Online: https://jurnal.fk.uisu.ac.id/index.php/stm
Artikel Penelitian
Pada tahun 1969, American Association insidensi, usia, jenis kelamin, jenis luka, lokasi
for Automotive Safety mengkualifikasikan luka, akibat trauma benda tajam dan benda
penilaian cedera, yaitu Abbreviated Injury Score tumpul di Rumah Sakit Bhayangkara Medan
(AIS) sebagai suatu proses kuantifikasi dampak tahun 2021 belum diteliti, maka peneliti tertarik
trauma dengan cara mengubah tingkat untuk melakukan penelitian ini guna
keparaham cedera menjadi angka, sehingga hal memperbarui bagaimana gambaran berdasarkan
tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah data-data serta tingkat kematian akibat trauma
pedoman untuk mengambil suatu keputusan saat benda tajam dan benda tumpul di Rumah Sakit
seorang pasien belum sampai di Instalasi Gawat Bhayangkara Medan yang meliputi pemeriksaan
Darurat (IGD). Pengukuran tingkat keparahan bagian luar dan organ dalam tubuh korban
cedera merupakan prasyarat penting terhadap sebagai bukti sah yang akan digunakan dalam
penanganan trauma yang efektif.3 suatu proses peradilan. Pemeriksaan ini meliputi
Menurut data yang dilaporkan Polisi pemeriksaan pada bagian luar tubuh korban dan
Daerah (POLDA), provinsi Sumatera Utara juga pemeriksaan pada bagian organ dalam
(Sumut) mempunyai 107 kasus untuk kejadian korban. Hasil tersebut akan dijadikan bukti sah
kejahatan terhadap nyawa. Hal tersebut yang digunakan dalam proses peradilan.
membuat Sumut menempati posisi kedua
METODE
tertinggi, sedangkan untuk kejadian kejahatan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
terhadap fisik, terdapat 5.240 kasus dimana
desktiptif observasional dengan pendekatan
jumlah tersebut menjadikan Sumut menjadi
retrospektif berdasarkan data Visum et Repertum
provinsi pertama dengan angka kasus tindak
(VeR) dari hasil autopsi di Rumah Sakit
kejahatan di Indonesia yang masih tergolong
Bhayangkara Medan. Populasi pada penelitian
tinggi dengan jumlah kasus 1.150 di tahun 2017
ini adalah seluruh korban yang mengalami
dan 1.024 kasus di tahun setelahnya. Angka
kematian akibat trauma benda tajam dan trauma
kasus tindak kejahatan di Indonesia masih
benda tumpul dengan jumlah 73 orang pada
tergolong tinggi, yaitu terdapat 1.150 kasus pada
periode Januari-Juli 2021. Besar sampel pada
tahun 2017 dan 1.024 kasus pada tahun 2018.
penelitian ini ditentukan dengan cara total
Sedangkan di Sumatera Utara menurut data yang
sampling dan populasi yang termasuk kedalam
dilaporkan Polda untuk kejadian kejahatan
kriteria inklusi, yaitu: korban yang mati akibat
terhadap nyawa pada tahun 2018 menempati
trauma benda tumpul dan trauma benda tajam,
posisi nomor 2 yaitu terdapat 107 kasus, dan
dan korban dugaan penganiayaan atau
untuk kejadian jumlah kejahatan terhadap fisik
pembunuhan diketahui melalui Visum et
pada 2018 dilaporkan Provinsi Sumatera Utara
Repertum, adapun kriteria eksklusi pada
menempati posisi pertama dengan kejadian
penelitian ini, yaitu: korban mati yang tidak
5.240 kasus.7
disebabkan oleh trauma benda tajam dan trauma
Berdasarkan latar belakang di atas dan
benda tumpul, dan data visum yang hilang, rusak
jumlah data tingkat kematian berdasarkan
dan tidak terbaca. Penelitian ini menggunakan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sampel
Berdasarkan Usia Akibat Trauma Tajam
data sekunder berupa rekam medik yang
didapatkan dari Rumah Sakit Bhayangkara Umur f Persentase
0-11 0 0,00%
Medan. Variabel penelitian ini adalah nama, 12-23 7 9,59%
24-35 6 8,22%
jenis kelamin, umur, jenis luka, lokasi luka, asal 36-47 6 8,22%
48-59 5 6,85%
daerah surat permintaan VeR, dan setiap data 60-71 2 2,74%
yang dikumpulkan dimasukkan kedalam 72-84 0 0,00%
85-96 0 0,00%
Microsoft Excel serta disajikan dalam bentuk Tidak Diketahui 1 1,37%
Total 27 36,99%
tabel. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2021 yang dilakukan di Rumah Sakit Pada tabel 3 distribusi sampel berdasarkan
Bhayangkara Medan. Penelitian ini telah usia akibat trauma tumpul didapati yang paling
mendapat persetujuan etik dari Komite Etik banyak ialah dengan jumlah 11 orang (15.07% )
Penelitian Kesehatan FK UISU dengan dengan usia berkisar 24-35 tahun.
