DK 2
Disusun oleh:
HANNA
WIATULILMI (111410400000011)
IIN SILAWATI (11141040000012)
NIDAAN KHOFIYAH (11141040000013)
SRI UTAMI
(11141040000014)
(11141040000016)
(11141040000017)
(11141040000019)
NAZILATUL HABIBAH
(11141040000020)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai BHD tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
dan Kegawatdaruratan (P2K2), selain itu untuk mengetahui dan memahami mengenai pertolongan
pertama pada korban kecelakaan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
..................................................................
Daftar Isi
..................................................................
ii
Bab I Pendahuluan
..................................................................
Bab II Isi
..................................................................
Luka
..................................................................
Perdarahan
..................................................................
Fraktur
..................................................................
Amputasi
..................................................................
14
Syok
..................................................................
15
Evakuasi
..................................................................
21
..................................................................
24
Kesimpulan
..................................................................
24
Saran
..................................................................
24
..................................................................
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hidup ini pastinya ada hal baik dan ada hal buruk yang terjadi pada
kita, dan kita tentu tidak pernah tahu kapan kedua hal itu akan terjadi. Begitu juga
dengan kecelakaan. Kita tidak pernah tahu jika akan ada kecelakaan yang akan
menimpa kita atau orang disekitar kita. Untuk itu penting bagi kita untuk dibekali
dengan ilmu penanganan terhadap korban kecelakaan. Apa lagi kita sebagai
mahasiswa keperawatan dituntut untuk selalu siap terhadap kondisi apa pun.
Dalam modul P2K2 ini kita akan mempelajari mengenai penanganan pada
korban kecelakaan dan evakuasi korban kecelakaaan. Hal-hal ini adalah hal yang
sangat penting saat kita terlibat dengan kejadian yang tak terduga.
Pemicu Kasus 1 dimana tulang ku
Seorang wanita menjadi korban kecelakaan sepeda motor, ditemukan tergeletak di
tengah jalan dan dikerumuni banyak orang. Korban kesakitan dan didapatkan
beberapa luka sebagai berikut : luka pada lengan bawah kiri dengan rembesan
darah; satu ruas jari tengah kanan amputasi dan ditemukan patahan ruas jarinya
dibawah sepeda motor; luka pada kaki iri dengan perdarahan hebat dan tampak
memancar disertai patah tulang terbuka. Sensasi ujung jari negative tidak bisa
digerakkan. Lengan bawah kiri yang terluka ditutup dengan kain dan tidak terlihat
rembesan darah lagi dan luka pada kaki bawah kiri dibalut dengan kain, namun
masih terlihat darah mengalir. Korban segera dibawa ke rumah sakit namun saat
korban diangkat dari TKP ke taksi korban menjerit kesakitan selama perjalanan
korban semakin pucat, keringat dingin, dan tampak mengantuk.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana penanganan luka?
2. Mengetahui bagaimana penangan perdarahan?
3. Mengetahui bagaimana penanganan fraktur?
4. Mengetahui bagaimana penanganan korban amputasi ?
5. Mengetahui bagaimana penanganan pada korban syok?
6. Mengetahui bagaimana evakuasi yang tepat pada korban kecelakaan?
C. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan mengenai penanganan pada luka
2. Menjelaskan mengenai penanganan pada perdarahan
3. Menjelaskan mengenai penanganan pada fraktur
4. Menjelaskan mengenai penanganan pada korban amputasi
5. Menjelaskan mengenai penanganan pada korban yang syok
1
Bab 11
ISI
A. LUKA
Pengertian Luka
Luka atau cedera adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang
dikarenakan
menurut Taylor, luka adalah suatu gangguan dari normal pada kulit. Menururt
Kozier, luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau
organ tubuh lain.
Luka adalah rusak atau terputusnya keutuhan jaringan yang disebabkan cara fisik
dan mekanik. Setiap jenis luka menimbulkan peradangan, yang merupakan reaksi
tubuh terhadap cedera. Ada penyakit yang mengganggu proses penyembuhan atau
menurunkan daya tahan terhadap infeksi. Contohnya alterosklerosis, diabetes
mellitus, gagal ginajl, dan lainnya.
Jenis-Jenis Luka
Mekanik
Insisi: Disebabkan oleh alat pemotong, tepian luka raat dan rapat.
