Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 19 (1): 45-50, April 2019

Jurnal Kedokteran SyiahKuala ISSN: 1412-1026


Volume 19, Number 1, April 2019 E-ISSN: 25500112
Pages: 45-50 DOI: https://doi.org/10.24815/jks.v19i1.18051

PERAN KEDOKTERAN FORENSIK DALAM PENGUNGKAPAN


KASUS PEMBUNUHAN SATU KELUARGA DI BANDA ACEH

1Taufik Suryadi, 2Muhammad Hikmawan Priyanto


1
Bagian Imu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala, e-mail: abiforensa@yahoo.com,
2
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, e-mail: hikmawanpriyanto01@gmail.com

Abstrak. Ilmu Kedokteran Forensik merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang mencakup pemeriksaan forensik terhadap
korban kekerasan baik hidup (forensik klinik) maupun korban meninggal (forensik patologi) dan laksana pemeriksaannya
meliputi metoda investigasi, aspek medikolegal, maupun psikopatologi. Dalam upaya pembuktian adanya kekerasan
dibutuhkan suatu visum et repertum yang berisikan tentang laporan pemeriksaan forensik. Berikut laporan kasus dari tiga
korban jenazah sebuah keluarga. Dari hasil pemeriksaan pada ketiga korban ditemukan luka terbuka di tubuh korban yang
terletak pada ketiga leher korban dan luka memar yang terdapat pada masing-masing korban dengan jumlah dan lokasi
berbeda. Luka terbuka didapatkan bervariasi baik letak maupun ukuran pada masing-masing korban, namun merupakan luka
khas trauma tajam. Sebab kematian ketiga korban karena trauma mekanik akibat ruda paksa tajam dan pada salah satu korban
juga terdapat trauma tumpul yang disebabkan pecahnya tulang tengkorak bagian kanan. Estimasi waktu kematian ketiga
korban secara bersamaan 2-4 hari sebelum pemeriksaan dilakukan.

Kata Kunci: Peran kedokteran forensik, trauma mekanik, kematian.

Abstract . Forensic medicine is a part of medical science that includes forensic examination of victims of violence like life
(clinical forensic) nor dead victims (forensic pathology) and its examination includes methods of investigation of medicolegal
and psychopathology aspects. In attempt to prove that violence requires a visum et repertum containing the forensic
examination report. The following is a case report of three bodies, the three victims are a family. From the results of the
examination on the three victims were found open sores on the victim's body located on the third neck of the victim and
bruises that are on each victim with the number and location of the various. Open wounds are found to vary both the location
and size of each victim, but are typical of a sharp trauma injury. The cause the deaths of the three victims are due to
mechanical trauma caused by sharp ruda and one of the victims is also due to blunt trauma that caused the rupture of the skull
bone to the right. Estimated time of death of three victims simultaneously 2-4 days before the examination done.

Keywords: The role of forensic medicine, mechanical trauma, death.

