DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia
sehingga kelompok dapat menyelesaikan proposal lokmin II yang merupakan
pemaparan di Ruangan Bagindo Aziz Chan Padang tahun 2021
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 6
C. Manfaat 7
A. Konsep manajemen 8
B. 5 Momen Cuci Tangan 10
C. 7 Benar pemberian obat 12
D. Pengelolaan Sampah.. 15
A. Analisa swot 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui Oleh,
Kepala Ruangan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui
upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama.Sedangkan manajemen
keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan dengan memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang
penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna (Marquis, 2018).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan kedua saling mendukung. Sebagaimana proses
keperawatan, manajemen keperawatan terdiri atas: pengumpulan dan
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai ke khususan terhadap mayoritas tenaga
daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen
lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan (Marquis, 2018).
Kualitas pelayanan keperawatan juga sangat dipengaruhi oleh proses,
peran dan fungsi dari manajemen keperawatan, karena manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer
atau pengelola keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya
maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien baik kepada klien, keluarga dan masyarakat (Doni,
2017).
Rumah sakit merupakan salah satu tempat dengan tingkat penyebaran
infeksi dan virus penyakit yang paling besar terutama di ruangan rawat inap.
Untuk mencegah hal tersebut diperlukan Patien Safety untuk mengurangi
ataupun mencegah hal tersebut. Patient safety juga merupakan salah satu
syarat dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit. Dalam meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit perlu mempertahankan dan menaikkan predikat
akreditasi rumah sakit. Bagi semua rumah sakit yang telah terakreditasi,
sudah hal yang wajib untuk menerapkan prosedur Hand Hygiene yang benar
dan tepat dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap lini / bagian di
dalam rumah sakit tersebut. Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di
rumah sakit dipengaruhi oleh Patien Safety (keselamatan pasien) yang
menjadi komponen penting dalam pelayanan kesehatan yaitu upaya untuk
mencegah menularan infeksi nasokomial (INOS) dengan menerapakn Hand
Hygiene yang tepat dan sesuai dengan prosedur yang ada (Darniayani, 2017)
Hand Hygiene atau kebersihan tangan sudah selayaknya bahkan wajib
digalakkan dalam untuk mencapai sebuah mutu bagi pelayanan keselamatan
pasien yang ada di rumah sakit. Hal ini juga tertuang dengan jelas dalam
salah satu persyaratan materi dalam Akreditasi Rumah Sakit. Hand Hygiene
atau kebersihan tangan sudah selayaknya bahkan wajib digalakkan dalam
untuk mencapai sebuah mutu bagi pelayanan keselamatan pasien yang ada di
rumah sakit. Hal ini juga tertuang dengan jelas dalam salah satu persyaratan
materi dalam Akreditasi Rumah Sakit. Maka, bagi semua rumah sakit yang
telah terakreditasi, sudah hal yang wajib untuk menerapkan prosedur Hand
Hygiene yang benar dan tepat dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
setiap lini / bagian didalam rumah sakit tersebut.
Dalam aturan yang tepat demi keselamatan bersama terutama
keselamatan pasien, terdapat 5 waktu kapan kita harus mencuci tangan.
Dalam istilah yang sudah populer, waktu-waktu mencuci tangan yang tepat
sering disederhanankan dengan istilah Five (5) moment Hand Hygiene.
Penerapan yang sesuai dengan prosedur akan menurunkan angka INOS di
Rumah Sakit. Angka kejadian INOS tidak boleh lebih dari 1,5%. Ijin
operasional rumah sakit di negara maju dapat dicabut karena tingginya angka
INOS bahkan pihak asuransi tidak mau membayar biaya yang ditimbulkan
akibat INOS sehingga pihak penderita sangat dirugikan. Perilaku hand
hygiene merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pencegahan terjadinya INOS di rumah sakit. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa hand hygienebisa menurunkan kejadian INOS.
Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan hand hygienedapat
menurunkan angka INOS sebanyak 40% (Kampf, 2019).