Kontusi : Disebabkan oleh benda tumpul, umumnya merusak permukaan
kulit atau organ, menimbulkan perdarahan atau ekimosis pada jaringan
yang terkena.
Abrasi : Disebabkan oleh gesekan atau kerokan pada lapis-lapis
Fisik
Aagens Kimia
Kita dapat membagi luka dalam berbagai cara. Dalam hal ini kita dapat melihat
dari berbagai sisi berikut:
1.
yang
tidak
penyembuhannya.
rata.
Luka
Ini
mempunyai
tusuk
biasanya
efek
negatif
sangat
terhadap
dalam
yang
3. Tahap poliferatif. Pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan
menginfiltrasi luka.
4. Tahap maturasi. Terjadi repitelisasi, konstraksi luka, dan organisasi
jaringan ikat.
B. Perdarahan
Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena
pembuluh tersebut mengalami kerusakan, kerusakan ini bisa disebabkan oleh
benturan fisik, sayatan atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.
Klasifikasi Perdarahan
Klasifikasi perdarahan berdasarkan letaknya darah yang keluar:
1. Perdarahan luar
Adanya kerusakan dinding pembuluh darah disertai kerusakan
kulit, darah keluar dari tubuh terlihat jelas keluar.
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan perdarahan luar
ini dibagi menjadi tiga bagian:
- Perdarahan nadi (arteri): darahnya keluar menyembur sesuai dengan
denyut nadi dan berwarna merah terang karena kaya dengan oksigen,
perdarahan ini sulit dihentikan, sehingga harus terus menerus
dilakukan pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga diperoleh
-
bantuan medis.
Perdarahan balik (vena): darah yang keluar berwarna merah gelap,
walaupun telihat luas dan banyak namun umumnya perdarahan vena
ini mudah dikendalikan. Namun perdarahan vena ini juga berbahaya
biasanya berhenti
mekanisme
kejadiannya.
Lebih
baik
kita
keadaan
korban
yang
ternyata
tidak
mengalaminya.
Tanda-tanda yang mudah dikenali pada perdarahan dalam:
1. Memar disertai nyeri tubuh
2. Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting
3. Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan
petunjuk bagian dalam yang mengalami cedera
4. Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
5. Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding
perut membesar
6. Muntah darah
7. Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam
seperti kopi
8. Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
9. Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
10. Batuk darah
11. Buang air kecil bercampur darah
12. Gejala dan tanda syok
Jika tanda-tanda tersebut terlihat atau teraba pada pemeriksaan
fisik, lakukan teraba pada pemeriksaan fisik, lakukan segera
pertolongan pertama untuk penatalaksanaan korban dengan
perdarahan dalam.
Fatofisiologi Perdarahan
Patofisiologi ini bergantung pada luas dan kecepatan keluarnya darah. Dan
keadaan fisik pasien menentukan tingkat perdarahan pasien. Bila 10-15% darah
dikeluarkan dengan cepat dalam waktu 30 menit, maka pembuluh darah besar
akan berkontraksi dan gejala ringan, dan jika volume yang dikeuarkan adalah 30%
dari volume darah tubuh, maka akan mengalami tanda dan gejala syok, seperti
gelisah, sesak, hipotensi, kulit dingin dan pengurangan jumlah urin, dan curah
jantung berkurang. Pada saat curah jantung berkurang, tubuh akan mengatur ulang
aliran darah dan akan melakukan vasokontriksi ke jantung dan otak dengan
mengorbankan organ-organ lain.
Ketika aliran oksigen ke perifer terganggu, maka akan terjadi asidosis metabolik.
Dan jika aliran oksigen tak kunjung membaik, maka organ-organ tubuh tidak akan
berfungsi secara menetap jika tekanan darah menurun di bawah titik kritis. Dan
arteri koronaria pun akan kurang diperfusi, sehingga jantung memburuk dan akan
menyebabkan kematian.Pasien penyakit arteri koronaria tidak dapat mentoleransi
hilangnya banyak darah karena tidak cukup bervasodiltasi menaikkan aliran
darah. Faktor-fakor yang mengatur aliran oksigen ke jaringan, yaitu mekanisme
penggantian gas-gas paru, hematokit, curah jantung, dan afinitas oksigen pada
hemoglobin.
C. FRAKTUR
Fraktur adalah tulang yang patah. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau
patahan utuh pada tulang yang disebabkan oleh pukulan langsung atau pelintiran.
