Kelebihan : jarang
menyebabkan SNM,
Cepat menurunkan
simtom positif
3. Jalur nigrostriatal
Sinyal dopamine yang telah dilepaskan akan mencapai substansia nigra pars compacta lalu diteruskan
ke nucleus caudatus dan putamen. Sinyal dopamine pada jalur ini berperan untuk kontrol Gerakan
motoric. Obat-obatan antipsikotik yang menarget jalur ini akan menyebabkan tardive dyskinesia dan
sindroma ekstrapiramidal.
4. Jalur tuberoinfundibular
Sinyal dopamine yang telah dilepaskan akan menuju ke nucleus arcuate dan nucleus periventricular pada hipotalamus,lalu
sinyal akan diteruskan menuju regio infundibular pada hipotalamus, lalu sinyal dopamine dilepaskan pada sirkulasi yang
menghubungkan dengan kelenjar pituitary anterior, sehingga dopamine pada jalur ini berfungsi menghambat hormone
prolactin. Prolaktin berperan dalam produksi ASI, kepuasan seksual, dan system imun. Sehingga obat-obatan antipsikotik
yang memblok reseptor dopamine pada jalur ini berarti justru memicu peningkatan hormone prolactin dalam darah
(hiperprolaktinemia)
Mekanisme aksi obat
Antipsikotik generasi 1 / tipikal
Haloperidol : memblok reseptor D2 (dopamine) di otak secara tidak selektif. Mencapai efek maksimal bila telah
memblok 72% reseptor dopamine.
Sediaan
PO: tetes 2mg/5mL,
tablet 2mg, 5mg
Inj: 5mg/mL
Klorpromazin : memblok reseptor D2 pada jalur mesolimbic dan nigrostriatal (menyebabkan sindroma
ekstrapiramidal), histamin h1, muskarinik M1.
Sediaan
PO: tablet 25 mg, 100mg
Inj: 25 mg/mL
Flufenazin : memblok reseptor D2 pada jalur limbik, system kortikal, dan ganglia basalis
Sediaan
PO: tablet 5 mg
Inj: 25 mg/mL
Perfenazin : memblok reseptor D2 pada jalur mesolimbic dan medullary
chemoreceptor trigger zone (CTZ)
Sediaan
PO: tablet 4 mg
Thioridazine : memblok reseptor D2 pada jalur mesolimbic
Sediaan
PO: tablet 50 mg, 100 mg
Trifluoperazine : memblok reseptor D2 pada jalur mesolimbic dan medullary
chemoreceptor trigger zone (CTZ)
Sediaan
PO: tablet1 mg, 5 mg
Injeksi : 2mg/mL
Mekanisme aksi obat
Antipsikotik generasi 2 / atipikal
Risperidon : bekerja sebagai antagonis poten pada serotonin (5HT2A) dan dopamin D2. Efek samping ekstrapiramidal
lebih ringan pada risperidon bila dibandingkan dengan haloperidol. Aktivitas pada reseptor 5-HT2 bermanfaat dalam
mengatasi gejala negatif pada skizofrenia
PO: tablet 1mg, 2 mg, 3mg
Tetes : 1 mg/ml
Inj: 25 mg/cc, 50 mg/cc
Quetiapin : antagonis 5-HT1A dan 5-HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor adrenergik a1 dan a2.
PO: tablet 50 mg, 200 mg, 300 mg, 400mg
Aripirazol : agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta antagonis 5-HT2A. Aripiprazol bekerja dengan
menyetabilkan reseptor atau memodulasi tempat pengikatan. Apabila terjadi suplai dopamin yang berlebihan (muncul
gejala positif), aripiprazol akan mengikat reseptor dopamin tersebut dan kemudian meredakan stimulasinya.
PO: tablet 5 mg, 10 mg, 15 mg
Olanzapin : Blokade dopamin, serotonin dan histamin.
PO: tablet 5 mg, 10 mg
Injeksi : 10mg/ml
Klozapine : memblokade reseptor dopamine, serotonin 5HT2A, dan α-adrenergik.
PO: tablet 25 mg, 100 mg
Pengaturan dosis
Terapi Inisial
Diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan
Mulai dari dosis min anjuran dinaikkan perlahan secara bertahap dalam 1-3 minggu
sampai mencapai dosis optimal.
Terapi stabilisasi
Dosis optimal dipertahankan selama 8-10 minggu
Terapi recovery
Dapat dipertimbangkan untuk menurunkan dosis secara bertahap sampai diperoleh
dosis minimal yang masih dapat dipertahankan tanpa menimbulkan kekambuhan
Efek samping penggunaan antipsikotik
1. Sindroma ekstra pyramidal (akatisia, distonia akut, parkinsonism)
Suatu kondisi yang dirasakan oleh Terjadi kekakuan dan kontraksi otot secara tiba- Kumpulan gejala yang terdiri atas
penderita berupa perasaan tidak tiba,biasanya mengenai otot leher, lidah, muka, dan bradikinesia, rigiditas, fenomena roda
nyaman, gelisah, dan merasa harus punggung. Kadang-kadang pasien melaporkan awitan gerigi, tremor, muka topeng, postur tubuh
selalu menggerak-gerakkan tungkai, subakut rasa tebal di lidah atau kesulitan menelan. kaku, gaya jalan seperti robot, dan drooling
terutama kaki. Pasien sering Mungkin pula terjadi krisis okulogirik atau opistotonus. (tremor kasar tangan seperti sedang
menunjukkan kegelisahan dengan membuat pil)
* Krisis okulogirik (deviasi mata) adalah kondisi dimana kedua
gejala kecemasan dan atau agitasi
bola mata melirik ke salah satu sisi, biasanya selama beberapa
menit, tetapi adakalanya terjadi selama beberapa jam.
* Opistotonus adalah posisi kepala ke belakang disertai tulang
belakang melengkung dan tangan di samping.
* Tortikolis adalah suatu kondisi dimana terjadi kekakuan pada
leher, rasa sakit dan nyeri pada leher dengan kesulitan untuk
memutar atau terbatasnya pergerakan pada satu sisi leher.
Bila terjadi efek samping ekstrapiramidal, dilakukan penurunan dosis. Bila tidak dapat ditanggulangi,
diberikan obat-obat antikolinergik. Bila tetap tidak berhasil mengatasi efek samping tersebut
disarankan untuk mengganti jenis antipsikotika yang digunakan ke golongan APG-II yang lebih
sedikit kemungkinannya mengakibatkan efek samping ekstrapiramidal.
Efek samping penggunaan antipsikotik
2. Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
SNM
Merupakan kondisi gawat darurat dengan gejala utamanya berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan sistem saraf otonom, dan delirium. Gejala
biasanya berkembang dalam periode waktu beberapa jam sampai beberapa hari setelah pemberian antipsikotika. Febris tinggi dapat mencapai
41°C atau lebih, rigiditas dengan ciri kaku seperti pipa disetai peningkatan tonus otot kadang-kadang sampai terjadi mionekrosis.
• Dalam kondisi ini maka semua penggunaan antipsikotika harus dihentikan. Lakukan terapi simtomatik, perhatikan keseimbangan
cairan dan observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi, temperatur, pernafasan dan kesadaran).
• Obat-obat yang perlu diberikan dalam kondisi kritis adalah:
a. Untuk relaksasi otot dapat diberikan dantrolen dengan dosis 0,8 – 2,5mg/kgBB/hr, intravena, dengan dosis maksimal 10 mg/hari. Bila
telah bisa per oral, dapat diberikan tablet dantrolen 100-200mg/hari.
b. Gejala-gejala ekstrapiramidal dapat dikendalikan dengan bromokriptin 20-30mg/hari dibagi dalam 4 dosis. Perbaiki kondisi hipotensi
maupun hipertensi. Bila kondisi SNM sudah teratasi, dan masih memerlukan antipsikotika, antipsikotika perlu diganti dengan golongan
APG-II, misalnya klozapin.
Efek samping penggunaan antipsikotik
3.
Tardive
diskinesia
Pada kondisi kronis atau efek samping pengobatan jangka panjang , dapat terjadi diskinesia tardiva.
Bila terjadi diskinesia tardiva, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dipastikan efektifitas antipsikotika yang diberikan
2. Untuk pemakaian jangka panjang gunakan dosis minimal yang efektif
3. Bila ditemukan adanya gejala-gejala diskinesia tardiva turunkan dosis antipsikotika dan minta
informed consent.
4. Bila gejala psikotik tidak bisa diatasi dengan penurunan dosis obat antipsikotika atau bahkan
memburuk, hentikan obat dan ganti dengan golongan APG-II terutama klozapin.
ANTI
DEPRESI
Antidepresan adalah kelompok obat-obat yang heterogen dengan efek
utama dan terpenting adalah untuk mengendalikan gejala depresi
ANTI DEPRESI
◎ Indikasi: Mengendalikan gejala episode depresi berat, episode depresi gangguan
bipolar, panik, agoraphobia, fobia sosial, gangguan obsesif-kompulsif
◎ Secara umum ↑Jumlah neurotransmiter serotonin di pascasinaps
◎ Antidepresan trisiklik, tetrasiklik, SSRI Menghambat re-uptake serotonin di
pascasinaps (SSRI selektif neurotransmiter serotonin 5-HT2)
◎ Golongan antidepresan SNRI menghambat re-uptake serotonin dan norepinefrin
◎ ↑Aktivitas dopamin + serotonin di otak ↓Gejala depresi dan memperbaiki
mood pasien.
Nama Obat Bentuk Sediaan Dosis Harian Efek Samping
SSRI
Escitalopram tab salut selaput (10mg, 20mg) 20-60 semua SSRI bisa menimbulkan insomnia, agitasi,
Fluoksetin tab/kaps (10 mg, 20 mg) 10-40 sedasi, gangguan saluran cerna dan disfungsi
seksual
Sertralin tab 50 mg, tab sal selaput 50mg, kapl 50mg 50-150
◎ Bentuk sediaan Triazolam adalah tablet salut selaput 0,25 mg dengan dosis pemberian
pada dewasa adalah 0,125-0,25 mg.
Sediaan Obat Intermediate Acting
◎ Bentuk sediaan Alprazolam adalah tablet (0,25 mg, 0,5 mg, 1mg, 2mg, 3mg). Dosis
pemberian pada dewasa adalah 0,25 mg-0,5 mg diberikan sebanyak 3 kali sehari dan
dapat ditingkatkan tiap 3-4 hari sekali. Lama durasi penggunaan obat hingga berhenti
sekitar 8-12 minggu.
◎ Bentuk sediaan Clonazepam adalah tablet 0,5mg, 1mg, 2mg. Dosis pemberian pada
dewasa adalah 1mg perhari dan dikonsumsi selama 4 hari dan pada malam hari. Dosis
pemeliharaan adalah 4-8 mg perhari
◎ Bentuk sediaan lorazepam antara lain sediaan injeksi dalam vial 2 mg/ml dan 4
mg/ml, sediaan tablet oral 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg, serta sediaan konsentrat oral 2
mg/ml. Pemberian pada dewasa adalah 1-4 mg per hari dan dikonsumsi selama 2-4
minggu
Sediaan Obat Long Acting
◎ Bentuk sediaan Diazepam antara lain : Bentuk oral tablet 2 mg dan 5 mg, serta sirup 2
mg/5 ml. Sediaan parenteral injeksi 5 mg/mL yang dapat diberikan intravena atau
intramuskular. Sedangkan diazepam untuk pemberian per rektal tersedia dalam larutan
rektal dengan 3 dosis, yaitu 4 mg/mL, 5 mg/2,5 mL, dan 10 mg/2,5 mL. Pada orang
dengan kecemasan dapat diberikan tablet 2mg 3 kali sehari, max 30mg/hari dan
diazepam injeksi 2-5 mg (cemas sedang) atau 5-10 (cemas berat) 1 kali dosis.
◎ Bentuk sediaan Flurazepam adalah kapsul oral dan pemberian pada dewasa adalah 15-
30 mg dan diberikan pada malam hari
OBAT MOOD STABILIZER
LITHIUM
◎ Obat dengan efek antimanic ini bekerja dengan cara mereduksi aktivitas dopaminergic
dan bekerja secara postsinaps untuk mencegah berkembangnya reseptor dopamine
tersebut
◎ Obat ini juga bekerja dengan cara meningkatkan sintesis dan uptake asetilkolin,
meningkatkan inhibisi terhadap GABAergic dan menurunkan transmisi eksitatorik
glutamergic
◎ Obat lithium tersedia dalam bentuk oral (tab 200 mg, 400 mg) dan dapat diberikan
pada awal episode manik dengan dosis 1-1,5 gr per hari untuk anak > 7 tahun dengan
BB > 30 kg dan untuk pencegahan kekambuhan dapat diberikan 300-400 mg per hari
VALPROATE dan
CARBAMAZEPINE
◎ Carbamazepine bekerja terhadap GABA dengan cara meningkatkan jalur GABA-A
reseptor yang dimediasi oleh klorida, sementara valproate bekerja dengan cara
meningkatkan pelepasan GABA di berbagai area pada otak
◎ Carbamazepine tersedia dalam bentuk tablet dan sirup dengan dosis pada orang
dewasa 400 mg per hari
◎ Pada valproate tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan diberikan pada dewasa dengan
dosis 750 mg per hari serta untuk tablet extended release dapat diberikan
25mg/kgBB/hari dengan dosis maksimal 60mg/kgBB per hari
Anti Depresi
Obat dapat digunakan dalam 3 fase:
Fase akut Meredakan gejala
Fase lanjutan Mencegah relaps
Fase pemeliharaan Mencegah rekurensi (min 6 bulan)
Mulai dosis terendah Ditingkatkan sampai dosis terapeutik
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan menggunakan dosis tunggal pada malam hari (single
dose before sleep) untuk golongan trisiklik dan pagi hari setelah sarapan pagi untuk
golongan SSRI.
Pengaturan dosis
5 proses pengaturan dosis
1. Initiating dosage: Untuk mencapai dosis anjuran selama Minggu 1
2. Titrating dosage : Mulai dosis anjuran sampai dosis efektif
3. Stabilizing dosage : Dosis optimal dipertahankan 2-3 bulan
4. Maintaining dosage : Selama 3-6 bulan, biasanya ½ dosis optimal
5. Tappering dosage : Selama 1 bulan diturunkan