No.181/EC/KEPK.UISU/XII/2021.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel
HASIL Berdasarkan Usia Akibat Trauma Tumpul
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa Umur f Persentase
mulai dari bulan januari dan bulan oktober 0-11 5 6,85%
12-23 8 10,96%
mayoritas paling banyak adalah korban 24-35 11 15,07%
36-47 7 9,59%
meninggal dengan akibat trauma benda tumpul 48-59 6 8,22%
60-71 1 1,37%
yaitu 46 orang (63,01%), sedangkan trauma 72-84 3 4,11%
85-96 1 1,37%
akibat benda tajam berjumlah 27 orang Tidak Diketahui 4 5,48%
(36,99%). Total 46 63,01%
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sampel februari dan juli sebanyak 1 kejadian dengan
Berdasarkan Jenis Kelamin Akibat Trauma
persentase 1,37%.
Tajam
tungkai dengan jumlah 2 orang atau sekitar kabupaten dairi, dan polsek tiga panah dengan
2,74%. jumlah 1 permintaan VeR atau dengan sekitar
1,37%.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Sampel
Pada tabel 10 distribusi sampel
Berdasarkan Lokasi Luka Akibat Trauma
Tumpul berdasarkan asal daerah perimintaan suar VeR
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Asal Daerah Permintaan VeR Akibat
Trauma Tajam dan Tumpul
Pada tabel 1 Diketahui bahwa 73 orang Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
korban meninggal akibat trauma benda tajam oleh timothy yang dimana penilitian ini di RSUD
dan benda tumpul di bagian forensik RS DR.R.M. DJOELHAM Binjai tahun 2019 dilihat
Bhayangkara Medan terdapat kelompok trauma bahwa dari 141 sampel penelitian terdapat
yang paling banyak jumlahnya yaitu trauma kelompok trauma yang paling banyak
benda tumpul sebanyak 46 orang (63,01%) jumlahnya, yaitu trauma benda tumpul sebanyak
dibandingkan dengan trauma benda tajam 134 kasus (95%), dibandingkan dengan trauma
sebanyak 27 orang (36,99%). benda tajam sebanyak 1 kasus (0,7%) dan
trauma tembak sebanyak 0 kasus (0%) alias tidak apakah tergolong nakal seperti mabuk-
ditemukan kasus sama sekali.8 mabukkan dan premanisme.12
Berdasarkan tabel 2 menurut usia korban Pada tabel 6 berdasarkan bulan kejadian
meninggal akibat trauma tajam dibagian forensik korban meninggal akibat trauma tajam dijumpai
RS Bhayangkara Medan terdapat jumlah kasus paling sering pada bulan april dan bulan mei
yang paling sering pada usia antara 12-23 tahun sebanyak 4 kasus atau sekitar 5,48% sedangkan
sebanyak 7 orang atau sekitar 9,59% yang pada tabel 7 bulan kejadian korban meninggal
dimana sejalan dengan hasil penelitian Bagus akibat trauma tumpul paling sering dijumpai
Tri Wahyudi pada tahun 2020 bahwa kelompok pada bulan juni sebanyak 9 kasus atau sekitar
usia terbanyak dengan jumlah 129 orang atau 12,33%.
sekitar 45,90%.9 Sedangkan pada penelitian Pada tabel 8 berdasarkan lokasi trauma
Dibyo Wiranto pada tahun 2019 didapatkan korban meninggal akibat trauma tajam dijumpai
bahwa rentang usia terbanyak pada korban yaitu lokasi terbanyak adalah pada daerah dada yaitu
10
antara 26-45 tahun sebanyak 19 orang (55,9%). sebanyak 12 orang atau sekitar 16,44% sejalan
Berdasarkan tabel 3 menurut usia korban dengan penelitian dibyo wiranto (2019) yang
meninggal akibat trauma tumpul dibagian dimana lokasi terbanyak yaitu di punggung (10
forensik RS Bhayangkara Medan terdapat orang/29,4%) dan dada (9 orang/26,5%).10
jumlah kasus yang paling sering pada usia 24-35 Pada tabel 9 berdasarkan lokasi trauma
tahun sebanyak 11 orang atau sekitar 15,07% korban meninggal akibat trauma tumpul
sedangkan pada penelitian Citra Eros tahun 2020 dijumpai lokasi terbanyak adalah pada daerah
didapati kelompok usia terbanyak 36-45 tahun kepala sebanyak 43 orang atau sekitar 58,90%
11
sekitar 20,35%. yang dimana sejalan dengan penelitian citra eros
Pada tabel 4 dan tabel 5 berdasarkan jenis pada tahun 2020 dengan hasil lokasi luka yang
kelamin korban meninggal akibat trauma tajam paling sering yaitu pada daerah berambut kepala
dan trauma benda tumpul dibagian forensik RS sekitar 23,77%.11 Dari hasil data korban
Bhayangkara Medan dijumpai jenis kelamin meninggal akibat trauma tumpul disebabkan
terbanyak adalah laki-laki. Hasil penelitian ini karena sebagian besar trauma yang terjadi pada
sesuai dengan data WHO pada tahun 2012 kepala mengakibatkan resiko kesehatan yang
menyatakan bahwa 60% korban kasus besar bahkan berakibat kematian, banyak sel-sel
pembunuhan di dunia adalah laki-laki. Pergaulan pada organ vital terutama otak yang rusak akibat
bisa dibilang memberi dampak kepada tingginya trauma sehingga tidak dapat berfungsi normal
angka pembunuhan pada kaum laki-laki yang setelah trauma.