Pendahuluan Mekanisme cedera mengacu pada berbagai


Luka merupakan kerusakan atau hilangnya kekuatan yang umumnya terkait dengan trauma
hubungan antar jaringan (discontinuous tissue) (misalnya proyektil, kekerasan tajam, kekerasan
seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan tumpul, trauma termal serta trauma multipel).
otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf Identifikasi luka mengenai mekanisme cedera
dan tulang. Luka adalah salah satu kasus yang tergantung pada pola luka dan juga kontribusi
sering terjadi dalam Ilmu Kedokteran Forensik.1 baik faktor intrinsik dan ekstrinsik dari
Dalam ilmu kedokteran forensik, luka adalah mekanisme perlukaan.2
hasil dari kekerasan fisik, yang merusak
kontinuitas jaringan tubuh. Trauma dijelaskan Dalam ilmu kedokteran forensik dikenal trauma
sebagai luka pada tubuh yang disebabkan oleh tumpul dan trauma tajam. Trauma tumpul ialah
kekerasan fisik, mekanik atau kimiawi, yang suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
dapat menyebabkan luka atau kemungkinan permukaan tubuh oleh benda-benda tumpul. Hal
komplikasi. Secara medis, kekerasan mengacu ini disebabkan oleh benda-benda yang
kepada perilaku yang mengakibatkan cedera mempunyai permukaan tumpul, seperti batu,
atau cedera itu sendiri. Kekerasan ini bisa kayu, martil, terkena bola, dan lain-lain.
berakibat secara psikologis maupun secara fisik. Sedangkan trauma tajam ialah suatu ruda paksa
45
Taufik et al.- Peran Kedokteran Forensik
yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh yang tidak hanya memenuhi standar penulisan
oleh benda-benda tajam. Trauma tajam dikenal rekam medis, tetapi juga harus memenuhi hal-
dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka hal yang disyaratkan dalam sistem peradilan.6
sayat (vulmus scissum), luka tusuk (vulmus
punctum) atau luka bacok (vulmus caesum).1,3,4 Laporan Kasus
Telah diperiksa tiga orang jenazah, dua laki-laki
Perlu diperhatikan dengan seksama organ-organ dan satu perempuan. Ketiga jenazah tersebut
mana saja yang dilintasi oleh benda yang merupakan sebuah keluarga korban
menembus permukaan tubuh (baik pada luka pembunuhan. Korban pertama seorang Laki-laki
tusuk, maupun pada luka tembak), agar dapat berinisial T 45 tahun, korban kedua laki-laki
dipastikan, faktor utama dari penyebab kematian berinisial C berusia 8 tahun, dan korban ketiga
dan luka tusuk atau luka tembak (bila dijumpai perempuan berinisial M berusia 40 tahun.
beberapa luka tusuk atau dan luka tembak di Ketiganya ditemukan meninggal di dalam
permukaan tubuh), yang mana yang paling sebuah rumah toko di kawasan Banda Aceh.
beresiko dalam mengakibatkan kematian. Ketiga korban dibawa polisi ke Rumah Sakit
Sehingga dapat membantu penyidik dalam Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin guna
menentukan pelaku utama yang menyebabkan pemeriksaan kedokteran forensik pada hari
kematian dan pelaku tambahan yang hanya Selasa, 9 Januari 2018 sekira pukul 12.25
mencederai korban, meski di tubuh korban sampai dengan 14.30 Waktu Indonesia Barat
dijumpai banyak luka tusuk atau luka tembak. (WIB). Berdasarkan keterangan dari kepolisian,
Penyebab kematian yang paling sering adalah ketiga korban ditemukan tidak bernyawa oleh
cedera pada organ vital tubuh. Penyebab kepolisian satu hari sebelumnya pada pukul
kematian pada peristiwa luka / trauma tikam dan 20.30 WIB di dalam rumah toko. Posisi pada
luka / trauma tembak adalah:4 Kerusakan pada saat ditemukan polisi adalah korban T dan C
organ vital tubuh, perdarahan dari pembuluh dalam posisi telungkup, dan korban M dalam
darah yang mengalami cedera serta infeksi4 posisi telentang.

