Oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan
yang terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri.
Nyawa seolah - olah telah menjadi sesuatu yang tidak ada harganya. Bahkan, ada beberapa
manusia yang mulai kehilangan naluri kemanusiaan. Hal ini terbukti dengan maraknya kasus
pembunuhan yang dilakukan oleh sesama manusia (Megawati, 2008). Pembunuhan masih
dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor ekonomi, sosial, agama, politik,
bahkan konflik pribadi sekalipun. Menurut Brigjen Iskandar Hasan (2010), angka
Data dari Bareskrim Mabes Polri menunjukkan, pada Januari-Mei 2008, pembunuhan di
Indonesia secara kuantitas meningkat yaitu, sudah mencapai 559 kasus. Sementara
disepanjang tahun 2007, terjadi 941 pembunuhan. Dengan demikian dalam 5 bulan di 2008,
jumlah kejadian pembunuhan sudah melampaui 50 persen jumlah di tahun 2007. Badan
Statistik Jatim mencatat, dalam 5 tahun terakhir, kasus pembunuhan rata-rata mencapai diatas
150 kejadian. Selain pembunuhan, kasus penganiayaan berat yang sering mengakibatkan
korbannya mengalami luka permanen atau cacat tercatat diatas 1.000 kasus dalam 5 tahun
Pelaku pembunuhan biasanya melakukan aksinya bisa dengan berbagai cara, yaitu
dengan benda mekanik misalnya benda tajam yang diiriskan, dibacokkan, ditusukkan, dan
ditembakkan. Bisa juga menggunakan benda tumpul yang dapat mengakibatkan memar, luka
lecet, dan luka robek (Dahlan, 2000). Ciri pembunuhan biasanya daerah yang terkena di
sembarang tempat, terdapat luka tangkisan, dan pakaian yang terkena sesuai lukanya. Hal ini
dapat dibedakan dengan bunuh diri, yaitu daerah yang terkena pada daerah vital (yang
memungkinkan kematian dengan cepat), terdapat luka tentative, pakaian yang menutupi luka
Di dalam KUHP yang berlaku di Indonesia pada buku II bab XIX diatur mengenai
tindak pidana pembunuhan, yang ditempatkan oleh pembentuk undang-undang mulai dari
Pasal 338 KUHP sampai dengan Pasal 350 KUHP. Tindak pembunuhan biasa merupakan
bentuk dasar dari pembunuhan. Tindak pidana pembunuhan biasa menurut Pasal 338 KUHP,
yaitu : “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Pembunuhan yang
diikuti, disertai, atau didahului oleh tindak pidana lain atau tindak pidana dengan pemberatan
berada dalam Pasal 339 KUHP. Sedangkan tindak pidana berencana terdapat dalam KUHP
Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat
lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai
ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara
tindakan yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut. Dalam hal terdapat
korban, baik yang masih hidup maupun yang meninggal akibat peristiwa tersebut, diperlukan
seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang
menangani kasus tersebut. Dokter yang membantu dalam proses peradilan ini berbekal
pengetahuan yang dimilikinya yang terhimpun dalam khazanah Ilmu Kedokteran Forensik
(FKUI, 1997).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.TRAUMATOLOGI
2.1.1. Definisi
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
dapat menimbulkan efek fisik maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka-luka,
yang kalau diperiksa dengan teliti akan dapat diketahui jenis penyebabnya, yaitu
2.1.2.1. Mekanik
Benda tajam
Benda tumpul
Sengatan listrik
Petir
Tekanan
Luka tembak
Golongan asam
Golongan basa
masa dan kecepatan yang sama yang terjadi pada daerahyang lebih kecil
menyebabkan pukulan yang lebih besar pada jaringan. Padaluka tusuk, semua
ini terjadi akibat adanyatransfer energi dari luar menuju jaringan. Kerusakan
yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang
atau struktur lainnya danterjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter
diameter rongga ini lebihbesar dari diameter peluru, dan rongga ini akan
sama(Megawati, 2008).
2.1.4.1. Pembunuhan
masih ragu-ragu atau karena sedang memilih letak senjata yang pas
percobaan adalah :
- Tidak mematikan
2.1.4.3. Kecelakaan
Ciri-ciri luka yang diakibatkan oleh benda tajam, yaitu sebagai berikut
Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing
Bila ditautkan akan menjadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan,
lengkung
Dengan melihat bentuk serta ciri-ciri luka, dapat pula diketahui cara benda
penyebabnya digunakan. Sudah barang tentu tergantung dari jenis penyebab luka
tersebut.
