Abstrak. Ilmu Kedokteran Forensik merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang mencakup pemeriksaan forensik terhadap
korban kekerasan baik hidup (forensik klinik) maupun korban meninggal (forensik patologi) dan laksana pemeriksaannya
meliputi metoda investigasi, aspek medikolegal, maupun psikopatologi. Dalam upaya pembuktian adanya kekerasan
dibutuhkan suatu visum et repertum yang berisikan tentang laporan pemeriksaan forensik. Berikut laporan kasus dari tiga
korban jenazah sebuah keluarga. Dari hasil pemeriksaan pada ketiga korban ditemukan luka terbuka di tubuh korban yang
terletak pada ketiga leher korban dan luka memar yang terdapat pada masing-masing korban dengan jumlah dan lokasi
berbeda. Luka terbuka didapatkan bervariasi baik letak maupun ukuran pada masing-masing korban, namun merupakan luka
khas trauma tajam. Sebab kematian ketiga korban karena trauma mekanik akibat ruda paksa tajam dan pada salah satu korban
juga terdapat trauma tumpul yang disebabkan pecahnya tulang tengkorak bagian kanan. Estimasi waktu kematian ketiga
korban secara bersamaan 2-4 hari sebelum pemeriksaan dilakukan.
Abstract . Forensic medicine is a part of medical science that includes forensic examination of victims of violence like life
(clinical forensic) nor dead victims (forensic pathology) and its examination includes methods of investigation of medicolegal
and psychopathology aspects. In attempt to prove that violence requires a visum et repertum containing the forensic
examination report. The following is a case report of three bodies, the three victims are a family. From the results of the
examination on the three victims were found open sores on the victim's body located on the third neck of the victim and
bruises that are on each victim with the number and location of the various. Open wounds are found to vary both the location
and size of each victim, but are typical of a sharp trauma injury. The cause the deaths of the three victims are due to
mechanical trauma caused by sharp ruda and one of the victims is also due to blunt trauma that caused the rupture of the skull
bone to the right. Estimated time of death of three victims simultaneously 2-4 days before the examination done.
Pada trauma tumpul yang kuat dapat terjadi Trauma tajam adalah suatu ruda paksa yang
patah tulang. Pecahan tulang dapat menunjukkan mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh
arah trauma. Patah tulang dapat menimbulkan benda-benda tajam. Trauma tajam dikenal
perdarahan luar dan perdarahan dalam. Jenis dalam tiga bentuk, yaitu luka sayat (Vulnus
yang paling berbahaya adalah trauma tumpul Scissum) yang memiliki gambaran terputusnya
pada tulang kepala karena dapat terjadi jaringan berpinggiran rata dengan sisi panjang
perdarahan epidural, subdural, subarachnoid, luka lebih besar dari lebar serta kedalaman luka
dan intraserebral.12 disebabkan oleh mekanisme pergesekkan dan
penekanan dari sisi benda tajam. Luka tusuk
Luka akibat trauma tajam merupakan penyebab (vulnus punctum) yang memiliki gambaran
kematian dari ketiga korban. Masing-masing terputusnya jaringan berpinggiran rata dengan
korban memiliki luka akibat trauma tajam yang sisi kedalaman luka lebih besar dari panjang
berbeda-beda. Pada korban T ditemukan luka serta lebar luka disebabkan oleh mekanisme
terbuka di bawah jakun yang mengelilingi leher tekanan dan kecepatan yang kuat dari
depan dan belakang searah dengan sumbu tubuh, permukaan paling kecil benda tajam, dan luka
5 cm di bawah dagu, 7 cm di atas tulang bacok (vulnus caesum) yang memiliki
selangka, berbentuk menganga, dasar luka gambaran terputusnya jaringan berpinggiran rata
berwarna hitam, berbentuk tidak teratur, batas dengan sisikedalaman luka cenderung sama
tegas, pinggir sebagian tidak rata, dengan panjang serta dibarengi dengan adanya
permukaan luka kotor dan kasar, tidak tampak kerusakan parah pada organ dibawahnya (seperti
tulang leher, tenggorokan, pembuluh darah tulang dan organ) disebabkan oleh mekanisme
leher. Sudut luka bagian atas tajam, sudut luka tekanan dan kecepatan yang sangat kuat dari
bagian bawah tajam. Sebelum ditautkan ukuran permukaan benda tajam.1,3,11
keliling luka 40 cm, dalam luka 5 cm, terdapat
sisa otot di bawah telinga kiri dengan ukuran Salah satu contoh dari trauma tajam adalah luka
1cm. bacok. Luka bacok merupakan luka yang
disebabkan oleh senjata tajam yang berat dan
Pada korban M di dapatkan beberapa luka akibat diayunkan dengan tenaga yang akan
trauma tajam berupa 6 buah luka tusuk di bahu. menimbulkan luka menganga yang lebar. Luka
luka terbuka berupa luka bacok pada leher depan ini sering sampai ke tulang. Bentuknya hampir
tepat di bawah pita suara dengan panjang 21 cm sama dengan luka sayat tetapi dengan derajat
dan belakang menembus tulang servikal C1 dan luka yang lebuh berat dan dalam. Luka terlihat
C2 dengan panjang 20 cm. Luka depan dan terbuka lebar atau menganga. Perdarahan sangat
belakang bertemu di bawah telinga kanan 5 cm banyak dan sering mematikan.12
di bawah telinga kiri dengan sisa jaringan 1 cm
dan juga terdapat sisa jaringan di bawah telinga Pada ketiga korban tersebut penyebab kematian
kiri 5 cm. adalah perdarahan luas dan banyak. Perdarahan
dapat terjadi di dalam atau di luar rongga tubuh.
