Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Luka Bakar ”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai penyakit ini, serta mengetahui
tentang jalan penyakit “Luka Bakar”. Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah “Keperawatan
Medikal Bedah 3”.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Terima kasih kepada Ns. Danur Azissah,S.Kep.,M.Kes selaku dosen pengajar ,
yang telah membimbing dalam proses penyelesaian makalah ini.
Makalah ini menurut kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Luka bakar merupakan suatu insiden yang sering terjadi di masyarakat. Di indonesia
pasien dengan kasus luka bakar relatif banyak , khususnya pada penduduk yang tinggal di daerah
kumuh dan padat. Luka bakar sering menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia baik
secara fisik maupun psikologis Rusaknya kulit akibat trauma luka bakar akan mengganggu
fungsi termoregulatorik, sensorik, protektif, metabolik, dan sinyal seksual dari kulit (Mescher,
2016). Luka bakar saat ini masih merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus dari fase akut, subakut dan lanjut.
Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada kasus luka bakar ini sangat dipengaruhi oleh
prognosis pada pasien luka bakar khususnya luka bakar berat. Baik buruknya prognosis luka
bakar berat ditentukan oleh penanganan yang tepat baik dari faktor pasien (usia, gizi, jenis
kelamin dan faktor premorbid), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman luka bakar dan trauma
penyerta) dan faktor penatalaksanaan (prehospital treatment dan inhospital treatment).
Di Indonesia luka bakar berat masih merupakan suatu jenis trauma dengan berbagai
problematika yang berat, diantaranya biaya penanganan yang tinggi, perawatan dan rehabilitasi
yang sukar dan lama, serta diperlukannya tenaga medis yang terlatih dan terampil. Hal ini
tentunya sangat berpengaruh pada prognosis pasien dan jika tidak ditangani secara tepat makan
akan muncul berbagai komplikasi yang fatal diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak
seimbangan elektrolit (imbalance electrolyte), masalah distress pernapasan, hingga kematian
(Gyovani, dkk, 2015). Pada tahun 2014, World Health Organization (WHO) memperkirakan
bahwa terdapat 265.000 kematian yang terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia akibat luka bakar
B. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui tentang luka bakar
2. Dapat memahami asuhan keperawatan 3S pada luka bakar
3. Dapat mengaplikasikan intervensi sampai evaluasi pada luka bakar
C. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dengan
tujuan mendapatkan gambaran secara tepat tentang luka bakar dan asuhan keperawatan pada
luka bakar, penyusun menggunakan metode kepustakaan dengan mempelajari buku-buku
referensi yang terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau
suhu yang sangat rendah (Moenadjat, 2011). Luka bakar adalah luka yang
paling sering dialami oleh manusia dibandingkan dengan luka lain. Luka
bakar dapat terjadi karena adanya kontak dengan sumber panas ataupun
suhu yang sangat rendah, zat kimia, listrik, radiasi dan cahaya. Berbagai
b. Etiologi
a. Zona Koagulasi
koagulasi. Kerusakan yang terjadi pada zona ini terjadi akibat perubahan
tersebut biasanya berlangsung dalam dua belas sampai dua empat jam
2011)
b Zona Hiperemia
dari 30%, perpindahan cairan sebatas pada area yang terkena luka bakar.
terjadi 8-12 jam pasca luka bakar. Apabila luka bakar mengenai tubuh lebih
dari 30% perpindahan cairan tidak hanya mengenai area yang terkena luka
bakar, tetapi juga mengenai jaringan yang tidak terpapar luka bakar (Horne
disebabkan karena hiponatremi yang terjadi pada jaringan yang terkena luka
bakar. Jaringan yang terkena luka bakar kehilangan protein dan luasnya
penyembuhan luka:
a. Faktor Penderita
1) Usia penderita
sangat muda dan usia lanjut. Pada usia yang sangat muda terutama
(Moenadjat, 2011).