2.1.6. Untuk senjata tajam, menurut Dahlan (2000), cara senjata itu digunakan
2.1.6.1. Diiriskan
lebih dahulu ke suatu bagian dari tubuh dan kemudian digeser ke arah
ditembakkan pada suatu bagian dari tubuh dengan arah tegak lurus
atau miring dan kemudian ditekan kedalam tubuh sesuai arah tadi.
2.1.6.3. Di bacokkan
yang kuat sehingga mata tajam dari senjata tersebut mengenai suatu
cirinya:
luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa
sayat dan luka bacok mempunyai kedua sudut lancip dan dalam luka
tidak melebihi panjang luka.Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua
dapat menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis (FKUI, 1997).
tidak menunjukkan adanya luka lecet atau luka memar, kecuali bila
luka
luka
tangkis
percobaan
sekunder
Ciri-ciri pembunuhan diatas dapat dijumpai pada kasus
maka lokasi luka biasanya pada daerah fatal dan dapat tunggal.
pergelangan tangan, perut, dan lipat paha. Bunuh diri dengan senjata
korban. Luka percobaan tersebut dapat berupa luka sayat atau luka
terjadi trauma.
menganga.
aktivitasbiokimiawi berupa :
menit sesudahtrauma).
30 menit sesudahtrauma).
pertahanan jaringan.
b. Emboli udara.
c. Emboli lemak.
d. Pneumotorak.
Menurut Dahlan (2010), kelainan yang terjadi akibat trauma dapat dilihat
Berdasarkan prinsip inersia dan Gallileo Galilei, setiap benda akan tetap
permukaan kulit.
berupa:
antara lain lumpuh, buta, tuli, atau terganggunya fungsi dari organ-
organ dalam.
c. Infeksi
tersebut rusak maka kuman akan masuk lewat pintu ini. Bahkan
kuman dapat masuk lewat daerah memar atau bahkan iritasi akibat
d. Penyakit
e. Kelainan psikis
2.1.8.2.Aspek yuridis
Jika dari sudut medik, luka merupakan kerusakan jaringan (baik disertai
dari sudut hukum, luka merupakan kelainan yang dapat disebabkan oleh
suatu tindak pidana, baik yang bersifat sengaja, ceroboh, atau kurang
hati-hati.
- Kesehatan jasmani
- Kesehatan rohani
- Pekerjaan jabatan
- Luka ringan
pencahariannya.
- Luka sedang
- Luka berat
sempurna
pencahariannya
Lumpuh
3.1.1.Definisi
a. Trauma tajam
Kerusakanterjadihanyaterbataspadadaerahdimanaitumerobekotak,
misalnyatertembakpeluru/bendatajam.
b. Trauma tumpul
Kerusakanmenyebarkarenakekuatanbenturan, biasanyalebihberatsifatnya.
c. Cederaakselerasi
Peristiwagonjatan yang
hebatpadakepalabaikdisebabkanolehpukulanmaupunbukandaripukulan.
d. Kontakbenturan (gonjatanlangsung)
e. Kecelakaanlalulintas
f. Jatuh
g. Kecelakaan industry
i. Perkelahian.
3.1.3. Patofisiologi
Lesi pada kepala dapat terjadi pada jaringan luar dan dalam rongga
kepala. Lesi jaringan luar terjadi pada kulit kepala dan lesi bagian dalam
sendiri.
Terjadinya benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis keadaan yaitu:
c. Kepala yang tidak dapat bergerak karena bersandar pada benda yang
Terjadinya lesi pada jaringan otak dan selaput otak pada cedera kepala
dan coup. Contre coup dan coup pada cedera kepala dapat terjadi kapan
Cedera kepala pada coup disebabkan hantaman pada otak bagian dalam
pada sisi yang terkena sedangkan contre coup terjadi pada sisi yang
3.1.4. Klasifikasi
morfologi.
(Anonim, 2009).
