Anda di halaman 1dari 13

HEMATOMA DAN AVULSI

Dosen Pengampu:
Ns I Kade Oka Darmaja, S.Kep

Disusun Oleh:
Ni Komang Yarniasih

Prodi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kesehatan
Universitas Triatma Mulya
2022

1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, yang mana atas berkat
rahmat dan karunia-Nya saya telah di bimbing dalam menuntaskan penulisan
laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan yang berjudul “MAKALAH
HEMATOMA DAN AVULSI ” yang penulis susun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Penulis mengakui dalam makalah yang sederhana ini mungkin banyak
sekali terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari mana kesempurnaan penulis
sangat berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Besar harapan dengan terselesaikannya makalah ini
dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen dalam bidang studi dan
mudah-mudahan isi dari makalah penulis dapat di ambil manfaatnya oleh semua
pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasaih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.

2
Daftar Isi
Cover....................................................................................................... 1
Kata Pengantar........................................................................................ 2
Daftar Isi.................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan Penulis ............................................................................ 5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Hematoma................................................................. 6
1. Hematoma............................................................................. 6
2. Etiologi Hematoma............................................................... 6
3. Tipe-Tipe Hematoma............................................................ 7
4. Manefestasiklinis .................................................................. 9
5. Komplikasi ........................................................................... 9
B. Avulsi
1. Pengertian Avulsi.................................................................. 10
2. Etiologi Avulsi ..................................................................... 10
Bab III Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................ 12
Daftar Pustaka

3
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hematoma merupakan kumpulan ekstravasasi darah yang besar akibat
adanya trauma sehingga menimbulkan massa yang teraba. Penyebab
hematoma biasanya karena trauma atau akibat adanya gangguan
perdarahan pada sistemik. Diagnosis banding lesi ini berupa ekimosis dan
hemangioma. Perlu dilakukan pemeriksaan dan anamnesa yang kuat untuk
menentukan diagnosisnya. Hematoma biasanya tidak memerlukan
perawatan karena self limiting. Seorang wanita usia 19 tahun datang untuk
kontrol setelah 1 minggu dilakukan pembersihkan karang gigi/ scaling.
Terdapat pembengkakan yang tidak disadari pasien berada di bawah lidah
berwarna merah gelap dengan ukuran ±2mm. Pasien tidak ada riwayat
penyakit sistemik. OHIS baik dan pemeriksaan obyektif lainnya dalam
batas normal. Terapi yang diberikan berupa edukasi kesehatan gigi dan
evaluasi lesi selama ± 1 minggu. Hematoma umumnya disebabkan oleh
trauma sehingga terjadi ekstravasasi darah ke jaringa yang mempengaruhi
pembuluh darah yang mendasarinya. Hematoma dapat menghilang secara
spontan sehingga tidak perlu dilakukan perawatan. Telah diketahui secara
umum reimplantasi gigi diindikasikan untuk gigi avulsi akibat trauma
yang terjaga vitalitas dan kondisi asepsis dari selular ligamentum
periodontal. Reimplantasi berhubungan dengan suatu tindakan insersi dan
fiksasi sementara dari gigi yang avulsi total maupun parsial, yang
disebabkan oleh suatu cedera traumatik. Dental reimplantasi gigi avulsi
bergantung pada kondisi klinik tetentu, misalnya status fisiologi dari
ligamentum periodontal, tingkat perkembangan akar gigi, dan lamanya
gigi tersebut berada di luar mulut, serta tergantung pula pada umur pasien,
retensi dari insisivus permanen yang dapat mempertahankan penampilan
estetik maupun fungsi oklusal serta tingginya lingir alveolar. Meskipun
demikian, ada risiko dari pengertian resorpsi progresif penempatan
kembali dan kemungkinan besar kehilangan gigi setelah penyimpanan
dalam waktu yang lama. Artikel ini mempresentasikan suatu laporan kasus

4
reimplantasi gigi insisivus permanen yang avulsi setelah disimpan dalam
kondisi kering selama 17 jam. Implantasi berhasil dan gigi tersebut dapat
digunakan kembali seperti sebelumnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan hematoma subngual?
2. Apa yang di maksud dengan avulsi?
C. Tujuan Penulis
Untuk mengetahui

5
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian
1. Subngual Hematoma Hematoma subungual disebabkan cedera
yang dapat terjadi akibat pukulan keras, trauma mikro berulang,
atau himpitan pada jari akibat terjepit pintu, dan lain sebagainya.
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan di area
tersebut, sehingga menimbulkan nyeri dan perubahan warna pada
kuku. Hematoma subungual juga dapat disertai fraktur falang
distal, avulsi kuku, dan avulsi ujung jari. Hematoma subungual
kecil dengan ukuran kurang dari 25% luas kuku dan tidak terasa
nyeri, tidak memerlukan tindak lanjut. Hematoma ini dapat diserap
dengan sendirinya oleh tubuh. Hematoma subungual yang
ukurannya lebih dari 25-50% luas kuku, penanganannya masih
kontroversial dan bervariasi sesuai dengan preferensi dari dokter
yang mengerjakan. Sebelumnya, penanganan hematoma subungual
yang direkomendasikan adalah pencabutan kuku dan perbaikan
laserasi. Hal ini disebabkan karena 50% hematoma subungual
terjadi disertai laserasi pada bantalan, dan angka kejadian laserasi
ini meningkat hingga 94% apabila terjadi fraktur falang distal,
terlepas berapapun ukuran hematoma.
2. Etiologi
Penyebab hematoma biasanya karena trauma, baik itu trauma yang
tidak disengaja atau trauma iatrogenik. Trauma dapat berasal dari
tergigitnya mukosa, trauma iatrogenik berupa penggunaan high
speed suction tips, anestesi lokal maupun trauma pascaoperasi.3
Pada beberapa pasien, dapat muncul tipe hematoma yang
umumnya disebut liver dot pasca ekstraksi gigi atau prosedur
bedah oral lainnya. Hematoma jenis ini merupakan tampakan lesi
berwarna merah gelap seperti gumpalan hemoglobin dan
disebabkan oleh perdarahan vena yang mengalir dengan lambat.
Pada kasus lainnya, hematoma dapat menyebabkan obstruksi

6
saluran nafas karena pembentukan hematoma yang luas pada dasar
mulut sebagai komplikasi dari prosedur bedah. Perlu diperhatikan
ketika melakukan prosedur implan, ekstraksi gigi, torektomi, atau
osteotomi pada mandibular untuk menghindari cedera pada cabang
arteri fasial atau sublingual. Selain itu, hematoma juga dapat
disebabkan oleh adanya gangguan platelet atau proses pembekuan
darah (hemophilia, von Willebrand disease), trombositopenia
(kemoterapi, leukemia, idiopathic thrombocytopenic purpura /ITP),
gangguan pada pembuluh darah jaringan ikat yang rapuh
3. Tipe-tipe hematoma
Hematoma dapat dijelaskan berdasarkan lokasi mereka
(Andreoli,2007). Hematoma yang paling berbahaya adalah yang
terjadi didalam tengkorak. Karena tengkorak adalah rongga yang
tertutup, sehingga dapat meningkatkan tekanan. didalam rongga
tersebut dan mengganggu fungsi dan kerja otak. Ada beberapa tipe
hematoma berdasarkan lokasi antara lain
a) Epidural hematoma terjadi karena trauma, sering terjadi pada
pelipis karena terdapat arteri meningeal. Perdarahan
berakumulasi dalam ruang epidural, lapisan luar dari otak.
Karena dura melekat pada tengkorak, hematoma kecil dapat
menyebabkan tekanan yang signifikan.
b) Subdural hematoma juga terjadi karena trauma namun luka
biasanya pada vena dalam otak. Ini menyebabkan kebocoran
darah yang lebih lambat, masuk kedalam lapisan subdural
dibawah dura yang mempunyai banyak ruang untuk darah
berakumulasi yang dapat mempengaruhi fungsi otak.
c) Scalp hematoma terjadi diluar tengkorak dan seringkali dapat
dirasakan sebagai benjolan pada kepala. Karena luka adalah
pada kulit dan lapisanlapisan otot diluar tengkorak, hematoma
sendiri tidak dapat menekan pada otak.
d) Aural atau ear hematoma terjadi jika luka menyebabkan
perdarahan pada bagian luar tulang telinga. Sering disebut

