Anda di halaman 1dari 34

Secara medis, luka atau cedera adalah putusnya/rusaknya kontinuitasalami jaringan

mana pun dari tubuh yang hidup. Apakah cedera terjadi setelah penerapan energi,
dalam bentuk apa pun, itu bergantung padanya faktor fisika(derajat, luas, durasi dan
arah gaya diterapkan) dan faktor biologis (mobilitastubuh bagian, antisipasi dan
koordinasi serta sifat jaringan). Semua luka yangdiderita akibat kekerasan fisik pada
tubuh merupakan trauma mekanik ataucedera mekanis. Biasanya ada dua mekanisme
yang dihadapi, yaitu benturanterhadap benda yang bergerak dan benda yang hampir
tidak bergerak berbenturan terhadap korban yang bergerak secara aktif (Rao,
2010).Trauma mengacu pada luka tubuh atau kejutan yang dihasilkan olehcedera fisik
tiba-tiba, seperti dari kekerasan atau kecelakaan. Hal ini jugadapat digambarkan
sebagai "luka fisik atau cedera, seperti fraktur
atau pukulan. Mayor trauma (didefinisikan oleh Skor Keparahan Cedera yanglebih
besar dari 15) Trauma dapat mengakibatkan komplikasi sekunderseperti kejutan
peredaran darah, kegagalan pernafasan dan kematian.Resusitasi pasien trauma sering
melibatkan beberapa prosedur manajemen.Trauma adalah penyebab utama kematian
di seluruh dunia keenam, akuntansiuntuk 10% dari semua kematian, dan merupakan
masalah kesehatanmasyarakat yang serius dengan biaya sosial dan ekonomi yang
signifikan.Pada Trauma terjadi dua hal penting pada tubuh manusia :1.

Proses trauma : kecelakaan akan mengakibatkan benturan pada tubuhmanusia yang


menyebabkan cedera,
proses ini disebut “BiomedikaTrauma”
2.

Tubuh manusia bereaksi terhadap trauma dengan adanya perubahan


metabolisme disebut “Respon Metabolik Terhadap Trauma”.
Pada suatu KLL maka pada penderita yang berada dalam mobil akan
mengalami beberapa “collision” (b
enturan) berturut-turut :

5
a.
Primary collision : terjadi pada saat mobil menabrakTabrakan dapat terjadi dengan
cara :1)

Frontal2)

Sampling (T-bone)3)

Dari belakang4)

Terbalik (roll-over) : pada saat primary coliision, baru mobil yangmenabrak, penderita
masih dalam posisi b.

Secondary collisionPenderita menabrak bagian dalam mobil (atau sabuk


pengaman).Tergantung dari arah tabrakan (frontal, dsb), perlukaan akan terjadi
padatubuh penderita yang langsung terbenturc.

Tertiary collisionOrgan tubuh penderita yang dalam rongga tubuh akan melaju ke
arahdepan (pada tabrakan frontal) dan mungkin akan mengalami perlukaanlangsung
atau terlepas (robek) dari alat pengikatnya dalam rongga tubuhtersebutd.

Subsidary collisionTergantung dari isi mobil, mungkin penumpang dibelakang


terpental kedepan atau barang dibelakang yang terpental ke depan, dan
kemudianmenimbulkan kerusakan lebih lanjut pada penumpang yang di depan
B.

Jenis-jenis Trauma Mekanik


Terdapat beberapa jenis trauma mekanik, yaitu : trauma tumpul, traumatajam, dan
trauma tembak. Trauma tumpul dibagi menjadi beberapa jenis,yaitu: luka lecet (
abrasion wound
), luka memar (
contusion wound
), dan lukarobek (
lacerated wound
). Kemudian trauma tajam juga dibagi menjadi tiga jenis, yaitu luka iris (
incised/cut wound
), luka tusuk (
stab/penetrating wound
),dan luka bacok (
chop wound
). Sedangkan trauma tembak dibagi menjadi 2 jenis, yaitu trauma tembak masuk (
entery/entrance wound
) dan trauma tembakkeluar (
exit wound
) (Paul & Verma, 2015).

6
1.

Trauma Tumpul
Trauma benda tumpul biasanya disebabkan oleh benda, tanpa ujungyang tajam,
berdampak pada tubuh atau tubuh menabrak objek. Tingkatkeparahan, luas, dan
penampilan cedera trauma tumpul bergantung pada(Biswas, 2012) :a.