Dalam menghadapi kasus kriminal yang Pembahasan


melibatkan pemakaian senjata atau benda tajam Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan tanda-
sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai tanda kematian yang hampir sama di setiap
atau mematikan seseorang, seorang dokter yang korban. Ditemukan lebam mayat (Livor Mortis)
melakukan pemeriksan terhadap korban di ketiga korban. Lebam mayat pada korban
mempunyai wewenang sesuai yang tercantum berinisial T berwarna merah kecoklatan dan jelas
dalam pasal 133 ayat (1) Kitab Undang-undang pada pipi kanan, bahu kanan, dada depan,
Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan pasal 179 pinggang kanan dan kedua lutu. Lebam pada M
ayat (1) KUHAP yang menjelaskan bahwa berwarna merah keunguan pada kepala dan
seorang penyidik berwenang meminta keteragan punggung dan berwarna kebiruan di lengan atas
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau depan kanan. Lebam mayat pada C berwarna
dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli kebiruan di dada korban. Ketiga lebam mayat
tersebut adalah Visum et Repertum, yang tersebut tidak hilang dengan penekanan.
didalamnya terdapat penjabaran tentang keadan
korban, baik korban luka, keracunan, atau mati Sesudah sirkulasi berhenti, maka cairan tubuh
yang diduga tindak pidana, dengan memenuhi terutama cairan darah akan dipengaruhi oleh
persyaratan formal dan material. Oleh karena gaya gravitasi bumi.(6) Lebam mayat (Livor
itu, dokter yang memerksa perlu cara hati-hati, mortis) merupakan perubahan warna kulit
cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang menjadi merah gelap (livid) yang terjadi segera
didapat.5 setelah terhentinya sirkulasi darah. Pada keadaan
ini terjadi perpindahan cairan yang dipengaruhi
Visum et Repertum (VeR) merupakan salah satu oleh gravitasi sehingga darah mengalir pasif ke
bantuan yang sering diminta oleh pihak penyidik bagian distal tubuh (tergantung posisi saat
(polisi) kepada dokter menyangkut perlukaan meninggal).7
pada tubuh manusia. Visum et Repertum (VeR)
merupakan alat bukti dalam proses peradilan
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 19 (1): 45-50, April 2019

