Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

JUDUL:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PNEUMONIA

(LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MINGGU KE -1)

DISUSUN OLEH :

Ika Riftiya Fitriyani

G2A017157

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Seorang laki-laki umur 59 th dirawat di ruang penyakit dalam sejak kemarin dengan
diagnose medis Pneumonia. Pasien mengalami batuk berlendir, sering demam dan menggigil, di
bawa ke Puskesmas dan mendapat obat namun tak kunjung sembuh lalu di bawa ke RS. Pasien
pernah di rawat dua tahun lalu karena sesak napas dengan diagnose medis Pneumonia. Hasil
pengkajian diperoleh pasieb bekerja sebagai driver online sejak 2 tahun lalu. Pasien mengeluh
sesak napas dan lemas. Sesak bertambah jika beraktifitas berat. Pengkajian saat ini didapatkan data
pasien sering batuk produktif dan sulit mengeluarkan dahak, pasien mengeluh demam dan terlihat
menggigil. Saat ini aktifitas sehari-hari dilakukan di tempat tidur dengan bantuan perawat dan
keluarga. Pasien mengatakan tidak nafsu makan, sering mual, makan hanya habis 1/3-1/4 porsi
setiap kali makan. Istri pasien mengatakan sejak di rawat di RS pasien tidak bisa tidur pulas karena
sesak napas. Hasil pemeriksaan fisik: terpasang O2 nasal kanul 2 liter/menit, terlihat nafas cuping
hidung, dan penggunaan otot bantu nafas, pada palpasi dada terdapat peningkatan getaran pada
semua paru. pemeriksaan auskultasi ronchi lapang paru kanan dan kiri TTV, Suhu 39, 20 C,
frekwensi nadi; 96X/mnt, frekwensi napas 32 kali/mnt, Tekanan darah; 140/90 mmHg. Pasien
mengatakan sudah sejak 10 th yang lalu menjadi pecandu rokok kurang lebih 12 batang per hari.
Pasien juga mengatakan sering sakit sakitan seperti batuk, pilek dan demam. TB/BB 155 cm/63
kg. Hasil pemeriksaan Laboratorium: Hb 14.4 gr%, Leukosit 12600 mm3. Pemeriksaan diagnostic:
Rontgen: Pemeriksaan thorax infiltrate tipis parokordial kiri dan efusi pleura kiri minimal. Therapi:
Elpicef 2 x 1 gr, Metyl prednisolon 2 x 125 mg, Aminophilin 1 amp drip, Nebulizer combiven 4 x
1 amp.
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
 Identitas pasien
Initial : Tn
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan: Menikah
Pendidikan : -
Pekerjaan : Driver Online
Tanggal masuk : -
Diagnose medis : Pneumonia
 Penanggung jawab
Nama : Ny
Umur : -
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Istri

2. RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan utama

Pasien mengeluh sesak nafas dan lemas, sesak bertambah jika beraktifitas
berat. Pasien mengeluh demam dan terlihat menggigil

 Riwayat penyakit sekarang


a. Alasan dirawat/perjalanan penyakit

Pasien mengalami batuk berlendir, sering demam dan menggigil, dibawa ke


puskesmas dan mendapatkan obat namun tak kunjung sembuh lalu di bawa ke RS.

b. Faktor pencetus dan lama keluhan


Pasien mengatakan sudah sejak 10 tahun yang lalu menjadi pecandu rokok
kurang lebih 12 batang per hari. Pasien juga mengatakan sering sakit-sakitan seperti
batuk, pilek, dan demam.

c. Timbulnya keluhan (bertahap/mendadak)


Bertahap : sesal bertambah jika beraktivitas berat
d. Upaya yang dilakukan untuk Kesehatan dahulu

 Riwayat perawatan dan Kesehatan dahulu


Pasien pernah dirawat dua tahun lalu karena sesak nafasdengan diagnose
medis pneumonia.
 Riwayat Kesehatan keluarga
-

3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL SEBELUM SAKIT DAN SETELAH


DIRAWAT
 Pola nutrisi dan metabolik
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, sering mual, makan hanya habis 1/3
– ¼ porsi setiap kali makan.
 Pola eliminasi
 Pola aktifitas dan Latihan
Saat ini aktivitas sehari-hari dilakukan di tempat tidur dengan bantuan
perawat dan keluarga.
 Pola istirahat dan tidur
Istri pasien mengatakan sejak dirawat di RS pasien tidak bisa tidur pulas
karena sesak nafas.

4. PENGKAJIAN FISIK
 Keadaan umum : tampak sesak
 Tingkat kesadaran : Composmentis
 Tanda tanda vital :
a. Suhu tubuh : 39,20 C
b. Tekanan darah : 140/90 mmHg
c. Respirasi : Frekwensi nafas 32 kali/mnt
d. Nadi : 96 x/m
 Pengukuran antropometri : TB 155 cm, BB 63 kg, Lingkar lengan atas -
 Dada dan torak
a. Paru-paru : pada palpasi dada terdapat peningkatan getaran pada semua paru.
Pemeriksaan auskultasi ronchi lapang paru kanan dan kiri.

5. PENGKAJIAN KEAMANAN
 Skor pengkajian risiko jatuh (Morse Fall Risk Instrument):
…………………………..
a. Tidak berisiko jika skor 0-24 (_____)
b. Risiko rendah jika skor 25-50 (30)
c. Risiko tinggi jika skor ≥ 51 (_____)
 Skor pengkajian risiko decubitus (Braden Scale):……………………………..
a. Risiko ringan jika skor 15-23 (_____)
b. Risiko sedang jika skor 13-14 (13)
c. Risiko berat jika skor 10-12 (_____)
d. Risiko sangat berat jika skor < 10 (_____)

6. DATA PENUNJANG
 Hasil pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laborat
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 14.4 g/dL 14 – 18 g/dL
Leukosit 12.600 mm3 4.000-11.000 mm3
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan thorax infiltrate tipis parokordial kiri dan efusi pleura kiri
minimal
 Terapi
Nama obat Dosis Golongan Indikasi Kontra indikasi Efek samping
Elpicef 2 x 1 Antibiotik Penyakit - Pasien dengan - Ruam
gr golongan infeksi yang riwayat - Rasa gatal
cephalosporin disebabkan hipersensivitas - Demam
generasi oleh bakteri - Neonatus - Leukopenia
ketiga - Diare
- Mual
- Sakit Kepala,
pusing
- Gangguan
pembekuan
darah
- Flebitis
Metyl 2 x Obat generik Penyakit yang - Hipersensitif - Lebih mudah
prednisolon 125 golongan menyebabkan - Idiopathic terkena infeksi
mg kortikosteroid peradangan thrombocytopenic - Naiknya kadar
purpura gula dalam
- Bayi prematur darah
- Infeksi jamur - Mual dan
sistemik mntah
- Pemberian secara - Sakit kepala
intratekal - Nafsu makan
(sumsum tulang menurun
belakang) - Sulit tidur
- Keringat
berlebih
- Sakit maag
- Nyeri otot
- Gangguan
emosi dan
suasana hati,
seperti mudah
marah
- Berat badan
menurun
drastis
- Pembekakan di
tangan dan
dikaki
- Gangguan
irama jantung
dan
penglihatan
Aminophilin 1 Golongan - Meredakan - Porfiria akut - Reaksi alergi
amp obat keras keluhan - Menggunakan (sulit bernafas,
drip kategori sesak nafas turunan xanthin pembengkakan
bronkodilator atau sulit lainnya bibir, lidah,
bernafas atau wajah atau
- Untuk gatal-gatal
menangani - Sakit kepala
gangguan - Kejang-kejang
pernafasan - Detak jantung
pada bayi meningkat atau
yang lahir tidak teratur
prematur - Mual atau
muntah berat
- Dada terasa
sakit
Nebulizer 4 x 1 Golongan Pengobatan Hipersensitif - Gemetar pada
combiven amp obat keras bronkospasme terhadap otot skalet
bronkodilator (penyempitan salbutamol atau - Jantung
Berbentuk pada jalan obat agonis berdebar
cairan inhaler udara yang adrenoreseptor - Sakit kepala,
dihirup) beta-2 lainnya pusing
- Gugup
- Mulut kering
- Iritasi
tenggorokan
- Sulit berkemih