Jumlah gaya yang dikirim ke tubuh b.

Waktu pengiriman gayac.

Wilayah melandad.

Luas permukaan tempat gaya dialirkane.

Sifat senjataf.

Untuk jumlah gaya tertentu, semakin besar areanya lebihdari mana itu disampaikan,
semakin ringan lukanya
2.

Luka Memar (Contusion Wound)


Luka memar (
contusion wound
) adalah ekstravasasi
atau penggumpalan darah karena pecahnya pembuluh darah akibat penerapangaya
mekanis yang bersifat tumpul tanpa kehilangan kontinuitas jaringan.Memar
disebabkan oleh benturan gaya tumpul yang
menyebabkan penghancuran atau robeknya jaringan subkutan atau dermis tanparusak
nya kulit di atasnya. Karena pecahnya pembuluh darah, terjadiekstravasasi darah
keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah jaringan.Penggumpalan darah disertai
dengan pembengkakan dan nyeri. Lukamurni terletak di bawah epidermis utuh
disertai dengan pembengkakandan nyeri (Bardale, 2011). Faktor-faktor yang
mempengaruhi luka memar,yaitu (Paul & Verma, 2015) :a.

Jenis jaringan/situs yang terlibat1)

Jaringan lunak, lemah dan yang berpembuluh darah, sepertiwajah, skrotum dan
kelopak mata bahkan akan mengalami memaryang besar dengan sedikit kekuatan.2)

Dalam jaringan yang sangat mendukung, yang mengandung jaringan serat (


fibrous tissue
) yang kokoh dan ditutupi olehdermis yang tebal, mis. perut, punggung, kulit kepala,
telapak

7
tangan dan sol, bahkan kekerasan tingkat sedang dapatmenghasilkan hanya memar
kecil.3)

Memar pada kulit kepala lebih terasa daripada terlihat4)

Memar lebih ditandai pada jaringan di bagian atas tulang5)

Pada petinju dan atlet, memar jauh lebih sedikit, karena memilikiotot yang bagus. b.
UsiaAnak-anak dan orang tua lebih mudah memar karena jaringan lebihlembut dan
kulitnya lebih tipis.c.

Jenis kelaminWanita cenderung lebih mudah memar daripada pria karena


jaringanlebih halus dan subkutan lemak lebih banyak.d.

Warna kulitMemar lebih jelas terlihat dan diakui pada orang berkulit
putihdibandingkan dengan mereka yang kulit gelap.Gambar 1. Luka memar (
contusion wound
) (Shetty
et al
., 2014).Usia cedera dapat ditentukan oleh perubahan warna. Memar yangmasih baru (
fresh
) akan berwarna kemerahan, selanjutnya akan membirudalam beberapa jam, hingga
kemudian akan hilang atau kembali normaldalam waktu 2 minggu. Perubahan-
perubahan warna tersebut pada lukamemar, yaitu (Paul & Verma, 2015):

8
Tabel 1. Perubahan warna pada luka memar (Paul & Verma, 2015)
Durasi Ciri
Baru (
Fresh
) MerahBeberapa jam hingga 3 hari Biru4-5 hari Hitam kebiruan sampai coklat5-
6 hari HijauLuka
antemortem
biasanya tidak terdapat elevasi pada kulit dantidak memiliki perbedaan
warna. Namun pada luka
postmortem
memilikigambaran berupa pembengkakan karena resapan darah. Memar
postmortem
lama memiliki warna yang bervariasi, tetapi memar yang
baru biasanya memiliki warna yang lebih tegas daripada warna memar mayatdisekitar
nya. Beberapa perbedaan luka
antemortem
dan
postmortem
dirangkum dalam tabel berikut (Paul & Verma, 2015):Tabel 2. Perbedaan memar
antemortem
dan
postmortem
(Paul & Verma,2015).
No. Ciri Antemortem Contusion PostmortemContusion
1 Penyebab Pelebaran pembuluh darahyang tampak sampai ke permukaan
kulit.Ruptur pembuluhdarah yang letaknya bisa superfisial ataulebih
dalam.2 Kutikula Tidak rusak Rusak3 Lokasi Terdapat pada daerah yangluas,
terutama luka pada bagian tubuh yang letaknyarendah.Terdapat disekitar, bisadimana
saja pada bagiantubuh dan tidakmeluas.7-12 hari Kuning2 minggu Normal
9
4 Gambaran Tidak ada elevasi(peninggian) kulitBiasanya membengkakkarenaresapan
darah.5 Pinggiran Jelas Tidak jelas6 Warna Sama semua Memar yang lamawarnanya
bervariasi.Memar yang baruwarnanya lebih tegasdari padawarna lebam
mayatdisekitarnya.7 Pada pemotongan Darah tampak dalam pembuluhdarah dan
mudah dibersihkan jaringan subkutan tampak pucatMenunjukkan
resapandarah ke jaringansekitar, susahdibersihkan jika hanyadengan air
mengalir.Jaringan subkutan berwarna merahkehitaman.
3.

Luka Lecet (Abrasion Wound)


Abrasi (luka lecet) adalah cedera superfisial pada kulit yang ditandaidengan
traumatic removal
, pelepasan atau pengerusakan epidermis, dansebagian besar disebabkan oleh gesekan
dan/atau tekanan (Madea, 2014).Abrasi murni hanya melibatkan epidermis, dan
biasanya tidak berdarahkarena adanya pembuluh darah terletak di dermis. Namun
karena sifatnya bergelombang
papila kulit, cukup sering, dermis juga terlibat dan dengandemikian abrasi
menunjukkan perdarahan. Abrasi tidak
meninggalkan8 Dampak dari penekanan Yang masih baru akan hilangwalaupun
hanya diberi penekanan yang ringan.Warnanya berubah
sedikitsaja, jika diberi penekanan.

10
bekas luka saat penyembuhan (Bardale, 2011). Luka
antemortem
(luka pada korban hidup) biasanya berwarna merah terang
dan sembuh tanpa jaringan parut. Abrasi yang dihasilkan setelah kematian (abrasi
postmortem
) berwarna kuning dan tembus dengan tampilan seperti perkamen (Paul & Verma,
2015).Tabel 3. Perbedaan antara
Antemortem
dan
Postmortem Abrasion
(Paul &Verma, 2015).
No. Ciri
Antemortem Abrasion Postmortem Abrasion
1 Lokasi Di mana saja di tubuh Biasanya terdapat di bagian
atas penonjolantulang2 Warna Merah terang Kekuningan, tembuscahaya dan seperti
kertaskulit3 Eksudasi Banyak, keropengsedikit terangkatSedikit, tidak
adakeropeng4 Reaksi vital Ada Tidak Ada5
Proses penyembuhanMungkin ada Tidak AdaAda beberapa tipe abrasi, yaitu (Rao,
2010):a.

Scratch Abrasion
(Goresan)Ini adalah cedera yang berbentuk linier.

11
Gambar 2. Goresan (
scratch abrasion
) (Rao, 2010). b.

Grazes (
Abrasi geser, gesekan, atau gerinda)Ini adalah luka karena gaya gesek gesekan oleh
benda tumpul
yang bergerak dengan kekuatan besar, mis. tendangan sepatu, menyeret di jalan yang
kasar dengan kendaraan, dll.Gambar 3.
Graze abrasion
(Rao,2010).
12
c.

Rope Burns
Luka bakar tali disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh gaya gesekdari tali di
kulit. Ini menyebabkan lecet karena ekspresi cairan jaringanke lapisan atas kulit.

Gambar 4. Luka bakar tali (Tanda pengikat gantung-Panah) (Rao,2010).d.

Pressure Abrasion
(
Friction Abrasion
,
Crushing Abrasion
)Ini akan disebabkan oleh benturan langsung atau tekanan linier yangkasar benda di
atas kulit disertai dengan sedikit gerakan terarah kedalam mengakibatkan
penghancuran lapisan superfisial kutikuladengan beberapa memar di bawahnya. Jenis
abrasi akan menjadiditemukan dalam tanda pengikat di gantung dan pencekikan,
jikaterkena cambuk atau cambukan, hal ini juga diperhatikan anak
kecil berkulit lembut di sepanjang area gesekan di bawah tekanan garmen,dll.
Gesekan gesekan ini saat mendapatkan kering tampak coklat dandikeringkan.
13
Gambar 5. Jenis lecet: Lecet tekanan (tali pengikat gantung tandai dengan bahan
pengikat utuh) (Rao, 2010).e.

Impact Abrasion
(
Imprint Abrasion
,
Contact Abrasion
,
Patterned Abrasion
)Ini disebabkan oleh benturan langsung atau tekanan dari beberapaorang objek, yang
saat menghancurkan kutikula menghasilkan bentukdan tanda permukaannya pada
kulit, misalnya tanda kerikil, tandatapak ban, tanda kuku dan ibu jari saat mencekik,
tanda gigi saatmenggigit, cambuk tanda pemukulan dengan cambuk, bekas
moncongluka tembak, dll. Abrasi jejak menjadi lebih jelas, bila
kutikula terlukamengering dan menjadi kecoklatan dan perkamen, sebaliknya
dengan permukaan kulit yang tidak terluka di sekitarnya.Gambar 6. Jenis abrasi:
abrasi tapak jejak / benturan tanda (Rao,2010).Perjalanan luka lecet dalam waktu
dapat diperkirakan denganmelihat perkembangan luka termasuk warna pada luka.
Pada luka yang
14
masih segar, luka berwarna merah terang dan ditemukan sedikit darahdan serum,
kudis atau keropeng belum ada. Selanjutnya eksudasi akanmengering untuk
membentuk keropeng kemerahan. Kemudian dalam2-3 hari, keropeng akan berwarna
cokelat kemerahan, lalu akan berwarna coklat tua dalam 4-
5 hari. Keropeng akan berwarna coklatkehitaman dalam 5-7 hari dan mulai terkelupas
dari margin luka yangmenandakan dimulainya regenerasi epitel. Saat 7-12 hari,
keropengakan mengering dan mengelupas, dan setelah 12 hari akan
munculserat kolagen baru yang menggantikan keropeng (Paul & Verma,2015).Tabel
4. Waktu terjadinya luka lecet (Paul & Verma, 2015).
Durasi Ciri
2-24 jam Merah terang, mengalir dari serum dan beberapa darah. Eksudasimengering
untuk membentuk keropeng kemerahan, terdiri seldarah, getah bening dan epitel.
Polymorphonuclear selmenginfiltrasi (pembentukan keropeng).2-
3 hari Keropeng coklat kemerahan, kurang empuk.4-5 hari Keropeng berwarna coklat
tua.5-7 hari Keropeng berwarna hitam kecoklatan dan mulai jatuh dari atasmargin.
Epitel tumbuh dan menutupi cacat di bawah keropeng(regenerasi epitel).7-
12 hari Keropeng mengering, menyusut dan jatuh, meninggalkandepigmentasi area di
bawahnya. Secara bertahap menjadi berpigmen
pada waktunya perjalanan waktu (granulasisubepidermal).>12 hari Epitel menjadi lebi
h tipis dan atrofi. Serat kolagen baru akanmenonjol. Membran dasar hadir dan
vaskularisasi dermis berkurang (regresi).

15
4.

Luka Robek (Laceration Wound)


Laserasi adalah sobek atau terbelahnya kulit, selaput lendir(
mucous membrane
), otot atau organ dalam disebabkan oleh gayageser atau penghancur, dan diproduksi
oleh aplikasi gaya tumpul keluas area tubuh (Paul & Verma, 2015). Laserasi bisa
linier, bergerigi, berbentuk tidak teratur, atau kadang-kadang berpola.
Laserasi linierterkadang menjadi tidak bisa dibedakan dengan cedera kekuatan
yangtajam. Ciri yang membedakan antara laserasi dengan cedera kekuatanyang tajam
adalah adanya
“jaringan

penghubung”
(
tissue bridging
),yang menggambarkan keberadaan saraf yang utuh, pembuluh darah,dan untaian
jaringan
lain yang “menjembatani celah” (
bridge the gap
).Penghubung jaringan cenderung tidak terjadi dengan cedera kekuatanyang tajam,
karena struktur ini kemungkinan akan terputus bersamadengan kulit dan jaringan
lunak yang mendasarinya (Prahlow, 2010).Luka robek memiliki beberapa ciri umum,
yaitu (Paul & Verma,2015):a)

Terjadi paling sering pada tonjolan tulang b)

Dita
ndai dengan untaian “jaringan penghubung” di dalam laserasi;
ciri ini digunakan untuk membedakan laserasi (robekan) dari lukairis (
incised wound
) yang tidak memiliki
“jaringan

penghubung”
(Gambar 2.7).c)
Sebagai aturan umum dalam pukulan ke kepala, benda panjang dantipis (seperti pipa)
cenderung menghasilkan laserasi linier ataumemanjang, sedangkan benda datar
cenderung menyebabkanireguler, atau laserasi berbentuk Yd)

Pukulan tangensial atau miring dapat menghasilkan laserasi yangmenunjukkan


kerusakan jaringan pada satu sisi atau tepi, denganujung lainnya terkikis atau miring.

16
Gambar 7. Karateristik luka robek (Paul & Verma, 2015).Gambar 8. Laserasi pada
kulit kepala (Prahlow, 2010).
5.

Trauma Tajam
Trauma tajam didefinisikan sebagai cedera yang diakibatkan olehinstrumen dengan
ujung atau ujung tipis, seperti pisau, botol
kaca pecah, pecah jendela kaca, gunting, mata gergaji, kapak, parang dansebagainya
(Catanese, 2016). Trauma tajam ditandai
dengan pemisahan traumatis yang relatif baik pada jaringan, terjadi ketika benda taja
m atau runcing bersentuhan dengan kulit dan jaringan di bawahnya. Tiga subtipe spesi
fik dari trauma tajam, yaitu: luka tusuk(
stab wound
), luka gores/iris (
incised wound
), dan luka potong
(chopwound
) (Prahlow, 2016).
17
6.

Luka Iris (Incised wound)


Luka iris, merupakan luka yang dhasilkan ketika suatu bendadengan ujung yang
tajam membuat kontak dengan kulit (dengan atautanpa jaringan di bawahnya), dengan
arah gaya dalam kaitannyadengan kulit yang terjadi pada arah tangensial lebih atau
kurang.Meskipun pisau merupakan senjata utama yang sering digunakan
dalammenghasilkan sebagian besar luka irisan yang dijumpai pada
sebagian besar praktik forensik, benda apa pun dengan ujung yang
tajam dapatmengakibatkan luka irisan. Contohnya termasuk pisau cukur,
pecahankaca, gunting, kawat berduri, dan pemotong kotak. Banyak dari luka-luka
yang dihasilkan oleh alat-alat ini sangat mirip dengan luka yangdihasilkan oleh pisau
(Prahlow, 2010). Karateristik dari luka iris, yaitu(Biswas, 2012):a.
MarginTepi terpotong bersih dan tegas. Tepinya bebas dari kontusio danlecet. Luka
keriput diproduksi di tempat kulit keriput (yaitu lipatan)dan lebih darisatu sayatan
luka terlihat. b.

LebarLebar lebih besar dari tepi senjata yang disebabkan oleh


karenaretraksi jaringan.c.

PanjangPanjang lebih besar dari lebar dan kedalamannya dan tidak adahubungannya
dengan ujung tombak senjata.d.

BentukBiasanya berbentuk spindle karena retraksi yang hebat di tepi bagian tengah
tepi di tengah.e.

Kedalaman dan arahBiasanya lebih dalam diawal, kecuali dalam kasus bunuh
diridengan cedera penggorokan tenggorokan, dengan potongan ragu-ragu di awal. Ini
dikenal sebagai kepala luka. Menjelang
selesai, potongan menjadi semakin dangkal, yang dikenal sebagai ekorluka.
Akibatnya, kedalaman dari luka yang diiris dengan ekor lukaakan menunjukkan arah
dari mana gaya diterapkan.

18
f.

PerdarahanSaat pembuluh darah terpotong bersih, maka akan terjadi perdarahan yang
lebih.g.

Potongan miringJika mata/ujung senjata masuk dengan miring, jaringan akanterlihat


pada satu margin dan margin lainnya akan rusak.Gambar 9. Luka iris (
incised wound
) yang dihasilkan oleh sebuah pisau(Catanese, 2016).
7.

Luka Tusuk (
Stab wound
)
Luka tusuk merupakan luka yang disebabkan oleh
benda runcing, biasanya memiliki ujung yang tajam, ketika benda tersebut dipaksama
suk ke kulit (dan jaringan dibawahnya dengan arah gaya dalamsudut tegak lurus yang
kurang lebih dengan kulit. Luka tusuk biasanyalebih dalam (melalui kulit dan ke
dalam tubuh) daripada luka iris.(pada permukaan kulit) (Prahlow, 2016). Secara
klinis, luka tusukdibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Paul & Verma, 2015).a.