Dibedakan menjadi :
kepala
Banyaknya rambut
terjadinya trauma
unilateral
a. Subdural hematomas
Disebabkan oleh karena perdarahan pada jembatan vena
setelah trauma
respon verbal (1-5), dan buka mata (1-4), dengan interval GCS
3-15.
menimbulkan :
i. Perdarahan subdural
Jumlah perdarahan subdural mungkin sangat minim dan dalam beberapa kasus
dilihat dari inspeksi jarak dekat saat autopsi ketika rongga tengkorak
biasanya terlihat dalam satu atau lebih fossa kranial selain yang terlihat
akut
inersa otak
Terjadi bilateral atau unilateral, biasanya pada trauma kepala yang berat
Pada otopsi pengambilan bola mata pada bagian piring orbital dari fosa
genetika tertentu,dll.
konsentrasi elektrolit
BAB III
VISUM ET REPERTUM
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Atas permintaan tertulis dari KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR MRANGGEN melalui suratnya
tanggal 26 Oktober 2011, Nomor : LP A / 259 / X / 2011 / Jtg/ Res Dmk/ Sek Mgn. Ditanda
tangani oleh PATMO SUPRIYADI Pangkat AKP NRP 60020683 dan diterima hari Rabu,
tanggal 26 Oktober 2011, maka dengan ini saya dr. SUMMY HASTRY PURWANTI, Sp.F,
DFMsebagai dokter yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Bid Dokkes Polda
Jateng menerangkan bahwa pada hari Rabu, tanggal 26 Oktober 2011, pukul 16.00 Wib di
Rumah Sakit Bhayangkara Semarang telah memeriksa jenazah yang berdasarkan surat
permintaan diatas bernama Risman bin Usman yang diduga meninggal akibat penganiayaan
atau pembunuhan------------------------------------------------------------------------------
Dari pemeriksaan luar dan dalam atas tubuh jenazah tersebut diatas ditemukan fakta-fakta
e. Ciri rambut : ikal panjang tujuh belas sentimeter berwarna hitam dan
putih. -----------------------------------------------------------------------------------------
c. Pakaian :kaos berkerah warna hijau dan merah celana pendek berwarna
hijau dan biru ditutup dengan kain motif batik dengan ukuran panjang dua
ratus dua puluh lima sentimeter dan lebar seratus empat sentimeter. ------
e. Ciri-ciri lain : terdapat tahi lalat di dada sebelah kanan koma bokong kiri
3. Kaku mayat : kaku mayat belum lengkap koma sampai dagu dan leher. -------
a. Kepala : terdapat dua buah luka terbuka pada kepala bagian kiri
belakang telinga dengan ukuran luka pertama panjang satu koma empat
sentimeter lebar nol koma lima sentimeter dalam nol koma lima
nol koma dua sentimeter dalam nol koma satu sentimeter tepi rata
membentuk garis lurus saat dirapatkan titik terdapat luka lecet di kepala
kiri atas panjang empat koma delapan sentimeter lebar nol koma dua
sentimeter garis batas luka tidak teratur dengan tepi tidak rata berwarna
merah.----------------------------------------------------------------------------------------
d. Bahu : terdapat sebuah luka iris di bahu sebelah kiri bagian belakang
panjang tiga koma lima sentimeter lebar nol koma lima sentimeter dan
dalam nol koma dua sentimeter batas luka tegas tepi luka rata
sebelah kiri koma luka pertama panjang empat koma satu sentimeter
koma luka kedua panjang empat koma empat sentimeter koma luka
ketiga panjang dua koma satu sentimeter titik terdapat luka lecet di garis
sentimeter tepi tidak rata batas luka tidak teratur berwarna merah .---------
Anggota Gerak Atas : Kanan: terdapat sebuah luka lecet di lengan bawah
bagian luar panjang delapan koma empat sentimeter lebar nol koma
delapan sentimeter warna coklat batas luka tidak tegas tepi tidak rata. ----
punggung kaki panjang tiga koma empat sentimeter lebar nol koma
delapan sentimeter tepi luka tidak rata batas tidak tegas. .---------------------
b. Hidung : keluar darah dari lubang hidung kanan dan kiri ------------------------
sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------
1. Rongga kepala : terdapat perdarahan di otak besar kiri atas berbentuk oval
dengan garis tengah terpanjang dua belas sentimeter dan garis tengah
Dari fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut maka
kami simpulkan, bahwa telah diperiksa jenazah seorangdewasa laki-laki, umur antara lima
kematian dari saat pemeriksaan lebih dari tujuh jam. Dari pemeriksaan luar dan dalam
ditemukan tanda-tanda kekerasan benda tumpul dan tajam di kepala bagian kiri, tungkai kiri
bawah bagian depan dan punggung. Penyebab kematian diduga kerusakan otak.---------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
PENUTUP : ------------------------------------------------------------------------------------------------------
PEMBAHASAN
Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek fisik maupun
psikisnya. Efek fisik berupa luka-luka, yang kalau diperiksa dengan teliti akan dapat
benda mekanik dan fisik, zat kimia korosif (Dahlan, 2000). Luka yang ditimbulkannya
merupakan luka bacok, yang ciri-cirinya:garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan
sudutnya runcing, bila ditautkan akan menjadi rapat (karena benda tersebut hanya
memisahkan, tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus atau sedikit
lengkung, tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan, daerah di sekitar garis batas luka
tidak ada memar,ukuran luka besar dan menganga, panjang luka kurang lebih sama dengan
dalam luka, biasanya tulang-tulang dibawahnya ikut menderita luka (FK UI, 1997).