Dalam keselamatan pasien (Patiet Safety) diperlukan pemberian obat
secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian
obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian
obat, petugas harus mengetahui yang berhubungan dengan peraturan dan
prosedur dalam pemberian obat karena hampir semua kejadian error dalam
pemberian obat terkait dengan peraturan dan prosedur. Petugas harus
mengetahui informasi tentang setiap obat sebelum diberikan kepada pasien
untuk mencegah terjadinya kesalahan. Melaksanakan pemberian obat secara
benar dan sesuai instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan
memonitor efek dari obat merupakan tanggung jawab dari semua petugas
yang terlibat dalam pemberian obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang
seharusnya maka kejadian Medication Errors dapat terjadi. Kejadian
medication errors yang memberi efek serius ataupun tidak harus dilaporkan
(WHO, 2017)
Di Indonesia Medication Errors relatif sering terjadi di institusi
pelayanan kesehatan namun belum ada data yang akurat meskipun umumnya
jarang yang mengakibatkan cedera pada pasien. Pada pasien rawat inap di
rumah sakit dilaporkan sekitar 3 – 6,9% kejadian Medication Errors, yang
mana 0,03 – 16,9% terjadi akibat peresepan yang tidak sesuai dan 11%
berhubungan dengan kesalahan dalam dosis obat dan memberikan obat yang
salah kepada pasien (Dwiprahasto, 2019).
Prinsip 7 benar merupakan salah satu cara untuk meminimalkan
terjadinya kejadian Medication Errors. Menurut World Health Organization
(2017) mengatakan manajemen penggunaan obat berdasarkan prinsip
pemberian obat 7 benar yaitu: benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
cara pemberian, benar waktu pemberian, benar dokumentasi dan benar
informasi. Bila terjadi ketidaksesuaian atau Medication Errors dalam
penatalaksanaan obat, petugas kesehatan yang mengetahui dapat segera
melaporkan kepada penanggung jawabnya.
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Kegiatan rumah sakit
menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.
Rumah sakit tidak hanya menghasilkan sampah biasa, namun juga
menghasilkan sampah infeksius dan sampah medis lainnya yang dapat
mengganggu kesehatan dan salah satu media penyebaran penyakit. Jika tidak
diolah dengan benar, maka limbah yang di hasilkan oleh kegiatan rumah sakit
dapat mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian
dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber
dari limbah rumah sakit dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit.
Sanitasi lingkungan rumah sakit juga perlu diperhatikan secara cermat.
Sanitasi lingkungan yang baik berdampak kepada penghuni rumah sakit juga
kepada masyarakat sekitar (Pruss, 2018).
Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang mempunyai visi dan misi
merupakan standar yang harus dicapai dalam pelayanan yang di lakukan oleh
pihak Rumah sakit umum. Secara umum Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo
Padang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan
kesehatan agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional. Untuk mencapai
tujuan yang dimaksud RST mempunyai Visi “Rumah Sakit Kebanggan
Prajurit”
Berdasarkan hasil observasi kelompok yang dilakukan pada tanggal28
Mei - 13 Juni 2021 didapatkan hasil diruangan Rawat inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang, ditemukan 3 permasalahan
yaitu yang pertama belum optimalnya penerapan 5 momen cuci tangan, kedua
yaitu belum optimalnya prisip 7 benar pemberian obat yang nantinya akan
beresiko untuk terjadinya medication error, belum optimalnya ketersediaan
tempat sampah infeksius dan non infeksius di ruangan pasien dan belum
optimalnya ketersedian tempat sampah kemoterapi diruangan.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan diatas maka mahasiswa
praktek profesi manajemen keperawatan STIKes Alifah Padang bersama
tenaga keperawatan di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit
TK. III Reksodiwiryo Padang tertarik untuk mengangkat masalah-masalah
diatas untuk dapat mencapai penyelesaian masalah tersebut sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Dari masalah yang timbul tersebut, maka disebarkan kuesioner untuk
memecahkan masalah tersebut kelompok merasa perlu mengadakan
pertemuan dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang kepala instalasi
dan kepala ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III
Reksodiwiryo Padang, Pembimbing klinik, dan Pembimbing Akademik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem
solving) yang ada di Instalasi Rawat inap Bagindo Aziz Chan Rumah
Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
2. Tujuan Khusus
Secara individu/ kelompok mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan:
a. Mengidentifikasi masalah 5 momen cuci tangan di instalasi Rawat
Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
b. Menentukan rumusan masalah yang berkaitan dengan penerapan dan
urutan 5 moment cuci tangan di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang.
