Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, yang mana atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya telah di bimbing dalam menuntaskan penulisan laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan yang berjudul “ABRASI LUKA DAN ABSES ” yang penulis susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Penulis mengakui dalam makalah yang sederhana ini mungkin banyak sekali terjadi
kekurangan sehingga hasilnya jauh dari mana kesempurnaan penulis sangat berharap kepada
semua pihak untuk kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Besar
harapan dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian
dosen dalam bidang studi dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis dapat di ambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasaih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Abrasi (luka lecet) Abrasi atau lebih sering disebut luka lecet adalah luka yang timbul karena
gesekan kulit pada permukaan yang keras dan kasar. Luka ini dapat menyebabkan
terkikisnya sedikit lapisan kulit terluar (epidermis).
Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya sebagian jaringan
tubuh. Terdapat berbagai macam penyebab luka, seperti trauma benda tajam, trauma benda
tumpul, akibat perubahan suhu, paparan zat kimia tertentu, ledakan, gigitan hewan, sengatan
listrik, terpapar api, dan sebagainya.1 Efek yang ditimbulkan akibat luka bervariasi.
Utamanya, luka menyebabkan gangguan, penurunan, ataupun kerusakan dari fungsi dan
struktur anatomi tubuh.
Penggolongan luka yang utama dapat didasari oleh proses terjadinya luka (mechanism of
injury) dan derajat terkontaminasinya luka tersebut oleh mikroorganisme (degree of
contamination). Berdasarkan proses terjadinya luka, dapat dibagi menjadi luka tertutup yaitu
luka memar, luka trauma, dan luka terbuka yakni luka lecet, luka sayat, luka robek, luka
tusuk, luka potong, luka tembak, luka gigit, luka bakar, serta luka lainnya seperti luka radiasi,
luka akibat kontaminasi zat kimia, luka sengatan listrik, dan lain-lain. Sedangkan bila
didasari oleh kontaminasinya dapat dibagi menjadi luka bersih, luka bersih terkontaminasi,
luka terkontaminasi, dan luka kotor atau terinfeksi.
Berdasarkan dari waktu penyembuhannya, luka dapat digolongkan menjadi dua yaitu luka
akut dan kronik. Luka akut merupakan cedera jaringan yang masih dapat pulih kembali
seperti keadaan normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu 8-12 minggu.
Sementara luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan yang lambat, dengan waktu
penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat menyebabkan kecacatan.
Abses (abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terkumulasi
disebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi yang di sebabkan oleh bakteri, parasit
atau benda asing. (Ardianto,2014) Tenggorokan ( Faring ) merupakan penghubung antara
rongga mulut dan kerongkongan. Berasa dari bahasa yunani yaitu pharynk. Di dalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
di depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan takak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari : bagian
superior adalah bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media adalah bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior adalah bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bemuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang telinga, bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas kedepan
sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring ( Mustikawati,2017 )
B. Etiologi
1. Etiologi luka
1. Bentuk luka bermacam-macam bergantung penyebabnya, misalnya luka sayat
atau vulnus scissum yang disebabkan oleh benda tajam, sedangkan luka tusuk
yang disebut vulnus punctum akibat benda runcing. Luka robek, laserasi atau
vulnus laceratum merupakan luka yang tepinya tidak rata atau compangcamping
disebabkan oleh benda yang permukaanya tidak rata. Luka lecet pada permukan
kulit akibat gesekan disebut ekskoriasi. Panas dan zat kimia juga dapat
menyebabkan luka bakar atau vulnus kombusi (Sjamsuhidajat, 2017). Sedangkan
menurut Dealey (2005), ada beberapa penyebab luka yaitu traumatis misalnya
luka karena trauma mekanik, kimia, fisik; luka yang disengaja misalnya luka 9
operasi; luka iskemia misalnya ulkus kaki diabetes; dan luka karena tekanan
misalnya ulkus tekan/ulkus dekubitus.
2. Etiologi Abses