Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas
jaringan tubuh yang masih hidup (living tissue) sedangkan logos berarti ilmu. Jadi,
pengertian yang sebenarnya dari traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek
yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia yang masih hidup,
juga mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan,
sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan
jaringan tubuh akibat kekerasan. Kegunaannya selain untuk kepentingan pengobatan juga
dalam kepentingan forensik sebab dapat diaplikasikan guna membantu penegak hukum
dalam rangka membuat terang tindak pidana kekerasan yang menimpa tubuh seseorang.
Trauma merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kasus forensik. Trauma dalam
bidang forensik sudah dikenal sejak lama. Pada masa Persia kuno telah dikenal tingkat
atau kualifikasi luka dan pemeriksaan yang dilakukan pada orang-orang yang mengalami
perlukaan. Aquillia (572 SM) menulis tentang perlukaan yang dapat mematikan dan
pendapat medis dalam menaksir kegawatannya. Bohn (1970) adalah orang yang pertama
kali membedakan luka ante mortem dan post mortem.
Trauma merupakan salah satu penyebab kematian, baik kematian yang mendadak
atau tidak. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang teliti apakah perlukaan pada
seseorang dapat berakibat fatal atau tidak, dan ini merupakan poin penting untuk
membantu proses peradilan. Trauma dikelompokkan berdasarkan sifatnya menjadi trauma
mekanik, fisika dan kimia.Dalam sebuah penelitian, jumlah data secara keseluruhan yang
berasal dan 33 provinsi di Indonesia adalah 972.317 responden. Adapun untuk responden
yang pernah mengalami cedera selama kurun waktu 12 bulan terakhir sebanyak 77.248
orang. Responden bisa mempunyai jawaban lebih dan satu penyebab cedera selama kurva
waktu 12 bulan tersebut. Dan jumlah tersebut tiga proporsi penyebab cedera terbesar
yaitu jatuh sebanyak 45.987 orang (59,6%), kecelakaan lalu lintas sekitar 20.829 orang
(27%), dan terluka benda tajam/tumpul Sebesar 144.127 orang (18,3 %).
Dari 74 kasus yang masuk di Instalansi Forensik RS. Bhayangkara Semarang
periode ahun 1 Januari 2007 sampai 31 Agustus 2010 didapatkan kasus tersering adalah
trauma benda tumpul 40 kasus (54,05%) dan lokasi perdarahan kepala merupakan lokasi
perdarahan yang menyebabkan kematian tersering adalah 46 kasus (62,16%). Trauma
mekanik atau luka mekanik disebabkan oleh kekerasan benda tajam, benda tumpul dan
senjata api. Trauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai
bentuk, alami atau dibuat manusia. Senjata atau alat yang dibuat manusia seperti kampak,
pisau, panah, martil dan lain-lain. Bila ditelusuri, benda-benda ini telah ada sejak zaman
pra sejarah dalam usaha manusia mempertahankan hidup sampai dengan pembuatan
senjata-senjata masa kini seperti senjata api, bom dan senjata penghancur lainnya. Akibat
pada tubuh dapat dibedakan dari penyebabnya. Benda tumpul yang sering mengakibatkan
luka antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju,lantai, jalan dan lain-lain.
Semua luka yang diderita akibat kekerasan fisik pada tubuh merupakan trauma
mekanik atau cedera mekanis. Biasanya ada dua mekanisme yang dihadapi, yaitu
benturan terhadap benda yang bergerak dan benda yang hamper tidak bergerak
berbenturan terhadap korban yang bergerak secara aktif. (Rao, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Trauma Mekanik ?

2. Apa Saja Jenis-Jenis Trauma Mekanik ?

3. Bagaimana Penanganan Trauma Mekanik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Trauma Mekanik

2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Trauma Mekanik

3. Untuk mengetahui Penanganan Trauma Mekanik

Anda mungkin juga menyukai