Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

PENGANIAYAAN PADA
SOPIR ANGKUTAN UMUM
Disusun oleh:
Diana Khoirun Nida 2110221075
Salsabila Firdausia 2110221078

Pembimbing :
dr. Andrew Rens Salendu, Sp. F

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
PERIODE 2 JANUARI – 27 JANUARI 2023
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

LAPORAN KASUS

TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Pendahuluan
Penganiayaan terhadap tubuh dan nyawa manusia merupakan tindak pidana. Sanksi terhadap pelaku penganiayaan diatur dalam
KUHP, yang merupakan pijakan hukum dalam menetapkan sanksi terhadap pelaku. Dalam tindak pidana penganiayaan, terdapat
tiga benda yang merupakan barang bukti yaitu korban, pelaku, dan alat atau senjata.
Korban dan pelaku adalah barang bukti biologis sedangkan alat merupakan barang bukti non biologis. Berbeda dengan barang
bukti non-biologis yang tidak berubah bersama waktu, barang bukti biologis akan berubah sesuai waktu. Misalnya luka akan
berubah, sembuh dan menjadi jaringan parut. Sebagai barang bukti, keadaan awal luka harus didokumentasi oleh seseorang ahli
(yaitu dokter) sehingga dapat menjadi alat bukti di pengadilan. Pemeriksaan oleh dokter dikenal sebagai pemeriksaan forensik
dan hasil dokumentasi pemeriksaan tersebut disebut visum et repertum (VeR).

Perlu ditetapkan jenis luka yang terjadi karena dapat digunakan untuk menentukan berat ringannya hukuman. Pada prinsipnya
penentuan derajat luka dilakukan berdasarkan dampak cedera terhadap kesehatan tubuh korban. Batasan dalam penentuan derajat
luka adalah luka ringan, sedang dan berat. Dalam menyimpulkan derajat luka dokter harus menggunakan kalimat yang tidak akan
menimbulkan kesalahan interpretasi oleh penyidik/polisi.
Identitas
Nama : Tn. NR
TTL/Umur : 22/05/1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Warga Negara : WNI
Pekerjaan : Supir angkot
Alamat : cipinang besar
Anamnesis
Pada tanggal 8 Januari 2023, sekitar pukul 20.00 di jalan raya korban mengaku
dipukul oleh beberapa orang (lebih dari dua orang) yang korban tidak kenali,
namun sesama supir angkot. korban mengaku mata kanannya di pukul bekali-kali
lalu terjatuh. Korban mengaku dirinya juga sempat diseret oleh orang tersebut.
Saat kejadian tidak ada keluhan pingsan, ataupun mual muntah. Saat ini korban
mengaku pusing, nyeri pada daerah yang luka dan mata kanan mengeluarkan
darah.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : compos mentis
- Keadaan umum : tampak sakit ringan
Tanda Vital
• TD : 127/60 mmHg
• Nadi : 88x/menit
• RR : 20x/menit
• suhu : 36 o C
Status Lokalis Luka
1. Pada kelopak atas mata kanan terdapat memar berwarna merah keunguan disertai
bengkak berukuran empat sentimeter kali satu setengah centimeter.
Status Lokalis Luka
2. Pada kelopak bawah mata kanan terdapat memar berwarna merah keunguan disertai bengkak
berukuran empat sentimeter kali satu setengah centimeter.
Status Lokalis Luka
3. Tepat pada sudut luar mata kanan, terdapat luka terbuka tepi tidak rata dengan dasar
dangkal yang jika dirapatkan berbentuk garis melintang sepanjang satu centimeter disertai
sedikit perdarahan.
Status Lokalis Luka
4. Pada seluruh bola mata kanan terdapat pelebaran pembuluh darah dan perdarahan tipis di
bawahnya.
Status Lokalis Luka
5. Tepat pada lutut kanan terdapat luka lecet berukuran tiga setengah sentimeter kali empat
centimeter.
TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMATOLOGI

Ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai
kekerasan atau rudapaksa, sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan
ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.