Pada pemeriksaan luar kasus ini diketahui bahwa jenazah berjenis kelamin laki –
laki, usia kurang lebih 58 tahun, warna kulit sawo matang. Lebam mayat ditemukan di
bokong kanan dan kiri, serta kaku mayat belum lengkap sampai dagu dan leher. Pemeriksaan
tubuh bagian luar pada kepala terdapat 2 buah luka terbuka pada kepala bagian kiri belakang
telinga dengan ukuran luka pertama panjang 1,4 cm, lebar 0,5 cm, dalam 0,5 cm, tepi rata jika
dirapatkan membentuk garis lurus saat dirapatkan, luka keduapanjang 0,9 cm, lebar 0,2 cm,
dalam 0,1 cm, tepi rata membentuk garis lurus saat dirapatkan. Terdapat luka lecet di kepala
kiri atas panjang 4,8 cm, lebar 0,2 cm, garis batas luka tidak teratur dengan tepi tidak rata
berwarna merah. Pada bahu terdapat sebuah luka iris di bahu sebelah kiri bagian belakang
panjang 3,5 cm, lebar 0,5 cm dan dalam 0,2 cm, batas luka tegas tepi luka rata membentuk
garis lurus saat dirapatkan. Pada punggung terdapat 3 luka lecet berbentuk garis lurus di
punggung sebelah kiri, luka pertama panjang 4,1 cm, luka kedua 4,4 cm, luka ketiga panjang
2,1 cm. Terdapat luka lecet di garis tengah punggung bentuk tidak beraturan menyerupai
garis memanjang dengan panjang 6,3 cm dan lebar 0,6 cm, tepi tidak rata batas luka tidak
teratur berwarna merah. Pada anggota gerak atas kanan terdapat sebuah luka lecet di lengan
bawah bagian luar panjang 8,4 cm, lebar 0,8 cm, warna coklat, batas luka tidak tegas dan tepi
tidak rata. Pada anggota gerak bawah kanan terdapat sebuah luka lecet pada punggung kaki
panjang 3,4 cm, lebar 0,8 cm, tepi luka tidak rata, batas tidak tegas, pada anggota gerak
bawah kiri terdapat sebuah luka terbuka dengan ukuran luka pertama panjang 5 cm, lebar 1
cm, dalam 0,3 cm. Pada tulang tengkorak, retak pada tulang tengkorak bagian samping kiri
bawah berbentuk garis melengkung dengan ukuran panjang 7 cm, retak di belakang telinga
kiri dengan panjang 3 cm, memar pada tulang tengkorak di belakang telinga kiri berbentuk
Pemeriksaan tubuh bagian dalam pada rongga kepala terdapat perdarahan di otak
besar kiri atas berbentuk oval dengan garis tengah terpanjang 12 cm, dan garis tengah
terpendek 9 cm. Pada Jantung berwarna pucat ada perlemakan jantung. Pada paru-paru
berwarna pucat terdapat perlengketan paru-paru kanan kiri sebelah depan sampai belakang.
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang ditemukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa telah diperiksa jenazah berjenis kelamin laki - laki usia sekitarlima puluh
delapan tahun, warna kulit sawo matang. Sebab kematian diduga kerusakan otak.
Berdasarkan undang-undang yang mengatur tentang pembunuhan yaitu KUHP Pasal 338
yang berbunyi : “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
September 2011
September 2011
Dahlan, S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang
FKUI, 1997, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
FKUI, 2009, Bahan Ajar Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta