Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN DI

RUANG RAWAT INAP BAGINDO AZIZ CHAN RS TK. III


REKSODIWIRYO PADANG
TANGGAL 28 MEI – 13 JUNI 2021

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. Afrima Doni Nafin, S.Kep 5. Enggi Prasetyo, S.Kep


2. Reriyandi Irawan, S.Kep 6. Gitta Pratama Putri, S.Kep
3. Vera Veronika Nainggolan, 7. Dinda Ayunda, S.Kep
S.Kep 8. Lusia Septiana, S.Kep
4. Wini Pramelia Juanda, S.Kep 9. Nola Agriani, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS B

STIKES ALIFAH PADANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia
sehingga kelompok dapat menyelesaikan proposal lokmin II yang merupakan
pemaparan di Ruangan Bagindo Aziz Chan Padang tahun 2021

Masalah-masalah yang ditemukan pada saat windshield survey oleh


kelompok manajemen keperawatan yang berpraktek di Ruangan Bagindo Aziz
Chan RS TK.III Dr Reksodiwiryo Padang, dimana nantinya akan dilakukan
implementasi untuk permasalahan yang disepakati pada saat lokakarya mini I.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada ibu


pembimbing akademik , serta ibu pembimbing klinik yang penuh dengan
perhatian dan kesabaran mengarahkan dan membimbing kelompok dalam
penyusunan lokakarya mini I. Kelompok juga mengucapkan terimakasih pada
perawat di Ruangan Bagindo Aziz Chan RS TK.III Dr Reksodiwiryo Padang,
yang telah bekerjasama dalam memberikan data-data yang diperlukan untuk
proposal ini.

Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan proposal lokakarya mini I


ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan
nantinya dan kelompok juga berharap proposal lokakarya mini II dapat memberi
manfaat bagi kelompok dan pembaca.

Padang, 06 Juni 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 6
C. Manfaat 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep manajemen 8
B. 5 Momen Cuci Tangan 10
C. 7 Benar pemberian obat 12
D. Pengelolaan Sampah.. 15

BAB III ANALISA SITUASI RUANGAN

A. Kajian situasi Rumah sakit 22


B. Kajian dan situasi ruangan 22
C. Windshield survey 28
D. Identifikasi masalah 30

BAB IV ANALISA SWOT

A. Analisa swot 62

BAB V PRIORITAS MASALAH

A. Metode pembobotan dan penentuan prioritas masalah 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Disetujui Oleh,

Padang, Juni 2021

Kepala Ruangan

(Ns. Nova Sarda Yunita, S.Kep)

Pembimbing Akademik I Pembimbing Klinik

(Ns. Asmawati, M.Kep) (Ns. Elia Fitria, S.Kep)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui
upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama.Sedangkan manajemen
keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan dengan memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang
penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna (Marquis, 2018).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan kedua saling mendukung. Sebagaimana proses
keperawatan, manajemen keperawatan terdiri atas: pengumpulan dan
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai ke khususan terhadap mayoritas tenaga
daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen
lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan (Marquis, 2018).
Kualitas pelayanan keperawatan juga sangat dipengaruhi oleh proses,
peran dan fungsi dari manajemen keperawatan, karena manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer
atau pengelola keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya
maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien baik kepada klien, keluarga dan masyarakat (Doni,
2017).
Rumah sakit merupakan salah satu tempat dengan tingkat penyebaran
infeksi dan virus penyakit yang paling besar terutama di ruangan rawat inap.
Untuk mencegah hal tersebut diperlukan Patien Safety untuk mengurangi
ataupun mencegah hal tersebut. Patient safety juga merupakan salah satu
syarat dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit. Dalam meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit perlu mempertahankan dan menaikkan predikat
akreditasi rumah sakit. Bagi semua rumah sakit yang telah terakreditasi,
sudah hal yang wajib untuk menerapkan prosedur Hand Hygiene yang benar
dan tepat dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap lini / bagian di
dalam rumah sakit tersebut. Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di
rumah sakit dipengaruhi oleh Patien Safety (keselamatan pasien) yang
menjadi komponen penting dalam pelayanan kesehatan yaitu upaya untuk
mencegah menularan infeksi nasokomial (INOS) dengan menerapakn Hand
Hygiene yang tepat dan sesuai dengan prosedur yang ada (Darniayani, 2017)
Hand Hygiene atau kebersihan tangan sudah selayaknya bahkan wajib
digalakkan dalam untuk mencapai sebuah mutu bagi pelayanan keselamatan
pasien yang ada di rumah sakit. Hal ini juga tertuang dengan jelas dalam
salah satu persyaratan materi dalam Akreditasi Rumah Sakit. Hand Hygiene
atau kebersihan tangan sudah selayaknya bahkan wajib digalakkan dalam
untuk mencapai sebuah mutu bagi pelayanan keselamatan pasien yang ada di
rumah sakit. Hal ini juga tertuang dengan jelas dalam salah satu persyaratan
materi dalam Akreditasi Rumah Sakit. Maka, bagi semua rumah sakit yang
telah terakreditasi, sudah hal yang wajib untuk menerapkan prosedur Hand
Hygiene yang benar dan tepat dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
setiap lini / bagian didalam rumah sakit tersebut.
Dalam aturan yang tepat demi keselamatan bersama terutama
keselamatan pasien, terdapat 5 waktu kapan kita harus mencuci tangan.
Dalam istilah yang sudah populer, waktu-waktu mencuci tangan yang tepat
sering disederhanankan dengan istilah Five (5) moment Hand Hygiene.
Penerapan yang sesuai dengan prosedur akan menurunkan angka INOS di
Rumah Sakit. Angka kejadian INOS tidak boleh lebih dari 1,5%. Ijin
operasional rumah sakit di negara maju dapat dicabut karena tingginya angka
INOS bahkan pihak asuransi tidak mau membayar biaya yang ditimbulkan
akibat INOS sehingga pihak penderita sangat dirugikan. Perilaku hand
hygiene merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pencegahan terjadinya INOS di rumah sakit. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa hand hygienebisa menurunkan kejadian INOS.
Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan hand hygienedapat
menurunkan angka INOS sebanyak 40% (Kampf, 2019).
Dalam keselamatan pasien (Patiet Safety) diperlukan pemberian obat
secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian
obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian
obat, petugas harus mengetahui yang berhubungan dengan peraturan dan
prosedur dalam pemberian obat karena hampir semua kejadian error dalam
pemberian obat terkait dengan peraturan dan prosedur. Petugas harus
mengetahui informasi tentang setiap obat sebelum diberikan kepada pasien
untuk mencegah terjadinya kesalahan. Melaksanakan pemberian obat secara
benar dan sesuai instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan
memonitor efek dari obat merupakan tanggung jawab dari semua petugas
yang terlibat dalam pemberian obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang
seharusnya maka kejadian Medication Errors dapat terjadi. Kejadian
medication errors yang memberi efek serius ataupun tidak harus dilaporkan
(WHO, 2017)
Di Indonesia Medication Errors relatif sering terjadi di institusi
pelayanan kesehatan namun belum ada data yang akurat meskipun umumnya
jarang yang mengakibatkan cedera pada pasien. Pada pasien rawat inap di
rumah sakit dilaporkan sekitar 3 – 6,9% kejadian Medication Errors, yang
mana 0,03 – 16,9% terjadi akibat peresepan yang tidak sesuai dan 11%
berhubungan dengan kesalahan dalam dosis obat dan memberikan obat yang
salah kepada pasien (Dwiprahasto, 2019).
Prinsip 7 benar merupakan salah satu cara untuk meminimalkan
terjadinya kejadian Medication Errors. Menurut World Health Organization
(2017) mengatakan manajemen penggunaan obat berdasarkan prinsip
pemberian obat 7 benar yaitu: benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
cara pemberian, benar waktu pemberian, benar dokumentasi dan benar
informasi. Bila terjadi ketidaksesuaian atau Medication Errors dalam
penatalaksanaan obat, petugas kesehatan yang mengetahui dapat segera
melaporkan kepada penanggung jawabnya.
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Kegiatan rumah sakit
menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.
Rumah sakit tidak hanya menghasilkan sampah biasa, namun juga
menghasilkan sampah infeksius dan sampah medis lainnya yang dapat
mengganggu kesehatan dan salah satu media penyebaran penyakit. Jika tidak
diolah dengan benar, maka limbah yang di hasilkan oleh kegiatan rumah sakit
dapat mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian
dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber
dari limbah rumah sakit dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit.
Sanitasi lingkungan rumah sakit juga perlu diperhatikan secara cermat.
Sanitasi lingkungan yang baik berdampak kepada penghuni rumah sakit juga
kepada masyarakat sekitar (Pruss, 2018).
Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang mempunyai visi dan misi
merupakan standar yang harus dicapai dalam pelayanan yang di lakukan oleh
pihak Rumah sakit umum. Secara umum Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo
Padang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan
kesehatan agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional. Untuk mencapai
tujuan yang dimaksud RST mempunyai Visi “Rumah Sakit Kebanggan
Prajurit”
Berdasarkan hasil observasi kelompok yang dilakukan pada tanggal28
Mei - 13 Juni 2021 didapatkan hasil diruangan Rawat inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang, ditemukan 3 permasalahan
yaitu yang pertama belum optimalnya penerapan 5 momen cuci tangan, kedua
yaitu belum optimalnya prisip 7 benar pemberian obat yang nantinya akan
beresiko untuk terjadinya medication error, belum optimalnya ketersediaan
tempat sampah infeksius dan non infeksius di ruangan pasien dan belum
optimalnya ketersedian tempat sampah kemoterapi diruangan.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan diatas maka mahasiswa
praktek profesi manajemen keperawatan STIKes Alifah Padang bersama
tenaga keperawatan di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit
TK. III Reksodiwiryo Padang tertarik untuk mengangkat masalah-masalah
diatas untuk dapat mencapai penyelesaian masalah tersebut sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Dari masalah yang timbul tersebut, maka disebarkan kuesioner untuk
memecahkan masalah tersebut kelompok merasa perlu mengadakan
pertemuan dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang kepala instalasi
dan kepala ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III
Reksodiwiryo Padang, Pembimbing klinik, dan Pembimbing Akademik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem
solving) yang ada di Instalasi Rawat inap Bagindo Aziz Chan Rumah
Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
2. Tujuan Khusus
Secara individu/ kelompok mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan:
a. Mengidentifikasi masalah 5 momen cuci tangan di instalasi Rawat
Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
b. Menentukan rumusan masalah yang berkaitan dengan penerapan dan
urutan 5 moment cuci tangan di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang.
c. Menentukan prioritas masalah di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
d. Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di
ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III
Reksodiwiryo Padang
e. Membuat Planning Of Action untuk memecahkan masalah di ruangan
Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo
Padang
f. Melakukan implementasi di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan
Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi kepala ruangan
Membantu dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
menjalankan asuhan keperawatan di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
2. Bagi perawat
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang manajemen keperawatan
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
antara perawat dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien
serta keluarga.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam manajemen keperawatan dengan pendekatan profesional, dan
sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa selanjutnya yang akan
melaksanakan praktek keperawatan profesional.
4. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk melakukan praktek
manajemen keperawatan profesional didunia kerja nantinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen

1. PengertianManajemen

Manajemen adalah suatu pendidikan yang dinamis dan produktif

selama menjalani suatu kegiatan di organisasi sedangkan manajemen

keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional

(Nursalam, 2018).

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan

pelayanan nyata, yaitu Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat

perlu memahami konsep dan aplikasi.Konsep manajemen keperawatan

perencanaan berupa rencana strategi melalui pendekatan pengumpulan

data, analisa SWOT, dan menyusun langkah- langkah

perencanaan,pelaksanaan secara operasional, khusunya dalam

pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan

pengalihan serta pendokumentasian yang lengkap (Nursalam,2018)

2. Fungsi Manajemen

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa

mendatang selama periode tertentu dalam rangka pencapaian tujuan


yang telah ditetapkan sampai dengan menyusun dan menetapkan

rangkaian kegiatan untuk mencapainya.

b. Pengorganisasian (organizing)

Suatu rencana yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebagai

hasil penyelenggaraan fungsi organik perencanaan, dilaksanakan oleh

sekelompok orang yang tergabung dalam satuan-satuan kerja tertentu.

Diperlukan berbagai pengaturan yang menetapkan bukan saja wadah

tempat berbagai kegiatan akan diselenggarakan, tetapi juga tata karma

yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi dengan orang-

orang lain baik dalam satuan kerja tertentu maupun antar kelompok

yang ada. (Douglas, 2016)

c. Pengarahan (actuating)

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staf

agar mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksanakan tugas-

tugasnya sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki. Pengarahan

ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi, pengembangan

motivasi yang efektif (Douglas, 2016)

Hakikat dari pengarahan adalah sebagai keseluruhan usaha, cara,

teknik dan metode untuk mendorong anggota organisasi agar mau dan

ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan

organisasi efisien, efektif dan produktif. Pengarahan diruangan

perawatan dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan keperawatan bagi


SDM yang ada (MPKP). Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada

penyelesaian konflik dengan win-win solution (Douglas, 2016)

d. Pengendalian (controlling)

Pengendalian adalah proses untuk mengamati secara terus-

menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan

mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Pengawasan

dapat dianggap sebgai aktivitas yang menemukan, mengoreksi

penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari

aktivitas yang direncanakan adalah wajar jika terjadi kekeliruan

tertentu, kegagalan dan petunjuk yang tidak efektif hingga terjadi

penyimpangan yang tidak diinginkan daripada tujuan yang ingin

dicapai. Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak

akan eksis tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian dan

penggerakan sebelumnya (Douglas, 2016)

B. Kebersihan Tangan (Hand Hygine)

1. Definisi

Mencuci tangan merupakan proses tekhik menghempaskan kotora

dari kulit tangan dengan memakai air dan sabun antiseptik. Hygiene

adalah sebuah usaha untuk memelihara / meningkatkan kebersihan dan

kesehatan yaitu dengan melakukan pemeliharaan dini terhadap seluruh

individu juga faktor lingkungan agar setiap individu itu tidak terjangkit

penyakit (Depkes RI, 2018).

Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan, membersihkan


tangan baik dengan memakai sabun antiseptik dan air mengalir atau

dengan menggunakan handrub berbasis alkohol yang bertujuan

mengurangi atau mencegah berkembangnya mikroorganisme ditangan

(WHO,2017)

2. Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan (KMKRI No.

382 tahun 2017)

a) Bila tampak kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung

protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir.

b) Bila tangan tidak tampak kotor pakai antiseptik berbahan alkohol

untuk dekontaminasi tangan rutin.

c) Upayakan sebelum melakukan kegiatan tangan kering terlebih dahulu.

d) Indikasi kebersihan tangan

Dalam melakukan asuhan keperawatan tindakan cuci

tangan sangat diperlukam, dan kebutuhan akan cuci tangan tergantung

jenis, langkah dan waktu/durasi.

3. Indikasi cuci tangan menurut PMK 27 tahun 2017 adalah sebagai

berikut :

a) Sebelum menyentuh pasien

b) Sebelum tindakan aseptik

c) Setelah menyentuh darah dan cairan tubuh

d) Setelah menyentuh pasien

e) Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien

f) Persiapan Membersihkan Tangan


4. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam melakukan cuci tangan

(Depkes RI, 2006) adalah:

a) Air bersih

Menggunakan air yang mengalir lebih baik dari pada

menggunakan air tidak mengalir karena mikroorganisme dapat

tumbuh dan berkembang biak pada larutan ini.apabila air mengalir

tidak tersedia sebaiknya gunakan tempat penampungan dengan kran

atau menggunakan ember dan gayung. Cuci tangan menggunakan air

dalam baskom meskipun memakai tambahan antiseptik sebaiknya

tidak dilakukan

b) Sabun

Sabun dan detergen digunakan sebagai bahan pembersih yang

bersifat nonantimikroba (Taylor et al., 2016). Sabun biasa dalam

kemasan cair, batangan, lembaran atau bubuk bisa menghilangkan

mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Sementara

sabun biasa yang dipakai secara berulang harus memenuhi standar

khusus yaitu : dapat membuang kotoran, nyaman dipakai, tidak

merusak kesehatan kulit dan baunya tidak menyegat.

c) Sabun antiseptik / antimikroba

Di dalam Sabun anti mikroba terkandung zat kimia yang dapat

mematikan mikrooraganisme residen. Memberikan aktivitas kimiawi

yang persisten, yang berarti zat-zat kimia tersebut tetap tinggal di

kulit untuk tetap membunuh mikroorganisme (Schaffer, 2000).


Menurut Larson (1989) pemakaian sabun antimikroba saat bekerja

pada ruangan khusus, instalasi gawat darurat,dan ruangan untuk

pasien imunosupresi, dan ketika bersentuhan dengan darah atau cairan

tubuh.

5. Departemen Kesehatan RI (2017) merekomendasikan bebarapa

macam sabun antimikroba/ agen antiseptik untuk mencuci tangan

antara lain:

a) Alkohol 60 - 90 %

b) Chlorhexidine glukonat 2-4 %( hibiclens, hibiscrub, hibitane)

c) Chlorhexidine glukonat dan cetrimide (savlon).

d) Yodium 3 %, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture

(yodium tinktur).

e) Iodofor 7,5 – 10 % berbagai kosentrasi (betadine atau wescodyne)

f) Klorsilenol 0,5 – 4% ( parakloro metaksilenol atau PCMX) berbagai

kosentrasi (Detol).

g) Triklosan 0,2- 2%.

h) Stik pembersih kuku

Jika kuku terpelihara dengan baik, cara membersihkan kuku

dengan alat ini tidak perlu dilakukan lagi.

i) Handuk atau tissue

Lap/handuk dipakai untuk mengeringkan tangan, jika tidak

tersedia mesin pengering udara. Jika tersedia handuk kertas/tissue,

tangan dikeringkan dengan handuk yang bersih atau dibiarkan kering


oleh udara. Pemakaian lap/handuk bersama-sama tidak baik dilakukan

karena cepat terkontaminasi. Lap/handuk kecil/sapu tangan pribadi

yang dicuci setiap hari bisa menjadi alternatif untuk menghindari

penggunaan handuk kotor secara bersama-sama.

6. Prosedur Standar Membersihkan Tangan

a) Mencuci tangan

Potter & Perry (2016) membagi prosedur cuci tangan menjadi

2 prosedur cuci tangan bersih dan prinsip steril.Cuci tangan prinsip

bersih dan prinsip steril.Cuci tangan bersih yaitu cuci tangan yang

selalu dilakukan yang diperlukan sepanjang waktu dan keadaan.Cuci

tangan steril dilakukan oleh tenaga kesehatan sebelum melakukan

operasi/ tindakan pembedahan untuk menghilangkan dan menurunkan

perkembangan mikroorganisme serta menghindari kontaminasi

mikroba saat dilakukan operasi.

1) Untuk cuci tangan bersih dilakukan dengan : Teknik

membersihkan tangan dengan sabun air mengalir ( handwash)

Mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir

adalah teknik hand hygiene yang paling ideal. Dengan mencuci

tangan, kotoran tak terlihat dan bakteri patogen yang terdapat

pada area tangan dapat dikurangi secara maksimal.. Pelaksanaan

hand hygiene dengan mencuci tangan efektif membutuhkan

waktu sekitar 40-60 detik dengan langkah sebagai berikut :


 Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih

 Tuangkan 3 -5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh

permukaan tangan.

 Ratakan dengan kedua telapak tangan

 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan

tangan kanan dan sebaliknya

 Gosok sela-sela jari.

 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan

kanan dan lakukan sebaliknya

 Gosok dengan memutar ujung jari-jari ditelapak tangan

kiri dan sebaliknya.

 Bilas dengan air mengalir dengan tekhnik 6 langkah cuci

tangan

 Keringkan tangan dengan handuk sekali pakai atau tissue

towel sampai benar-benar kering

 Tutup kran dengan tissu bekas atau dengan siku


Diadaptasi dari WHO guidelines on hand Hygiene in helath care, 2009

2) Teknik membersihkan tangan dengan handrub antiseptik (handrub

berbasis alkohol)

Penggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih

lebih efektif membunuh flora residen dan flora transien daripada

mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa

dan air. Antiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta

menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih

besar (Girou et al.2015)

Tekhnik mencuci tangan dengan menggunakan handrub ,

waktu yang digunakan untuk mencuci tangan dengan handrub 20-


30 detik dengan langkah :

 Ambil cairan handrub secukupnya 3-5 cc (1x tekan)

 Ratakan dengan kedua telapak tangan

 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan

kanan dan sebaliknya

 Gosok sela-sela jari.

 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan

dan lakukan sebaliknya

 Gosok dengan memutar ujung jari-jari ditelapak tangan kiri

dan sebaliknya.

Cara mencuci tangan dengan handrub

7. 5 Moment Cuci Tangan

Dalam aturan yang tepat demi keselamatan bersama terutama

keselamatan pasien, terdapat 5 waktu kapan kita harus mencuci tangan.


Dalam istilah yang sudah populer, waktu-waktu mencuci tangan yang

tepat sering disederhanankan dengan istilah Five (5) moment Hand

Hygiene

1. Sebelum kontak dengan Pasien

2. Sebelum tindakan asepsis

3. Setelah terkena Cairan Tubuh Pasien

4. Setelah Kontak dengan pasien

5. Setelah Kontak dengan Lingkungan di sekitar pasien

1. Sebelum kontak dengan pasien Bersihkan tangan sebelum


menyentuh pasien Untuk
melindungi pasien dari pathogen
yang ada pada tangan
petugas
2 Sebelum melakukan tindakan Bersihkan tangan segera sebelum

aseptic melakukan tindakan Untuk


melindungi pasien dari bakteri
pathogen termasuk yang berasal
dari permukaan tubuh pasien
sendiri,memasuki bagian
dalam tubuh
3 Setelah kontak dengan cairan Bersihkan tangan setelah kontak
tubuh pasien atau resiko kontak dengan cairan
tubuh pasien (setelah melepas
sarung tangan) Untuk melindungi
petugas kesehatan dan area
sekelilingnya bebas dari bakteri
pathogen yang berasal dari pasien
4. Setelah kontak dengan pasien Bersihkan tangan setelah
menyentuh pasien sesaat
meninggalkan pasien

5 Setelah kontak dengan Untuk melindungi petugas


lingkungan pasien kesehatan dan area sekelilingnya
bebas dari bakteri pathogen yang
berasal dari pasien

8. Resiko Tidak Melakukan Cuci Tangan

Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan perawat

terpajan dengan kuman yang berasal dari pasien. Infeksi dapat terjadi

antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari petugas

ke pasien dan antar petugas, melalui kontak langsung ataupun melalui

paralatan atau bahan yang sudah terkontaminasi dengan darah ataupun

cairan tubuh lainnya (sedemen et al., 2012)

Walaupun dengan tidak mencuci tangan secara tidak langsung

dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit atau terinfeksi, namun

kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat

dianggap sebagai penyebab utama infeksi Rumah Sakit yang menular di

perawatan kesehatan dan penyebaran mikroorganisme multiresisten dan

telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah

(CDC, 2012). Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai


penyakit menular seperti diare, ISPA, Kecacingan, hepatitis A dan masih

banyak lagi penyakit- penyakit infeksi lainnya yang berpotensi membawa

kepada arah kematian.

Transmisi bakteri dari satu pasien ke pasien lain melalui tangan

petugas kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut (Boyce et al.,2002):

a. Organisme patogen berada pada kulit pasien atau terdapat pada

peralatan yang berada disekitar pasien, organisme dapat di transfer

ke tangan petugas kesehatan.

b. Organisme patogen mampu bertahan hidup pada tangan petugas

kesehatan selama beberapa menit.

c. Cuci tangan dilakukan oleh petugas kesehatan yang tidak adekuat

dalam menghilangkan organisme patogen.

d. Langsung dengan pasien lain atau dengan objek mati ( misal :

peralatan medik, baju, selimut ) yang akan berkontak langsung

dengan pasien.

Transmisi patogenesis bakteri tidak hanya mengenai infeksi pada

luka basah, tetapi dapat juga terjadi melalui kulit pasien yang utuh. Area

yang penuh dengan koloni bakteri terdapat pada daerah inguinal, ketiak

dan ekstermitas atas (tangan). Organisme yang sering di temukan pada

tempat tersebut seperti klebsiela spp, acinetobacter dengan variasi antara

102- 106/ cm² (Boyce et 2002).


9. Upaya Meningkatkan Kebersihan Tangan

Menjaga kebersihan tangan dengan baik dapat mencegah penularan

mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial (Boyce

1999;Larson 1995). Masalah yang selalu timbul adalah bagaimana

membuat petugas kesehatan patuh pada praktek mencuci tangan yang telah

direkomendasikan. Meskipun sulit namun ada beberapa cara yang dapat

meningkatkan keberhasilan seperti :

a. Menyebar luaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga kebersihan

tangan dimana tercantum bukti mengenai efektifitasnya dalam mencegah

penyakit dan perlunya petugas kesehatan untuk mengikuti panduan

tersebut.

b. Melibatkan pimpinan / pengelola rumah sakit dalam diseminasi dan

penerapan pedoman kebersihan tangan.

c. Menggunakan teknik pendidikan yang efektif, termasuk role model

(khususnya supervisor), mentoring, monitoring, dan umpan balik positif.

d. Menggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua petugas

kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, untuk meningkatkan

kepatuhan.

e. Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan yang efektif untuk

menjaga kebersihan tangan sehingga membuat petugas lebih mudah

mematuhinya.
10. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menjaga Kebersihan

Tangan

a. Jari Tangan

Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang

subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (McGinley, Larson

dan Leydon 1988). Beberapa penelitian baru-baru ini telah

memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan sebagai reservoar

untuk bakteri Gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan patogen lain

(Hedderwick et al. 2000). Kuku panjang, baik yang alami maupun

buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al. 1993).Oleh

karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm

melebihi ujung jari.

b. Kuku Buatan

Kuku buatan (pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik)

yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi

nosokomial (Hedderwick et al. 2000). Selain itu, telah terbukti bahwa

kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar untuk bakteri Gram

negatif, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.

c. Cat Kuku

Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.

d. Perhiasan

Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan.


C. 7 Benar Pemberian Obat

1. Pengertian

Memberikan obat adalah suatu tindakan untuk membantu proses

penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut(oral)

dan dengan injeksi sesuai dengan program pengobatan dari dokter.

(jaones, 2002)

2. Jenis pemberian obat

a. Oral

Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses

penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai

dengan program pengobatan dari dokter

b. Pemberian obat secara parenteral

Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui

injeksi atau infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan

ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV),

Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra

Cutaneus (IC)

c. Topikal

Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya

salep, losion, krim, spray, tetes mata.

d. Rektal

Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang

akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk


memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid

(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat

perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat

dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam

bentuk supositoria.

e. Inhalasi

Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki

epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk

pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol

(ventolin), combivent, berotec untuk asma, atau dalam keadaan darurat

misalnya terapi oksigen.

3. Prinsip 7 benar dalam pemberian obat

1. Benar pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas

di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien

atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal,

respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika

pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau

kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan

langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang

identitasnya.
2. Benar obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama

dagang yang kita asing membaca permintaan obat dan botolnya diambil

dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta,

ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya

tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika

pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat

memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini

membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

3. Benar dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,

perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau

apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya

perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul

maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1

amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1

vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati

dan teliti.

4. Benar cara /rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang

menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum

pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan.Obat dapat diberikan peroral,

sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

5. Benar waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung

untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika

obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang

diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian

antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat

mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang

harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan

pada lambung misalnya asam mefenamat.

6. Benar pendokumentasian

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu

dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum

obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan

dilaporkan.

7. Benar Informasi

Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien

& atau keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak pasien!). Jelaskan

tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar. Jelaskan efek samping

yang mungkin timbul. Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada

pasien. Semua informasi yang telah diberikan pada pasien &

keluarganya ini ditulis dalam “Form Penjelasan & Pendidikan Dokter


kepada Pasien” yang ada di dalam paket rekam medik dan ditandatangani

oleh dokter dan pasien/ keluarga pasien.

D. Pengeloaan Sampah.

Pada umumnya sampah di rumah sakit di kelompokkan menjadi 2 kelompok

sampah yaitu, sampah medis dan non medis.

1. Pengertian Sampah.

1. Pengertian sampah medis

Semua sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit baik yang

berbentuk padat, cair, pasta (gel) atau gas yang dapat mengandung

mikroorganisme yang menular, bahan kimia beracun dan beberapa

radioaktif (Kemenkes RI, 2018)

2. Sampah non medis

Sampah non medis adalah semua sampah padatdiluar sampah padat

medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti kantor/

administrasi,unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur,

halaman parkir, taman, dan unit pelayanan.

2. Karakteristik Sampah.

a. Sampah medis.

- Sampah bendatajam.

- Sampah infeksius.

- Sampah radioaktif.

- Sampah kemoterapi.
b. Sampah non medis.

- Sampah non medis adalah semua sampah padat diluar sampah

padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti

kantor/ administrasi,unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang

inap, unit gizi/dapur, halaman parkir, taman, dan unit pelayanan.

Jenis wadah dan label sampah rumah sakit sesuai kategorinya

No Kategori Warna/Kantong Ket

Plastik
1. Infeksius Kuning Dapat dihasilkan oleh laboratorium,

kamar isolasi, kamar perawatan, dan

sangat berbahaya karena bias juga

menularkan penyakit.
2. Non Hitam Adalah semua sampah padat diluar

infeksius sampah padat medis yang dihasilkan

dari berbagai kegiatan seperti kantor/

administrasi, unit perlengkapan, ruang

tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur,

halaman parkir, taman, dan unit

pelayanan.
3. Radioaktif Merah Bahan yang terkontaminasi dengan

radio-isotof
4. Kemoterapi Ungu Bahan yang terkontaminasi dengan obat

kemoterapi
5. Sampah - Boks kecil yang kuat tidak mudah

benda tajam tembus atau bocor


3. Bahaya Sampah Terhadap Bagi Masarakat Dan Lingkungan.

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh

negative terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti:

b. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat

yang baik bagi faktor-faktor penyakit seperti lalat dan tikus.

c. Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat akibat tercecer nya jarum

suntik dan bahan tajam lainnya.

d. Insiden penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena factor

penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng bekas atau

pungenangan air.

e. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang.

f.Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-

gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.

g. Adanya partikel debu yang barterbangan akan menganggu pernapasan,

menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman

penyakit mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit.

h. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak

saniterasapnya akan menganggu pernapasan, penglihatan, dan penurunan

kualitas udara.

4. Prilaku Membuang Sampah Yang Baik Dan Benar.

a. Buang sampah pada tempatnya.

b. Pisahkan sampah berdasarkan tempatnya.

c. Jangan membuang sampah sembarangan.


BAB III

ANALISA RUANGAN DAN GAMBARAN UMUM MANAJEMEN


RUANGAN BAGINDO AZIZ CHAN RS TK. III REKSODIWIRYO
PADANG
A. Kajian Situasi Rumah Sakit
RS TK.III Reksodiwiryo Padang mempunyai Visi dan Misi merupakan
standar yang harus di capai dalam pelayanan yang dilakukan oleh pihak
Rumah Sakit Umum Daerah.

1. Visirumah sakit
Rumah Sakit Kebanggaan Prajurit
2. Misi Rumah Sakit
a. Mengutamakan keselamatan pasien dan pelayanan yang bermutu
b. Menyediakan SDM yang lengkap dan profesional
c. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang terbaik dan
paripurna
3. Motto Rumah Sakit
”Cepat, Tepat dan Tuntas , Senyum, Sapa, Sentuh, Suluh dan Sembuh”
4. Budaya kerja
“ kerja ikhlas, cerdas dan berkwalitas”
B. Kajian dan situasi Ruangan
1. Karakteristik unit
 Sifat kekaryaan ruang
a. Fokus telaah
Manajemen dan struktur di ruangan Bagindo Aziz Chan RS
TK.III Reksodiwiryo Padang
b. Lingkup garapan
Ruangan Bagindo Aziz Chan RS TK.III Reksodiwiryo Padang

c. Basis intervensi
 Model layanan
Model praktek keperawatan profesional (MPKP)
 Letak ruang
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa
Profesi STIKes Alifah di Bagindo Aziz Chan RS TK.III
Reksodiwiryo Padang dengan uraian sebagai berikut :
1. Timur : Ruangan III Imam Bonjol Rawatan Anak
2. Barat : Ruangan HSU
3. Utara : Ruang HWS
4. Selatan : Ruangan II Rasuna Said Bedah Kapasitas unit
ruang
 Kapasitas ruangan RS TK.III Reksodiwiryo Padang adalah sebanyak
214 tempat tidur
o VIP
25 bed
o Kelas 1
37 bed
o Kelas II
36 bed
o Kelas 3
103 bed
o Paviliun
8 bed
o ICCU
6 bed
o Ruang Konsultasi gizi
o Ruang Hemodialisa 1
o Ruang Perlengkapan 1

1. Analisis terhadap klien


 Karakteristik
Pada umumnya pasien yang berobat ke RS TK.III Reksodiwiryo
Padang yang paling banyak menggunakan kartu BPJS
 Tingkat ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien di ruang Bagindo Aziz Chan terdiri
dari minimal care dan partial care.
2. Analisis unit layanan keperawatan
 Flow of care
 Manajemen unit
3. Sumber daya kekuatan kerja
 Manusia
Perawat yang bertugas di ruangan Bagindo Aziz Chan sebanyak 17
orang perawat.
 Ahli gizi yang bertugas di ruangan Bagindo Aziz Chan sebanyak 2
orang
 Non manusia (metode, material, money, marketing)

STRUKTUR ORGANISASI TENAGA PERAWAT


KARU

Ns. Nova Sarda Yunita, S.Kep

\
KA. TIM A KA. TIM B

Ns. Elia Fitria, S.Kep Ns. Tryshia Wihendra,


S.Kep

1. Septi Sriwahyuni, S.Kep PP 1. Ns. Widya Angraeni,


2. Jalinus Amd.Kep S.Kep
3. Dian Dwi Astarina, 2. Nanda Refita, Amd. Kep
Amd.Kep 3. Lili Darmawati, S.Kep
4. Yualiana Putri, S.Kep 4. Sri Dian, Amd. Kep
5. Ns. Sri Mellya, S.Kep 5. Ira Simarmata, S.Kep
6. Mardelisa, S.Kep 6. Trisna Mistafa, Amd.Kep
7. Peggy Amelia, 7. Ns. Deni Yuri, S,Kep
Amd.Kep
8. Ns. Kofrita Erman,
S.Kep

4. Lingkungan kerja
a. Lingkungan fisik
Lingkungan barang-barang pasien sudah teratur dan sudah agak
mudah memberitahukan pasien tentang kerapian peralatannya, 3
orang mengatakan masih sulit memberitahu pasien untuk
merapikan peralatannya dan kebersihan kamar mandi pasien sudah
mulai terjaga
b. Lingkungan non fisik
Lingkungan non fisik di ruangan Bagindo Aziz Chan dilihat dari
sirkulasi udaranya sudahoptimal telah ada terpasang AC pada tiap
ruangan.
5. Ketenagaan / SDM di ruangan Bagindo Aziz Chan
Tingkat pendidikan perawat di ruangan Wing Badalah D3 perawat dan S1
ners.

Identitas Perawat di ruangan Bagindo Azis Chan

No Nama Pendidikan Jabatan Ket


1 Ns. Nova Sarda Yunita, S1 Ners Karu
S.Kep
2 Ns. Elia Fitria, S.Kep S1 Ners Katim
3 Ns. Tryshia Wihendra, S.Kep S1 Ners Katim
4 Yualiana Putri, S.Kep S1 PP
5 Ns. Sri Mellya, S.Kep S1 Ners PP
6 Mardelisa, S.Kep S1 PP
7 Peggy Amelia, Amd.Kep D3 PP
8 Ns. Kofrita Erman, S.Kep S1 Ners PP
9 Ns. Widya Angraeni, S.Kep S1 Ners PP
10 Nanda Refita, Amd. Kep D3 PP
11 Lili Darmawati, S.Kep S1 PP
12 Sri Dian, Amd. Kep D3 PP
13 Ira Simarmata, S.Kep S1 PP
14 Trisna Mistafa, Amd.Kep D3 PP
15 Ns. Deni Yuri, S,Kep S1 Ners PP
16 Septi Sriwahyuni, S.Kep S1 PP
17 Jalinus Amd.Kep D3 PP
18 Dian Dwi Astarina,Amd.Kep D3 PP
C. windshield survey
hasil windshield survey di Ruangan Bagindo Aziz Chan terhadap
manajemen asuhan keperawatan didapatkan beberapa masalah terutama
mengenai:

1. 5 momen cuci tangan


Observasi :
Berdasarkan dari hasil observasi pada tanggal 28 – 29 Mei 2021,
ditemukan bahwa pada saat melakukan tindakan keperawatan sering
terlihat perawat tidak melakukan cuci tangan, baik sebelum kontak dengan
pasien, sebelum tindakan asepsis mauapun sesudah kontak dengan pasien,
kontak sesudah terkena cairan tubuh pasien dan setelah kontak dengan
lingkungan disekitar pasien.

Wawancara :

Berdasarkan hasil wawancara dengan CI ruangan pada tanggal 5


Juni 2021, perawat mengetahui tentang 5 momen cuci tangan dan perawat
melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan atau sebelum
memakai handschoon

Rumusan masalah:
Belum optimalnya pelaksanaan 5 momen cuci tangan di ruangan
rawat inap

2. 7 benar pemberian obat


Observasi :
Berdasarkan dari hasil observasi pada tanggal 28 – 29 Mei 2021,
ditemukan bahwa pada saat pengambilan obat di apotik perawat meletakan
obat di laci obat dengan menggabungkan semua obat yang ada, tidak ada
pemilahan obat pada masing-masing kotak obat pasien. Dan didekat troli
injeksi tidak ditemukan kertas prosedur pengecekan 6 benar pemberian
obat.
Wawancara :
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI ruangan pada tanggal 5
Juni 2021, perawat mengetahui tentang 7 benar pemberian obat, dan
perawat melakukan pengecekan identitas pasien disaat melakukan
pemberian obat dengan cara ditanyakan dahulu kepada pasien nama,
no.mr, dan tanggal lahir.
Rumusan masalah:
Belum optimalnya pengecekan 7 benar pemberian obat pada
masing-masing pasien di Rawat Inap
3. Pemilahan sampah
Observasi:
Berdasarkan dari hasil observasi pada tanggal 28 – 29 Mei 2021,
ditemukan bahwa belum optimalnya pemenuhan tempat sampah di RST
padang, tidak adanya sampah infeksius di masing-masing ruangan pasien,
dan tidak adanya tempat sampah botol kaca dan sampah kemoterapi yang
berwarna ungu. Dan ditemukan pada saat pasien selesai kemoterapi,
sampah kemoterapi hanya dibalut menggunakan kantong asoy berwarna
hitam lalu dibuang di tempat sampah berwarna kuning.
Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal
5 Juni 2021, perawat mengetahui tentang sampah infeksius dan non
infeksius, kepala ruangan juga mengatakan bahwa menurut PPI memang
sampah infeksius tidak dianjurkan diletakkan di ruangan pasien. Perawat
mengetahui tentang tempat pembuangan sampah kemoterapi dan warna
tempat sampahnya, sampah kemoterapi setelah digunakan langsung
diberikan ke tempat pembuangan sampah yang biasa mengambil sampah.
Rumusan masalah:
Belum optimalnya ketersediaan tempat sampah untuk pasien dan
belum tersedianya tempat sampah kemoterapi di ruangan perawat.
D. Identifikasi masalah
a. 5 Moment Cuci Tangan
1. Saya tahu sebelum bersentuhan dengan pasien harus mencuci
tangan
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST
Padang didapatkan data 55 % perawat Sangat Setuju

Pertanyaan 1

TS
17%

SS
56%
S
28%

2. Saya tidak memahami apa perbedaan handrub dan handwash.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 53 % perawat Sangat Tidak Setuju
Pertanyaan 2
SS
5%

S
21%

STS
53%

TS
21%

3. Saya paham bahwa durasi untuk melakukan hand hygiene dengan


air adalah 40-60 detik

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 67 % perawat Setuju

Pertanyaan 3
SS STS
6% 6%

TS
22%

S
67%

4. Saya mengeringkan tangan menggunakan tissue bersih setiap


selesai melakukan hand washing.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 78 % perawat Setuju
Pertanyaan 4
SS STS
6% 6%
TS
11%

S
78%

5. Saya tidak memerlukan lap yang bersih dan kering untuk


mengeringkan tangan setelah melakukan hand washing

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 44 % perawat Setuju

Pertanyaan 5
STS
11%
SS
28%
TS
17%

S
44%

6. Ruangan Bagindo Aziz Chan tidak pernah kehabisan bahan untuk


melakukan hand hygiene.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 44 % perawat Setuju
Pertanyaan 6
SS
6%
S STS
11% 22%

TS
61%

7. Ada 6 langkah dalam melakukan hand hygiene.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 44 % perawat Sangat Setuju

PERTANYAAN 7
STS
11%

TS
17%
SS
44%

S
28%

8. Jumlah wastafel yang kurang memadai sehingga saya jarang


melakukan hand washing.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 52 % perawat Setuju
PERTANYAAN 8
SS
7% STS
17%

TS
23%
S
52%

9. Setelah menggosok seluruh telapak tangan, langkah berikutnya


dari hand hygiene adalah menggosok punggung tangan.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 61 % perawat Tidak Setuju

PERTANYAA 9
SS
6%
S STS
11% 22%

TS
61%

10. WHO mempunyai ditetapkan untuk melakukan yang hand


hygiene 5 moment

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 36 % perawat Setuju
PERTANYAAN 10
SS
11% STS
18%

S
36%

TS
36%

11. Wastafel di bangsal Ruangan 1 sudah

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 49 % perawat Setuju

PERTANYAAN 11

SS STS
15% 12%

TS
24%

S
49%

12. Tidak adanya poster tentang hand hygiene membuat saya sering
lupa tentang hand hygiene.

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data 43 % perawat Tidak Setuju
PERTANYAAN 12
SS
7% STS
19%

S
31%

TS
43%

13. Durasi hand hygiene menggunakan larutan antiseptik / handrub


adalah 20-30 detik. (WHO,2019)

Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan


RST Padang didapatkan data 50 % perawat Sangat Setuju

PERTANYAAN 13

STS
22%

SS
50%
TS
17%

S
11%

14. Pengertian dari hand washing adalah mencuci tangan dengan air
dan sabun.
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 64 % perawat Setuju
PERATNYAAN 14
SS
7% STS
17%

TS
12%

S
64%

15. Jumlah larutan antiseptic di Ruangan 1 sudah memadai.


Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 61 % perawat Setuju

PERTANYAAN 15
STS
6%
SS TS
22% 11%

S
61%

b. Pengetahuan 7 pemberian obat


1. Apakah perawat mengetahui tentang 7 benar pemberian obat
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 100 % .
mengetahui tentang 7 benar pemberian obat

a. Ya

100%

2. Jika iya, apa saja tentang 7 benar minum obat


Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 100 % dengan jawaban c.

tentang 7benar minum obat a. Benar pasien,


benar obat,
benar dosis,
benar cara, benar
0% waktu, benar
dokumentasi,ben
ar informasi
b. Benar obat,
benar pasien,
benar antibiotik,
benar
kadaluarsa,
benar merek,
benar benar
100%
oplosan
c. Benar pasien,
benar obat,
benar dosis,

3. Rute obat disebut juga dengan?


Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 61% dengan jawaban c.
PERTANYAAN 3
A
11%

B
28%

C
61%

4. Mencuci tangan harus dilakukan perawat saat?


Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 50 % dengan jawaban A

PERTANYAAN 4

C
17%

A
50%

B
33%

5. Pelayanan rumah sakit yang memperhatikan keamanan pasien


disebut?
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 55 % dengan jawaban B
PERATANYAAN 5

C
17%
A
28%

B
56%

6. Apakah pada saat melakukan pemberian obat perawat


mengecek identitas pasien terlebih dahulu?
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 56% dengan jawaban A

PERATANYAAN 6

B
44%

A
56%

7. Jika ya, Saat melakukan pemberian obat perawat mengecek


identitas pasien dengan cara?
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 50 % dengan jawaban B
PERTANYAAN 7

A
C 22%
28%

B
50%

8. Kewaspadaan universal pada pemberian obat parenteral terdiri


dari apa saja?
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 61 % dengan jawaban C

PERTANYAAN 8
A
11%

B
28%

C
61%

9. Bila pasien menolak pemberian obat, apa yang harus perawat


lakukan?
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 44 % dengan jawaban A
PERATANYAAN 9

C
28%

A
44%

B
28%

10. Pendidikan kesehatan tentang obat yang perawat berikan


kepada pasien adalah?
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 18 perawat 100 % dengan jawaban c

PERTANYAAN 10

4th Qtr
14% A
24%

B
15%
C
47%

c. Pengetahuan pembuangan sampah


1. Sampah infeksius dan non infeksius
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST didapatkan data dari 18 perawat 56% perawat mengetahui
tentang sampah infeksius dan non infeksius.

