapis
silindris dan disertai brush border)

Ansa henle
(Dilapisi oleh epitel gepeng selapis)

Tubulus kontortus distal


(Dilapisi oleh epitel selapis kuboid
tanpa brush border)
FISIOLOGI ALIRAN DARAH
• Aliran darah adalah jumlah • Pada ginjal terdapat
darah yang mengalir melalui fenestra dengan diameter
pembuluh darah menuju 60-80nm
organ pada waktu tertentu
• sedangkan pada hepar
• Fungsi dari kapiler darah
berupa kapiler sinusoidal
adalah sebagai alat
penghubung antara
dengan diameter 600-
pembuluh darah arteriol dan 3000 nm memudahkan
venula, tempat terjadinya untuk dilewati oleh
pertukaran zat antara darah leptospira yang hanya
dan jaringan. berukuran 6-20 nm
• Permeabilitas tiap kapiler
berbeda beda di setiap
tempat dalam tubuh.
LEPTOSPIRA
Etiologi
Kingdom : Monera
Filum : spirochaetes
Ordo : Spirochaeta
Famili : Trepanometaceae
Genus : Leptospira interrogans

Morfologi :
• Bentuk spiral
• Bergerak aktif
• Di ujungnya memiliki kait
• Gram negatif
• Panjang 6-20 nm
• Aerobik
SIKLUS HIDUP
Siklus Hidup
FAKTOR RISIKO
Faktor Risiko
Kelompok pekerjaan Kelompok aktivitas Kelompok lingkungan

Petani, peternak, tukang potong Berenang di sungai, bersampan, Anjing peliharaan, ternak,
hewan, dokter/mantri hewan, kemping, berburu, kegiatan di genangan air hujan, lingkungan
pekerja perkebunan hutan yang banyak tikus, banjir
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Leptospira transmisi baik
dr kontak langsung/tidak, Melalui kulit yg tidak intak
dengan air/tanah/tanaman
yg terpapar, urin binatang Mukosa mulut, saluran hidung,
pengerat konjungtiva

   

Replikasi Aliran darah sistemik


 
(intraseluler dan ekstraseluler)
 

Menyebabkan:

1. Leptospiremia/septik : akibat lipopolisakarida/endotoksin


pada outer membran→ menyebabkan respon inflamasi
2. Aktivitas komplemen→merusak endotel
3. Kaskade koagulasi →manifestasi perdarahan
 
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
oPemeriksan Laboratorium
• Pem Darah : L ↑, Trombositopenia, Neutrofil ↑,
LED ↑
• Pem Fungsi hati : SGOT SGPT dapat ↑
• Pem Bakteriologis : kultur leptospira dg medium
kultur stuart, fletcher, korthof. Diagnosa dpt
ditegakan dalam 2-4 minggu.
oGold standar serologis : MAT (Makroskopik
Aglutination Test), untuk mendeteksi titer
antibody aglutinasi dan dapat mengidentifikasi
jenis resevoar. Diagnosis leptospirosis didapatkan
jika titer antibody > 1:100 dgn gejala klinis yg
mendukung.
oIgM elisa tes yg berguna untuk mendiagnosis
secara dini, + pada hari ke-2 sakit, sgt sensitif
(93%)
oTes penyaring yg sering digunakan di Indonesia :
Lepto Dipstik esay, Lepto tekanan lateral flow
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan

Terapi Suportif
- Observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi dehidrasi,
hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal.

Farmakologi
- Pemeberian antibiotic harus dimulai secepat mungkin
biasanya pemberian dalam 4 hari setelah onset cukup efektif.
• Terapi farmakologi
Indikasi Resimen Dosis

Leptospirosis ringan Doksisiklin 2x100 mg

Ampisilin 4x500-750 mg

Amoksisiklin 4x500 mg

Leptopspirosis sedang / berat Penisilin G 1,5 juta unit / 6 jam IV

Ampisilin 1 g / 6 jam IV

Amoksisilin I g / 6 jam IV

Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg / minggu


PENCEGAHAN
Pencegahan

• Tutup luka dan lecet dengan pembalut/penutup kedap air


• Gunakan pelindung seperti sepatu boot, sarung tangan saat
bekerja (saat akan menyentuh air, tanah yang basah dan
berlumpur)
• Mandi dan cuci tangan dengan sabun setelah bekerja
• Berantas tikus
• Perilaku hidup sehat dan bersih
• Bagi yang berisiko tinggi berikan Dosisiklin 200mg/minggu
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
• Banyak di daerah tropis
• Angka insiden leptospirosis di negara tropik basah 5-
20/100.000 penduduk per tahun
• Angka tertinggi pada orang-orang tertentu, seperti
petani.
• Angka kematian leptospirosis di Indonesia termasuk
tinggi, mencapai 2,5-16,45%
• Pada Usia lebih dari 50 tahun kematian mencapai 56%.
• Histologi ginjal kenapa perlu dibahas? Scr imunologis ada darah yg
terisolasi, shg leptospira dpt bertahan disana, tjd selama 1-4mgu
• 2 fase, ini udah termasuk yg mana? Fase septik
• Penatalaksanaan pake yg ringan/sedang/ berat? Pake yang ringan aja
• Bila masuk fase imun, apa penatalaksanaan sama dgn fase septik?
Pada fase leptospira ini melepaskan toksin yg menyebabkan kelainan
di organ, brlgsg antara 4-7hr, dpt dijumpai di ginjal dan di okuler.
Trdpt 2 fase, fase septik udh trbntk antibodi, lalu fase imun sudah tdk
ada leptospiranya lagi jadi dikasih obat simptomatis aja

Anda mungkin juga menyukai