Kelompok 1
Hastomo Wiranto 15 777 024
Graciella Evelyne 15 777 008
Magfirah Rusmiady 15 777 014
Fidya Novita Sari 15 777 019
Whenzyngk 15 777 024
Nur Fitri Ayu 15 777 029
Moh. Fajar Gunawan 13 777 007
Julaeka 13 777 042
Muh. Rifai 14 777 002
Skenario
Seorang laki-laki berumur 22 tahun datang ke puskesmas
Donggala dengan keluhan demam selama seminggu, di sertai
selera makan yanh kurang dan sakit kepala. Sepuluh hari
yang lalu penderita baru datang dari Papua.
Kata Kunci
1. Laki-laki 22 tahun
2. Demam selama 1 minggu
3. Selera makan berkurang
4. Sakit kepala
5. 10 hari berkunjung ke Papua
Pertanyaan
Patomekanisme setiap
diagnosis gejalah
Demam
1. Peningkatan suhu tubuh di atas normal; hal ini dapat disebabkan oleh stres,
fisiologik, seperti pada ovulasi, sekresi hormon tiroid berlebihan, atau olahraga
berat; oleh lesi system saraf pusat atau infeksi mikroorganisme; atau oleh
sejumlah proses non-infeksi, misalnya radang atau pelepasan bahan tertentu,
seperti pada leukemia. Disebut juga pyrexia/demam.
2. Setiap penyakit yang ditandai oleh peningkatan suhu tubuh.
Demam septik: suhu badan berangsur naik ke tingkat tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke
tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
Demam remiten: suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat pada demam septik.
Demam intermiten: suhu badan turun ke tingkat yang normal dalam beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua
serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu: variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
Demam siklik: terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam
untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
PANDEMI
keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya
dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang
luas
ENDEMI
keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada
wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang
secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.
Hubungan gejala dengan berkunjung ke Papua
Papua merupakan daerah endemic, selain endemic
dengan HIV ternyata endemic terhadap malaria terutama
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae.
Daerah endemic sangat rawan terjadi infeksi sehingga dapat
menimbulkan gejala yang sesuai dengan penyakit daerah
endemic tersebut.
Demam 7 hari
10 hari lalu berkunjung ke Papua
Masa inkubasi Plasmodium Malariae 16->40 hari
4. Jelaskan langkah-langkah diagnosis!
Anamnesis
2.5
0.5
0
1996-2005 2010 2013 2015
WHO 2016
Prevalensi Indonesia
JUMLAH KASUS DBD DI BEBERAPA PROVINSI INDONESIA TAHUN 2008-2014
Keterangan :
Tahun Kasus Kemeninggal
2012 1.051 6
2013 863 5
2014 580 1
2015 653 3
2016 637 2
DINKES
Prevalensi DBD di RSU Anutapura Palu
Tahun Pasien hidup Pasien meninggal Jumlah kasus
Usia
Meskipun demam berdarah dengue mampu dan terbukti menyerang tubuh
manusia dewasa,namun lebih banyak kasus ditemukan pada pasien anak-anak
yang berusia kurang dari 15 tahun hal ini disebebkan karena sistem kekebalan
tumbuh pada anak masi kurang sehingag rentan terhadap penyakit atau aktif di luar
pada pagi dan siang hari sedangkan untuk nyamuk aedes aegypti biasanya mengigit
pada waktu pagi sampe siang hari. [WHO,2014].
Environment
Cara penularan
•Pembesaran hati
•Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan
nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit
lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah.
http://www.ichrc.org/622-demam-berdarah-dengue-diagnosis-dan-tatalaksana
2. Laboratorium
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya
peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja DBD.
http://www.ichrc.org/622-demam-berdarah-dengue-diagnosis-dan-tatalaksana
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan uji Tourniquet/Rumple leed
Dinyatakan positif jika terdapat lebih dari 10 ptechiae dalam diameter 2,8 cm di
lengan bawah bagian depan termasuk lipatan siku (Depkes,2006).
2. Pemeriksaan Hemoglobin
Kenaikan kadar hemoglobin >14 gr/100 ml.
3. Pemeriksaan Hematokrit
Peningkatan nilai hematokrit menggambarkan terjadinya hemokonsentrasi,
yang merupakan indikator terjadinya perembesan plasma. Nilai peningkatan ini
lebih dari 20%.
4. Pemeriksaan Trombosit
Penurunan jumlah trombosit < 100.000 /µl
5. Pemeriksaan Lekosit
Kasus DBD ditemukan jumlah bervariasi mulai dari lekositosis ringan sampai
Lanjutan..
Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan
hemoglobin) tiap 6 jam Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan
secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam
sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
http://www.ichrc.org/622-demam-berdarah-dengue-diagnosis-dan-tatalaksana
Demam Berdarah Dengue dengan Syok
Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi
darah/komponen.
Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik,
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4
jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
http://www.ichrc.org/622-demam-berdarah-dengue-diagnosis-dan-tatalaksana
Komplikasi
Dehidrasi
Perdarahan
Trombositopenia
hipotensi
bradikardia
kerusakan hati
Kerusakan saraf (kejang, ensefalitis)
Kematian
Dissentinated inra coagulanc (DIC).
WHO,2016.
Cara pencegahan DBD
pengelolaan lingkungan .
memodifikasi lingkungan
Perlindugan diri
Pengasapan (fogging)