B. PENGELOMPOKAN DATA
No TANGGAL DATA (DS DAN DO) TTD DAN
NAMA
DS :
- pasien mengeluh sesak nafas dan lemas
- Pasien mengatakan sesak bertambah jika beraktifitas
- Pasien mengeluh demam dan terlihat menggigil
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan, sering mual,
makan hanya habis 1/3 – ¼ porsi setiap kali makan
- Istri pasien mengatakan sejak dirawat di RS pasien tidak
bisa tidur pulas karena seak nafas
DO :
- pasien sering batuk produktif dan sulit mengeluarkan
dahak
- Aktivitas sehari hari dilakukan di tempat tidur dengan
bantuan perawat dan keluarga
- Terpasang O2 nasal kanul 2 liter/menit
- Terlihat nafas cuping hidung dan penggunaan otot bantu
nafas
- Pada palpasi dada terdapat peningkatan getaran pada
semua paru
- Auskultasi ronchi lapang paru kanan dan kiri
- Suhu 39,20 C
- Nafas 32 kali/menit
- TD 140/90 mmHg
- Pemeriksaan thorax infiltrate tipis parokordial kiri dan
efusi pleura kiri minimal

C. ANALISA DATA
DATA (DS dan DO) MASALAH (P) ETIOLOGI (E)
DS : Gangguan Ketidakseimbangan
- pasien mengeluh sesak nafas dan lemas pertukaran gas alveolus-kapiler
DO :
- Nafas 32 kali/menit
- Terlihat nafas cuping hidung dan
penggunaan otot bantu nafas
- Auskultasi ronchi lapang paru kanan dan
kiri
DS : - Bersihan jalan nafas Sekresi yang tertahan
DO : tidak efektif
- pasien sering batuk produktif dan sulit
mengeluarkan dahak
- Auskultasi ronchi lapang paru kanan dan
kiri
- Nafas 32 kali/menit

DS : Gangguan mobilitas ketidakbugaran fisik


- pasien mengeluh lemas fisik
- Pasien mengatakan sesak bertambah jika
beraktifitas
DO :
- Aktivitas sehari hari dilakukan di tempat
tidur dengan bantuan perawat dan keluarga
DS : Hipertermia Proses penyakit
- Pasien mengeluh demam dan terlihat (infeksi)
menggigil
DO :
- Suhu 39,20 C

DS : Gangguan rasa Gejala penyakit


- Istri pasien mengatakan sejak dirawat di RS nyaman
pasien tidak bisa tidur pulas karena seak
nafas
DO : -
DS : Defisit nutrisi Faktor psikologis
(keengganan untuk
makan)
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan,
sering mual, makan hanya habis 1/3 – ¼
porsi setiap kali makan
DO : -