Klasifikasi berdasarkan sifat serta penyebabnya dibedakan menjadi :


• Kekerasan mekanik (benda tajam, benda tumpul, atau senjata api)
• Kekerasan fisika (suhu, listrik, petir, perubahan tekanan udara, akustik, atau radiasi)
• Kimia (asam atau basa kuat)
LUKA AKIBAT KEKERASAN
BENDA TUMPUL

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang
memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar (kontusio, hematom),
luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka (vulnus laseratum).
MEMAR

Suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena
• Memar awalnya berwarna
• Merah (0-24 jam),
• Ungu atau Hitam (1-3 hari)
• Hijau (4-7 hari)
• Kuning (1-2 minggu), dan menghilang setelah 14 hari
LUKA LECET
Cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau
runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau
sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan kulit.
LUKA AKIBAT KEKERASAN
BENDA SETENGAH TAJAM
• Luka yang timbul akibat kontak dengan benda tumpul
bertepi rata (tepi meja, gigi, atau lempengan besi).
Luka menyerupai luka pada kasus kekerasan tumpul
dengan bentuk yang beraturan.
• Pada kasus gigitan, akan timbul luka khas berupa
jejas gigit (bite mark), yaitu luka lecet tekan atau
hematom berbentuk garis lengkung terputus-putus
tampak jelas hingga 3 jam pasca trauma.
LUKA AKIBAT KEKERASAN
BENDA TAJAM
• Luka terbuka akibat kontak dengan benda bersisi tajam atau ujung yang runcing. Gambaran
umum luka yang diakibatkannya adalah tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak
terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik.
PERBEDAAN LUKA PADA TRAUMA
TAJAM DAN TRAUMA TUMPUL
LUKA AKIBAT TEMBAKAN
SENJATA API
Senjata api adalah senjata yang menggunakan tenaga hasil ledakan mesin dan dapat melontarkan
anak peluru (proyektil) melalui laras dengan kecepatan tinggi. Derajat keparahan luka tembak
bergantung pada balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru), bentuk dan besar
anak peluru, kerapuhan anak peluru, derajat kerapuhan (vulnerability), dan kepadatan jaringan
sasaran.
LUKA AKIBAT TEMBAKAN
SENJATA API
Beberapa komponen yang timbul pada luka tembak :
• Kelim lecet, yaitu kelim akibat anak peluru yang menembus kulit, menyebabkan hilangnya
kulit ari pada sekeliling lubang
• Kelim kesat, yaitu kelim akibat usapan zat yang menempel pada anak peluru (elaga,
pelumas, dan butir mesiu) pada tepilubang
• Kelim tato, yaitu kelim akibat tertanamnya butir mesiu yang tidak habis terbakar dalam kulit
di sekitar kelim lecet
• Kelim jelaga, yaitu kelim akibat jelaga atau asap yang menempel pada permukaan kulit di
sekitar lubang
• Kelim api, yaitu daerah kemerahan atau jaringan yang terbakar tepat di tepi lubang
• Kelim lemak, yaitu kelim yang timbul pada laras senjata yang sering diberi minyak
PERBEDAAN LTM DAN
LTK
LUKA AKIBAT TRAUMA
FISIK
LUKA AKIBAT TRAUMA KIMIA
Terjadi akibat efek korosif asam atau basa kuat. Asam kuat
menyebabkan proses koagulasi protein sehingga luka menjadi kering dan
keras. Basa kuat membentuk reaksi penyabunan sehingga luka menjadi
basah, licin, dan kerusakan semakin dalam.
PENGANIAYAAN

"Penganiayaan" merupakan istilah hukum, yaitu: dengan sengaja melukai atau menimbulkan
perasaan nyeri pada seseorang maka didalam VeR yang dibuat dokter tidak boleh
mencantumkan istilah penganiayaan, oleh karena dengan sengaja atau tidak itu merupakan
urusan Hakim.