PERTANYAAN 1

B
44%

A
56%

2. Penjelasan perawat tentang sampah infeksius dan non


infeksius kepada pasien
Berdasarkan hasil kuesioner di ruangan Bagindo Aziz Chan
RST didapatkan data dari 18 perawat 56% perawat memberikan
penjelasan kepada pasien tentang pemilahan sampah infeksius dan
non infeksius.

PERTANYAAN 2

B
44%

A
56%

3. Pemisahan sampah infeksius dan non infeksius


Berdasarkan hasil kuesioner di Bagindo Aziz Chan RST Padang
didapatkan data dari 18 perawat 67 % perawat melakukan
pemisahan sampah infeksius dan non infeksius

PERTANYAAN 3

B
33%

A
67%

4. Tempat sampah berwarna kuning

Berdasarkan hasil kuesioner di Bagindo Aziz Chan RST


Padang didapatkan data dari 18 perawat 72 % perawat mengetahui
tempat sampah berawarna kuning adalah sampah infeksius.

PERTANYAAN 4

B
28%

A
72%

5. Sampah infeksius
Berdasarkan hasil kuesioner di Bagindo Aziz Chan RST
Padang didapatkan data dari 18 perawat 55% mengetahui tentang
sampah yang berada didalam tempat sampah berwarna kuning.

PERTANYAAN 5

A
17%

C
56%
B
28%

6. Sampah kantong hitam


Berdasarkan hasil kuesioner di ruangan Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data dari 18 perawat 61% mengetahui isi
sampah kantong berwarna hitam.

PERTANYAAN 6

B
39%

A
61%

7. Sampah kantong berwarna hitam


Berdasarkan hasil kuesioner diruangan Bagindo Aziz Chan
RST Aisyiyah Padang didapatkan data dari 18 perawat 56%
mengetahui tempat sampah berwarna hitam.

PERTANYAAN 7

C A
22% 22%

B
56%

8. Tempat sampah dimasing-masing kamar pasien


Berdasarkan hasil kuesioner diruangan Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data dari 18 perawat 68% mengatakan
bahwa dimasing-masing kamar pasien terdapat tempat sampah.

PERTANYAAN 8

B
32%

A
68%

9. Tempat sampah khusus pembuangan jarum suntik


Berdasarkan hasil kuesioner diruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data dari 18 perawat, 67% mengetahui
tempat khusus pembuangan sampah jarum suntik.

PERTANYAAN 9

B
33%

A
67%

10. Nama tempat sampah pembuangan jarum suntik


Berdasarkan hasil kuesioner diruangan Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data dari 18 perawat, 50% mengetahui
nama tempat sampah pembuangan jarum suntik.

PERTANYAAN 10

C
22%

A
50%

B
28%

BAB IV
ANALISIS SWOT

No MASALAH S W O T
KEPERAWATAN (KEKUATAN) (KELEMAHAN) (PELUANG) (ANACAMA
. Belum optimalnya  Petugas mengetahui  Karena dalam masa  Adanya  Adanya tuntu
penerapan 5 momen cuci pentingnya pandemic covid-19 mahasiwa stikes yang lebih tin
tangan melakukan 5 dan banyaknya pasien alifah padang dalam
momen cuci tangan PDP di ruangan yang sedang meningkatkan
 Pelaksaan 5 momen membuat perawat praktek profesi patient safety
cuci tangan ada di menggunakan APD Manajmen rumah sakit,
laksanakan tapi hazmat lengkap dalam  Adanya kerja terutama dala
belum menyeluruh melakukan asuhan sama yang baik masa pandem
keperawatan, sehingga antara mahasiswa Setiap perawa
cuci tangan hanya di dan perawat harus sangat
lakukan di awal klinikb dalam mence
sebelum pemasangan penularan vir
APD dan setelah covid ini sesa
melakukan tindakan, pasien ataupu
hal ini juga di terhadap diri
pengaruhi oleh  Adanya persa
terbatasnya jumlah antar RS yang
APD yang disediakan semakin keta
di masing-masing dengan kualit
ruangan akreditasi
 Penggunaan hand
sanitizer secara
bersamaan di situasi
pademi akan
memperburuk keadaan
karena melibatkan
kontak langsung
secara bersamaan
 Adanya keterbatasan
waktu

. Belum optimalnya  Perawat ruangan  Pengaplusan obat  Adanya  Adanya tuntu


pemberian 7 benar obat di mengetahui jika 7 dilakukan di dalam mahasiswa stikes lebih tinggi
ruangan bagindo azis chan benar pemberian ruangan perawat alifah padang masyarakat
rst reksodiwiryo padang obat sangat penting karena dengan siatuasi yang sedang terhadap pela
untuk menghindari covid tidak praktek profesi keperawatan
kesalahan dalam memungkinkan untuk Manajmen  Adanya tuntu
pemberian obat melakukan Keperawatan untuk menuru
 Perawat ruangan pengaplusan obat di  Adanya motivasi angka terjadin
sudah membagi dekat pasien dari kepala kesalahan oba
obat sesuai dengan  Sebagian perawat ruangan sesuai  Adanya persa
nama per setiap tidak mematuhi prosedur yang di antar Rs yang
pasien, lalu prosedur yang telah terapkan semakin keta
dimasukan ke ditentukan
dalam kotak obat  Tidak terdapatnya
pasien yang sudah poster 7 benar
di beri label nama pemberian obat di atas
troli atau di dekat troli
tindakan
Belum optimalnya  Perawat ruangan  Ketersediaan tempat  Adanya  Adanya tuntu
ketersedian tempat mengetahui sampah medis dan non mahasiswa stikes untuk menink
sampah medis dan non perbedaan tempat medis di atas troli alifah padang patient safety
medis sampah medis dan belum memadai yang sedang  Adanya persa
non medis karena kondisi troli praktek profesi antar Rs yang
 Di dalam ruang yang belum cukup Manajmen semakin keta
tindakan sudah besar Keperawatan
tersedia tempat  Tidak tersedianya  Adaya motivasi
sampah medis dan safety box di troli dari ppi dan karu
non medis perawat terkait dengan
pemilihan
sampah sesuai
dengan jenisnya

POA (Plane Of Action)

N Masalah Rencana Tujuan Sasaran Metode Narasum


o Kegiatan
1. Belum 1. Sosialisasi Mengoptimalk Perawat yang Kuesioner Mahasisw
1 optimalnya terkait dengan an pelaksaan 5 berada di profesi sti
Pelaksanaan 5 moment cuci momen cuci ruang Rawat alifah
5 momen tangan tangan Bagindo Aziz
cuci tangan 2. Meyediakan Chan
di ruangan hand Sanitizer
Bagindo gantung bagi
Azis Chan setiap perawat
RST ruangan
2. Belum 1. Sosialisasi Mengoptimalk Perawat yang Kuesioner Mahasisw
optimalnya tentang an pelaksanaan berada di profesi sti
pemberian 7 prosedur pemberian 7 ruang Rawat alifah
benar obat di pemberian 7 benar obat Bagindo Aziz
Rawat Inap benar obat Chan
Bagindo 2. Membuat
Aziz Chan lembaran 7
benar
pemberian obat
di troli perawat
3 Belum 1. Sosialisasi Mengoptimalk Perawat yang kuesioner Mahasisw
optimalnya tentang an pengelolaan berada di profesi sti
pengelolaan pengelolaan sampah ruang Rawat alifah
sampah di sampah Bagindo Aziz
ruangan 2. Menyediakan Chan
Rawat Inap tong sampah
Bagindo Aziz kecil untuk di
Chan atas troli
BAB V
PRIORITAS MASALAH
A. Metode pembobotan dan penentuan priotitas masalah
Prioritas masalah manajemen keperawatan di ruangan rawat inap Bagindo Aziz Chan RST Reksodiwiyo Padang

NO Masalah Manajemen A B C D E F G H I J K L M N
1. Belum optimalnya pelaksanaan 5 momen cuci tangan 5 3 4 3 5 5 5 3 3 3 3 2 44 1
di ruangan rawat inap

2. Belum optimalnya ketersediaan tempat sampah 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 3 22 3

3. Belum optimalnya pemberian obat 7 benar 1 1 1 1 1 1 4 1 4 2 2 4 23 2

KETERANGAN: KETERANGAN BOBOT


A: Resiko terjadi H : Waktu 1. Sangat rendah
B: Resiko parah I : Dana 2. Rendah
C: Potensi untuk pelatihan J: Fasilitas kesehatan 3. Cukup
D: Minat perawat K: Sumber daya 4. Tinggi
E: Mungkin diatasi L: Sesuai dengan peran perawat 5. Sangat Tinggi
F: Sesuai program M: Skor total
G: Tempat N: Urutan priorit

63
B. Malah Yang Di Pioritaskan

Dari jumlah skor diatas memiliki jumlah skor yang berbeda dan
dari jumlah skor tersebut kelompok hanya mengangkat satu masalah yang
menjadi prioritas kelompok yaitu tentang five moment cuci tangan di
ruangan rawat inap Bagindo Aziz Chan RST Reksodiwiryo Padang.
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan pada loka karya mini I
bahwa untuk melakukan implementasi maka kelompok mengangkat satu
masalah yang menjadi prioritas kelompok yaitu tentang five momen cuci
tangan.