c. Menentukan prioritas masalah di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
d. Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di
ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III
Reksodiwiryo Padang
e. Membuat Planning Of Action untuk memecahkan masalah di ruangan
Rawat Inap Bagindo Aziz Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo
Padang
f. Melakukan implementasi di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz Chan
Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi kepala ruangan
Membantu dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam
menjalankan asuhan keperawatan di ruangan Rawat Inap Bagindo Aziz
Chan Rumah Sakit TK. III Reksodiwiryo Padang
2. Bagi perawat
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang manajemen keperawatan
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
antara perawat dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien
serta keluarga.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam manajemen keperawatan dengan pendekatan profesional, dan
sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa selanjutnya yang akan
melaksanakan praktek keperawatan profesional.
4. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk melakukan praktek
manajemen keperawatan profesional didunia kerja nantinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PengertianManajemen
(Nursalam, 2018).
2. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi dengan orang-
orang lain baik dalam satuan kerja tertentu maupun antar kelompok
c. Pengarahan (actuating)
teknik dan metode untuk mendorong anggota organisasi agar mau dan
d. Pengendalian (controlling)
1. Definisi
dari kulit tangan dengan memakai air dan sabun antiseptik. Hygiene
individu juga faktor lingkungan agar setiap individu itu tidak terjangkit
(WHO,2017)
berikut :
a) Air bersih
tidak dilakukan
b) Sabun
tubuh.
antara lain:
a) Alkohol 60 - 90 %
(yodium tinktur).
kosentrasi (Detol).
a) Mencuci tangan
bersih dan prinsip steril.Cuci tangan bersih yaitu cuci tangan yang
permukaan tangan.
tangan
berbasis alkohol)
dan sebaliknya.
Hygiene
terpajan dengan kuman yang berasal dari pasien. Infeksi dapat terjadi
antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari petugas
dengan pasien.
luka basah, tetapi dapat juga terjadi melalui kulit pasien yang utuh. Area
yang penuh dengan koloni bakteri terdapat pada daerah inguinal, ketiak
membuat petugas kesehatan patuh pada praktek mencuci tangan yang telah
tersebut.
kepatuhan.
mematuhinya.
10. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menjaga Kebersihan
Tangan
a. Jari Tangan
untuk bakteri Gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan patogen lain
karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm
b. Kuku Buatan
c. Cat Kuku
d. Perhiasan
1. Pengertian
(jaones, 2002)
a. Oral
ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV),
Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra
Cutaneus (IC)
c. Topikal
d. Rektal
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.
e. Inhalasi
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk
1. Benar pasien
identitasnya.
2. Benar obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing membaca permintaan obat dan botolnya diambil
dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta,
ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
3. Benar dosis
maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1
vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati
dan teliti.
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan.Obat dapat diberikan peroral,
5. Benar waktu
diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang
6. Benar pendokumentasian
dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum
obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan
dilaporkan.
7. Benar Informasi
tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar. Jelaskan efek samping
D. Pengeloaan Sampah.
1. Pengertian Sampah.
Semua sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit baik yang
berbentuk padat, cair, pasta (gel) atau gas yang dapat mengandung
2. Karakteristik Sampah.
a. Sampah medis.
- Sampah bendatajam.
- Sampah infeksius.
- Sampah radioaktif.
- Sampah kemoterapi.
b. Sampah non medis.
Plastik
1. Infeksius Kuning Dapat dihasilkan oleh laboratorium,
menularkan penyakit.
2. Non Hitam Adalah semua sampah padat diluar
pelayanan.
3. Radioaktif Merah Bahan yang terkontaminasi dengan
radio-isotof
4. Kemoterapi Ungu Bahan yang terkontaminasi dengan obat
kemoterapi
5. Sampah - Boks kecil yang kuat tidak mudah
b. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat
pungenangan air.
kualitas udara.