Pada korban C luka akibat trauma tajam Volume darah kira-kira 7-10% atau 1/13 dari
ditemukan berupa dijumpai luka terbuka berat badan. Kehilangan darah sebanyak 1/3
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 19 (1): 45-50, April 2019
bagian dari volume darah tubuh secara tiba-tiba sanksi pidana yang harus dijatuhkan sesuai
dapat menyebabkan kematian. Kehilangan darah dengan rasa keadilan.6
tersebut dapat mengakibatkan syok dan
meninggal bila tidak dilakukan penanganan Pada kasus ini telah terjadi pembunuhan
dengan cepat dan tepat. Selain itu, luka yang terhadap ketiga korban yang bertarti VeR yang
dialami oleh korban mengenai organ vital yaitu dibuat dokter nantinya adalah untuk alat bukti di
pembuluh darah besar pada leher.12,13 depan pengadilan. Acuan yang dapat digunakan
pada kasus terlepas dari apakah pembunuhan
Dari pemeriksaan fisik diatas dapat disimpulkan kasus ini terencana atau tidak telah tertuang
penyebab kematian pada korban berinisial T dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
adalah dapat disebabkan trauma tajam pada leher (KUHP), BAB XIX tentang Kejahatan Terhadap
atau ruda paksa tumpul pada kepala, namun dari Nyawa. Terdapat 3 pasal yaitu:
pemeriksaan luar didapat kesimpulan akibat - Pasal 338 : Barang siapa dengan sengaja
trauma tajam dan perlu dilakukan pemeriksaan merampas nyawa orang lain, diancam karena
otopsi untuk menentukan penyebab pasti dari pembunuhandengan pidana penjara paling
kematian. Kesimpulan kematian korban pada lama lima belas tahun.
kasus M diakibatkan trauma tajam pada leher. - Pasal 339 : Pembunuhan yang diikuti, disertai
Hal sama pada korban C, kematian diakibatkan atau didahului oleh suatu perbuatan
leher yang hampir putus akibat trauma tajam. pidana,yang dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau
Tujuan pemeriksaan forensik pada seorang mempermudahpelaksanaannya,atau untuk
korban adalah untuk menegakkan hukum pada melepaskan diri sendiri maupun peserta
peristiwa pidana yang dialami korban melalui lainnya daripidana dalam hal tertangkap
penyusunan VeR yang baik. Dari segi tangan, ataupun untuk memastikan
medikolegal, orientasi dan paradigma yang penguasaan barangyang diperolehnya secara
digunakan dalam merinci luka dan kecederaan melawan hukum, diancam dengan pidana
adalah untuk dapat membantu merekonstruksi penjara seumurhidup atau selama waktu
peristiwa penyebab terjadinya luka dan tertentu, paling lama dua puluh tahun.
memperkirakan derajat keparahan luka (severity - Pasal 340 : Barang siapa dengan sengaja dan
of injury). Dengan demikian pada pemeriksaan dengan rencana terlebih dahulu merampas
suatu luka, bisa saja ada beberapa hal yang nyawaorang lain, diancam karena
dianggap penting dari segi medikolegal, tidak pembunuhan dengan rencana, dengan pidana
dianggap perlu untuk tujuan pengobatan, seperti rnati ataupidana penjara seumur hidup atau
misalnya lokasi luka, tepi luka, dan sebagainya.6 selama waktu tertentu, paling lama dua
Salah satu yang harus diungkapkan dalam puluhtahun.14
kesimpulan sebuah VeR perlukaan adalah
derajat luka atau kualifikasi luka. Dari aspek Kesimpulan
hukum, VeR dikatakan baik apabila substansi Telah diperiksa 3 jenazah korban pembunuhan
yang terdapat dalam VeR tersebut dapat yaitu T, berjenis kelamin laki-laki, usia 45 tahun
memenuhi delik rumusan dalam Kitab Undang- dengan perawakan sedang, membengkak karena
undang Hukum Pidana (KUHP). Penentuan proses pembusukan, warna kulit kuning langsat
derajat luka sangat tergantung pada latar dengan seluruh kulit terkelupas, status gizi sulit
belakang individual dokter seperti pengalaman, dinilai, panjang badan 181 cm. Lalu Jenazah
keterampilan, keikutsertaan dalam pendidikan perempuan dengan perawakan sedang berusia
kedokteran berkelanjutan dan sebagainya. Suatu empat puluh tahun, warna kulit kuning langsat,
perlukaan dapat menimbulkan dampak pada dan panjang badan 155 cm. Kemudian C,
korban dari segi fisik, psikis, sosial dan seorang korban laki-laki, perawakan sedang,
pekerjaan, yang dapat timbul segera, dalam panjang badan 134 cm, sedang, warna kulit
jangka pendek, ataupun jangka panjang. putih, perkiraan umur delapan tahun.
Dampak perlukaan tersebut memegang peranan Pada pemeriksaan fisik luar dijumpai luka
penting bagi hakim dalam menentukan beratnya memar di ketiga korban, yang menandakan
terjadi sentuhan anggota tubuh korban dengan
49
Taufik et al.- Peran Kedokteran Forensik
bernda yang memiliki permukaan tumpul atau 6. Afandi D. Visum et Repertum
sering disebut trauma tumpul. Pada trauma Perlukaan:Aspek Medikolegal dan
tumpul yang cukup keras dapat menyebabkan PenentuanDerajat Luka. Majalah
munculnya derik tulang yang menandakan Kedokteran Indonesia. 2010: Volum: 60,
adanya fraktur dari tulang dan dapat Nomor: 4.
menyebabkan kematian jika terjadi di kepala 7. Christensen AM, Passalacqua NV,
akibat dari perdarahan di bagian otak. Bartelink EJ. Forensic Anthropology.
Dari hasil pemeriksaan luar dapat disimpulkan USA: Elsevier. 2014. p. 119-47
penyebab kematian ketiga korban adalah trauma 8. Amir A. Rangkaian Ilmu Kedokteran
mekanik akibat ruda paksa tajam pada leher. Forensik. Edisi Kedua. Bagian Ilmu
Meski begitu pada jenazah T masih Kedokteran Forensik dan Medikolegal
membutuhkan pemeriksaan otopsi untuk Fakultas Kedokteran USU; Medan: 2007.
menentukan penyebab kematian pasti terkait 9. Poposka V,et al. Estimation of Time
penyebab kematian yang dapat berasal dari Since Death by Using Algorithm in Early
trauma tajam di leher ataupun trauma tumpul di Postmortem Period. Global Journal of
kepala yang hingga menyebabkan muncul derik Medical Research Interdisciplinary.
tulang. 2013; Vol 13.
Perkiraan kematian ketiga korban berdasarkan 10. Idris, A.M.. Pedoman Ilmu Kedokteran
tanda-tanda kematian adalah pada hari yang Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara.
sama, berkisar 2-4 hari sebelum pemeriksaan 2013.
pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 12.25 WIB. 11. Idries, A.M., Ilmu Kedokteran Forensik,
Peranan ilmu kedokteran forensik dalam Edisi pertama. Jakarta: PT. Binaputra
mengungkap tindak pidana pembunuhan satu Aksara.1989. p.69-82.
keluarga di Banda Aceh sangat penting karena 12. Dahlan S. Traumatologi, Dalam: Ilmu
memberikan pembuktian adanya kekerasan, Kedokteran Forensik Pedoman Bagi
membuktikan lama kematian dan juga Dokter dan Penegak Hukum Semarang:
menentukan cara kematian korban. Balai Penerbit Universitas Diponegoro.
2004: 67-92.
Daftar Pustaka 13. Mutahal, Hariadi A. 2007. Ilmu
1. Satyo AC. Aspek Medikolegal pada Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Forensik Klinik. Majalah Kedokteran Edisi Ketiga Surabaya : Ilmu Kedokteran
Nusantara. 2006: Volume 39, No.4. Forensik dan Medikolegal Fakultas
2. Putri DFA., Kusuma SE. Kekerasan Kedokteran Universitas Airlangga.
Tajam Pada Abdomen Yang 14. Republik Indonesia. Undang-Undang No
MengakibatkanKematian. Perhimpunan 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-
Dokter Forensik Indonesia. 2017: I S B undang Hukum Pidana.
N 978-602-50127-0-9.
3. Anwar, R. Traumatologi Umum. 2017.
Diakses di
https://kupdf.com/download/traumatolog
i-
umum_58f34117dc0d607f74da9861_pdf
(pada Februari, 2017).
4. Ritonga, M. Penilaian Alur Luka Untuk
Menentukan Penyebab Kematian. The
Journal of Medical School, University of
Sumatera Utara. 2013; Vol 45 (3)
5. Dahlan S. Traumatologi, Dalam: Ilmu
Kedokteran Forensik Pedoman Bagi
Dokter dan Penegak HukumSemarang:
Balai Penerbit Universitas Diponegoro.
2004: 67-92.