C. Perumusan Masalah

Dari penjelasan yang telah prioritaskan dengan mempertimbangkan


waktu dan keterbatasan sumber daya kelompok maka masalah yang
muncul : Five momen cuci tangan.

64
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Loka Karya Mini


Berdasarkan analisa diruangan oleh mahasiswa Profesi Ners Stikes
Alifah Padang Kelompok 3 yang mana diawali dengan penyebaran kuesioner
pada perawat, observasi dan wawancara dengan petugas di ruangan rawat
inap Bagindo Aziz Chan. Maka teridentifikasi 3 masalah yaitu belum belum
optimalnya five momemnt kebesihan tangan, belum optimalnya penerapan 7
benar pemberian obat oleh perawat pelaksana atau katim, belum optimalnya
pengelolaan sampah.
Pada Lokmin I tanggal 06 Juni 2021, maka dilaporkan identifikasi
masalah tersebut, dengan metode pembobotan dan menentukan prioritas
masalah maka hal dari kesepakatan, masalah yang diprioritaskan untuk diatasi
adalah belum optimalnya five momemnt kebesihan tangan.
Berdasarkan dari hasil observasi pada tanggal 28 – 29 Mei 2021,
ditemukan bahwa pada saat melakukan tindakan keperawatan sering terlihat
perawat tidak melakukan cuci tangan, baik sebelum kontak dengan pasien,
sebelum tindakan asepsis mauapun sesudah kontak dengan pasien, kontak
sesudah terkena cairan tubuh pasien dan setelah kontak dengan lingkungan
disekitar pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI ruangan pada tanggal 5
Juni 2021, perawat mengetahui tentang 5 momen cuci tangan dan perawat
melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan atau sebelum memakai
handschoon
B. Implementasi
Dalam mengatasi permasalahan tentang Belum optimalnya
pelaksanaan 5 momen cuci tangan di ruangan rawat inap maka kegiatan
yang akan dilakukan yaitu: Kelompok 3 melakukan desiminasi ilmu
kepada para perawat dalam 5 momen cuci tangan dan memfasilitasi hand
sanitizer pribadi bagi setiap perawat di ruangan dengan bentuk yang lebih

65
efisien dan efektif dalam kemasan 15ml dan sangat mudah dibawa ke
mana-mana terutama saat melakukan tindakan di masa pandemic ini.
Dengan hasilnya sudah tersedianya handsanitizer pada setiap petugas di
ruangan bagindo aziz chan yang disediakan oleh mahasiswa dan perawat
sudah mulai melalukan five momen cuci tangan sesuai dengan SOP nya.

Daftar Hadir
No Nama Instalansi
1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

C. Evaluasi
1. Belum optimalnya pelaksanaan 5 momen cuci tangan di ruangan rawat
inap
Berdasarkan masalah yang diangkat di ruang rawat inap Bagindo
Aziz Chan tentang 5 momen cuci tangan, kelompok memberikan
informasi dan melakukan desiminasi ilmu kepada perawat yang
dimana meliputi 5 momen cuci tangan dan langkah-langkah mencuci
tangan . Hal tersebut bertujuan agar 5 moment mencuci tangan lebih
optimal lagi.

a. Sebelum tersediamya handsinitizer 43%

66
b. Sesudah tersediamya handsinitizer 57%

Desiminasi Ilmu

43%

sebelum desiminasi ilmu


sesudah desiminasi ilmu

57%

BAB VII

67
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
prosfesional. Dengan terlaksananya manajemen keperawatan dengan baik
sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan (Nursallam, 2017).
Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional perlu
pengetahuan teoritik yang menetap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar serta
ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan, menegakkan
diagnostik, menyusun rencana, melaksanakan asuhan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian rencana
keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perlu dilakukan
pengelolaan secara profesional agar perawat dapat memberikan pelayanan
yang bermutu kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diruangan
rawat inap bagindo azis chan pada tanggal 27–29 Mei 2021 dan kesepakatan
pada tanggal 29 Mei 2021 didapatkan 2 prioritas masalah yaitu belum
optimalnya five moment kebersihan tangan yang dilakukan oleh perawat dan
belum optimalnya penerapan 7 benar pemberian obat di ruangan rawat inap
bagindo azis chan RS. Tentara Reksodiwiryo Padang.
Sehubung dengan itu maka dirumuskan pemecahan masalah five moment
kebersihan tangan yaitu dengan melaksanakan pembagian hand sanitizer
kepada masing masing perawat agar tidak bersentuhan satu dengan yang
lainnya. Pada 7 benar pemberian obat mahasiswa menyediakan kertas poster
prosedur 7 benar pemberian obat yang diletakkan di dekat troli injeksi agar
perawat lebih mudah dalam mengingat 7 benar pemberian obat.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 6 juni 2021 dapat disimpulkan, five
moment kebersihan tangan dan penerapan 7 benar pemberian obat sudah
dilaksanakan oleh mahasiswa praktek manajemen keperawatan alifah padang,
tetapi belum maksimal. Selanjutnya akan dilanjutkan oleh perawat ruangan

68
yang berada di ruang rawat inap bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo
Padang.
B. Saran
1. Untuk ruang rawat inap bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo
Padang agar dapat mempertahankan hasil yang telah dicapai serta
diharapkan perawat ruangan dapat menerapkan ilmu yang telah
didapatkan dari hasil desiminasi ilmu.
2. Diharapkan kepala ruangan agar dapat memberikan pengarahan motivasi
kepada anggotanya agar dapat diterapkan secara optimal tentang program
yang disepakati pada lokmin I yaitu tentang five moment kebersihan
tangan dan penerapan 7 benar pemberian obat.
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan dapat mengembangkan praktek
profesi manajemen diseluruh ruangan bagindo azis chan RS Tentara
Reksodiwiryo Padang.

C. Manfaat
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan makalah loka karya mini ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam meningkatkan mutu manajemen keperawatan melalui
pembaharuan yang telah dilakukan oleh mahasiswa praktek profesi
keperawatan.
2. Bagi ruang inap bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo
Diharapkan mempertahankan penerapan penerapan tentang 5 momen cuc
tangan dan penerapan 7 benar pemnberian obat di ruang rawat inap
bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo Padang.
3. Bagi profesi Manajemen Keperawatan STIKes Alifah Padang
Diharapkan laporan manajemen ini dapat digunakan sebagai masukan dan
informasi dalam proses kegiatan studi profesi ners bagi mahasiswa
STIKes Alifah Padang, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi mahasiswa

69
Diharapkan laporan ini menambah pengetahuan, pengalaman dan
wawasan kelompok dalam menerapkan manajemen keperawatan dan
dapat dijadikan bahan perbandingan selanjutnya

Kuesioner 5 Momen Cuci Tangan

70
Data Responden

1. Usia..................................................................tahun

2. Jenis kelamin Anda : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak


perlu)

3. Pendidikan : …………………

4. Masa Kerja......................................................tahun

71
Berilah tanda cheklist (√) pada pertanyaan yang sesuai dengan pilihan jawaban Anda.

Kategori skor :

Sangat setuju (SS)

Tidak setuju (TS)

Setuju (S)

Sangat Tidak Setuju (STS)

No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tahu sebelum bersentuhan dengan
pasien harus mencuci tangan
2 Saya tidak memahami apa perbedaan
handrub dan handwash.
3 Saya paham bahwa durasi untuk
melakukan hand hygiene dengan air
adalah 40-60 detik
4 Saya mengeringkan tangan menggunakan
tissue bersih setiap selesai melakukan
hand washing.
5 Saya tidak memerlukan lap yang bersih
dan kering untuk mengeringkan tangan
setelah melakukan hand washing
6 Ruangan Bagindo Aziz Chan tidak
pernah kehabisan bahan untuk melakukan
hand
hygiene.
7 Ada 6 langkah dalam melakukan hand
hygiene.
8 Jumlah wastafel yang kurang memadai
sehingga saya jarang melakukan hand
washing.
9 Setelah menggosok seluruh telapak
tangan, langkah berikutnya dari hand
hygiene adalah menggosok punggung
tangan.
10 WHO mempunyai ditetapkan untuk
melakukan yang hand hygiene 5 moment

11 Wastafel di bangsal Ruangan 1 sudah

72
memadai.
12 Tidak adanya poster tentang hand
hygiene membuat saya sering lupa
tentang hand hygiene.
13 Durasi hand hygiene menggunakan
larutan antiseptik / handrub adalah 20-30
detik. (WHO,2019)
14 Pengertian dari hand washing adalah
mencuci tangan dengan air dan sabun.
15 Jumlah larutan antiseptic di Ruangan 1
sudah memadai.
16 Ketidaktersediaan handrub diruang rawat
pasien membuat saya tetap melakukan
tindakan ke pasien.
17 Saya sudah paham tentang hand hygiene
tanpa perlu adanya poster tentang hand
hygiene tersebut.
18 Antiseptic hand rubbing adalah salah satu
jenis cuci tangan yang ditetapkan WHO.
19 Saya tidak melakukan hand hyiene jika
peralatan dibangsal sedang habis.
20 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien saya tidak perlu melakukan
hand hygiene.
21 Perawat mampu mengatasi permasalahan
yang diderita oleh pasien yang
berhubungan dengan peralatan hand
hygiene.
22 Saya bisa mengikuti kebijakan sistem
pelayanan baru yang diterapkan oleh
pihak rumah sakit.
23 Saya merasa apabila di bangsal saya tidak
rapi di dalam menata administrasi
terutama peralatan hand hygiene.
24 Saya merasa kurangnya pemberian Diklat
tentang hand hygiene menyebabkan
perawat tidak tahu prosedur
hand hygiene..
25 Petugas tidak mampu bekerja dengan
sistem baru dan jenis-jenis peralatan
hand
hygiene yang baru.
26 Perawat di Ruangan 1 merasa tidak

bisa mengikuti prosedur hand hygiene


karena keterbatasan petugas.