Lebam mayat muncul setengah jam sampai 1


jam setelah kematian. Ketika darah masih Telah terjadi pembusukan pada ketiga korban.
didalam pembuluh darah, penekekanan pada Pembusukan pada korban berinisial T ditandai
area lebam mayat menyebabkan warna kulit oleh pembengkakan seluruh badan, kulit ari
kembali seperti semula. Lebam mayat yang tidak yang terkelupas, leher membusuk kehitaman,
hilang dengan penekanan menandakan zat wajah kiri berwarna kehitaman dan kanan
warna darah telah masuk ke jaringan atau kemerahan, lidah terjulur ke luar, gelembung
disebut lebam mayat menetap. Kedua fenomena berisi cairan pada punggung, zakar dan buah
ini terjadi dalam selang waktu 6 jam.8 Oleh pelir membengkak. Pada korban berinisial M
karena itu, berdasarkan temuan yang didapat pembusukan ditemukan di seluruh tubuh dengan
dari lebam mayat dapat disimpulkan estimasi ditandai oleh kulit ari yang terkelupas,
korban meninggal ≥ 6 jam sebelum pemeriksaan gelembung yang berisi cairan pada pinggang
dilakukan. kanan. Pembusukan yang terjadi pada korban
berinisial C tidak berbeda dari kedua korban,
Kaku mayat tidak dijumpai pada ketiga korban. ditandai oleh kulit mulai mengelupas, bula yang
Perubahan post mortem yang disebabkan oleh pecah, zakar dan buah pelir bengkak, serta
kontraksi otot pada mayat adalah kaku mayat dijumpai belatung.
(Rigor mortis). Kehilangan total ATP
menyebabkan kontraksi. ATP diperlukan dalam Berdasarkan tanda-tanda pembusukan yang
proses pemisahan jembatan silang filament dijumpai pada mayat maka dapat ditentukan
aktin. Otot akan tetap kaku sampai protein otot lama kematiannya. Pada ketiga kasus ini
hancur yang disebabkan autolisis oleh enzim dijumpai tanda-tanda pembusukan yang hampir
yang dilepaskan oleh lisosom. Kaku mayat serupa berupa badan membengkak, kulit ari
terjadi 2-3 jam setelah kematian dan berlanjut terkelupas, lidah terjulur keluar, gelembung
sampai 8-12 jam. Kaku mayat hilang dalam 24- berisi cairan pembusukan, serta zakar dan buah
36 jam.8,9 Pada kasus tidak dijumpai kaku mayat pelir membengkak pada korban berinisial T dan
karena sudah terjadi proses pembusukan. Dalam C. Pada lama kematian 3 hari akan dijumpai
2-3 hari proses pembusukan akan terbentuk gas- pembusukan lanjut, anus dan mata menonjol
gas pembusukan diantaranya gas belerang keluar, muka bengkak kehitaman, rambut kuku
hidrogen (H2S) yang menimbulkan bau seperti mudah dicabut.8,12
bau busuk, phosphorated hydrogen,
Karbondioksida (CO2), Karbonmonoksida (CO) Pada pemeriksaan fisik ketiga korban didapatkan
dan lain-lain. Gas-gas tersebut akan masuk ke adanya mekanisme luka akibat trauma tumpul
dalam jaringan sehingga mayat jadi maupun trauma tajam. Trauma tumpul dijumpai
membengkak.10 pada ketiga korban. Pada korban berinisial T
dijumpai memar di pipi kanan dengan ukuran
Penurunan suhu terjadi segera setelah kematian. panjang 8 x 3 cm, perabaan kepala bagian kanan
Penurunan suhu dipengaruhi oleh lingkungan diatas telinga didapat tulang tengkorak pecah ke
sekitar mayat. Biasanya suhu mayat akan sama arah dalam dengan ukuran garis tengah 5 cm,
dengan suhu lingkungan sekitar dalam waktu 12 dan pada perabaan pelipis mata kanan terdapat
jam. Proses terakhir dalam perubahan post derik tulang.
mortem adalah pembusukan. Hal ini timbul
dalam 16-18 jam setelah kematian. Pembusukan Pada korban berinisial M, luka memar
terutama dimulai dari caecum. Proses ini ditemukan 3 buah, yang pertama di kepala
dipengaruhi oleh kerja dari bakteri yang ada sebelah kanan atas berbentuk bulat dengan
pada tubuh korban.8 Berdasarkan hasil ukuran garis tengah 15 cm, luka kedua di bahu
pemeriksaan, dijumpai tanda pembusukan belakang kanan dengan ukuran 5 x 4 cm, dan
sehingga dapat disimpulkan perkiraan kematian luka yang ketiga di lengan kanan atas depan
korban belum mencapai >16-18 jam ketika berbentuk seperti bekas gigitan berukuran 4 cm.
pemeriksaan dilakukan. Hal ini cocok dengan Luka memar pada korban inisial C dijumpai di
temuan perabaan suhu tubuh didapatkan suhu punggung kanan dengan garis tengah 19 cm.
tubuh teraba dingin.
47
Taufik et al.- Peran Kedokteran Forensik
Pada kedua korban tidak ditemukan derik tulang berjumlah delapan, yaitu pada kepala bagian
saat perabaan di lokasi luka memar. belakang berukuran 15 x 2 x 1 cm, luka pada
dagu berukuran 6 x 1 x 0.5 cm, pada seluruh
Trauma tumpul atau suatu ruda paksa pada leher hingga hampir terputus, pada perut kiri dan
permukaan terluar tubuh oleh benda yang bagian atasnya berukuran 3 x 2 cm serta usus
memiliki sudut atau permukaan tumpul. Pada terlihat keluar, pada perut tengah bagian
trauma benda tumpul dapat menyebabkan tiga atassejajar sumbu tubuh berukuran 2.5 x 1 x 2
macam mekanisme kerusakan, yaitu luka memar cm, pada punggung atas berukuran 2 x 1 x 0.5
(contusio), luka lecet (abrasio) dan luka robek cm, dan punggung bawah berukuran 9 x 1 x 0.5
(vulnus laceratum) dimana memar (contusio) cm. Semua luka tersebut memiliki tepi yang rata,
terjadi ketika pembuluh darah dibawah kulit atau dan pada luka di perut memiliki sudut kanan atas
organ interna rupture.1,10 tajam.

