Anda di halaman 1dari 38

Kelompok SGD 9 Skenario 2

Ketua : Yogie Chandra (183307010026)


Sekretaris : Fazwiansyah Darling Muniro (183307010015)
Anggota : Araminta Marella Zega (183307010026)
Rico Lutandry (183307010018)
Clinton Antony (183307010089)
Christian vieri purba (183307010081)
Marthin Loodwyk Simanjuntak (183307010027)
Dhea Rebecca Lumbanraja (183307010029)
Joanne Odelia Gani (183307010060)
Erika Yolana Br. Ginting (183307010053)
Rosi Krisdayanti Purba (183307010085)
Aysiani Mellasari (183307010091)
Ari Aulia Rizki (183307010097)
Rosa Laia (183307010045)
SKENARIO 2 SEMESTER 2 BLOK 5

Seorang anak laki-laki umur 28 tahun datang ke IGD RS Royal Prima dengan keluhan demam sejak seminggu
sebelum masuk rumah sakit disertai menggigil.

Pasien mengeluhkan badan terasa panas setiap menjelang sore tetapi 2 hari setelahnya pasien dapat beraktivitas
seperti biasa. Pasien sering merasa dingin, badan bergetar, dan sering menggelutuk gigi selam menit sebelum demam
yang dapat tiba-tiba tinggi disertai badan berkeringat banyak seperti butiran jagung dan baju setelah berkeringat
seperti dapat diperas. Mual dan muntah sudah 2 hari ini, isi : apa yang dimakan dan diminum, frekuensi muntah lebih
kurang 4x/hari, tidak selera makan, disertai sakit kepala yang hebat daerah dahi, sendi serasa ngilu. Pasien tinggal di
Jayapura Papua di mining area selama 5 tahun dan baru menetap di medan sekitar 1 bulan terkahir. B.A.K (+)
normal. B.A.B (+) normal. RPT : 3 bulan yang lalu pasien juga mengeluhkan keluhan yang sama tetapi setelah
berobat ke puskesmas Jayapura Papua dan sembuh. RPO : pasien sudah mengkonsumsi obat penurun panas.

Vital sign TD : 110/80 mmhg, HR : 104x/menit, RR : 24x/menit, T : 39.5°C. Status Generalisata Mata : Conjunctiva
inferior anemis (+/+). Sklera : Subikterik. Mulut : Bibir dan mukosa mulut kering. Thorax : simetris, suara
pernafasan vesikuler. Abdomen : teraba hepar 2cm dibawah arcus costae, dengan permukaan rata, pinggir tajam,
konsistensi lunak. Spleen teraba membesar di schuffner 3. Ascites (-).
I. Klasifikasi Istilah
1. Demam : suatu keadaan suhu tubuh diatas suhu normal
2. Menggigil : suatu respon terhadap berbagai kondisi untuk meningkatkan suhu tubuh

I. Identifikasi Masalah
1. Mengapa laki-laki umur 28 tahun mengalami demam sudah 5 hari?
2. Apa penyebab diare demam tersebut disertai menggigil?
I. Analisis Masalah
1.Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain
pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis,
ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam
antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1.
Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi
parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.Demam akibat faktor non
infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan, penyakit autoimun dan obat-obatan.

2.Saat demam penderita akan mengalami Peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik
patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan
meningkatkan metabolisme basal.
Learning Objective

1.Jelaskan proses terjadinya menggigil berdasarkan skenario


2.Jelaskan klasifikasi dari plasmodium
3.Apa perbedaan gejala klinis dari masing-masing plasmodium
4.Bagaimana proses terjadinya hepatomegali dan spelnomegali pada skenario dan cara pemeriksaanya
5.Jelaskan diagnosa banding dan diagnosa kerja berdasarkan skenario dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
6.Apa saja penatalaksanaan mediakamentosa dan non mediakamentosa berdasarkan diagnosa kerja yang didapat
•Skema RS Royal Prima
Laki-laki umur 28 tahun

Riwayat tinggal di daerah


pertambangan papua

Infeksi parasit

keluhan

Menggigi Berkeringat Muntah dengan


l frekuensi 4x/hari

Dehidrasi
Demam

-Tidak selera makan


-Sakit kepala daerah dahi
-Nyeri sendi
LO.1 DEMAM

PENGAKTIFAN NEUTROFIL, MAKROFAG SEL-


SEL CEDERA

PENGELUARAN IL-1

HEAT GAIN

MENGAKTIFKAN PGE
(PROSTAGLANDIN)