Luka tembus (
penetrating
) : senjata masuk ke tubuhmenghasilkan hanya satu luka, yaitu luka masuk. b.

Luka perforasi (
perforating
): senjata smasuk ke salah satu sisi

19
tubuh akan keluar melalui sisi tubuh yang lain, menghasilkan dualuka:1)
Luka masuk: masuk ke dalam tubuh dengan luka yang lebih besar.2)

Luka keluar: keluar dari dalam tubuh dengan luka yang lebihkecil.Gambar 10.
Klasifikasi luka tusuk (Paul & Verma, 2015).Luka tusuk memliki tepi luka yang
terlihat bersih, biasanya tidakada abrasi atau memar pada tepi luka. Tetapi
bila penetrasi penuh,abrasi yang terpola atau memar akan bisa dihasilkan oleh
pangkalsenjata yang menyerang kulit. Tepi luka tusuk terlihat teratur, tajamdan jelas.
Luka tusuk memiliki panjangnya sedikit kurang dari lebarsenjata karena peregangan
kulit. Kemudian kedalaman luka tusukadalah dimensi terbesar dari tikaman luka.
Kedalaman sesuai
dengan panjang badan pisau dari senjata yang memasuki tubuh, ketikakeseluruhan
panjang senjata memasuki tubuh, tetapi belummenghasilkan luka keluar (Paul
& Verma, 2015).

20
Gambar 11. Luka tusuk (
stab wound
) (Shetty
et al.
, 2014).
8.
Luka Bacok (
Chop wound
)
Luka bacok paling baik dianggap sebagai kombinasi dari cederatumpul dan cedera
tajam yang dihasilkan oleh benda yang relatif tajamyang dipegang dengan kekuatan
yang luar biasa. Senjata yang digunakansering kali memiliki berat yang cukup besar
dan bergerak dengankecepatan tinggi. Karena jumlah kekuatan yang lebih besar, luka
bacokmemiliki ciri-ciri baik ciri cedera tajam maupun cedera tumpul.
Dengandemikian, luka bacok sering memiliki lecet dan memar marginal, dankadang-
kadang laserasi (Prahlow, 2016).Senjata yang biasanya digunakan adalah kapak,
pedang atau parangdaging. Dimensi luka sesuai dengan penampang dari pisau
penembus. Tepilukanya tajam, dan mungkin menunjukkan abrasi, memar dan
beberapalaserasi dengan kemungkinan cedera parah pada organ yang
mendasarinya(Paul & Verma, 2015).

21
Gambar 12. Luka bacok (
chop wound
) (Shetty
et al.
, 2014).
9.

Trauma Tembak
Ciri-ciri luka senjata api bergantung pada (Biswas, 2012):a.

Sifat senjata api, baik


shotgun
atau
rifle
b.

Bentuk dan komposisi rudalc.

Rentang (jarak) tembakand.

Bagian tubuh dipukule.

Arah tembakan
10.

Luka Tembak Masuk (


Entery/Entrance Wound
)
Luka tembak masuk yang khas memiliki cacat kulit berbentuk bulatatau oval, dan
dikelilingi oleh tepi abrasi. Pinggiran atau tepi ini
secara bervariasi disebut sebagai ''kerah abrasi (
abrasion collar
)'' atau ''abrasimarjinal lingkaran (
circumferential marginal abrasion
)''. Lebar abrasimarjinal dapat memberikan suatu indikasi tentang sudut relatif peluru
saatmemasuki kulit. Jika abrasi marjinal memiliki lebar yang konsisten,
berarti peluru memasuki kulit dengan cara yang relatif tegak lurus. Jika pelurumengal
ami sesuatu yang lain sebelum menyerang kulit, itu berarti pelurutelah melewati
sebuah ''perantara'' atau ''sela''.

22
Berdasarkan pada karakteristik perantara atau sela tersebut, peluru tersebutdapat
menghasilkan luka yang berbentuk tidak beraturan dengan marjinalabrasi yang
lebar. Ini dikenal sebagai ''luka masuk atipikal'' (Prahlow &Byard, 2012)

Gambar 13. Luka tembak masuk. Perhatikan bahwaabrasi marginal lebih lebar
di sebelah kiri samping,menunjukkan bahwa peluru lebih banyak datang dari
kiri, bukan lurus (Prahlow&Byard, 2012).Gambar 14. Luka tembak masuk yang tidak
biasa(atipikal), ditandai dengan ukuran besar dan lecet pinggiryang relatif luas.
Biasanya luka seperti itu terjadi ketika peluru telah melewati perantara sebelum
mengenaikorban (Prahlow & Byard, 2012).
23
Luka masuk bisa bervariasi secara keseluruhan dalam bentuk
dan penampilan berdasarkan seberapa jauh moncong senjatanya dari korban,yang
disebut
ring of fire
. Salah satunya adalah luka masuk yang terjadi diatas tengkorak, kemudian gas dan
asap peledak yang keluar dari senjatadapat membelah antara kulit dan tulang di
daerah sekitar area masuk luka,menyebabkan munculnya '
'stellate
'' atau ''
starburst
”.
Gambar 15. Kontak luka masuk pada kulit kepala(dahi), menunjukkan karakteristik
bentuk seperti bintang (
stellate
) karena kulit pecah karena gas telahmembelah antara kulit dan tulang tengkorak
yangmendasari (Prahlow & Byard, 2012).
11.

Luka Tembak Keluar (


Exit Wound
)
Luka keluar dari senjata api dengan kecepatan rendah cenderungmenjadi relatif kecil,
dan dapat memiliki berbagai bentuk, berkisar dariseperti celah, berbentuk koma,
berbentuk X hingga berbentuk tidak beraturan. Luka keluar mungkin
tidak memiliki pusat, bulat ke cacat oval,tetapi luka keluar khas tidak memiliki
marginal lecet. Dengan amunisikecepatan rendah, hal ini tidak jarang terjadi untuk
peluru yangkekurangan energi untuk benar-benar keluar dari tubuh, terutama
bilaamunisi kaliber kecil digunakan. Luka keluar dari senjata api dengankecepatan
tinggi cenderung sangat besar dan merusak.

24
Gambar 16. Luka tembak keluar yang berbentuk seperticelah (Prahlow & Byard,
2012).Gambar 17. Luka keluar berbentuk tidak beraturan. Perhatikan tidak adanya
lecetmarjinal (Prahlow & Byard, 2012).
25
Gambar 18. Luka keluar berkecepatan tinggi, dengan kerusakan jaringan yang
luas(Prahlow & Byard, 2012).
C.

Penanganan Trauma Mekanik


Pengelolaan trauma ganda yang berat memerlukan kejelasandalam menetapkan
prioritas. Tujuannya adalah segera mengenali cedera yangmengancam jiwa dengan
Survey Primer, seperti :1.
Obstruksi jalan nafas2.

Cedera dada dengan kesukaran bernafas3.

Perdarahan berat eksternal dan internal4.

Cedera abdomenJika ditemukan lebih dari satu orang korban maka pengelolaan
dilakukan berdasar prioritas (triage). Hal ini tergantung pada pengalaman penolong
danfasilitas yang ada. Survei ABCDE (Airway, Breathing, Circulation,
Disability,Exposure) ini disebut survei primer yang harus selesai dilakukan dalam 2 -
5menit.1.

AirwayMenilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat berbicara dan bernafas dengan
bebas? Jika obstruksi maka lakukan:a.

Chin lif/jaw thrust b.

Suctionc.

Guedel airwayd.

Intubasi trakhea dengan leher di tahan (imobilisasi) pada posisi netral

26
2.

BreathingMenilai pernafasan cukup. Sementara itu nilai ulang apakah jalannafas


bebas. Jika pernafasan tidak memadai maka lakukan:a.

Dekompresi rongga pleura (pneumotoraks) b.

Tutup jika ada luka3.

SirkulasiMenilai sirkulasi / peredaran darah. Sementara itu nilai ulang


apakah jalan nafas bebas dan pernafasan cukup. Jika sirkulasi tidak memadaimaka
lakukan :a.

Hentikan perdarahan eksternal b.

Segera pasang dua jalur infus dengan jarum besar (14-16 G)c.

Berikan infus cairan4.

DisabilityMenilai kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya


responsterhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan
mengukurGlasgow Coma ScaleAWAKE = ARESPONS BICARA (verbal) =
VRESPONS NYERI = PTAK ADA RESPONS = UCara ini cukup jelas dan cepat.5.

EksponsureLepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari


semuacedera yang mungkin ada. Jika ada
kecurigaan cedera leher atautulang belakang, maka imobilisasi in-line harus dikerjaka
n.Pengelolaan jalan nafas untuk biomekanik trauma yaitu:Prioritas pertama adalah
membebaskan jalan nafas danmempertahankannya agar tetap bebas.a.

Pasien yang dapat menjawab dengan jelas adalah tanda bahwa jalannafasnya
bebas. Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan jalannafas buatan dan bantuan
pernafasan. Penyebab obstruksi pada pasientidak sadar umumnya adalah jatuhnya
pangkal lidah ke belakang. Jika
27
ada cedera kepala, leher atau dada maka pada waktu intubasi tracheatulang leher
(cervical spine) harus dilindungi dengan imobilisasi in-line b.

Berikan oksigen dengan sungkup (masker) atau kantung nafas(selfinvlating)c.

Menilai jalan nafasTanda obstruksi jalan nafas antra lain:1)

Suara burkumur2)

Suara nafas abnormal (stridor, dsb)3)

Pasien gelisah karena hipoksia4)

Bernafas menggunakan otot nafas tambahan / gerak dada paradox5)

Sianosisd.

Menjaga stabilitas tulang lehere.

Pertimbangkan untuk memasang jalan nafas buatanIndikasi tindakan ini adalah:1)

Obstruksi jalan nafas yang sukar diatasi2)

Luka tembus leher dengan hematoma yang membesar3)

Apnea4)

Hipoksia5)

Trauma kepala berat6)

Trauma dada7)
Trauma wajah / maxillo-fcialPengelolaan Nafas (Ventilasi)Prioritas kedua adalah
memberikan ventilasi yang adekuat.a.

Inspeksi / lihat frekwensi nafas (LOOK)Adakah hal-hal berikut :1)

Sianosis2)

Luka tembus dada3)

Flail chest4)

Sucking wounds5)

Gerakan otot nafas tambahan

28
b.

Palpasi/raba (FEEL)1)

Pergerakan letak trachea2)

Patah tulang iga3)

Emfissema kulit4)

Dengan perkusi mencari hemotoraks dn atau pneumotraksc.

Auskultasi/dengar (LISTEN)1)

Suara nafas, detak jantung, bising usus2)

Suara nafas menurun pada pneumotoraks3)


Suara nafas tambahan/abnormald.

Tindakan resusitasi

29
BAB IIIPENUTUPA.

Simpulan
Trauma mekanik adalah trauma karena kekerasan benda tumpul(misalnya vulnus
laseratum) benda tajam atau keduanya (misalnya vulnusexcoriatum). Trauma mekanik
merupakan kasus yang paling sering ditemukandi instalasi gawat darurat.

Trauma mekanik terdiri dari trauma tumpul, traumatajam, dan trauma senjata api.
Kasus trauma mekanik memerlukan tindakankegawatdaruratan yang cepat dan tepat
untuk meminimalisir kemungkinanmemberatnya trauma serta memilimalisir risiko
infeksi.
B.

Saran
Bagi seorang perawat dalam penanganan pasien yang mengalami traumamekanik
yaitu perawat harus memperhatikan atau melakukan tindakankegawatdaruratan yang
cepat dan tepat. Untuk memudahkan pemberiantindakan darurat secara tepat dan tepat
diperlukan prosedurtetap atau protokolyang dapat digunakan setiap hari.

30
DAFTAR PUSTAKA
Anonimmity.-------.
Basic Trauma

Cardiac Life Support.
Jakarta : YayasanAmbulans Gawat Darurat 118Anonimmity.2008.
Modul Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Daruratdan Basic Life Support
plus
. Yogyakarta : Tim Pusbankes 118 BakerAndri Andreas.Dr. 2012. Basic Trauma
Cardiac Life Support. Jakarta: AGDDinkes Provinsi DKI Jakarta.Sucipta I Nyoman &
Suriasih Ketut. 2015. Biomechanical Trauma. UniversitasUdayanan. Jurnal
Proceeding 2015

Anda mungkin juga menyukai