Pada trauma tumpul yang kuat dapat terjadi Trauma tajam adalah suatu ruda paksa yang
patah tulang. Pecahan tulang dapat menunjukkan mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh
arah trauma. Patah tulang dapat menimbulkan benda-benda tajam. Trauma tajam dikenal
perdarahan luar dan perdarahan dalam. Jenis dalam tiga bentuk, yaitu luka sayat (Vulnus
yang paling berbahaya adalah trauma tumpul Scissum) yang memiliki gambaran terputusnya
pada tulang kepala karena dapat terjadi jaringan berpinggiran rata dengan sisi panjang
perdarahan epidural, subdural, subarachnoid, luka lebih besar dari lebar serta kedalaman luka
dan intraserebral.12 disebabkan oleh mekanisme pergesekkan dan
penekanan dari sisi benda tajam. Luka tusuk
Luka akibat trauma tajam merupakan penyebab (vulnus punctum) yang memiliki gambaran
kematian dari ketiga korban. Masing-masing terputusnya jaringan berpinggiran rata dengan
korban memiliki luka akibat trauma tajam yang sisi kedalaman luka lebih besar dari panjang
berbeda-beda. Pada korban T ditemukan luka serta lebar luka disebabkan oleh mekanisme
terbuka di bawah jakun yang mengelilingi leher tekanan dan kecepatan yang kuat dari
depan dan belakang searah dengan sumbu tubuh, permukaan paling kecil benda tajam, dan luka
5 cm di bawah dagu, 7 cm di atas tulang bacok (vulnus caesum) yang memiliki
selangka, berbentuk menganga, dasar luka gambaran terputusnya jaringan berpinggiran rata
berwarna hitam, berbentuk tidak teratur, batas dengan sisikedalaman luka cenderung sama
tegas, pinggir sebagian tidak rata, dengan panjang serta dibarengi dengan adanya
permukaan luka kotor dan kasar, tidak tampak kerusakan parah pada organ dibawahnya (seperti
tulang leher, tenggorokan, pembuluh darah tulang dan organ) disebabkan oleh mekanisme
leher. Sudut luka bagian atas tajam, sudut luka tekanan dan kecepatan yang sangat kuat dari
bagian bawah tajam. Sebelum ditautkan ukuran permukaan benda tajam.1,3,11
keliling luka 40 cm, dalam luka 5 cm, terdapat
sisa otot di bawah telinga kiri dengan ukuran Salah satu contoh dari trauma tajam adalah luka
1cm. bacok. Luka bacok merupakan luka yang
disebabkan oleh senjata tajam yang berat dan
Pada korban M di dapatkan beberapa luka akibat diayunkan dengan tenaga yang akan
trauma tajam berupa 6 buah luka tusuk di bahu. menimbulkan luka menganga yang lebar. Luka
luka terbuka berupa luka bacok pada leher depan ini sering sampai ke tulang. Bentuknya hampir
tepat di bawah pita suara dengan panjang 21 cm sama dengan luka sayat tetapi dengan derajat
dan belakang menembus tulang servikal C1 dan luka yang lebuh berat dan dalam. Luka terlihat
C2 dengan panjang 20 cm. Luka depan dan terbuka lebar atau menganga. Perdarahan sangat
belakang bertemu di bawah telinga kanan 5 cm banyak dan sering mematikan.12
di bawah telinga kiri dengan sisa jaringan 1 cm
dan juga terdapat sisa jaringan di bawah telinga Pada ketiga korban tersebut penyebab kematian
kiri 5 cm. adalah perdarahan luas dan banyak. Perdarahan
dapat terjadi di dalam atau di luar rongga tubuh.
Pada korban C luka akibat trauma tajam Volume darah kira-kira 7-10% atau 1/13 dari
ditemukan berupa dijumpai luka terbuka berat badan. Kehilangan darah sebanyak 1/3
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 19 (1): 45-50, April 2019