PENINGKATAN SET-POINT SUHU


DIHIPOTHALAMUS

HEAT GAIN < HEAT LOSS

“TERMOSTAT” DI HIPOTHALAMUS
MEMERINTAH KONTRAKSI OTOT

MENGGIGIL

HEAT GAIN = HEAT LOSS


LO.2

Penjelasan Plasmodium
Plasmodium

sporogoni skizogoni

+Gametosit Eksoeritrositik Eritrositik

Sporozoit Merozoit
Betina Jantan

Skizon tropozoit
Ookinet

Merozoit Skizon
Ookista

Sporozoit
Penyakit malaria disebabkan oleh Protozoa genus Plasmodium.
Terdapat empat spesies yang menyerang manusia yaitu :
• Plasmodium falciparum (Welch, 1897)
• Plasmodium vivax (Labbe, 1899).
• Plasmodium ovale (Stephens, 1922)
• Plasmodium malariae (Grassi dan Feletti, 1890)

• Selain empat spesies Plasmodium diatas, manusia juga bisa terinfeksi oleh Plasmodium
knowlesi, yang merupakan plasmodium zoonosis yang sumber infeksinya adalah kera.
LO.3
Gejala-gejala umum/ klinis “ Trias Malaria ”:

Periode dingin :

- Mulai menggigil
- kulit dingin, dan kering
- penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat menggigil seluruh tubuh sering
bergetar
- gigi-gigi saling terantuk
- pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan.

Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
Periode panas :

- Muka merah
- kulit panas dan kering
- nadi cepat
- panas tubuh tetap tinggi dapat mencapai 40 °C atau lebih
- penderita membuka selimutnya
- respirasi meningkat
- nyeri kepala
- nyeri retro-orbital muntah-muntah
- dapat terjadi syok (tekanan darah turun) dapat delirium sampai terjadi kejang (anak).

Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam. Atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
Periode berkeringat
-Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah
- temperatur turun, penderita merasa kelelahan dan sering tertidur. Jika penderita bangun akan merasa sehat
dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
Trias malaria secara keseluruhan dapat berlangsung 6-10 jam.

Penyebab seringnya malaria adalah :


-Infeksi P. Vivax
-P. Falciparum
Gejala Spesifik :

1. P. Vivax merupakan:
-Infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks
-Tanpa pengobatan berakhir dalam 2-3 bulan.

2. P. Falciprum, menimbulkan :
-Banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas
-Mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falciparum.
-Bila terjadi kelainan fungsi otak, yaitu suatu komplikasi yang disebut malaria serebral.
Gejalanya adalah :
-Demam minimal dengan suhu 40 °C
-Sakit kepala hebat
-Mengantuk, delirium dan linglung.
-Paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil dan imigran.
3. P. Malariae, menyebabkan :
- Malaria quartana/ malariae
- Dimulai secara samar-samar, serangannya menyerupai P. Vivax dengan selang waktu antara 2 serangan adalah 72
jam.

4. P. Ovale,
-Dijumpai di daerah Afrika dan Pasifik Barat. Di Indonesia dijumpai di Irian dan Nusa Tenggara
Menyebabkan :
-Dimulai dengan menggigil
-diikuti berkeringat dan demam yang hilang timbul
-Demam berlangsung selama 4-8 jam
- Setelah demam reda, penderita merasakan sehat sampai terjadi menggigil berikutnya.
LO.4
HEPATOMEGALI
Penyebab hepatomegaly:
-Infeksi / penyakit kronik akibat virus hepatitis sirosis.
-Beberapa hepatotoksik terutama aflatoksin yang berasal dari makanan yang tercemar aspergillus flavus dan obat-
obatan.
- Sirosis, hepatitis B serta C
-Kontak dengan racun kimia misalnya vinil klorida, arsen
-Merokok
-Alkohol
- Aflatoksin atau karsinogen dalam preparat herbal
Pemeriksaan hepatomegaly:
• Letakkan tangan kamu secara mendatar pada kulit bagian kanan dari fosa iliaka.
• Arahkan jari-jari kamu ke atas dengan jari telunjuk dan jari tengah pada posisi lateral otot rektus abdominalis.
Setelah itu, ujung-ujung jari diletakkan secara paralel dengan selubung rektus. Lalu, tahan posisi tersebut.
• Mintalah orang yang diduga mengidap hepatomegali untuk menarik napas dalam lewat mulut.
• Rasakan bagian yang tadi kamu sentuh pada saat hati turun ketika orang tersebut melakukan pernapasan.
• Gerakkan tanganmu secara perlahan ke arah atas abdomen sebanyak 1 sentimeter setiap kali tarikan napas
dilakukan hingga mencapai batas iga atau hingga tepi hati terasa. Mungkin saja terdapat pembesaran hati atau
pun posisi hati yang mengalami penurunan karena hiperinflasi dari paru-paru.
ANEMIA
• Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh sistem retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis
tergantung pada jenis plasmodium dan status imunitas penjamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun,
sekuentrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoisis.
Penyebab anemia:
• Kekurangan zat besi
• Kekurangan vitamin B12 dan folat
• Penyakit kronis
• Kehilangan darah

Pemeriksaan anemia:
• Pemeriksaan darah dalam tinja
• Endoskopi
• USG panggul
SPLENOMEGALI
• Mekanisme terjadinya splenomegali
Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,
teraktifasinya sistem retikuloendotelial untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrsit
akibat hemolisis.
Penyebab splenomegaly:
• Infeksi virus
• Infeksi parasite
• Infkesi bakteri
• Kanker darah
• Limfoma
• Penyakit ganguan metabolic

Pemeriksaan splenomegaly:
• USG/CT SCAN
• MRI
LO.5
Diagnosa banding

1. Malaria
• Anamnesis:
Keluhan Utama : demam, mengilgil, dan dapat disertai sakit kepala,mual, Muntah, diare dan nyeri otot
atau pegal-pegal, kejang-kejang, panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning, tidak dapat makan dan minum,
anemia, hepatomegali, splenomegali.
Pemeriksaan Fisik:

- Temperatur aksila >40 C.


- Tekanaan darah sistolik
- Tekanaan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan anak-anak <50 mmHg
- Frekuensi nafas >35 x per menit pada orang dewasa atau 40 x per menit pada balita, anak dibawah tahun > 50 x per
menit.
- Penurunan derajat kesadaran
- Manifesstasi perdarahan (petekie, purpura, hematom).
- Tanda dehidrasi (mata cekung, tugor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni kurang).
-Tanda-tanda anemia berat (konjuntiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat).
-Terlihat mata kuning/ ikterik.
- Adanya ronki pada kedua paru.
- Pembesaran limpa dan atau hepar.
- Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
- Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologi).
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis untuk mentukan :
- Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
- Species dan stadium plasmodium (Pf, PV, Pm,Po, dan tropozoit, skizon, gametosit).
- Kepadatan parasit :
- Semi kuatitatif
(-) : SD neagatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) : SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB).
(++) : SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
(+++) : SD positif 3 (ditemukan 1- 100 parasit dalam 1 LPB).
(++++) : SD positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB).
Pemeriksaan Morfologi :
Plasmodium knowlesi mirip dengan P. malariae. P, malariae dicirikan oleh parasit kompak
(semua tahapan) dan tidak mengubah eritrosit host atau menyebabkan pembesaran. Trofozoit memanjang
membentang di eritrosit, yang disebut “band form”, kadangkadang tampak. Schizonts biasanya akan memiliki 8-
10 merozoit yang sering diatur dalam pola roset dengan rumpun pigmen di tengah
2. DBD ( Demam Berdarah Dengue )
Anamnesis:
Demam tinggi mencapai 40 derajat celcius, nyeri kepala berat, nyeri pada sendi, otot, dan
tulang, nyeri pada bagian belakang mata, nafsu makan menurun, mual dan muntah,
pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kemerahan yang timbul sekitar 2-5 hari setelah
demam, kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening, perdarahan dari hidung, gusi,
atau di bawah
Pemeriksaan fisik:kulit.

• Meliputi berat dan tinggi badan pada waktu masuk rumah sakit, keadaan gizi, pembesaran hati dan tekanan
darah (Soedarmo, 1988). Pembesaran hati pada umumnya pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya
sekedar dapat diraba sampai 2-4 cm di bawah lengkung iga kanan (Hadinegoro, dkk., 2002).
Pemeriksaan Laboratorium
Uji Serologi :
1. Uji hemaglutinasi inhibasi ( Haemagglutination Inhibition Test = HI test)
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji HI ini :
a. Uji ini sensitif tetapi tidak spesifik
b. Antibodi HI bertahan didalam tubuh sampai lama sekali (48 tahun)
c. Untuk diagnosis pasien

2. Uji Komplement Fiksasi ( Complement Fixation test = CF test )


3. Uji neutralisasi ( Neutralisasi Tes = NT test )
4. IgM Elisa ( IgM Captured Elisa = Mac Elisa)
5. IgG Elisa Pada saat ini juga telah beredar uji IgG elisa
3. Demam Tipoid

Gejala klinis :

• Pada minggu pertama gejala klinis tidak berbeda


penyakit umum yang lain yaitu: demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi
atau diare, perasaan tidak enak, batuk dan diare.

• Pada minggu kedua gejala menjadi jelas, bradikardi


relative (peningkatan 1 C tidak diikuti peningkatan
denyut nadi 8 kali permenit), lidah yang berselaput
(kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor),
hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan
mental, berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau
psikosis
Pemeriksaan:

• Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan adanya penurunan kadar hemoglobin,
trombositopenia, kenaikan LED, aneosinofilia, limfopenia, leukopenia, leukosit normal,
hingga leukositosis.
• Gold standard untuk menegakkan diagnosis demam tifoid adalah pemeriksaan kultur
darah
• Uji (biakan
serologi empedu) adanya
widal mendeteksi untuk Salmonella typhiterhadap antigen O yang berasal dari somatik dan
antibodi aglutinasi
antigen H yang berasal dari flagella Salmonella typhi
4. Leukimia
Leukemia Akut
• Leukemia akut sering kali ditemukan pada anak dan sering disertai dengan riwayat keluarga menderita kanker
darah. Gejala yang bisa ditemui berupa gejala kegagalan sumsum tulang dan gejala infiltrasi organ oleh sel
leukemia.
Gejala kegagalan sumsum tulang berupa:

• Anemia
• Neutropenial
• Trombositopenia
Gejala infiltrasi organ oleh sel leukemia berupa:
• Splenomegali
• Gusi
• Leukostasis
• Nyeri tulang karena peningkatan tekanan di sumsum tulang
Leukemia Kronis
• Gejala dibagi menjadi 3 fase:
1. Fase kronik
2. Fase akselerasi (akut)
3. Fase blast
Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada leukemia adalah:
• Anemia
• Trombositopenia
• Neutropenia
• Hepatomegali
• Splenomegali
• Limfadenopati
• Leukemia kutis
• Leukostasis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang leukemia dibedakan antara leukemia akut dan kronis.
a. Leukemia Akut
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis leukemia akut:
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Apusan darah tepi
3. Immunophenotyping
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Fungsi liver
6. Fungsi pembekuan darah
7. Aspirasi sumsum tulang atau biopsi
8. Pungsi lumbal
9. Skrining fokus infeksi
10. Panel disseminated intravascular coagulation (DIC)
b.Leukemia Kronik
Pada leukemia kronik, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Apusan darah tepi
3. Immunophenotyping
4. Aspirasi sumsum tulang (untuk menentukan prognosis)
5. Pemeriksaan sitogenik:
LO.6
Medika mentosa malaria

Klorokuin primakuin

Sulfadoksin-pirimentamin
Non medika mentosa malaria
Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
• Secara eksternal
• Secara Internal

Medika mentosa demam berdarah


Antipiretika
Yang diberikan biasanya adalah paracetamol
Antikonvulsan

Apabila timbul kejang-kejang diatasi dengan antikonvulsan :


• Diazepam

• Phenobarbital
Non medikamentosa • Budayakan hidup bersih
• Menggunakan lotion anti nyamuk
demam berdarah
• Bersihkan tempat bersarang nyamuk
• Membasmi nyamuk dengan fogging
Biasanya ada 3 jenis pengobatan yaitu :

Medikamentosa 1. Radiasi
2. Kemoterapi
leukimia
3. Transplatasi sumsum tulang belakang
Diet yang sehat

Non medikamentosa Hindari makanan cepat saji


leukimia

Hindari alkohol dan rokok


Medikamentosa hepatitis b

• Interferon alfa-2b

• Transplatasi hati
Vaksin hepatitis b

Non medikamentosa
Melakukan hubungan seksual
hepatitis b yang aman

Rajin cuci tangan


Thank
You

Anda mungkin juga menyukai