Fraktur bisa mengkhawatirkan jika terjadi kerusakan pada lempeng pertumbuhan,
yaitu area tulang tempat pertumbuhan terjadi karena kerusakan pada area ini bisa
menyebabkan pertumbuhan yang tidak teratur atau pemendekan dari tulang.
Fraktur juga bisa melibatkan jaringan otot, saraf, dan pembuluh darah
disekitarnya.
Tanda dan gejala fraktur antara lain :
a. rasa sakit / nyeri pada tempat fraktur
b. bengkak
c. deformitas : pemendekan, angulasi ( membentuk sudut), rotasi
( terpelintir)
d. gangguan fungsi ( gerakan menambah rasa sakit)
e. krepitasi : suara yang timbul akibat gesekan antara kedua ujung tulang
yang patah
Patahan tulang tidak selalu bisa di kenali dari luar. Inilah sebabnya dilakukan
pemotretan dengan sinar X untuk memastikan adanya patah tulang dan pandangan
yang lebih rinci dari tulang. Berikut akan dijelaskan mengenai jenis patah tulang
atau fraktur.
10
menggerakkan.
Selanjutnya
akan
11
diikuti
dengan
12
13
14
4. Syok Anafilatik
Syok yang berhub8ungan dengan vasodilatasi dan kebocoran kapiler yang
disebabkan oleh pelepasan zat-zat vasoaktif akibat reaksi imunologis.
5. Syok Spinal
Syok yang berhubungan dengan vasodilatasi sekunder akibat penghentian
mendadak dari kontrol saraf
6. Syok Obstruktif
Syok akibat mekanis dari aliran balik vena ke jantung seperti pada
tamponade jantung dan tension pneumotoraks. Aliran darah dari jantung
dapat tersumbat akibat dari aneurisma aorta.
Gejala klinis pada syok:
Jenis
Hipovolemik
kardiogenik
Kulit
Dada
Dingin,
Tidak
Septik
Haus
takipnea,
berbintik-bintik
Dingin,
Tidak
hipotensi
Hipotensi,
Gallop:
lembab,
kelainan
didapatkan
takipnea,
gesekan,
berkeringat
takikardi,
bising
banyak
ada
atau
dapat didengar
ada Mungkin
tanda
gagal jantung
Anafilatik
Tanda Vital
Takikardi,
Lainnya
kongestif.
Bercak bercak, Didapatkan
atau
jantung
brakikardi
Tidak teraba
Takikardi,
Infeksi
urtikaria,
bising,
takipnea,
konjungtiva,
makulopapular
mengi, batuk,
hipotensi
mual,
atau
sianosis
angioedema
Hangat hangat, Tidak
muntah,
nyeri abdomen,
Takikardi,
diare
Tanda
takipnea,
fokal
pucat,
hipotensi
koagulasi
dingin, kecuali
atau sianosis
pneumonia
infeksi
intravascular
diseminata
Spinal
Hangat
kemerahan
dan Tidak
kelainan
15
atau
Brakikardi,
(DIC)
Deficit
hipotensi
neurologis,
retensio
Obstruksi
urin,
Takikardi,
priapismus
Meningkatnya
takipnea,
pulsus
sianotik
hipotensi
paradoksus
Dingin,
Bunyi
terbendung
terdengar
jauh,
hilangnya
bunyi napas
unilateral dan
pergeseran
trakea
dan
mediastinum
Patofisiologi Syok
Keseimbangan TubuhCO = HR x SV dan BP = CO x SVR
Fungsi sirkulasi yang normal tergantung dari tiga komponen : (1)
fungsi cardio yang adekuat (the pump); denyut vascular yang tepat (the
container); dan (3) volume darah yang adekuat (the fluid). Jika salah
satu komponen tersebut bermasalah, terjadilah syok. Tekanan darah atau
blood pressure (BP) adalah produk dari curah jantung atau cardiac
output (CO) dan resistensi vascular sistemik atau systemic vascular
resisteance (SVR). SVR juga disebut overload. Cardiac output adalah
produk dari kecepatan jantung atau heart rate (HR) dan stroke volume
ventrikel kiri. Sroke volume (SV) atau isi sekuncup adalah banyaknya
darah yang dipompa tiap kontraksi ventrikel kiri. Kuantitas dari stroke
volume adalah fungsi dari volume intravascular (preload), tahanan
vascular sistemik (afterload), dan kontraktilitas miokardium.
Cardiac output dan denyut vascular (dua dari tiga faktor pokok fungsi
sirkulasi dan aliran darah ke jaringan) dipengaruhi terutama oleh gabungan
efek sistem saraf simpatik dan parasimpatik dan sistem endokrin. Denyut
vascular menunjukkan tingkat terkait mana yang ukuran sistem
16
pelepasan
katekolamin
epineprin,
dan
saraf
Pada
simpatik
juga
kebanyakan
memacu
keadaan,
peningkatan
hal
ini
kecepatan
mengakibatkan
menurunnya volume tidal dan meningkatkan ruang rugi dan ventilasi per
menitnya. Tidal volume adalah jumlah udara yang diambil paru-paru tiap
sekali napas. Ruang rugi adalah jumlah udara yang ada di paru-paru
namun belum mencapai alveolus yang merupakan tempat pertukaran gas.
Ventilasi per menitnya didapat dari perkalian tidal volum dengan
kecepatan respirasi. Hubungan hipoksia dan takipnea menghasilkan
alkalosis respiratori.
Respon Sistem Urin
Fungsi utama aldesteron adalah pada level renal tubulus di ginjal dan
meningkatkan absorbsi sodium dan ekskresi potassium. Reabsorbsi ini
memicu absorbsi osmotik air yang setara, yang berakibat pada
meningkatnya volume intravaskular. Kortisol, hormon lain yang juga
dikeluarkan oleh korteks adrenal, dihasilkan terutama oleh hipotalamus
dan kelenjar pituitari. Kortisol mempengaruhi metabolism karbohidrat,
protein, dan lemak dengan tujuan memperbaiki penyimpanan nutrien dan
suplai ke jaringan.
Renin dilepaskan dari ginjal dan berfungsi sebagai enzim yang
merubah angiotensinogen (sirkulasi protein di dalam darah) menjadi
angiotensin I. Kemudian angiotensin I diubah oleh enzim lain, angiotensin
converting enzyme (ACE) yang terletak pada dinding pembuluh darah,
menjadi angiotensin II. Sistem renin-angiotensin-aldosterone ini
berperan penting dalam menjaga volume darah, tekanan darah, fungsi
18
sampai 6 menit.
Ginjal dan liver akan bertahan dari kerusakan selama 45 sampai 90
menit.
Kulit dan otot akan bertahan dari kerusakan selama 4 sampai 6 jam.
F. Evakuasi
Syarat korban di evakuasi yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
19
Catatan : jangan melakukan cara ini pada cedera lengan atau bahu.
d. Kursi pengangkut
- Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai manusia yang memiliki kemungkinan untuk terlibat dalam
kecelakaan, kita hendaknya dibekali dengan ilmu yang sesuai. Penanganan yang
tepat dapat membantu meringankan penderitaan korban.
B. Saran
Dari makalah yang telah disebutkan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
penanganan awal pada korban gawatdarurat sangatlah penting. Penanganan yang
tepat sangatlah diperlukan. Oleh karena itu kami menyarankan pembelajaran
mengenai penanganan kegawatdaruratan ini dapat diajarkan sejak dini, karena
penanganan kegawatdaruratan ini tidak hanya diaplikasikan pada korban
kecelakaan lalu lintas, namun dapat juga diaplikasikan pada korban kecelakaan
lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aehlert, Barbara. 2009. Emergency Medical Tehnician : EMT in Action. New
York : Mc Graw Hill
Appley & solmon. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley.
Jakarta : Widya Medika
Aziz, A. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan-edisi 2.
Selemba Medika
Kartono muhammad. 2007. Pertolongan Pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Latif SA. 2007. Petunjuk Praktis Anastesiologi. Edisi kedua. Jakarta :
Penerbit FKUI
Stevens, P.J.M.-. Ilmu Keperawatan Jilid 11. Jakarta: EGC
Sudoyo, aru. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1.Ed 4. Jakarta :
FKUI
Tambayong, Jan.-. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
www.akademi.edu diakses pada tanggal 13 maret 2015 pada jam 20.34
http://respiratory.usu.ac.id diakses pada tanggal 13 maret 2015 pada jam
21.22
23
24