PARASIT 1. Definisi
2. Taksonomi dan klasifikasi umum
3. Hubungan parasitisme (timbal balik
antar spesies)
4. Terminologi
5. Segitiga epidemiologi
6. Menjelaskan vektor dan hospes
7. Daur hidup parasit
HELMINTOLOGI 1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Hospes dan nama penyakitnya
4. Morfologi, reproduksi, siklus hidup,
dan diagnosis secara mikroskopik:
Ascaris lumbricoides
Ancylostoma duodenale
PROTOZOLOGI 1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Morfologi, reproduksi, siklus hidup,
dan diagnosis secara mikroskopik:
Entamoeba hystolitica
Plasmodium falciparum
ENTOMOLOGI 1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Morfologi, reproduksi, siklus hidup
Aedes aegypti
MIKOLOGI 1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Morfologi, reproduksi, siklus hidup
Candida albicans
IMUNITAS 1. Respon imun terhadap infeksi parasit
2. Pengendalian vektor dalam infeksi
parasit
PARASITOLOGI
Definisi
Berasal dari kata (parasitos = jasad yang mengambil makanan; logos = ilmu), yaitu ilmu yang
mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk sementara/tetap di dalam/pada permukaan
jasad lain untuk mengambil sebagian/seluruh makanan dari jasad itu.
Terminologi
Parasitisme
Hubungan timbal balik suatu spesies dengan spesies lain untuk kelangsungan
hidupnya. Menurut derajat parasitisme dibagi menjadi:
Komensalisme
Jasad mendapat keuntungan dari jasad lain tanpa merugikan jasad lain tsb
Mutualisme
Hubungan dua jenis jasad yang saling menguntungkan
Simbiosis
Hubungan permanen dua jenis jasad dan tidak dapat hidup terpisah
Pemangsa (Predator)
Parasit yang membunuh mangsanya dahulu lalu memakannya
Hospes
Makhluk hidup penyedia makanan atau tempat tinggal bagi makhluk hidup lain
(parasit). Menurut macamnya dibagi menjadi:
Hospes definitif
Tempat parasit hidup, tumbuh dewasa, dan berkembangbiak seksual
Hospes perantara
Tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif dan siap ditularkan kepada
manusia (hospes)
Hospes reservoar
Hewan mengandung parasit; merupakan sumber infeksi bagi manusia
Hospes parateknik
Hewan mengandung stadium infektif parasit tanpa menjadi dewasa; stadium
infektif ditularkan dan menjadi dewasa pada hospes definitif
Segitiga Epidemiologi
‘Studi yang berkaitan dengan kejadiaan suatu penyakit termasuk yang disebabkan oleh
parasite disebut epidemionlogi, dimana dalam konsep epidemiologi, suatu penyakit terjadi
karena 3 faktor yang saling berhubungan. Faktor tersebut antara lain adalah: faktor agen,
hospes, dan environment.’
TRUS JELASIN SINGKAT TENTANG SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran hubungan tiga faktor yg
berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya (Host, Agent,
Environment, diperantai Vector)
Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan
antara Host, Agent dan Environment
KLASIFIKASI
Secara umum:
I. Zooparasit = parasit berupa hewan
a. Protozoa = hewan bersel satu seperti amoeba
b. Metazoa = hewan bersel banyak, dibagi menjadi helminthes (cacing) dan
artropoda
II. Fitoparasit = parasit berupa tumbuh-tumbuhan
a. Bakteri
b. Fungus (jamur)
III. Spirochaeta dan Virus
Secara khusus/kedokteran :
HELMINTOLOGI
NICE TO KNOW
Perbedaan dasar antara Saginata dan Solium terletak di inang perantaranya,
saginata=sapi, solium=babi. Solium lebih sulit dimusnahkan karena adanya kait di
kepala bernama rostellum.
Nematoda usus
Taksonomi
Kingdom: Animalia
Phylum: Nematoda
Class: Rhabditea
Oorder: Ascaridida
Family: Ascarididae
Genus: Ascaris
Hospes: Manusia
Penyakit: askariasis
Morfologi
Lebar: 0,2-0,4cm
Lebar : 40-50µm
Distribusi : Kosmopolit
Diagnosis: Pemeriksaan feses, keberadaan telur menandakan ada infeksi.atau cacing keluar
sendiri lewat mulut, hidung, atau tinja.