Merujuk pada ketentuan KUHP Pasal 351 bahwa penganiayan adalah sengaja merusak Kesehatan.
Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri sukar sekali untuk dapat dipastikan secara objektif,
maka kewajiban dokter dalam membuat VeR hanyalah menentukan secara objektif adanya luka.
PENGANIAYAAN
• Penganiayaan ringan
• Penganiayaan sedang
• Penganiayaan yang menyebabkan luka berat
• Penganiayaan yang menyebabkan kematian.

Didalam penulisan kesimpulan VeR kasus-kasus perlukaan, penulisan kualifilasi luka adalah sebagai
berikut:
• Luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan
(luka ringan).
• Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan untuk
sementara waktu (luka sedang).
• Luka yang termasuk dalam pengertian hukum (luka berat) penjelasan pada pasal 90 KUHP.
PENGANIAYAAN
Hal-Hal yang Harus diperhatikan pada Kasus Kekerasan

1.Pemeriksaan Luka
2. Kualifikasi luka
Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan: Pada pembuatan kesimpulan luka yang bersifat subjektif,
• Jumlah luka. sebaiknya dokter juga menentukan derajat keparahan luka
• Lokasi luka. yang dialami korban atau disebut derajat kualifikasi luka.
• Arah luka.
• Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam).
• Jenis kekerasan. 3. Pemeriksaan Di Tempat Kejadian Perkara
• Bentuk alat. Catat waktu tiba di tempat kejadian, buat sketsa dan foto
• Kualifikasi atau derajat keparahan luka. dari berbagai sudut, cari sidik jari, perhatikan bercak dan
• Medikolegal luka. genangan darah serta kumpulkan keterangan dari para
• Luka ante mortem atau post mortem. saksi
PENGANIAYAAN
Hal-Hal yang Harus diperhatikan pada Kasus Kekerasan

4. Pemeriksaan mayat luar dan dalam (autopsi), 6. Aspek Medikolegal Dan Undang-Undang
Harus dilakukan dalam hubungannya untuk menentukan
sebab kematian yang pasti. • Jenis luka apakah yang terjadi.
• Jenis kekerasan/ senjata apakah yang
5. Penatalaksanaan menyebabkan luka.
Penatalaksanaan kasus luka karena benda tajam • Bagaimanakah kualifikasi luka itu.
(Trauma tajam) yang masih hidup, tergantung dari • Bagaimana membedakan luka tersebut
keadaan korban itu sendiri. Yang paling sering menjadi merupakan upaya bunuh diri, pembunuhan atau
penyebab kematian adalah perdarahan. kecelakaan.
• Berapa lama usia luka tersebut.
• Bagaimanakah membedakan luka tersebut
sewaktu masih hidup atau setelah mati.
Pengertian kualifikasi luka sangat diperlukan dalam ilmu kedokteran forensik yang
dapat dipahami setelah melihat kitab undang-undang hukum pidana pasal 90 (tentang
luka berat) dan pasal 351 (tentang penganiayaan luka sedang), pasal 352 (tentang luka
ringan).

Pasal 351
1.Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
2.Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara
paling lama lima tahun.
3.Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuhtahun.
4.Dengan sengaja merusak kesehatan orang disamakan dengan penganiayaan.
5.Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
• Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara
paling lama tiga bulan. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kegiatan itu terhadap orang yang bekerja padanya atau menjadi
bawahannya.
• Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 90
Luka berat berarti :
1.Jika sakit atau mendapat luka, yang tidak memberi harapan atau sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut.
2.Tidakmamputerus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atas pekerjaan pencaharian.
3.Kehilangan salah satu panca indra.
4.Mendapat cacat berat.
Pembahasan
Dari anamnesis Tn. NR datang ke IGD pada tanggal 8 Januari 2023, korban mengaku sekitar pukul 20.00
dipukul oleh beberapa orang (lebih dari dua orang) yang korban tidak kenali, namun sesama supir
angkot pada mata kanan secara berkali-kali. Dari hasil pemeriksaan fisik dimana didapatkan adanya
memar merah keunguan disertai bengkak pada kelopak atas dan bawah mata kiri korban.