1. Visirumah sakit
Rumah Sakit Kebanggaan Prajurit
2. Misi Rumah Sakit
a. Mengutamakan keselamatan pasien dan pelayanan yang bermutu
b. Menyediakan SDM yang lengkap dan profesional
c. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang terbaik dan
paripurna
3. Motto Rumah Sakit
”Cepat, Tepat dan Tuntas , Senyum, Sapa, Sentuh, Suluh dan Sembuh”
4. Budaya kerja
“ kerja ikhlas, cerdas dan berkwalitas”
B. Kajian dan situasi Ruangan
1. Karakteristik unit
Sifat kekaryaan ruang
a. Fokus telaah
Manajemen dan struktur di ruangan Bagindo Aziz Chan RS
TK.III Reksodiwiryo Padang
b. Lingkup garapan
Ruangan Bagindo Aziz Chan RS TK.III Reksodiwiryo Padang
c. Basis intervensi
Model layanan
Model praktek keperawatan profesional (MPKP)
Letak ruang
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa
Profesi STIKes Alifah di Bagindo Aziz Chan RS TK.III
Reksodiwiryo Padang dengan uraian sebagai berikut :
1. Timur : Ruangan III Imam Bonjol Rawatan Anak
2. Barat : Ruangan HSU
3. Utara : Ruang HWS
4. Selatan : Ruangan II Rasuna Said Bedah Kapasitas unit
ruang
Kapasitas ruangan RS TK.III Reksodiwiryo Padang adalah sebanyak
214 tempat tidur
o VIP
25 bed
o Kelas 1
37 bed
o Kelas II
36 bed
o Kelas 3
103 bed
o Paviliun
8 bed
o ICCU
6 bed
o Ruang Konsultasi gizi
o Ruang Hemodialisa 1
o Ruang Perlengkapan 1
\
KA. TIM A KA. TIM B
4. Lingkungan kerja
a. Lingkungan fisik
Lingkungan barang-barang pasien sudah teratur dan sudah agak
mudah memberitahukan pasien tentang kerapian peralatannya, 3
orang mengatakan masih sulit memberitahu pasien untuk
merapikan peralatannya dan kebersihan kamar mandi pasien sudah
mulai terjaga
b. Lingkungan non fisik
Lingkungan non fisik di ruangan Bagindo Aziz Chan dilihat dari
sirkulasi udaranya sudahoptimal telah ada terpasang AC pada tiap
ruangan.
5. Ketenagaan / SDM di ruangan Bagindo Aziz Chan
Tingkat pendidikan perawat di ruangan Wing Badalah D3 perawat dan S1
ners.
Wawancara :
Rumusan masalah:
Belum optimalnya pelaksanaan 5 momen cuci tangan di ruangan
rawat inap
Pertanyaan 1
TS
17%
SS
56%
S
28%
S
21%
STS
53%
TS
21%
Pertanyaan 3
SS STS
6% 6%
TS
22%
S
67%
S
78%
Pertanyaan 5
STS
11%
SS
28%
TS
17%
S
44%
TS
61%
PERTANYAAN 7
STS
11%
TS
17%
SS
44%
S
28%
TS
23%
S
52%
PERTANYAA 9
SS
6%
S STS
11% 22%
TS
61%
S
36%
TS
36%
PERTANYAAN 11
SS STS
15% 12%
TS
24%
S
49%
12. Tidak adanya poster tentang hand hygiene membuat saya sering
lupa tentang hand hygiene.
S
31%
TS
43%
PERTANYAAN 13
STS
22%
SS
50%
TS
17%
S
11%
14. Pengertian dari hand washing adalah mencuci tangan dengan air
dan sabun.
Berdasarkan hasil kuesioner di ruang Bagindo Aziz Chan
RST Padang didapatkan data 64 % perawat Setuju
PERATNYAAN 14
SS
7% STS
17%
TS
12%
S
64%
PERTANYAAN 15
STS
6%
SS TS
22% 11%
S
61%
a. Ya
100%
B
28%
C
61%
PERTANYAAN 4
C
17%
A
50%
B
33%
C
17%
A
28%
B
56%
PERATANYAAN 6
B
44%
A
56%
A
C 22%
28%
B
50%
PERTANYAAN 8
A
11%
B
28%
C
61%
C
28%
A
44%
B
28%
PERTANYAAN 10
4th Qtr
14% A
24%
B
15%
C
47%
PERTANYAAN 1
B
44%
A
56%
PERTANYAAN 2
B
44%
A
56%
PERTANYAAN 3
B
33%
A
67%
PERTANYAAN 4
B
28%
A
72%
5. Sampah infeksius
Berdasarkan hasil kuesioner di Bagindo Aziz Chan RST
Padang didapatkan data dari 18 perawat 55% mengetahui tentang
sampah yang berada didalam tempat sampah berwarna kuning.