Daur Hidup
B. Nama vektor: Ancylostoma duodenale
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma
Spesies : Ancylostoma duodenale
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes : manusia
Penyakit : ankilostomiasis
Lokasi : usus halus
Cara infeksi : larva filariform menembus kulit /perkutan atau tertelan/oral
Distribusi : seluruh daerah khatulistiwa
Daur Hidup
Telur → larva rabditiform → larva filariform menembus kulit → kalpiler darah → jantung
kanan → paru → bronkus → trakea → laring →usus halus
Patologi dan Gejala Klinis
1. Stadium larva
Terjadi perubahan kulit (ground itch) bila banyak larva filariform menembus kulit sekaligus.
Perubahan pada paru ringan. Infeksi larva filariform secara oral menyebabkan penyakit
wakana dengan gejala mual, muntah, irtiasi faring, batuk, sakit leher, dan serak.
2. Stadium dewasa
Tiap cacing A. Duodenale menyebabkan kehilangan 0,08-0,34 cc darah sehari. Terjadi
anemia hipokrom mikrositer pada infeksi kronik atau berat. Juga terdapat eosinofilia. Tidak
menyebabkan kematian, menurunkan daya tahan dan prestasi kerja.
Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama mungkin ditemukan larva. Untuk
membedakan spesies A. duodenale dan N. Americanus dilakukan biakan misalnya dengan
cara Harada-Mori.
NICE TO KNOW!
Kali di tanya apa bedanya Necator sp. Dan Ancylostoma duodenale.
Bedanya cuman mulutnhya, kalo yang Ancylostoma duodenale giginya itu ada dua pasang
dan tidak sama panjang, tapi kalo Necator sp. Gak punya gigi tapi punya benda kitin.
ENTOMOLOGI
Pengertian
ilmu yang mempelajari tentang vektor, kelainan, dan penyakit yang disebabkan oleh
artropoda
Badan beruas-ruas
Badan yang beruas-ruas. Pada kepala tubuh menjadi antena dan mandibula, pada
toraks menjadi kaki dan sayap, dan pada abdomen menjadi kaki pengayuh.
Eksoskelet, dibentuk oleh kitin yang melapisi bagian luar tubuh artropoda. Berfungsi
sebagai penguat tubuh , pelindung alat dalam, tempat melekat otot, pengatur
penguapan air dan penerus rangsang yang bearsal dari luar.
Badan simetris bilateral
Mempunyai sistem pencernaan, pernapasan (trakea), saraf (otak dan ganglion),
peredaran darah (terbuka), dan reproduksi
Klasifikasi
Menurut perannya dalam ilmu kedokteran, dibagi menjadi
a. Artropoda penular penyakit (vektor dan hospes perantara)
1) Penularan mekanik dengan perantara bagian luar tubuh serangga. Misal telur
cacing, kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan
dengan perantra kaki atau badan lalat rumah
2) Penularan biologik dilakukan setelah parasit/agen yang diisap mengalami proses
biologik dalam tubuh vektor
a) Penularan propagatif; parasit hanya membelah diri menjadi banyak dalam
tubuh vektor
b) Penularan sikliko-propagatif; parasit berubah bentuk dan membelah diri
menjadi banyak dalam tubuh vektor
c) Penularan sikliko-developmental; parasit hanya berubah bentuk menjadi
bentuk infektif
3) Penularan transovarian; vektor yang terinfeksi akan menularkan penyebab
penyakit pada keturunannya → larva infektif keturunan menularkan penyakit
pada manusia
b. Artropoda penyebab penyakit (parasit)
1) Berdasarkan habitat pada manusia
a) Endoparasit; hidup dalam jaringan tubuh, misal larva lalat penyebab miasis
dan pinjal (Tunga penetrans) penyebab tungiasis
b) Ektoparasit; hidup di permukaan tubuh hospes, misal tungau, nyamuk
2) Berdasarkan lamanya hidup pada hospes
a) Parasit permanen; seluruh atau sebagian besar hidupnya ada pada satu
hospes
b) Berpindah-pindah dari satu hospes ke hospes lain dalam daur hidupnya
c. Artropoda penimbul kelainan karena toksin yang dikeluarkan
Serangga menularkan toksin dengan cara kontak langsung, gigitan, tusukan, atau
sengatan.
Toksin serangga menyebabkan gejala setempat atau gejala umum seperti gatal,
urtikaria, lepuh, hemolisis, perdarahan, dan gangguan saraf
Contoh:
d. Artropoda penyebab alergi
Serangga dapat menyebabkan alergi pada orang ynag rentan, misal tungau debu
(Dermatophagoides dan mayfly) dapat menimbulkan asma.
e. Artropoda penimbul entomofobia
Serangga dapat menimbulkan rasa ngeri, rasa takut karena bentuk serangga yang
dilihatnya, dan gangguan pikiran akibat mengkhayalkan penyakit yang mungkin timbul.
Disebut entomofobia bila berlangsung lama.
Taksonomi (yang ini gak usah ditulis semuanya tulis yang dimerahin aja)
Pembagian filum artropoda didasarkan pada pentingnya dalam ilmu kedokteran dan dibagi
menjadi kelas insekta, arachnida, crustacea, chilopoda, dan diplopoda.
Aedes aegypti
Untuk taksonomi lengkapnya coba
Kingdom : Animalia
apalin NYAMUK sama LALAT aja.
Filum : Artropoda Jaga-jaga kalo yang keluar penyakit
yang disebabkan oleh parasite yang
divektori oleh serangga.
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti
Morfologi nyamuk (ini dibaca-baca, bakalan menjadi nilai plus kalo dikasus penyakit yang
ditularkan oleh bantuan nyamuk dan digambar. Tapi kalo cukup waktunya aja untuk
menggambar ya)
Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil dibanding dengan ukuran nyamuk rumah (Culex
quinquefasciatus), mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih terutama pad
kakinya. Morfologinya khas dengan gambaran lira (lyra-form) yang putih pada punggung
(mesonotum).
Telur Aedes aegypti mempunyai pelana yang terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral
Hospes : Manusia
Daur Hidup
Demam tinggi terus menerus 2-7 hari, manifestasi perdarahan yang didahului terlihatnya
bintik-bintik merah (petechia) pada badan penderita. Penderita dapat mengalami syok dan
meninggal.
Diagnosis
Nyamuk Anophelini
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Anopheles
Morfologi nyamuk Anophelini (nice to know, cari perbedaan dengan aedes biar gampang
ngapalinnya)
Saat stadium bertelur, nyamuk Anophelini meletakkan telurnya satu per satu di
permukaan air berbentuk seperti perahu dengan bagian bawahnya berbentuk
cembung dan bagian atasnya berbentuk cekung dan memiliki sepasang pelampung
di kedua sisi telur
Stadium larva Anophelini mempunyai spirakel pada bagian posterior abdomen,
tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen, dan bulu palma pada
bagian lateral abdomen
Pada stadium pupa, terdapat tabung pernapasan yang berbentuk lebar dan pendek
yang digunakan untuk mengambil O2
Pada stadium dewasa, palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjang yang
hamper sama dengan panjang probosisnya
Pada nyamuk jantan ruas palpus berbentuk gada, sedangka pada wanita ruas palpus
mengecil
Sayap Anophelini memiliki sisik-sisik sayap yang membentuk gambaran hitam putih
dan bagian ujung sisik sayap membentuk lengkungan
Daur Hidup (nice to know= gak usah digambar)
Larva tersebut lalu tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa
jantan atau betina
Dari telur sampai dewasa, kurang lebih butuh waktu 2-5 minggu tergantung pada
spesies, nutrisi dan keadaan lingkungan
Perilaku Anophelini
• Demam tinggi
• Sakit kepala
• Berkeringat dingin
• Nyeri otot
MIKOLOGI
• Khamir terdiri dari sel-sel berkembangbiak dengan tunas atau koloni basah dan
berlendir (terdapat khamir yang bertunas dan dapat membentuk tunas yang terus
bertunas hingga menyusun hifa semu)
• Kapang terdiri dari sel-sel bercabang yang disebut hifa, dan umumnya membentuk
koloni yang menyerupai kapas
Macam Thallospora
Blastospora : berbentuk tunas pada permukaan sel, ujung hifa atau sekat hifa
Artrospora : spora dibentuk lansung dari hifa dengan banyak septum dan
berfragmentasi sehingga menjadi banyak dan berdinding tebal
Klamidospora : dibentuk pada hifa di ujung (terminal), di tengah (interkaler),
dan yang menonjol ke lateral
Aleuriospora : dibentuk di konidiofora. Terbagi menjadi mikro dan makro
aleuriospora
Sporangiospora : spora dibentuk di ujung hifa yang menggelembung, disebut
sporangium
• Askospora : terdapat di dalam askus yang dibentuk dua sel atau hifa
• Basidiospora : dibentuk pada basidium sebagai hasil penggabungan dua jenis hifa
• Deuteromycetes : Kelas bagi semua kapang yang belum dikenal stadium seksualnya
Candidosis/Candidiasis
Tentang Candidosis
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Gruby pada tahun 1842
Candidosis adalah penyakit jamur yang mengenai kulit, kuku, selaput lender dan alat
dalam yang disebabkan jamur dari spesies Candida
Candida termasuk mikosis profundal
Candida Merupakan jamur dimorfik (bentuknya bisa kapang bisa khamir)
Candida Membentuk hifa semu saat bereproduksi
Candida Berbentuk khamir saat di lingkungan asam
Candida Berbentuk kapang saat lingkungan ph netral
Spesies yang biasa ditemukan pada manusia antara lain C. Albicans, C. tropicalis, C.
Krusei, dan C. parapsilosis
Taksonomi Candida
• Kerajaan : Fungi
• Filum : Ascomycota
• Upafilum : Saccharomycotina
• Kelas : Saccharomycetes
• Ordo : Saccharomycetales
• Family : Saccharomycetaceae
• Genus : Candida
Candida bisa ditemukan pada mulut orang sehat, tinja, kulit dan di bawah kuku
Candida menimbulkan penyakit saat pertumbuhannya tidak normal yang
dipengaruhi faktor predisposisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan jamur atau
saat kondisi lingkungannya sesuai bagi tumbuhnya jamur seperti pada keadaan
lembab
Terdapat 3 faktor predisposisi :
o Faktor fisiologis umur dan siklus menstruasi dan kehamilan
o Faktor Non-fisiologis Malnutrisi, defisiensi imun, trauma, kanker
Candidosis sering ditemukan di daerah kulit, kuku, dan selaput lendir
Sering ditemukan pada bayi dengan bercak putih di bibir, lidah atau selaput lendir
mulut
Bisa juga ditemukan pada orang dewasa yang memiliki factor predisposisi
Sering disertai Candidosis intestinal dengan gejala perut kembung dan terkadang
diare serta diaper rash pada bayi
Pada wanita Candida dapat menimbulkan vaginitis yang dapat menimbulkan rasa
gatal atau bertambahnya keputihan saat sebelum haid
Pada selaput lendir saluran napas, Candida dapat menimbukan batuk dan bila jamur
sudah masuk ke parenkim paru bisa menimbulkan gejala seperti tumor paru
Pada kandung kencing,Candida juga dapat menimbulkan kelainan yang ditandai
dengan rasa sakit di darah kandung kencing, rasa nyeri atau panas saat kencing serta
urin yang keruh dan terkadang disertai peningkatan suhu badan
Candidosis pada selaput lendir sering disebabkan kurangnya perhatian terhadap
kebersihan diri, tercemar dari kuku atau air yang digunakan saat defekasi, serta
adanya factor predisposisi pada penderita
Pada vaginitis candida penyebaran juga dapat terjadi melalui hubungan seksual
Diagnosis Candidosis
Diagnosis adanya Candidosis bila ditemukan Candida dalam jaringan atau dalam
darah, urin, cairan abses, dan bahan klinis lainnya. Diagnosis juga bisa ditegakkan melalui
pemeriksaan kerokan kulit yang terinfeksi dan juga tinja.
Cara diagnosis Candidosis dengan mengamati sampel bahan klinis yang diambil dari
penderita dengan menggunakan mikroskop. Dalam pengamatan sampel selain urin dan
tinja, diperlukan satu tetes KOH 10% dan pemanasan di atas api untuk dapat melihat sel
ragi atau hifa jamur Candida
Pengobatan Candidosis
Untuk kelainan di kulit dan selaput lendir, bisa menggunakan derivat azol,
klotrimazol, mikonazol, ekonazol, bifonazol, isokonazol, dan tiokonazol
Untuk kelainan sistemik bisa dengan menggunakan Nistatin untuk saluran cerna,
Amfoterisin-B untuk mulut, dan Flukonazol bila Candidosis sudah dalam stadium
lanjut
PROTOZOOLOGI
Entamoeba histolytica
Hospesnya adalah manusia
Nama penyakit yang ditimbulkan aalah amebiasis
Taksonomi
Kingdom: Amoebozoa
Filum: Archamoebae
Subfilum: Conosa
Kelas: Tubulinea
Ordo: Amoebida
Famili: Entamoebidae
Genus: Entamoeba
Spesies: E. histolytica
Morfologi
Mempunyai 3 stadium :
o Bentuk histolitika
o Bentuk minuta
o Bentuk kista
Bentuk histolitika :
o Merupakan bentuk trofozoit
o Bersifat pathogen
o Berukuran 20-40 mikron lebih besar dari bentuk minuta dan sel darah
merah
o Berinti entameba pada sitoplasma
o Ektoplasma bening terdapat di tepi sel
o Memiliki alat gerak berupa pseudopodium
o Bergerak dengan cepat
o Dapat hidup di jaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina
o Endoplasma berbutir halus, mengandung sel darah merah
Bentuk minuta :
o Merupakan bentuk pokok bagi daur hidup
o Inti entamebanya terdapat pada endoplasma yang berbutir-butir
o Ektoplasma tampak nyata saat pseudopodium dibentuk
Bentuk kista :
o Dinding kista membuat kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk
lingkungannya termasuk asam lambung
o Kista baru dicerna oleh usus halus sekaligus keluarnya minuta dari kista
o Bentuk kista dapat dibentuk kembali di rongga usus besar
o Berukuran 10-20 mikron dan berbentuk bulat atau lonjong
o Memiliki dinding kista dan inti entameba
o Pada kista muda, Terdapat benda kromatoid dan vakuol glikogen di
endoplasma
Cara mengambil makanan :
o Melalui setiap tempat pada sitoplasma : osmosis
o Melalui peristoma
o Mengambil makanan dengan alat gerak pseudopodium
Daur hidup
Gejala klinis
Amebiasis intestinal :
o Ameabsis Kolon Akut : nyeri perut, diare, berat bada menurun
o Ameabsis Kolon Menahun: Rasa diare yang diselingi obstrapsi
Amebiasis ekstra-intestinal : Abses hati, gangguan gastrointestinal, melalui aliran
darah menyebabkan abses paru dan otak
Diagnosis
Berbagai parasit termasuk cacing dan protozoa mengaktifkan respon imun bawaan
melalui mekanisme yang berbeda
Mikroba juga dapat beradaptasi dan menjadi resisten terhadap sistem imun pejamu
agar tetap hidup
Repson imun bawaan utama terhadap protozoa melalui fagositosis oleh makrofag
Beberapa protozoa dapat hidup dalam makrofag
Pada cacing, fagosit menyerang cacing dengan melepas bahan mikrobisidal untuk
membunuh mikroba yang lebih besar dari sel fagosit
Banyak cacing yang masih dapat tahan terhadap aktivitas neutrophil dan makrofag
Imunitas bawaan yang dibentuk dari parasite adalah berperannya eosinophil
dikapiler sekitar parasite
Seperti pada respon imun bawaan, respon imun adaptif pada parasite juga beragam
sesuai dengan struktur, sifat hidup, patogenitas, dan sifat biokimiawinya
Parasit diduga melepas antigen-antigen yang mampu merangsang pembelahan sel B
Pada infeksi cacing, aktivasi sel T helper 2 berperan besar serta dibantu oleh sel mast
jaringan
Sel T melalui T Cell Receptors-nya akan mengenali parasite atau antigen yang dibawa
oleh Antigen Presenting Cells dengan menggunakan MHC II
Sel T yang sudah mengenali antigen atau parasite mengaktifkan sel Th2 CD4+ yang
melepas Interleukin ( IL) yang diantaranya ada IL-4 dan IL-5
IL-4 merangsang produsi Immunolobulin E (IgE) sebagai antibody yang akan
menempel pada antigen dan diikat oleh eosinofil
IL-5 merangsang perkembangan dan aktivasi eosinophil sehingga mensekresi granul
enzim yang lebih efektif melawan parasit dibandingkan ROI atau enzim proteolitik
yang dihasilkan sel makrofag dan neutrophil
Cacing juga dapat dikeluarkan dari tubuh melalui gerakan usus yang diinduksi diare
akibat pencegahan absorbsi natrium oleh histamine dan prostaglandin asal sel mast
saat infeksi
Peningkatan eosinophil dalam tubuh menyebabkan kondisi eosinophilia di tubuh dan
plasma darah yang menandakan adanya infeksi oleh parasite
(eosinophil itu imunitas bawaan atau innate yaa…)
INTINYA,
Selalu inget respon imun itu bekerja saling melengkapi, tidak ada respon imun adaptif tanpa
adnya respon imun bawaan dan gak ada respon imun bawaan yang kuat tanpa adanya
respon imun adaptif,
Jadi cari dulu respon imun bawaan untuk parasite apa, trus abis itu cari yang adaptif apa.
Kalo udah ketemu komponennya sekarang coba hubungin pake prinsip kerja diatas. Selamat
Belajar Imun