2) Faktor gender
lain yang berperan adalah kandungan air pada wanita (60%) lebih
3) Faktor Gizi
(Moenadjat, 2011).
yang berat sehingga cadangan energi tubuh (lean body mass) tidak
4) Faktor Premorbid
a) Kelainan Kardiovaskular
beban yang sangat berat, baik pada fase awal (fase akut, fase syok)
(Moenadjat, 2011).
b) Kelainan Neurologik
c) Kelainan Paru
sirkulasi dan perfusi pada kasus luka bakar tidak menunjang proses
e) Kelainan Metabolisme
hipometabolisme terjadi pada fase awal (fase akut, fase syok) yang
b. Faktor Trauma
luka bakar hanya terpaku pada luas luka. Pada tahun-tahun selanjutnya
disadari bahwa jenis dan kedalaman luka memiliki peranan yang tidak
kalah besar. Pada akhir abad dua puluh, trauma inhalasi diketahui
(Moenadjat, 2011).
luka bakar seperti listrik, bahan kimia, api, minyak panas, dan air
jaringan yang rusak semakin berat kondisi luka bakar dan semakin
4) Lokasi
dengan berat ringannya luka bakar. Daerah muka dan leher dengan
(Moenadjat, 2011).
5) Trauma penyerta
6) Respon Individu
(Moenadjat, 2011).
(Moenadjat, 2011).
c. Penurunan Jaringan
(Tambayong, 2010).
d. Vaskularisasi
e. Anemia
f. Cedera Seluler
(Tambayong, 2010).
Agen cidera berupa api, air panas, atau kontak dengan objek panas,
Terjadi dari life atau kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan
suhu agen.
c. Klasifikasi
sedikit dermis yang tersisa, semakin besar respon inflamasi yang terjadi dan
akan semakin memperparah terjadinya scar. Luka bakar yang sembuh dalam
Sebaliknya luka bakar yang sembuh lebih dari tiga minggu sering
yaitu epidermis.
(Moenadjat, 2011).
epidermis.
superfisial dermis.
eksudasi.
d. Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensori teriritiasi.
superfisial) dermis.
2005)
superfisial) dermis.
(Moenadjat, 2011).
terbentuk eskar.
(Moenadjat, 2011).
faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kotak
dan mencapai masa stabil ketika terjadi luka bakar kira-kira 60% seluruh
terjadinya luka bakar dan akan berlangsung sampai 48- 72 jam pertama.
luka bakar dan sekitarnya. Dampaknya jumlah cairan yang banyak berada
pada ekstra sel, sodium chloride dan protein lewat melalui darah byang
keluar melalui luka terbuka. Akibat adanya odema luka bakar pada
penyembuhan luka.
e. Pathway
1. Cedera Inhalasi
pertama pasca luka baka. Jika luka bakar disebabkan oleh nyala api atau
bertanda chery hamper tidak pernah terlihat pada pasien luka bakar.
Manifestasi susunan syaraf pusat dari sakit kepala sampai koma hingga
kematian.
b. Distress Pernafasan
dan syok. Penyebab distress adalah edema laring atau spasme dan
c. Cidera pulmonal
volume plasma dan sirkulasi. Menurunnya sel darah putih dan trombosit
3. Elektrolit
4. Ginjal
5. Sepsis
Sepsis terjadi sejak klien luka bakar luas dengan ketebalan penuh, hal itu
disebabkan oleh bakteri yang menyerang luka masuk kedalam aliran darah.
7. Metabolik
g. Pemeriksaan Penunjang
adalah :
jaringan.
bakar selanjutnya.
h. Penatalaksanaan
dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara lain terapi cairan, fisioterapi
obatan topikah secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi
luka dan mencegah sepsis yang sering kali masih terjadi penyebab
kematian pasien.
i. Komplikasi
1. Segera
Sindromkompartemendarilukabakarsirkumferensial(lukabakarpada
2. Awal
a. Infeksi(waspadaisteptococcus)obatiinfeksiyangtimbul(10%
c. Hiperkalsemia(darisitolisispadalukabakarluas).Obatidengan
insulin,dekstrosa.
pada pasien luka bakar salah satunya resiko infeksi. Luka bakar
timbulnya koloni bakteri atau jamur pada daerah luka, dengan resiko
keringat malam, kedinginan, sakit dan nyeri. Infeksi pada luka akan
luka terkontaminasi debu atau benda tidak steril serta perawatan yang
sendiri dan keluarga dari klien tersebut. Oleh karena itu, luka bakar
komplikasi serius. Dalam hal ini, perawat memiliki peran penting dalam
pada daerah luka bakar secara rutin. Penelitian ini dilakukan untuk
aliran darah
4. Dolor (nyeri). Nyeri akan terasa ada jaringan yang mengalami
infeksi, hal ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
dkk, 2019).