• Memar biasanya terjadi dengan permukaan kulit (kontinuitas jaringan kulit) dalam keadaan utuh, tetapi
terjadi perdarahan pada jaringan di bawah kulit, pembuluh darah kapiler dan vena yang pecah lalu
memasuki jaringan ikat, akibat kekerasan benda tumpul.
• Memar palpebra terjadi karena jaringan ikat longgar pada daerah kelopak mata
• Perubahan yang terjadi pada luka memar yaitu daerah yang mengalami kekerasan tumpul akan
membengkak dan terjadi perubahan warna merah kebiru-biruan, sakit dan menjadi lembek
• Memar merah keunguan disertai bengkak pada korban menandakan bahwa memar tersebut diakibatkan
kejadian yang baru saja berlangsung yakni 1-2 jam.
Pembahasan
• Pada seluruh bola mata kanan juga terdapat pelebaran pembuluh darah dan perdarahan tipis di
bawahnya.

• Pada trauma benda tumpul, kekuatan mekaniknya dapat menyebabkan pelebaran


pembuluh darah dan pecahnya pembuluh darah kecil di bawah selaput lendir mata
Pembahasan
• Tepat pada sudut luar mata kanan, terdapat luka terbuka tepi tidak rata yang dangkal yang jika
dirapatkan membentuk garis melintang sepanjang satu centimeter disertai sedikit perdarahan.

• Luka terbuka harus dibedakan akibat trauma tumpul atau trauma tajam. Pada korban, tepi luka
yang tidak rata menunjukkan adanya trauma tumpul.
Pembahasan
Korban mengaku dirinya juga sempat diseret oleh orang tersebut. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan hasil yaitu tepat pada lutut kanan terdapat luka lecet berukuran tiga setengah
sentimeter kali empat centimeter.

• Luka lecet adalah jenis luka yang muncul akibat gesekan kulit dengan permukaan yang
kasar dan keras.
• Tipe luka lecet pada korban yaitu luka lecet gesekan yang umumnya terjadi saat
korban jatuh pada tanah sambil bergerak, mengakibatkan gesekan horizontal pada
kulit.
• Pada tipe ini, bagian awalnya lebih luas dan dalam serta menipis dan menyempit pada
bagian akhirnya. Juga terdapat pengelupasan dari epidermis pada bagian tengah luka.
Pembahasan
Pada korban tidak diberikan obat-obatan. Luka luka yang dialami korban ini
mengindikasikan adanya kekerasan tumpul dengan derajat luka ringan dimana perlukaan
tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan jabatan
atau pencahariannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Parinduri AG. Buku Ajar Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Tersedia pada link
https://www.google.co.id/books/edition/BUKU_AJAR_KEDOKTERAN_FORENSIK_DAN_MEDI
KO/X5BaEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tanda+tidak+pasti+kematian&pg=PT8&printsec=frontc
over
. Diakses ada tanggal 26 April 2022
2. Liwang, F., et al . 2020. Kapita Selekta Kedokteran (Edisi V). Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
3. Wiraagni, I.A., Widagdo, H. and Suriyanto, R.A., 2021. MATERI PENUNJANG ILMU
KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL JILID 1. UGM PRESS.
4. Priyambodo DY, Gizela BA, dkk. Materi penunjang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Jilid 2. D.I Yogyakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
2021
5. Purwanti SH. Ilmu Kedokteran Forensik untuk Kepentingan Penyidikan. Jakarta : Rayyana
Komumikasindo. 2014
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai