Anda di halaman 1dari 19

EPIDURAL HEMATOM

SUCI AMATUL ‘ALIMA


041
• Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif
dan fungsi fisik
• In epidural hematoma, the blood collection lies between the dura mater and the periosteum.It is classically
produced by traumatic laceration of a meningeal artery.
• The cause is almost always a skull fracture with a tear in the middle meningeal artery, the largest of the
meningeal vessels.
• Such fractures often occur without producing any serious injury to the brain; thus, many patients with
epidural hematoma remain awake immediately after the traumatic event and do not lose consciousness until
some time later (after the so-called "lucid interval"). They may then die from the rapidly rising intracranial
pressure unless the hematoma is rapidly diagnosed and operatively removed.
DEFINISI

• Kumpulan darah ekstra axial dalam ruang potensial antara lapisan luar
duramater dan bagian dalam tengkorak.
EPIDEMIOLOGI

• Laki2 > perempuan (4:1)


• >>Remaja dan dewasa muda
• >> 20-30 tahun, << 50-60 tahun
• Mortality rate 5-50%
ETIOLOGI

Traumatic mechanism:
• Head injury due to motor vehicle collisions, physical assaults, or accidental falls.

Non-Traumatic mechanisms include:


• Infection/abscess
• Coagulopathy
• Hemorrhagic Tumors

Usually associated with a lateral skull fracture and tearing of the middle meningeal artery and
vein.
KLASIFIKASI

• Bdskan perkembangan radiografi


Tipe 1 (Akut) : Terjadi pada hari ke 1, diikuti dgn adanya “ swirl” of unclotted
blood
Tipe 2 (subakut) : Terjadi antara hari ke 2-4 dan biasanya padat
Tipe 3 : Terjadi antara hari ke 7-20, mixed or lucent appearance with contrast
enchancement
GEJALA KLINIS

• Headache
• Nausea/ Vomitting
• Seizures
• Focal neurologic symptoms (aphasia, weakness, numbness)
• Penurunan kesadaran hingga koma
• Pupil anisokor (pupil ipsilateral menjadi melebar)
PX FISIK

• Bradikardi dan atau hipertensi


• Scull Fracture
• Perubahan Tingkat Kesadaran
• Anisocor
• Facial Nerve Injury
• Weakness (eg contralateral hemiparesis due to compression of the cerebral
puduncle)
PX.FISIK

• 1. Periksa Kesadaran
• Tingkat kesadaran penderita dapat dinilai dengan cara yang biasa dipakai (sadar,
somnolent, sopor, coma) atau menggunakan
a) Evaluasi dengan menggunakan metode AVPU, yaitu :
• A : Alert, sadar
• V : Vocal, adanya respon terhadap stimuli vokal
• P : Painful, adanya respon hanya pada rangsang nyeri
• U: Unresponsive, tidak ada respon sama sekali
PX LAB

• Complete Blood Count (CBC) with platelets : memantau adanya infeksi dan
menilai hematokrit dan trombosit untuk resiko hemoragik lebih lanjut.
• Prothrombin time (PT)/ activated partial thromboplastin time (aPTT) : to
identify bleeding diathesis
• Serum chemistries, including electrolytes blood urea nitrogen (BUN),
creatinine and glucose : untuk mengkarakterisasi gangguan metabolisme that
may complicate clinical course.
PX PENUNJANG

• Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula
terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, paling sering di
daerah temporoparietal.
• Densitas darah yang homogen (hiperdens), berbatas tegas, midline
terdorong ke sisi kontralateral.
• Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• MRI akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi
duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater.
• MRI juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi.
• MRI merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan
diagnosis.
TALAK

• Osmotic diuretics, such as mannitol or hypertonic saline, may be used to


diminish intracranial pressure. As hyperthermia may exacerbate neurological
injury, acetaminophen may be given to reduce fevers. Anticonvulsants are used
routinely to avoid seizures that may be induced by cortical damage.
MEDIKAMENTOSA

• Elevasi 30 derajat kepala dari tempat tidur dan diberi diuretik osmotik
• Dexamethasone ( dosis awal 10 mg lalu dilanjutkan 4mg/jam)
Mannitol 2% ( dosis 1-3mg/KgBB?hari)
Tujuan : untuk megatasi edema cerebri
• Tri Hidroksimetil amino-metana (THAM)
Buffer yang masuk ke dalam SSP untuk menurunkan tekanan intrakranial
• Barbiturat (10 mg/ KgBB/Hari selama 30 menit lalu dilanjutkan 5mg/KgBB/Hari
setiap 3 jam)
Untuk mengatasi TIK dan efek protektif terhadap otak dari iskemia dan hipoksia
• Fenitoin (24 jam petama)
Karbamazepin
Terapi Profilaksis mencegah timbulnya fokus epileptogenic jangka panjang
OPERATIVE

• Indikasi :
Acute EDH
Hematoma vol greater than 30 ml
GCS kurang dr 9 dgn anisocor
• Tindakan
Craniotomy : pembedahan kranium
Hematoma evacuation
REFERENSI

• Medscape
• NCBI
• Advanced Trauma Life Support
• DUUS Topical Diagnosis in Neurology Mathias Baehr Michael Frotscher 5th
edition
• Lange Clinical Neurology &th edition

Anda mungkin juga menyukai