• Kumpulan darah ekstra axial dalam ruang potensial antara lapisan luar
duramater dan bagian dalam tengkorak.
EPIDEMIOLOGI
Traumatic mechanism:
• Head injury due to motor vehicle collisions, physical assaults, or accidental falls.
Usually associated with a lateral skull fracture and tearing of the middle meningeal artery and
vein.
KLASIFIKASI
• Headache
• Nausea/ Vomitting
• Seizures
• Focal neurologic symptoms (aphasia, weakness, numbness)
• Penurunan kesadaran hingga koma
• Pupil anisokor (pupil ipsilateral menjadi melebar)
PX FISIK
• 1. Periksa Kesadaran
• Tingkat kesadaran penderita dapat dinilai dengan cara yang biasa dipakai (sadar,
somnolent, sopor, coma) atau menggunakan
a) Evaluasi dengan menggunakan metode AVPU, yaitu :
• A : Alert, sadar
• V : Vocal, adanya respon terhadap stimuli vokal
• P : Painful, adanya respon hanya pada rangsang nyeri
• U: Unresponsive, tidak ada respon sama sekali
PX LAB
• Complete Blood Count (CBC) with platelets : memantau adanya infeksi dan
menilai hematokrit dan trombosit untuk resiko hemoragik lebih lanjut.
• Prothrombin time (PT)/ activated partial thromboplastin time (aPTT) : to
identify bleeding diathesis
• Serum chemistries, including electrolytes blood urea nitrogen (BUN),
creatinine and glucose : untuk mengkarakterisasi gangguan metabolisme that
may complicate clinical course.
PX PENUNJANG
• Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula
terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, paling sering di
daerah temporoparietal.
• Densitas darah yang homogen (hiperdens), berbatas tegas, midline
terdorong ke sisi kontralateral.
• Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• MRI akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi
duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater.
• MRI juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi.
• MRI merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan
diagnosis.
TALAK
• Elevasi 30 derajat kepala dari tempat tidur dan diberi diuretik osmotik
• Dexamethasone ( dosis awal 10 mg lalu dilanjutkan 4mg/jam)
Mannitol 2% ( dosis 1-3mg/KgBB?hari)
Tujuan : untuk megatasi edema cerebri
• Tri Hidroksimetil amino-metana (THAM)
Buffer yang masuk ke dalam SSP untuk menurunkan tekanan intrakranial
• Barbiturat (10 mg/ KgBB/Hari selama 30 menit lalu dilanjutkan 5mg/KgBB/Hari
setiap 3 jam)
Untuk mengatasi TIK dan efek protektif terhadap otak dari iskemia dan hipoksia
• Fenitoin (24 jam petama)
Karbamazepin
Terapi Profilaksis mencegah timbulnya fokus epileptogenic jangka panjang
OPERATIVE
• Indikasi :
Acute EDH
Hematoma vol greater than 30 ml
GCS kurang dr 9 dgn anisocor
• Tindakan
Craniotomy : pembedahan kranium
Hematoma evacuation
REFERENSI
• Medscape
• NCBI
• Advanced Trauma Life Support
• DUUS Topical Diagnosis in Neurology Mathias Baehr Michael Frotscher 5th
edition
• Lange Clinical Neurology &th edition