LP Dan Askep Luka Bakar Fix (Retna Sari)
LP Dan Askep Luka Bakar Fix (Retna Sari)
DISUSUN OLEH
RETNA SARI
2022207209142
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi
(misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang
sangat rendah (Moenadjat, 2011). Luka bakar adalah luka yang paling
sering dialami oleh manusia dibandingkan dengan luka lain. Luka bakar
dapat terjadi karena adanya kontak dengan sumber panas ataupun suhu
yang sangat rendah, zat kimia, listrik, radiasi dan cahaya. Berbagai
2. Etiologi
a. Zona Koagulasi
koagulasi. Kerusakan yang terjadi pada zona ini terjadi akibat perubahan
tersebut biasanya berlangsung dalam dua belas sampai dua empat jam
2011)
c. Zona Hiperemia
tanpa banyak melibatkan reaksi sel dalam zona ini. Tergantung keadaan
metabolism. Pada luka bakar yang mengenai tubuh kurang dari 30%,
perpindahan cairan sebatas pada area yang terkena luka bakar. Jaringan
terjadi 8-12 jam pasca luka bakar. Apabila luka bakar mengenai tubuh lebih
dari 30% perpindahan cairan tidak hanya mengenai area yang terkena luka
bakar, tetapi juga mengenai jaringan yang tidak terpapar luka bakar (Horne
karena hiponatremi yang terjadi pada jaringan yang terkena luka bakar.
Jaringan yang terkena luka bakar kehilangan protein dan luasnya berkurang
penyembuhan luka:
a. Faktor Penderita
1) Usia penderita
muda dan usia lanjut. Pada usia yang sangat muda terutama bayi,
(Moenadjat, 2011).
2) Faktor gender
lain yang berperan adalah kandungan air pada wanita (60%) lebih
3) Faktor Gizi
(Moenadjat, 2011).
4) Faktor Premorbid
luka bakar.
a) Kelainan Kardiovaskular
yang sangat berat, baik pada fase awal (fase akut, fase syok) maupun
(Moenadjat, 2011).
b) Kelainan Neurologik
c) Kelainan Paru
perfusi pada kasus luka bakar tidak menunjang proses pertukaran ini.
Beberapa keadaan yang sering dijumpai pada kasus luka bakar antara
Ginjal sebagai salah satu organ perifer mengalami beban paling berat
e) Kelainan Metabolisme
hipometabolisme terjadi pada fase awal (fase akut, fase syok) yang
b. Faktor Trauma
disadari bahwa jenis dan kedalaman luka memiliki peranan yang tidak
kalah besar. Pada akhir abad dua puluh, trauma inhalasi diketahui
(Moenadjat, 2011).
bakar seperti listrik, bahan kimia, api, minyak panas, dan air panas
(Moenadjat, 2011).
jaringan yang rusak semakin berat kondisi luka bakar dan semakin
4) Lokasi
dengan berat ringannya luka bakar. Daerah muka dan leher dengan
(Moenadjat, 2011).
5) Trauma penyerta
6) Respon Individu
(Moenadjat, 2011).
(Moenadjat, 2011).
c. Penurunan Jaringan
2010).
d. Vaskularisasi
e. Anemia
f. Cedera Seluler
(Tambayong, 2010).
Agen cidera berupa api, air panas, atau kontak dengan objek panas, luka
Terjadi dari life atau kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan
suhu agen.
3. Klasifikasi
sedikit dermis yang tersisa, semakin besar respon inflamasi yang terjadi dan
akan semakin memperparah terjadinya scar. Luka bakar yang sembuh dalam
Sebaliknya luka bakar yang sembuh lebih dari tiga minggu sering
yaitu epidermis.
(Moenadjat, 2011).
epidermis.
superfisial dermis.
eksudasi.
• Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensori teriritiasi.
superfisial) dermis.
2005)
superfisial) dermis.
(Moenadjat, 2011).
terbentuk eskar.
(Moenadjat, 2011).
faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kotak
dan mencapai masa stabil ketika terjadi luka bakar kira-kira 60% seluruh
perubahan tergantung pada luas dan kedalaman luka bakar yang akan
timbul perubahan permeabilitas sel pada yang luka bakar dan sekitarnya.
Dampaknya jumlah cairan yang banyak berada pada ekstra sel, sodium
chloride dan protein lewat melalui darah byang terbakar dan akan
terbuka. Akibat adanya odema luka bakar pada lingkungan kulit akan
penyembuhan luka.
Pathway
a) Cedera Inhalasi
Cedera inhalasi biasanya timbul dalam waktu 24 jam -48 jam pertama
pasca luka baka. Jika luka bakar disebabkan oleh nyala api atau korban
Karakteristik tanda fisik tidak ada dan warna kulit merah bertanda
chery hamper tidak pernah terlihat pada pasien luka bakar. Manifestasi
susunan syaraf pusat dari sakit kepala sampai koma hingga kematian.
• Distress Pernafasan
• Cidera pulmonal
plasma dan sirkulasi. Menurunnya sel darah putih dan trombosit serta
meningkatnya leukosit.
c) Elektrolit
d) Ginjal
e) Sepsis
Sepsis terjadi sejak klien luka bakar luas dengan ketebalan penuh, hal itu
disebabkan oleh bakteri yang menyerang luka masuk kedalam aliran darah.
hipovolemik Respon
pulmoner : hipoksia
g) Metabolik
6. Pemeriksaan Penunjang
adalah :
jaringan.
bakar selanjutnya.
7. Penatalaksanaan
dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara lain terapi cairan, fisioterapi
obatan topikah secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi
luka dan mencegah sepsis yang sering kali masih terjadi penyebab
kematian pasien.
8. Komplikasi
a) Segera
Sindromkompartemendarilukabakarsirkumferensial(lukabakarpada
b) Awal
• Infeksi(waspadaisteptococcus)obatiinfeksiyangtimbul(10%
• Hiperkalsemia(darisitolisispadalukabakarluas).Obatidengan
insulin,dekstrosa.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Luka Bakar
i. Pengkajian
Anamnesa
a. Identitas Klien
suku, bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi dan diagnose
medis.
i. Sumber kecelakaan
vi. Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk rumah sakit
diderita.
g. Pola kebiasaan
Pasien mengeluh sulit tidur karena merasa tidak nyaman ataupun nyeri
i. Pola eliminasi
aktivitas.
Pasien merasa tidak berdaya ketika sakit dan punya harapan untuk
sembuh
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Respirasi
d) Suhu tubuh
1) Kepala
bekas luka.
Inspeksi : lihat ada lesi atau tidak, warna rambut, edema, dan
penyebaran rambut.
2) Rambut
rambut.
3) Wajah
Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah antara kanan dan kiri jika ada
4) Mata
Palpasi : lihat apakah ada tekanan intra okuler. Apabila ada maka
ketika dilakukan penenkanan akan terasa keras, kaji jika ada nyeri
tekan.
5) Hidung
benjolan.
ada gigi yang berlubang, kebersihan gigi, serta lihat apakah ada
7) Telinga
8) Leher
kelenjar tiroid.
kedua tangan disisi samping leher dan pasien suruh menelan lalu
9) Dada
Palpasi: apakah ada benjolan serta nyeri tekan, lihat apakah ada
10) Abdomen
dan asites.
ekstremitas.
bauan yg tajam .
mata.
N V trigeminus : apakah ada gangguan mengunyah, kasus stroke
intrinsik lidah .
e) Genitalia/perinium :1%
ii. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang menjadi fokus pada studi literatur ini yaitu
organisme patogenik.
iii. Intervensi Keperawatan
c. Monitoring
pernafasan, hidung, adanya
suara ngorok
d. Monitoring pola nafas,
bradipneu, takipneu,
hiperventilasi, respires
kusmaul dan lain-lain
e. Palpasi kesamaan
ekspansi paru
f. Perkusi dada anterior
dan posterior dari kedua
paru
g. Monitor adanya
kelelahan otot diafragma
h. Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan dan
ketidakadanya ventilasi
dan bunyi nafas
iv. Implementasi
tepat, serta melakukan penilaian berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang
ditetapkan.
v. Evaluasi
Moenadjat Y. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. 4th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.
Dida Gurnida, dr A. and Melisa Lilisari, Mk. (2011) Dukungan Nutrisi Pada
Penderita Luka Bakar.
A.Pengkajian
Nama : Tn. D
Umur : 36 Tahun
Alamat : pagelaran
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Nomor RM : 21.06.93
2. Keluhan Utama
12.00, dengan keluhan mengalami luka bakar pada daerah wajah, tangan kiri,
paha kanan dan paha kiri, dan genitalia karena pada saat Pasien membakar
sampah tiba-tiba penyakit epilepsi yang di derita Pasien kumat dan Pasien terjatuh
intravena RL 500 cc. Pasien dipindahkan ke Ruang Luka Bakar (Burn Unit) pada
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri dan tampak menahan nyeri, terdapat
luka bakar pada daerah tangan kanan, paha kanan, paha kiri, genetalia, wajah dan
luka tampak kemerahan, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat bergerak atau
beraktifitas, skala nyeri 5 dari skala (0-10), tampak meringis, takut bergerak
karena nyeri pada daerah luka bakar, tampak lemas. Merasa khawatir dengan
kondisi yang dihadapi saat ini, tampak gelisah, tegang, dan pucat. Hasil
pemeriksaan tanda tanda vital (TTV) didapatkan tekanan darah: 120/70 mmHg,
Sebelumnya Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang
dialami saat ini. Namun memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan di fasilitas
5. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan
penyakit menular, atau penyakit seperti yang dialami Pasien saat ini.
berobat kebidan atau puskesmas terdekat, jika tidak kunjung sembuh maka Pasien
mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur dan daging.
Saat dikaji Pasien terpasang infus pada tangan kiri dengan cairan Ringger Laktat
(RL) 18 kali per menit. Makan dan minum sesuai dengan program diet di Rumah
sakit. Pasien makan sehari tiga kali dengan porsi satu kotak dan tambahan snak
atau buah, Pasien mengatakan bisa menghabiskan porsi yang disediakan. Sehari
Tidak mampu melakukan beberapa aktivitas sendiri seperti mandi, toileting, dan
makan karena rasa sakit pada luka pada area wajah, tangan, genetalia dan paha.
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak, Pasien sering terbangun
karena kurang nyaman dan merasakan nyeri pada area luka bakar, seperti terasa
panas atau perih pada area luka. Nyeri dirasakan kurang lebih selama satu sampai
e. Eliminasi
BAB sehari biasanya sekali, tidak diare atau mengalami konstipasi. BAK masih
Pasien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara, hubungan Pasien dengan
orang tua dan adiknya baik-baik saja, Pasien mengaku memiliki dua orang anak,
g. Manajemen Koping
kesehatan.
mencium bau-bauan dengan baik, Pasien mengatakan mengalami nyeri pada area
luka bakar.
i. Konsep Diri
Pasien mengatakan berjenis kelamin laki-laki, tidak ada masalah interaksi sosial,
tidak mengalami masalah peran, tidak mengalami masalah rendah diri, serta
j. Seksual
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ayah, dan sebelum sakit tidak
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan sholat secara rutin karena sakit yang
7. Pengkajian Fisik
b. Kulit : terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan, paha kanan dan paha
kiri, genetalia, dan wajah, luka tampak kemerahan. Luas luka bakar 23 %
tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan. Pada area wajah terdapat luka
bakar Grade II AB 3%, sudah dilakukan debridement skin graft dan rawat
luka.
e. Hidung : tidak terlihat adanya pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada gangguan penciuman. Terdapat bekas luka bakar sudah dalam fase
penyembuhan (maturasi).
tidak ada tanda adanya trauma inhalasi. Terdapat luka bakar dalam fase
g. Leher : tidak ada pembesasran tiroid, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
1) Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat luka atau jejas, warna
(interkosta).
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tektil fremitus kanan dan kiri sama.
pembesaran jantung.
i. Abdomen
1) Inspeksi : Abdomen datar, warna kulit sawo matang tidak ada penggunaan
3) Perkusi : Tidak ada asites, tidak ada suara abdomen pekak (timpani).
j. Ekstremitas: terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan dengan luas 4%,
paha kanan dan paha kiri luas 15%, genetalia luas 1%, luka tampak
k. Genetalia : terdapat luka bakar pada area scrotum dan kemaluan dengan luas
luka bakar 1 %.
a. Pemeriksaan laboratorium
LY% 25.40 % 13 - 40
b. Pemeriksaan rontgen
Observasi
Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri dengan therapi relaksasi nafas dalam.
2. Kontrol lingkungn yang memperberat rasa nyeri dengan mengatur : suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
3. Fasilitasi istirahat dan tidur.
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
DO:
Pasien tampak
meringis, skala nyeri
5
DO:
Pasien mau
mendengarkan
penjelasan tentang
relaksasi nafas dalam,
mau
mendemonstrasikan
tehnik yang diajarkan,
-Menjelaskan
strategi meredakan nyeri
DS :
Pasien menyatakan
mengerti setelah diberi
penjelasan
DO :
- Mengidentifikasi DS: -
DO: skala nyeri
skala nyeri.
Pasien 3 (tiga)
DS:-
-Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri DO:
dengan mengatur : suhu
Suhu ruangan diatur
ruangan, pencahayaan,
dengan pendingin Sentral
kebisingan.
(suhu 22oC), tiap Bed
pasien dibatasi dengan
sampiran/korden,
penerangan cukup,
lingkungan cukup tenang
DO :
- TD:120/80 mmHg
- S : 36ºC
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit
Hari 10.00 - DS :
- Mengidentifikasi lokasi,
ke 3
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Setelah lebih sering
intensitas nyeri.
melakukan relaksasi
mengatakan nyeri di
diarea luka berkurang
DO:
DS: -
DS :
DO :
- TD:120/80 mmHg
- Delegatif pemberian - S : 36ºC
analgetik ketorolac 1 amp - N : 80x/menit
30 mg/ml - RR : 20x/menit
DS :
DO :
NO HARI/TGL/ DX EVALUASI
JAM
1 12.20 NYERI Subyektif
-Pasien menyatakan sudah lebih sering
melakukan relaksasi jika nyeri muncul
-Pasien mengatakan nyerinya sudah
berkurang.
Obyektif
-Pasien tampak tenang, skala nyeri 2 (0-10)
rentang nyeri yang diberikan.
-Meringis menurun.
-Sikap protektif menurun.
-Gelisah menurun.
-TD : 120/80 mmHg
-N: 80x/menit
-RR :20x/menit
Asesment :
-Masalah teratasi
Planning :
-Pertahankan kondisi pasien.