dikarenakan pergaulan laki-laki lebih luas, Pada tabel 10 berdasarkan asal daerah
berdasarkan contoh laki-laki lebih sering permintaan pada korban meninggal akibat
mencari pekerjaan di perantauan yang tidak trauma tajam paling sering pada polsek medan
diketahui bagaimana pergaulan setiap wilayah sunggal dengan jumlah 4 permintaan VeR atau
sekitar 5,48%, sedangkan pada korban
meninggal akibat trauma tumpul paling sering Lokasi trauma yang paling banyak
pada polsek percut sei tuan dan polres nias menyebabkan korban meninggal akibat trauma
dengan jumlah 4 permintaan VeR atau sekitar benda tajam paling banyak pada daerah dada
5,48%. sebanyak 12 orang atau sekitar 16,44%
sedangkan pada korban meninggal akibat trauma
KESIMPULAN
tumpul paling banyak pada daerah kepala
Berdasarkan hasil analisis data dan
dengan jumlah 43 orang atau sekitar 58,90%.
pembahasan penelitian yang telah diuraikan
Asal daerah permintaan VeR paling
sebelumnya, maka didapatkan hasil dari
banyak pada korban meninggal akibat trauma
insidensi tingkat kematian akibat trauma benda
tajam ialah pada polsek medan sunggal sebanyak
tajam dan benda tumpul yang di periksa dibagian
4 permintaan VeR atau sekitar 5,48%,
Forensik RS Bhayangkara Medan VeR Januari-
sedangkan pada korban meninggal akibat trauma
Oktober 2021 dapat ditarik kesimpulan bahwa
benda tumpul asal daerah permintaan paling
angka kejadian korban meninggal akibat trauma
sering pada polsek percut sei tuan dan polres nias
benda tajam dan benda tumpul sebanyak 73
dengan jumlah 4 permintaan VeR atau sekitar
orang paling banyak adalah trauma akibat benda
5,48%.
tumpul yaitu 46 orang atau sekitar 63,01%.
Angka kejadian berdasarkan usia yang DAFTAR REFERENSI
paling banyak terjadi pada korban meninggal 1. Bhaskara DSM. Hasil Autopsi Sebab
Kematian Mendadak Tak Terduga Di
akibat trauma tajam adalah usia yang berkisar
Bagian Forensik Blu Rsup. Prof. Dr. R. D.
12-23 tahun sebanyak 7 orang (9,59%) Kandou Manado Tahun 2010-2012. e-
CliniC. 2014;2(1):3–8.
sedangkan pada trauma tumpul yang paling
2. Awaloei AC, Mallo NTS, Tomuka D.
banyak ialah usia berkisar 24-35 tahun dengan Gambaran cedera kepala yang
menyebabkan kematian di Bagian Forensik
jumlah 11 orang (15,07%).
dan Medikolegal RSUP Prof Dr. e-CliniC.
Angka kejadian berdasarkan jenis kelamin 2016;4(2):2–6.
3. Salim C. Sistem Penilaian Trauma. Cermin
yang paling banyak terjadi pada korban
Dunia Kedokt. 2015;42(9):702–709.
meninggal akibat trauma tajam dan trauma 4. Satyo AC. Awal dan perkembangan ilmu
kedokteran kehakiman. In: sejarah ilmu
tumpul ialah pada laki-laki sebanyak 19 orang
kedokteran kehakiman. Universitas
atau sekitar 26,03% pada trauma tajam dan 35 sumatera utara press; 1992:5.
5. Idries AM. Luka Dan Kekerasan. In:
orang atau sekitar 47,95% pada trauma tumpul.
Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. 1 ed.
Angka kejadian berdasarkan bulan paling P.T.Binarupa Aksara; 1989:69.
6. Amir A. Trauma Mekanik. In: Ilmu
banyak terjadi pada korban meninggal akibat
Kedokteran Forensik. 2 ed. ; 2005:72–90.
trauma benda tajam ialah pada bulan april dan 7. Sudarto AJ, Parinduri AG. Pola luka pada
kematian yang disebabkan oleh kekerasan
mei sebanyak 4 kasus atau sekitar 5,48%
tajam di rs. bhayangkara medan 1 dita
sedangkan korban mneinggal akibat trauma ambardini juwita sudarto, 2 abdul gafar
parinduri 1,2 universitas muhammadiyah
tumpul paling banyak pada bulan juni dengan
sumatera utara. 2021;6(2):156–159.
jumlah 9 orang atau sekitar 12,33%. 8. Situmorang T G. Prevalensi Trauma
Mekanik Pada Korban Hidup di RSUD DR.