Anda di halaman 1dari 2

IV.1.

Autopsi pada Kasus Kematian akibat Kekerasan

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat :

1. Mekanik

 Kekerasan oleh benda tajam

 Kekerasan oleh benda tumpul

 Tembakan senjata api

2. Fisika

 Suhu

 Listrik dan petir

 Perubahan tekanan udara

 Akustik

 Radiasi

3. Kimia

Asam atau basa kuat

Pada kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus dapat mengungkapkan
berbagai hal tersebut di bawah ini.

1. Penyebab luka.

Dengan memperhatikan morfologi luka, kekerasan penyebab luka dapat ditentukan.


Pada kasus tertentu, gambaran luka seringkali dapat memberi petunjuk mengenai bentuk
benda yang mengenai tubuh, misalnya luka yang disebabkan oleh benda tumpul
berbentuk bulat panjang akan meninggalkan negative imprint oleh timbulnya marginal
haemorrhage. Luka lecet jenis tekan memberikan gambaran bentuk benda penyebab luka.

2. Arah kekerasan.

Pada luka lecet jenis geser dan luka robek, arah kekerasan dapat ditentukan. Hal ini
sangat membantu pihak yang berwajib dalam melakukan rekonstruksi terjadinya perkara.

3. Cara terjadinya luka.


Yang dimaksudkan dengan cara terjadinya luka adalah apakah luka yang ditemukan
terjadi sebagai akibat kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri.

Luka-luka akibat kecelakaan biasanya terdapat pada bagian tubuh yang terbuka.
Bagian tubuh yang biasanya terlindung jarang mendapat luka pada suatu kecelakaan.
Daerah terlindung ini misalnya adalah daerah sisi depan leher, daerah lipat siku, dan
sebagainya.

Luka akibat pembunuhan dapat ditemukan tersebar pada seluruh bagian tubuh.
Pada korban pembunuhan yang sempat mengadakan perlawanan, dapat ditemukan luka
tangkis yang biasanya terdapat pada daerah ekstensor lengan bawah atau telapak tangan.

Pada korban bunuh diri, luka biasanya menunjukkan sifat luka percobaan (tentative
wounds) yang mengelompok dan berjalan kurang lebih sejajar.

4. Hubungan antara luka yang ditemukan dengan sebab mati.

Harus dapat dibuktikan bahwa terjadinya kematian semata-mata disebabkan oleh


kekerasan yang menyebabkan luka. Untuk itu pertama-tama harus dapat dibuktikan
bahwa luka yang ditemukan adalah benar-benar luka yang terjadi semasa korban masih
hidup (luka intravital). Untuk ini, tanda intravitalitas luka berupa reaksi jaringan terhadap
luka perlu mendapat perhatian. Tanda intravitalitas luka dapat bervariasi dari
ditemukannya resapan darah, terdapatnya proses penyembuhan luka, sebukan sel
radang, pemeriksaan histo-enzimatik, sampai pemeriksaan kadar histamin bebas dan
serotonin jaringan

1. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1997

2. Mun’im A. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997

3. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2000

Anda mungkin juga menyukai