3. Malnutrisi
a. Gangguan peristaltik
c. Perubahan sekresi pH
g. Merokok
a. Penurunan hemoglobin
b. Imunosupresi
c. Leukopenia
(SDKI, 2016)
1. AIDS
2. Luka bakar
4. Diabetes melitus
5. Tindakan invasif
7. Penyalahgunaan obat
9. Kanker
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
(SDKI, 2016)
e. Penatalaksanaan Infeksi
disekitarnya menjadi mati atau nekrosis. Maka dari itu dapat dilakukan
kotor atau tidak, ada pus atau ada jaringan mekrotik (mati) atau
tidak
5. Kemudian tutup luka dengan kassa basah yang diberi larutan NaCl.
Usahan jaringan luar luka tidak tertutup karena jika tertutup maka
6. Setelah itu tutup kembali dengan kassa steril yang kering untuk
selanjutnya dibalut
akan ada penutupan luka tahap 2 (skin draw) biasanya diambil dari kulit
a. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien
agama, suku, bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi dan
diagnose medis.
1) Sumber kecelakaan
diderita.
1. Pola kebiasaan
Pasien mengeluh sulit tidur karena merasa tidak nyaman ataupun nyeri
3. Pola eliminasi
aktivitas.
Pasien merasa tidak berdaya ketika sakit dan punya harapan untuk
sembuh
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Respirasi
d) Suhu tubuh
1) Kepala
bekas luka.
Inspeksi : lihat ada lesi atau tidak, warna rambut, edema, dan
penyebaran rambut.
2) Rambut
rambut.
3) Wajah
Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah antara kanan dan kiri jika ada
4) Mata
Palpasi : lihat apakah ada tekanan intra okuler. Apabila ada maka
ketika dilakukan penenkanan akan terasa keras, kaji jika ada nyeri
tekan.
5) Hidung
benjolan.
ada gigi yang berlubang, kebersihan gigi, serta lihat apakah ada
7) Telinga
8) Leher
kelenjar tiroid.
kedua tangan disisi samping leher dan pasien suruh menelan lalu
9) Dada
Palpasi: apakah ada benjolan serta nyeri tekan, lihat apakah ada
10) Abdomen
dan asites.
bauan yg tajam .
mata.
N V trigeminus : apakah ada gangguan mengunyah, kasus stroke
intrinsik lidah .
e) Genitalia/perinium :1%
b. Diagnosa Keperawatan
organisme patogenik.
Faktor resiko :
1. Umur/usia
2. Jenis kelamin
4. Merokok
5. Menggunakan microwave
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan mengenai Resiko InfeksiDengan
intervensi tambahan Perawatan Luka Bakar dengan Madu.
Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
(SDKI) Hasil
(SLKI)
Resiko Infeksi Kriteria hasil Intervensi utama:
sebagai berikut: Manajemen
Definisi: berisiko akan 1. Kebersih tangan imunisasi/vaksinasi
mengalami peninggkatan meningkat (pencegahan infeksi)
terserang organisme 2. Kebersihan
patogenik. badan meningkat Intervensi pendukung:
3. Nafsu makan 1. Dukungan
Faktor risiko: meningkat perawatan
4. Demam menurun diri(mandi)
1 Penyakit Kronis 5. Kemerahan 2. Edukasi
2 Efek prosedur menurun pencegahan
invasive 6. Nyeri menurun luka tekan
3 Malnutrisi 7. Bengkak 3. Manajemen
4 Peningkatan paparan menurun nutrisi
organisme pathogen 8. Cairan berbau 4. Menejemen
lingkungan busuk menurun medikasi
5 Ketidakadekuatan 9. Kultur area luka 5. Pemantauan
pertahanan tubuh membaik elektrolit
primer 6. Pemantauan
a. Gangguan nutrisi
peristaltic 7. Pemantauan
b. kerusakan tanda vital
integritas kulit 8. Pemberian
c. Perubahan sekresi obat oral
PH 9. Pencegahan
d. Penurunan kerja luka tekan
siliaris 10. Pengaturan
e. Ketuban pecah posisi
lama 11. Perawatan luka
f. Ketuban pecah bakar
sebelum waktunya
g. Merokok
h. Statis cairan tubuh
6 Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder:
a. Penurunan
hemeoglobin
b. Imonosupresi
c. Leukopenia
d. Supresi respon
inflamasi
e. Vaksinasi tidak
adekuat
Kondisi Klinis:
1 AIDS
2 Luka bakar
3 Penyakit paru
obstruktif kronis
4 Diabetes mellitus
5 Tindakan invasive
6 Kondisi penggunaan
terapi steroid
7 Penyalahgunaan obat
8 Ketuban pecah
sebelum waktunya
(KPSW)
9 Kanker
10 Gagal ginjal
11 Imunosupresi
12 Lymphedema
13 Leukositopenia
14 Gangguan fungsi hati
tepat, serta melakukan penilaian berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang
ditetapkan.
e. Evaluasi
Asuhan Keperawatan:
Luka bakar adalah luka
yang dapat terjadi 1. Pengkajian
karena adanya kontak Resiko Infeksi 2. Diagnosa
deangan sumber panas 3. Intervensi
atau suhu yang sangat 4. Implementasi
rendah, zat kimia,
5. Evaluasi
listrik, dan cahaya.
Faktor Resiko:
1. Umur/usia
2. Jenis kelamin
3. Rumah atau gedung yang
tidak memiliki detektor asap
4. Merokok
5. Menggunakan microwave
6. Terpapar sumber panas atau
kabel
7. Cara menyimpan benda yang
mudah terbakar
8. Menggunakan kompor atau
memasang gas
Keterangan:
: Tidak ditelah dengan baik : Berhubungan
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi
(misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat
rendah (Moenadjat, 2011). Luka bakar adalah luka yang paling sering dialami
oleh manusia dibandingkan dengan luka lain. Luka bakar dapat terjadi karena
adanya kontak dengan sumber panas ataupun suhu yang sangat rendah, zat kimia,
listrik, radiasi dan cahaya. Di Indonesia luka bakar berat masih merupakan suatu
penanganan yang tinggi, perawatan dan rehabilitasi yang sukar dan lama, serta
diperlukannya tenaga medis yang terlatih dan terampil. Hal ini tentunya sangat
berpengaruh pada prognosis pasien dan jika tidak ditangani secara tepat makan
akan muncul berbagai komplikasi yang fatal diantaranya kondisi shock, infeksi,
pernapasan, hingga kematian (Gyovani, dkk, 2015). Pada tahun 2014, World
1. Bagi mahasiswa
asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar dan mampu mengetahui
2. Bagi masyarakat
Mampu mengerti tentang luka bakar apabila terjadi dan tindakan yang
Moendjat Y. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Jakarta. Balai penerbit Fakultas
Kesehatan RI. Laporan hasil riset kesehatan dasar indonesia (2015), WHO fact sheets:
keperawatan 2017. Frisca Sardjono CT, Sandra F. : Patofisiologi dan aplikasi. JKM
Morgan and Claypool Publisher, 2010. Mock C Peck M, Peden M, Krug E. World
Health Organtization (WHO) : plan forn burn prevention and care. Geneva., Nurani D,
Keintjen F Losu FN. Faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka
bakar. JIDAN. 2015,. Hasibuan Lisa Y , Bisono (2010). Luka dalam : sjamsuhidajat R ,
Ed. Cicago : The Commitee on trauma.2018,. Joyce Black Jane Hawks (2013)
keperawatan medikal bedah 3, edition, elsevier Pte.Ld 26 mei 2021., Asmadi (2009)
teknik prosedural keperawatan : konsep dan aplikasi kebutuhan dasar pasien. Salemba
Medika., Dida Gurnida, Dr A and Melisa Lilisari, MK (2011) Dukungan Nutrisi Pada
Luka Bakar. Lusianah (2012) Prosedur Keperawatan Cet 1. Trans Info Media