bagian dari volume darah tubuh secara tiba-tiba sanksi pidana yang harus dijatuhkan sesuai
dapat menyebabkan kematian. Kehilangan darah dengan rasa keadilan.6
tersebut dapat mengakibatkan syok dan
meninggal bila tidak dilakukan penanganan Pada kasus ini telah terjadi pembunuhan
dengan cepat dan tepat. Selain itu, luka yang terhadap ketiga korban yang bertarti VeR yang
dialami oleh korban mengenai organ vital yaitu dibuat dokter nantinya adalah untuk alat bukti di
pembuluh darah besar pada leher.12,13 depan pengadilan. Acuan yang dapat digunakan
pada kasus terlepas dari apakah pembunuhan
Dari pemeriksaan fisik diatas dapat disimpulkan kasus ini terencana atau tidak telah tertuang
penyebab kematian pada korban berinisial T dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
adalah dapat disebabkan trauma tajam pada leher (KUHP), BAB XIX tentang Kejahatan Terhadap
atau ruda paksa tumpul pada kepala, namun dari Nyawa. Terdapat 3 pasal yaitu:
pemeriksaan luar didapat kesimpulan akibat - Pasal 338 : Barang siapa dengan sengaja
trauma tajam dan perlu dilakukan pemeriksaan merampas nyawa orang lain, diancam karena
otopsi untuk menentukan penyebab pasti dari pembunuhandengan pidana penjara paling
kematian. Kesimpulan kematian korban pada lama lima belas tahun.
kasus M diakibatkan trauma tajam pada leher. - Pasal 339 : Pembunuhan yang diikuti, disertai
Hal sama pada korban C, kematian diakibatkan atau didahului oleh suatu perbuatan
leher yang hampir putus akibat trauma tajam. pidana,yang dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau
Tujuan pemeriksaan forensik pada seorang mempermudahpelaksanaannya,atau untuk
korban adalah untuk menegakkan hukum pada melepaskan diri sendiri maupun peserta
peristiwa pidana yang dialami korban melalui lainnya daripidana dalam hal tertangkap
penyusunan VeR yang baik. Dari segi tangan, ataupun untuk memastikan
medikolegal, orientasi dan paradigma yang penguasaan barangyang diperolehnya secara
digunakan dalam merinci luka dan kecederaan melawan hukum, diancam dengan pidana
adalah untuk dapat membantu merekonstruksi penjara seumurhidup atau selama waktu
peristiwa penyebab terjadinya luka dan tertentu, paling lama dua puluh tahun.
memperkirakan derajat keparahan luka (severity - Pasal 340 : Barang siapa dengan sengaja dan
of injury). Dengan demikian pada pemeriksaan dengan rencana terlebih dahulu merampas
suatu luka, bisa saja ada beberapa hal yang nyawaorang lain, diancam karena
dianggap penting dari segi medikolegal, tidak pembunuhan dengan rencana, dengan pidana
dianggap perlu untuk tujuan pengobatan, seperti rnati ataupidana penjara seumur hidup atau
misalnya lokasi luka, tepi luka, dan sebagainya.6 selama waktu tertentu, paling lama dua
Salah satu yang harus diungkapkan dalam puluhtahun.14
kesimpulan sebuah VeR perlukaan adalah
derajat luka atau kualifikasi luka. Dari aspek Kesimpulan
hukum, VeR dikatakan baik apabila substansi Telah diperiksa 3 jenazah korban pembunuhan
yang terdapat dalam VeR tersebut dapat yaitu T, berjenis kelamin laki-laki, usia 45 tahun
memenuhi delik rumusan dalam Kitab Undang- dengan perawakan sedang, membengkak karena
undang Hukum Pidana (KUHP). Penentuan proses pembusukan, warna kulit kuning langsat
derajat luka sangat tergantung pada latar dengan seluruh kulit terkelupas, status gizi sulit
belakang individual dokter seperti pengalaman, dinilai, panjang badan 181 cm. Lalu Jenazah
keterampilan, keikutsertaan dalam pendidikan perempuan dengan perawakan sedang berusia
kedokteran berkelanjutan dan sebagainya. Suatu empat puluh tahun, warna kulit kuning langsat,
perlukaan dapat menimbulkan dampak pada dan panjang badan 155 cm. Kemudian C,
korban dari segi fisik, psikis, sosial dan seorang korban laki-laki, perawakan sedang,
pekerjaan, yang dapat timbul segera, dalam panjang badan 134 cm, sedang, warna kulit
jangka pendek, ataupun jangka panjang. putih, perkiraan umur delapan tahun.
Dampak perlukaan tersebut memegang peranan Pada pemeriksaan fisik luar dijumpai luka
penting bagi hakim dalam menentukan beratnya memar di ketiga korban, yang menandakan
terjadi sentuhan anggota tubuh korban dengan
49
Taufik et al.- Peran Kedokteran Forensik
bernda yang memiliki permukaan tumpul atau 6. Afandi D. Visum et Repertum
sering disebut trauma tumpul. Pada trauma Perlukaan:Aspek Medikolegal dan
tumpul yang cukup keras dapat menyebabkan PenentuanDerajat Luka. Majalah
munculnya derik tulang yang menandakan Kedokteran Indonesia. 2010: Volum: 60,
adanya fraktur dari tulang dan dapat Nomor: 4.
menyebabkan kematian jika terjadi di kepala 7. Christensen AM, Passalacqua NV,
akibat dari perdarahan di bagian otak. Bartelink EJ. Forensic Anthropology.
Dari hasil pemeriksaan luar dapat disimpulkan USA: Elsevier. 2014. p. 119-47
penyebab kematian ketiga korban adalah trauma 8. Amir A. Rangkaian Ilmu Kedokteran
mekanik akibat ruda paksa tajam pada leher. Forensik. Edisi Kedua. Bagian Ilmu
Meski begitu pada jenazah T masih Kedokteran Forensik dan Medikolegal
membutuhkan pemeriksaan otopsi untuk Fakultas Kedokteran USU; Medan: 2007.
menentukan penyebab kematian pasti terkait 9. Poposka V,et al. Estimation of Time
penyebab kematian yang dapat berasal dari Since Death by Using Algorithm in Early
trauma tajam di leher ataupun trauma tumpul di Postmortem Period. Global Journal of
kepala yang hingga menyebabkan muncul derik Medical Research Interdisciplinary.
tulang. 2013; Vol 13.
Perkiraan kematian ketiga korban berdasarkan 10. Idris, A.M.. Pedoman Ilmu Kedokteran
tanda-tanda kematian adalah pada hari yang Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara.
sama, berkisar 2-4 hari sebelum pemeriksaan 2013.
pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 12.25 WIB. 11. Idries, A.M., Ilmu Kedokteran Forensik,
Peranan ilmu kedokteran forensik dalam Edisi pertama. Jakarta: PT. Binaputra
mengungkap tindak pidana pembunuhan satu Aksara.1989. p.69-82.
keluarga di Banda Aceh sangat penting karena 12. Dahlan S. Traumatologi, Dalam: Ilmu
memberikan pembuktian adanya kekerasan, Kedokteran Forensik Pedoman Bagi
membuktikan lama kematian dan juga Dokter dan Penegak Hukum Semarang:
menentukan cara kematian korban. Balai Penerbit Universitas Diponegoro.
2004: 67-92.
Daftar Pustaka 13. Mutahal, Hariadi A. 2007. Ilmu
1. Satyo AC. Aspek Medikolegal pada Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Forensik Klinik. Majalah Kedokteran Edisi Ketiga Surabaya : Ilmu Kedokteran
Nusantara. 2006: Volume 39, No.4. Forensik dan Medikolegal Fakultas
2. Putri DFA., Kusuma SE. Kekerasan Kedokteran Universitas Airlangga.
Tajam Pada Abdomen Yang 14. Republik Indonesia. Undang-Undang No
MengakibatkanKematian. Perhimpunan 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-
Dokter Forensik Indonesia. 2017: I S B undang Hukum Pidana.
N 978-602-50127-0-9.
3. Anwar, R. Traumatologi Umum. 2017.
Diakses di
https://kupdf.com/download/traumatolog
i-
umum_58f34117dc0d607f74da9861_pdf
(pada Februari, 2017).
4. Ritonga, M. Penilaian Alur Luka Untuk
Menentukan Penyebab Kematian. The
Journal of Medical School, University of
Sumatera Utara. 2013; Vol 45 (3)
5. Dahlan S. Traumatologi, Dalam: Ilmu
Kedokteran Forensik Pedoman Bagi
Dokter dan Penegak HukumSemarang:
Balai Penerbit Universitas Diponegoro.
2004: 67-92.

Anda mungkin juga menyukai