PERTANYAAN 5
A
17%
C
56%
B
28%
PERTANYAAN 6
B
39%
A
61%
PERTANYAAN 7
C A
22% 22%
B
56%
PERTANYAAN 8
B
32%
A
68%
PERTANYAAN 9
B
33%
A
67%
PERTANYAAN 10
C
22%
A
50%
B
28%
BAB IV
ANALISIS SWOT
No MASALAH S W O T
KEPERAWATAN (KEKUATAN) (KELEMAHAN) (PELUANG) (ANACAMA
. Belum optimalnya Petugas mengetahui Karena dalam masa Adanya Adanya tuntu
penerapan 5 momen cuci pentingnya pandemic covid-19 mahasiwa stikes yang lebih tin
tangan melakukan 5 dan banyaknya pasien alifah padang dalam
momen cuci tangan PDP di ruangan yang sedang meningkatkan
Pelaksaan 5 momen membuat perawat praktek profesi patient safety
cuci tangan ada di menggunakan APD Manajmen rumah sakit,
laksanakan tapi hazmat lengkap dalam Adanya kerja terutama dala
belum menyeluruh melakukan asuhan sama yang baik masa pandem
keperawatan, sehingga antara mahasiswa Setiap perawa
cuci tangan hanya di dan perawat harus sangat
lakukan di awal klinikb dalam mence
sebelum pemasangan penularan vir
APD dan setelah covid ini sesa
melakukan tindakan, pasien ataupu
hal ini juga di terhadap diri
pengaruhi oleh Adanya persa
terbatasnya jumlah antar RS yang
APD yang disediakan semakin keta
di masing-masing dengan kualit
ruangan akreditasi
Penggunaan hand
sanitizer secara
bersamaan di situasi
pademi akan
memperburuk keadaan
karena melibatkan
kontak langsung
secara bersamaan
Adanya keterbatasan
waktu
NO Masalah Manajemen A B C D E F G H I J K L M N
1. Belum optimalnya pelaksanaan 5 momen cuci tangan 5 3 4 3 5 5 5 3 3 3 3 2 44 1
di ruangan rawat inap
63
B. Malah Yang Di Pioritaskan
Dari jumlah skor diatas memiliki jumlah skor yang berbeda dan
dari jumlah skor tersebut kelompok hanya mengangkat satu masalah yang
menjadi prioritas kelompok yaitu tentang five moment cuci tangan di
ruangan rawat inap Bagindo Aziz Chan RST Reksodiwiryo Padang.
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan pada loka karya mini I
bahwa untuk melakukan implementasi maka kelompok mengangkat satu
masalah yang menjadi prioritas kelompok yaitu tentang five momen cuci
tangan.
C. Perumusan Masalah
64
BAB VI
PEMBAHASAN
65
efisien dan efektif dalam kemasan 15ml dan sangat mudah dibawa ke
mana-mana terutama saat melakukan tindakan di masa pandemic ini.
Dengan hasilnya sudah tersedianya handsanitizer pada setiap petugas di
ruangan bagindo aziz chan yang disediakan oleh mahasiswa dan perawat
sudah mulai melalukan five momen cuci tangan sesuai dengan SOP nya.
Daftar Hadir
No Nama Instalansi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
C. Evaluasi
1. Belum optimalnya pelaksanaan 5 momen cuci tangan di ruangan rawat
inap
Berdasarkan masalah yang diangkat di ruang rawat inap Bagindo
Aziz Chan tentang 5 momen cuci tangan, kelompok memberikan
informasi dan melakukan desiminasi ilmu kepada perawat yang
dimana meliputi 5 momen cuci tangan dan langkah-langkah mencuci
tangan . Hal tersebut bertujuan agar 5 moment mencuci tangan lebih
optimal lagi.
66
b. Sesudah tersediamya handsinitizer 57%
Desiminasi Ilmu
43%
57%
BAB VII
67
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
prosfesional. Dengan terlaksananya manajemen keperawatan dengan baik
sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan (Nursallam, 2017).
Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional perlu
pengetahuan teoritik yang menetap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar serta
ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan, menegakkan
diagnostik, menyusun rencana, melaksanakan asuhan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian rencana
keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perlu dilakukan
pengelolaan secara profesional agar perawat dapat memberikan pelayanan
yang bermutu kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan diruangan
rawat inap bagindo azis chan pada tanggal 27–29 Mei 2021 dan kesepakatan
pada tanggal 29 Mei 2021 didapatkan 2 prioritas masalah yaitu belum
optimalnya five moment kebersihan tangan yang dilakukan oleh perawat dan
belum optimalnya penerapan 7 benar pemberian obat di ruangan rawat inap
bagindo azis chan RS. Tentara Reksodiwiryo Padang.
Sehubung dengan itu maka dirumuskan pemecahan masalah five moment
kebersihan tangan yaitu dengan melaksanakan pembagian hand sanitizer
kepada masing masing perawat agar tidak bersentuhan satu dengan yang
lainnya. Pada 7 benar pemberian obat mahasiswa menyediakan kertas poster
prosedur 7 benar pemberian obat yang diletakkan di dekat troli injeksi agar
perawat lebih mudah dalam mengingat 7 benar pemberian obat.
Evaluasi dilakukan pada tanggal 6 juni 2021 dapat disimpulkan, five
moment kebersihan tangan dan penerapan 7 benar pemberian obat sudah
dilaksanakan oleh mahasiswa praktek manajemen keperawatan alifah padang,
tetapi belum maksimal. Selanjutnya akan dilanjutkan oleh perawat ruangan
68
yang berada di ruang rawat inap bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo
Padang.
B. Saran
1. Untuk ruang rawat inap bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo
Padang agar dapat mempertahankan hasil yang telah dicapai serta
diharapkan perawat ruangan dapat menerapkan ilmu yang telah
didapatkan dari hasil desiminasi ilmu.
2. Diharapkan kepala ruangan agar dapat memberikan pengarahan motivasi
kepada anggotanya agar dapat diterapkan secara optimal tentang program
yang disepakati pada lokmin I yaitu tentang five moment kebersihan
tangan dan penerapan 7 benar pemberian obat.
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan dapat mengembangkan praktek
profesi manajemen diseluruh ruangan bagindo azis chan RS Tentara
Reksodiwiryo Padang.
C. Manfaat
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan makalah loka karya mini ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam meningkatkan mutu manajemen keperawatan melalui
pembaharuan yang telah dilakukan oleh mahasiswa praktek profesi
keperawatan.
2. Bagi ruang inap bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo
Diharapkan mempertahankan penerapan penerapan tentang 5 momen cuc
tangan dan penerapan 7 benar pemnberian obat di ruang rawat inap
bagindo azis chan RS Tentara Reksodiwiryo Padang.
3. Bagi profesi Manajemen Keperawatan STIKes Alifah Padang
Diharapkan laporan manajemen ini dapat digunakan sebagai masukan dan
informasi dalam proses kegiatan studi profesi ners bagi mahasiswa
STIKes Alifah Padang, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi mahasiswa
69
Diharapkan laporan ini menambah pengetahuan, pengalaman dan
wawasan kelompok dalam menerapkan manajemen keperawatan dan
dapat dijadikan bahan perbandingan selanjutnya
70
Data Responden
1. Usia..................................................................tahun
3. Pendidikan : …………………
4. Masa Kerja......................................................tahun
71
Berilah tanda cheklist (√) pada pertanyaan yang sesuai dengan pilihan jawaban Anda.
Kategori skor :
Setuju (S)
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tahu sebelum bersentuhan dengan
pasien harus mencuci tangan
2 Saya tidak memahami apa perbedaan
handrub dan handwash.
3 Saya paham bahwa durasi untuk
melakukan hand hygiene dengan air
adalah 40-60 detik
4 Saya mengeringkan tangan menggunakan
tissue bersih setiap selesai melakukan
hand washing.
5 Saya tidak memerlukan lap yang bersih
dan kering untuk mengeringkan tangan
setelah melakukan hand washing
6 Ruangan Bagindo Aziz Chan tidak
pernah kehabisan bahan untuk melakukan
hand
hygiene.
7 Ada 6 langkah dalam melakukan hand
hygiene.
8 Jumlah wastafel yang kurang memadai
sehingga saya jarang melakukan hand
washing.
9 Setelah menggosok seluruh telapak
tangan, langkah berikutnya dari hand
hygiene adalah menggosok punggung
tangan.