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus-kapiler (SDKI D.0003)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Sekresi yang tertahan (SDKI D.0001)
3. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakbugaran fisik (SDKI D.0054)
4. Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi) (SDKI D.0130)
5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit (SDKI D.0074)
6. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) (SDKI D.0019)
E. PERENCANAAN
NO WAKTU TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Luaran: Pertukaran gas Pemantauan respirasi (I.01014)
(L.01003) Observation :
Kriteria hasil: - Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
- Dipsnea menurun - Monitor pola nafas
- Bunyi nafas tambahan - Auskultasi bunyi nafas
menurun - Monitor saturasi oksigen
- Nafas cuping hidung menurun Nursing Care :
- Pola nafas membaik - atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2. Luaran: bersihan jalan nafas Managemen jalan nafas (I.01011)
(L.01001) Observation :
Kriteria hasil: - monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Batuk efektif meningkat - monitor bunyi nafas tambahan (ronchi)
- Produksi sputum menurun - monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Dispnea menurun Nursing Care :
- Pola nafas membaik - pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan
chin-lift
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Berikan minum hangat
- Lakukan pengisapan lendir
- Berikan oksigen
Edukasi :
- anjurkan teknik batuk efektif
Collaboration :
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
3. Luaran: mobilitas fisik (L.05042) Dukungan ambulasi (I.06171)
Kriteria hasil: Observation :
- Pergerakan ekstremitas - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
meningkat - Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
- Kekuatan otot meningkat Nursing Care :
- Rentang gerak (ROM) - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (tongkat,
meningkat kruk)
- Kelemahan fisik menurun - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
4. Luaran: Termoregulasi managemen hipertermia (I.15506)
(L.14134) Observation :
Kriteria hasil: - Identifikasi penyebab hipertermia
- Menggigil menurun - Monitor suhu tubuh
- Suhu tubuh membaik Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Collaboration :
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
5. Luaran: pola tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
Kriteria hasil: Observation :
- Keluhan sulit tidur menurun - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
tidur
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Nursing Care :
- Modifikasi lingkungan
- Batasi waktu tidur siang
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
6. Luaran: status nutrisi (L.03030) Dukungan tidur (I.05174)
Kriteria hasil: Observation :
- Porsi makanan yang - Identifikasi status nutrisi
dihabiskan meningkat - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor asupan makanan
Nursing Care :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
- Sajikan makanan secara menrik dan suhu yang
sesuaiberikan suplemen makanan
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Collaboration :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
LAPORAN ANALISA SINTESA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Laporan Analisa Sintesa


PNEUMONIA

Ika Riftiya Fitriyani


G2A017157

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SEMARANG
2021
Seorang laki-laki umur 59 th dirawat di ruang penyakit dalam sejak kemarin dengan
diagnose medis Pneumonia. Pasien mengalami batuk berlendir, sering demam dan menggigil, di
bawa ke Puskesmas dan mendapat obat namun tak kunjung sembuh lalu di bawa ke RS. Pasien
pernah di rawat dua tahun lalu karena sesak napas dengan diagnose medis Pneumonia. Hasil
pengkajian diperoleh pasieb bekerja sebagai driver online sejak 2 tahun lalu. Pasien mengeluh
sesak napas dan lemas. Sesak bertambah jika beraktifitas berat. Pengkajian saat ini didapatkan data
pasien sering batuk produktif dan sulit mengeluarkan dahak, pasien mengeluh demam dan terlihat
menggigil. Saat ini aktifitas sehari-hari dilakukan di tempat tidur dengan bantuan perawat dan
keluarga. Pasien mengatakan tidak nafsu makan, sering mual, makan hanya habis 1/3-1/4 porsi
setiap kali makan. Istri pasien mengatakan sejak di rawat di RS pasien tidak bisa tidur pulas karena
sesak napas. Hasil pemeriksaan fisik: terpasang O2 nasal kanul 2 liter/menit, terlihat nafas cuping
hidung, dan penggunaan otot bantu nafas, pada palpasi dada terdapat peningkatan getaran pada
semua paru. pemeriksaan auskultasi ronchi lapang paru kanan dan kiri TTV, Suhu 39, 20 C,
frekwensi nadi; 96X/mnt, frekwensi napas 32 kali/mnt, Tekanan darah; 140/90 mmHg. Pasien
mengatakan sudah sejak 10 th yang lalu menjadi pecandu rokok kurang lebih 12 batang per hari.
Pasien juga mengatakan sering sakit sakitan seperti batuk, pilek dan demam. TB/BB 155 cm/63
kg. Hasil pemeriksaan Laboratorium: Hb 14.4 gr%, Leukosit 12600 mm3. Pemeriksaan diagnostic:
Rontgen: Pemeriksaan thorax infiltrate tipis parokordial kiri dan efusi pleura kiri minimal. Therapi:
Elpicef 2 x 1 gr, Metyl prednisolon 2 x 125 mg, Aminophilin 1 amp drip, Nebulizer combiven 4 x
1 amp.

1. Identitas pasien
Initial : Tn
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan: Menikah
Pendidikan : -
Pekerjaan : Driver Online
Tanggal masuk : -
2. Diagnosa medis
Pneumonia
3. Data fokus
DS :
- pasien mengeluh sesak nafas dan lemas

DO :

- Nafas 32 kali/menit
- Terlihat nafas cuping hidung dan penggunaan otot bantu nafas
- Auskultasi ronchi lapang paru kanan dan kiri
4. Diagnosa keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus-kapiler (SDKI D.0003)
5. Tindakan keperawatan

Terapi oksigen (L.01026)

Berikan oksigen oksigen

6. Tujuan Tindakan
1. Kadar oksigen dalam tubuh tercukupi
2. Membantu memperlancar pernafasan dan menurunkan frekuensi dyspnea
7. Analisa sintesa (pathway)
mikroorganisme penyebab pneumonia yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa.
Mikroorganisme tersebut masuk ke dalam saluran pernafasan melalui inhalasi udara dari
atmosfer, tidak hanya itu mikroorganisme penyebab pneumonia dapat masuk ke dalam
paru-paru melalui aspirasi dari nasofaring atau urofaring dan berkembang biak pada
jaringan paru , kuman masuk menuju alveolus melalui poros kohn setelah masuk ke dalam
alveolus akan terjadi reaksi peradangan atau imflamasi hebat hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permiabilitas kapiler di tempat infeksi yang mengakibatkan
membrane pada paru-paru akan meradang dan berlubang, dari reaksi inflamasi tersebut
akan menimbulkan reaksi seperti demam, anoreksia dan nyeri pleuritis, selanjutnya Red
Blood Count (RBC) dan White Blood Count (WBC) dan cairan akan keluar masuk alveoli
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya sekresi, edema, dan bronkospasme yang dapat
meninmbulkan manifestasi klinis seperti dispnea, sianosis dan batuk, selain itu hal ini juga
dapat menyebabkan terjadinya partial oklusi yang dapat menjadikan daerah paru-paru
menjadi padat (konsolidasi), maka kapasitas vital dan compliance paru menurun dimana
kelainan ini dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mempertahankan
kemampuan pertukaran gas terutama O2 dan CO2 , konsolidasi ini juga mengakibatkan
meluasnya permukaan membrane respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi kedua hal
ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas difusi gas, karena oksigen kurang
larut dari pada karbon dioksida , perpindahan oksigen ke dalam darah sangat terpengaruh,
yang sering menyebabkan penurunan saturasi oksigen haemoglobin sehingga timbul
masalah gangguan pertukaran gas.
8. Prinsip-prinsip Tindakan keperawatan
a. Proteksi diri dengan masker dan handscoon steeril Rasional : meminimalkan resiko
kontaminasi, dan cegah masuknya kuma
b. Selang oksigen harus steril Rasional : Meminimalkan masuknya mikro organisme
c. Sesuaikan pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien
9. Efek/komplikasi/bahaya yang dapat terjadi dari Tindakan keperawatan dan pencegahannya
Bahaya Terapi Oksigen
Keracunan 02 -> pada pemberian jangka lama dan berlebihan dapat dihindari dengan
pemantauan AGD dan Oksimetri
1. Nekrose C02 ( pemberian dengan Fi02 tinggi) pada pasien dependent on Hypoxic drive
misal kronik bronchitis, depresi pemafasan berat dengan penurunan kesadaran . Jika
terapi oksigen diyakini merusak C02, terapi 02 diturunkan perlahan-lahan karena
secara tiba-tiba sangat berbahaya
2. Toxicitas paru, pada pemberian Fi02 tinggi ( mekanisme secara pasti tidak diketahui).
Terjadi penurunan secara progresif compliance paru karena perdarahan interstisiil dan
oedema intra alviolar
3. Retrolental fibroplasias. Pemberian dengan Fi02 tinggi pada bayi premature pada bayi
BB < 1200 gr. Kebutaan
4. Barotrauma ( Ruptur Alveoli dengan emfisema interstisiil dan mediastinum), jika 02
diberikan langsung pada jalan nafas dengan alat cylinder Pressure atau auflet dinding
langsung.
10. Evaluasi
- Pernafasan teratur
- Pasien tampak rileks dan nyaman

Anda mungkin juga menyukai