Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat :
1. Mekanik
2. Fisika
Suhu
Akustik
Radiasi
3. Kimia
Pada kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus dapat mengungkapkan
berbagai hal tersebut di bawah ini.
1. Penyebab luka.
2. Arah kekerasan.
Pada luka lecet jenis geser dan luka robek, arah kekerasan dapat ditentukan. Hal ini
sangat membantu pihak yang berwajib dalam melakukan rekonstruksi terjadinya perkara.
Luka-luka akibat kecelakaan biasanya terdapat pada bagian tubuh yang terbuka.
Bagian tubuh yang biasanya terlindung jarang mendapat luka pada suatu kecelakaan.
Daerah terlindung ini misalnya adalah daerah sisi depan leher, daerah lipat siku, dan
sebagainya.
Luka akibat pembunuhan dapat ditemukan tersebar pada seluruh bagian tubuh.
Pada korban pembunuhan yang sempat mengadakan perlawanan, dapat ditemukan luka
tangkis yang biasanya terdapat pada daerah ekstensor lengan bawah atau telapak tangan.
Pada korban bunuh diri, luka biasanya menunjukkan sifat luka percobaan (tentative
wounds) yang mengelompok dan berjalan kurang lebih sejajar.
1. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1997
2. Mun’im A. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997
3. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2000