10 WHO mempunyai ditetapkan untuk
melakukan yang hand hygiene 5 moment
72
memadai.
12 Tidak adanya poster tentang hand
hygiene membuat saya sering lupa
tentang hand hygiene.
13 Durasi hand hygiene menggunakan
larutan antiseptik / handrub adalah 20-30
detik. (WHO,2019)
14 Pengertian dari hand washing adalah
mencuci tangan dengan air dan sabun.
15 Jumlah larutan antiseptic di Ruangan 1
sudah memadai.
16 Ketidaktersediaan handrub diruang rawat
pasien membuat saya tetap melakukan
tindakan ke pasien.
17 Saya sudah paham tentang hand hygiene
tanpa perlu adanya poster tentang hand
hygiene tersebut.
18 Antiseptic hand rubbing adalah salah satu
jenis cuci tangan yang ditetapkan WHO.
19 Saya tidak melakukan hand hyiene jika
peralatan dibangsal sedang habis.
20 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien saya tidak perlu melakukan
hand hygiene.
21 Perawat mampu mengatasi permasalahan
yang diderita oleh pasien yang
berhubungan dengan peralatan hand
hygiene.
22 Saya bisa mengikuti kebijakan sistem
pelayanan baru yang diterapkan oleh
pihak rumah sakit.
23 Saya merasa apabila di bangsal saya tidak
rapi di dalam menata administrasi
terutama peralatan hand hygiene.
24 Saya merasa kurangnya pemberian Diklat
tentang hand hygiene menyebabkan
perawat tidak tahu prosedur
hand hygiene..
25 Petugas tidak mampu bekerja dengan
sistem baru dan jenis-jenis peralatan
hand
hygiene yang baru.
26 Perawat di Ruangan 1 merasa tidak
73
27 Sebagai perawat mampu bekerja dengan
sistem baru setelah mengikuti Diklat.
28 Saya merasa tidak sesuai dengan sistem
pelayanan yang baru di RS. TK III Dr
Reksodiwiryo Padang
A. Pengetahuan
1. Apakah perawat mengetahui tentang 7 benar pemberian obat?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika iya, apa saja tentang 7 benar minum obat?
a. Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar
dokumentasi,benar informasi
b. Benar obat, benar pasien, benar antibiotik, benar kadaluarsa, benar merek, benar
benar oplosan
c. Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, dokumentasi
3. Rute obat disebut juga dengan?
a. Perjalanan obat
b. Order obat
c. Cara pemberian obat
4. Mencuci tangan harus dilakukan perawat saat?
a. Sebelum dan sesudah pemberian obat
b. Saat pemberian obat
c. Sesudah pemberian obat
5. Pelayanan rumah sakit yang memperhatikan keamanan pasien disebut?
a. Caring
b. Pasien safety
74
c. Nursing process
6. Apakah pada saat melakukan pemberian obat perawat mengecek identitas pasien
terlebih dahulu?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika ya, Saat melakukan pemberian obat perawat mengecek identitas pasien dengan
cara?
a. Memanggil pasien
b. Mengecek identitas pasien pada gelang atau papan nama
c. Memberi tanda pada dua pasien yang sama
8. Kewaspadaan universal pada pemberian obat parenteral terdiri dari apa saja?
a. Menggunakan apron
b. Menggunakan kacamata
c. Mencuci tangan, Membuang jarum suntik di tempat khusus, Menggunakan sarung
tangan (handscoend)
9. Bila pasien menolak pemberian obat, apa yang harus perawat lakukan?
a. Menanyakan alasan penolakan, Menyertakan lembaran informed concent,
Dokumentasikan penolakan.
b. Menghentikan total pengobatan.
c. Tetap dipaksakan pemberian obat
10. Pendidikan kesehatan tentang obat yang perawat berikan kepada pasien adalah?
a. Berikan informasi jika pasien bertanya saja
b. Berikan informasi setiap akan memberikan obat
c. Berikan informasi dengan bahasa medis
11. Evaluasi yang perawat lakukan ketika obat selesai diberikan adalah?
a. Respon pasien terhadap obat, efek samping obat
b. Pengkajian obat
c. dokumentasi
75
12. Apakah perawat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan benar dosis
pemberian obat?
a. Ya
b. Tidak
B. Observasi
Berilah tanda checklist (v) pada jawaban yang menurut saudara paling tepat
No Pernyataan YA TIDAK
1 Prinsip tujuh benar pemberian obat
penting diterapkan untuk menghindari
76
kesalahan pemberian obat
2 Mengecek identitas pasien (gelang
identitas ataupapan nama pasien) akan
menambah beban kerja perawat
3 Patient safety (keselamatan pasien),
terutama medication safety (keamanan
pengobatan) perlu disosialisasikan
4 Pengkajian cukup dilakukan saat pasien
baru masuk rawat inap saja.