73
27 Sebagai perawat mampu bekerja dengan
sistem baru setelah mengikuti Diklat.
28 Saya merasa tidak sesuai dengan sistem
pelayanan yang baru di RS. TK III Dr
Reksodiwiryo Padang

29 Sosialisasi pelayanan tentang peralatan


hand hygiene diberikan kepada semua
perawat dirumah sakit.
30 RS. TK III Dr Reksodiwiryo Padang
menjamin semua perawat tahu dengan
baik prosedur hand hygiene.

Kuesioner 7 benar pemberian obat

A. Pengetahuan
1. Apakah perawat mengetahui tentang 7 benar pemberian obat?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika iya, apa saja tentang 7 benar minum obat?
a. Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar
dokumentasi,benar informasi
b. Benar obat, benar pasien, benar antibiotik, benar kadaluarsa, benar merek, benar
benar oplosan
c. Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, dokumentasi
3. Rute obat disebut juga dengan?
a. Perjalanan obat
b. Order obat
c. Cara pemberian obat
4. Mencuci tangan harus dilakukan perawat saat?
a. Sebelum dan sesudah pemberian obat
b. Saat pemberian obat
c. Sesudah pemberian obat
5. Pelayanan rumah sakit yang memperhatikan keamanan pasien disebut?
a. Caring
b. Pasien safety
74
c. Nursing process
6. Apakah pada saat melakukan pemberian obat perawat mengecek identitas pasien
terlebih dahulu?
a. Ya
b. Tidak

7. Jika ya, Saat melakukan pemberian obat perawat mengecek identitas pasien dengan
cara?
a. Memanggil pasien
b. Mengecek identitas pasien pada gelang atau papan nama
c. Memberi tanda pada dua pasien yang sama
8. Kewaspadaan universal pada pemberian obat parenteral terdiri dari apa saja?
a. Menggunakan apron
b. Menggunakan kacamata
c. Mencuci tangan, Membuang jarum suntik di tempat khusus, Menggunakan sarung
tangan (handscoend)
9. Bila pasien menolak pemberian obat, apa yang harus perawat lakukan?
a. Menanyakan alasan penolakan, Menyertakan lembaran informed concent,
Dokumentasikan penolakan.
b. Menghentikan total pengobatan.
c. Tetap dipaksakan pemberian obat
10. Pendidikan kesehatan tentang obat yang perawat berikan kepada pasien adalah?
a. Berikan informasi jika pasien bertanya saja
b. Berikan informasi setiap akan memberikan obat
c. Berikan informasi dengan bahasa medis
11. Evaluasi yang perawat lakukan ketika obat selesai diberikan adalah?
a. Respon pasien terhadap obat, efek samping obat
b. Pengkajian obat
c. dokumentasi

75
12. Apakah perawat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan benar dosis
pemberian obat?
a. Ya
b. Tidak

13. Jika ya, benar dosis mencakup?


a. Tidak menambah dosis asli
b. Langsung diberikan saja
c. Jika Meragukan Dosis Obat Tetap Diberikan
14. Sebelum memberikan obat data yang harus dikaji perawat adalah?
a. Usia, status kehamilan, riwayat minum beralkohol
b. Status perkawinan
c. Alamat
15. Apa saja rute pemberian obat dalam bentuk padat?
a. Rektal, vaginal
b. Parenteral
c. Parenteral, rektal

B. Observasi

Berilah tanda checklist (v) pada jawaban yang menurut saudara paling tepat

No Pernyataan YA TIDAK
1 Prinsip tujuh benar pemberian obat
penting diterapkan untuk menghindari

76
kesalahan pemberian obat
2 Mengecek identitas pasien (gelang
identitas ataupapan nama pasien) akan
menambah beban kerja perawat
3 Patient safety (keselamatan pasien),
terutama medication safety (keamanan
pengobatan) perlu disosialisasikan
4 Pengkajian cukup dilakukan saat pasien
baru masuk rawat inap saja.
5 Pendokumentasian dilakukan segera
setelah obat diberikan.
6 Sebelum memberikan obat, label obat
dicek sebanyak 3 kali
7 Bila obat dalam bentuk cairan,Tetap
diberikan walaupun terjadi perubahan
warna.
8 Jarum suntik bekas perlu dibuang ke
tempat khusus.
9 Jika ada keraguan, dosis obat harus
dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat
lain.
10 Evaluasi pemberian obat cukup dipantau
saat perawat ganti shift (overan) saja.

KUESIONER MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG 1 RST DR.REKSODIWIRYO

PADANG TAHUN 2021

A. DATA UMUM
1. Nama : ...........
2. Umur :
77
a. 21 – 30 tahun c. 41 – 50 tahun
b. 31 – 40 tahun d. 51 – 60 tahun
3. Jenis Kelamin :
a. Perempuan
b. Laki - laki

4. Pendidikan :
a. SPK c. S1
b. D-III
5. Golongan :
a. Gol II b. Gol III
6. Lama Kerja :
a. 0 – 5 tahun c. 11 – 15 tahun
b. 6 – 10 tahun d. > 15 tahun

Kuisioner Pembuangan Sampah


A. Pengetahuan

1. Apakah perawat mengetahui tentang sampah infeksius dan non infeksius?


a. Ya
b. Tidak
2. Apakah waktu pasien masuk di Rumah perawat ada menjelaskan tentang sampah
infeksius dan non infeksius?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ada pemisahan sampah infeksius dan non infeksius?

78
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah perawat Mengetahui tempat sampah yang bewarna kuning sampah
infeksius?
a. Ya
b. Tidak
5. Jika iya, Apa saja yang termasuk sampah infeksius?
a. Sampah sisa makanan dari dapur rumah sakit
b. Kertas dari kantor administrasi
c. Masker,handscun, pampers/pembalut, perban pasien dan lain-lain
6. Apakah perawat mengetahui isi sampah kantong bewarna hitam?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika iya, Apa saja yang termasuk sampah kantong bewarna hitam?
a. Masker
b. Sisa makanan
c. Pampers
8. Apakah terdapat tempat sampah dimasing-masing kamar pasien?
a. Ya
b. Tidak

9. Apakah perawat mengetahui tempat khusus pembuangan jarum suntik?


a. Ya
b. Tidak
10. Jika iya, apakah nama tempat sampah pembuangan jarum suntik?
a. Kotak kardus
b. Tempat sampah berwarna kuning
c. Safety box
11. Apakah perawat mengetahui tempat pembuangan sampah selain berwarna hitam dan
kuning?

79
a. Ya
b. Tidak
12. Jika ya, sampah kemoterapi dibuang ditempat sampah berwarna apa?
a. Hitam
b. Kuning
c. Merah
d. Ungu
13. Berapa kali dalam sehari sampah rumah sakit biasanya dibuang?
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 3 x sehari
14. Apakah di RST DR.REKSODIWIRYO Padang pernah diadakan pelatihan
pengelolaan sampah rumah sakit?
a. Ya
b. Tidak
15. Jika ya, siapa saja yang mengikuti pelatihan tentang pengelolaan sampah?
a. Perawat
b. Seluruh karyawan Rumah Sakit
c. Tenaga pengumpul sampah

B. Observasi

Berilah tanda checklist (v) pada jawaban yang menurut saudara paling tepat

No Pernyataan YA TIDAK
1 Memberikan pemberian orientasi pada
keluarga dan pasien saat masuk rumah
sakit tentang pengelolaan sampah
2 Dalam pemberian orientasi pemilahan
sampah non medis dan sampah medis
harus dijelaskan kepada keluarga dan
pasien
3 Saat penerimaan pasien baru dijelaskan
tentang sampah infeksius dan non
infeksius
80
4 Setiap Keluarga dan pasien harus
mengetahui tempat pengelolaan sampah
5 Sampah yang berkantong bewarna
kuning seharusnya sampah yang berisi
sampah medis seperti Pampers, Masker
dll
6 Sampah yang berkantong bewarna hitam
seharusnya sampah yang berisi
kebutuhan sehari-hari seperti sisa
makanan, Kertas dan Plastik dll
7 Keluarga dan pasien bisa membedakan
tempat sampah infeksius dan non
infeksius
8 Dalam setiap ruangan harus ada tempat
sampah infeksius dan tempat sampah non
infeksius
9 Seharusnya sampah kemoterapi
diletakkan pada tempat sampah berwarna
merah
10 Dilakukan pelatihan pengelolaan sampah
medis.

81

Anda mungkin juga menyukai