5 Pendokumentasian dilakukan segera
setelah obat diberikan.
6 Sebelum memberikan obat, label obat
dicek sebanyak 3 kali
7 Bila obat dalam bentuk cairan,Tetap
diberikan walaupun terjadi perubahan
warna.
8 Jarum suntik bekas perlu dibuang ke
tempat khusus.
9 Jika ada keraguan, dosis obat harus
dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat
lain.
10 Evaluasi pemberian obat cukup dipantau
saat perawat ganti shift (overan) saja.
A. DATA UMUM
1. Nama : ...........
2. Umur :
77
a. 21 – 30 tahun c. 41 – 50 tahun
b. 31 – 40 tahun d. 51 – 60 tahun
3. Jenis Kelamin :
a. Perempuan
b. Laki - laki
4. Pendidikan :
a. SPK c. S1
b. D-III
5. Golongan :
a. Gol II b. Gol III
6. Lama Kerja :
a. 0 – 5 tahun c. 11 – 15 tahun
b. 6 – 10 tahun d. > 15 tahun
78
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah perawat Mengetahui tempat sampah yang bewarna kuning sampah
infeksius?
a. Ya
b. Tidak
5. Jika iya, Apa saja yang termasuk sampah infeksius?
a. Sampah sisa makanan dari dapur rumah sakit
b. Kertas dari kantor administrasi
c. Masker,handscun, pampers/pembalut, perban pasien dan lain-lain
6. Apakah perawat mengetahui isi sampah kantong bewarna hitam?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika iya, Apa saja yang termasuk sampah kantong bewarna hitam?
a. Masker
b. Sisa makanan
c. Pampers
8. Apakah terdapat tempat sampah dimasing-masing kamar pasien?
a. Ya
b. Tidak
79
a. Ya
b. Tidak
12. Jika ya, sampah kemoterapi dibuang ditempat sampah berwarna apa?
a. Hitam
b. Kuning
c. Merah
d. Ungu
13. Berapa kali dalam sehari sampah rumah sakit biasanya dibuang?
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 3 x sehari
14. Apakah di RST DR.REKSODIWIRYO Padang pernah diadakan pelatihan
pengelolaan sampah rumah sakit?
a. Ya
b. Tidak
15. Jika ya, siapa saja yang mengikuti pelatihan tentang pengelolaan sampah?
a. Perawat
b. Seluruh karyawan Rumah Sakit
c. Tenaga pengumpul sampah
B. Observasi
Berilah tanda checklist (v) pada jawaban yang menurut saudara paling tepat
No Pernyataan YA TIDAK
1 Memberikan pemberian orientasi pada
keluarga dan pasien saat masuk rumah
sakit tentang pengelolaan sampah
2 Dalam pemberian orientasi pemilahan
sampah non medis dan sampah medis
harus dijelaskan kepada keluarga dan
pasien
3 Saat penerimaan pasien baru dijelaskan
tentang sampah infeksius dan non
infeksius
80
4 Setiap Keluarga dan pasien harus
mengetahui tempat pengelolaan sampah
5 Sampah yang berkantong bewarna
kuning seharusnya sampah yang berisi
sampah medis seperti Pampers, Masker
dll
6 Sampah yang berkantong bewarna hitam
seharusnya sampah yang berisi
kebutuhan sehari-hari seperti sisa
makanan, Kertas dan Plastik dll
7 Keluarga dan pasien bisa membedakan
tempat sampah infeksius dan non
infeksius
8 Dalam setiap ruangan harus ada tempat
sampah infeksius dan tempat sampah non
infeksius
9 Seharusnya sampah kemoterapi
diletakkan pada tempat sampah berwarna
merah
10 Dilakukan pelatihan pengelolaan sampah
medis.
81