7
boxer's, wrestler's ear, atau cauliflower ear, darah masuk antara
lapisan yang tipis dari kulit dan tulang rawan sendiri. Karena
tulang rawan telinga mendapatkan pasokan darah secara
langsung dari kulit yang terletak diatasnya, hematoma dapat
mengurangi aliran darah yang menyebabkan bagian dari tulang
rawan mengerut atau melayu dan mati
e) Septal hematoma terjadi pada trauma hidung. Septal hematoma
mungkin terbentuk berhubungan dengan hidung patah. Jika
tidak dikenali dan dirawat, tulang rawan dapat terurai dan
menyebabkan lubang dari septum.
f) Orthopedic injuries seringkali dihubungkan dengan
pembentukan hematoma. Tulang adalah struktur vascular
tempat pembuatan dari sumsum, tempat sel-sel darah dibuat.
Patah tulang selalu dihubungkan dengan hematoma pada
tempat patah tulang. Patah tulang dari tulang panjang seperti
paha dan lengan bagian atas
g) Pelvic bone fractures dapat mengalami perdarahan secara
signifikan karena tenaga yang kuat dan besar dapat
mematahkan tulang-tulang ini dan sulit untuk melakukan
penekanan terhadap area ini untuk mengurangi jumlah
perdarahan.
h) Intramuscular hematoma dapat disebabkan oleh pembengkakan
dan peradangan. Beberapa otot dikelilingi oleh pita yang kuat
dari jaringan. Jika perdarahan yang terjadi besar, tekanan dalam
kompartemen meningkat sampai dapat menyebabkan terjadinya
kompartemen sindrom. Dalam hal ini aliran darah dari otot
terkumpul, otot dan struktur lain seperti syaraf bisa mengalami
kerusakan yang permanen. Kondisi seperti ini dapat terjadi
pada kaki bagian bawah dan lengan bagian bawah.
i) Subungual hematoma adalah akibat dari luka kecil pada jari-
jari tangan atau jari-jari kaki. Perdarahan yang terjadi dibawah

8
kuku tangan atau kuku kaki karena darah terperangkap
sehingga tidak bisa keluar yang dapat menyebabkan nyeri.
j) Intra-abdominal hematoma disebabkan oleh luka atau penyakit.
Tidak peduli bagaimana darah sampai kedalam perut,
penemuan klinis adalah peritonitis. Hematoma dapat terjadi
pada organ dalam rongga perut seperti hati, limpa, atau ginjal
4. Manefestasiklinis
Menurut Andreoli dalam bukunya Andreoli's and Carpenter's Cecil
Essentials of Medicine 7 edition (2007) hematoma menyebabkan
iritasi dan peradangan. Gejala-gejala tergantung pada lokasi,
ukuran dari hematoma dan peradangan dari struktur organ yang
berdekatan yang mempengaruhi. Gejalagejala umum dari
peradangan yaitu kemerahan, nyeri, dan bengkak. Pada umumnya,
hematoma superfisial dari kulit, jaringan halus, dan otot dapat
hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Kondisi awal yang
keras dari gumpalan darah berangsur-angsur menjadi seperti spon
dan lembut karena gumpalan yang terurai oleh tubuh berubah
bentuknya hematoma sudah merata. Perubahan-perubahan warna
dari memar secara berangsur-angsur dikeluarkan dan hematoma
akan menghilang. (Andreoli, 2007)
5. Komplikasi
Menurut Bertnus (2009) hematoma menyebabkan pembengkakan
dan peradangan. Kedua hal ini yang dapat menyebabkan iritasi dari
organ dan jaringan yang berdekatan dan menyebabkan gejala dan
komplikasi dari hematoma. Komplikasi yang umum hematoma
adalah risiko infeksi. Sementara hematoma terbentuk dari darah
yang telah matang, yang mempunyai pasokan darah sendiri
sehingga beresiko sebagai tempat untuk kolonisasi bakteri. Darah
yang keluar dari aliran darah adalah sangat mengiritasi dan
mungkin menyebabkan gejala – gejala peradangan termasuk nyeri,
pembengkakan dan kemerahan. Gejala – gejala dari hematoma
tergantung pada lokasinya, ukuran dan pembengkakan yang

9
berhubungan. Jika ada tekanan yang besar dalam pembuluh darah
contohnya arteri utama, darah akan terus menerus bocor dan
hematoma akan membesar (Berthnus. 2009).
B. Avulsi
1. Avulsi merupakan dental emergency yang sering terjadi. Insidensi
avulsi gigi sebanyak 0,5-6,2% dan sering terjadi pada umur 7-10
tahun. Avulsi pada gigi desidui tidak perlu di replantasi, namun
pada gigi permanen maupun permanen muda gigi yang avulsi
segera direplantasi. Gigi avulsi sebaiknya diletakkan pada media
penyimpanan sebelum dilakukan replantasi. Manajemen anak yang
baik perlu dimilikiseorang dokter gigi dalam menangani kasus ini.
Jurnal ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
penatalaksanaan dental emergency pada gigi avulsi. Avulsi adalah
trauma yang sering terjadi pada anak-anak, prevalensinya
mencapai 0.5-16%. Aktifitas fisik seperti olahraga, kecelakaan lalu
lintas atau child abuse dapat menjadi penyebab gigi avulsi.
Replantasi menjadi pilihan perawatan untuk gigi anterior permanen
yang mengalami avulsi.
2. Etiologi
Avulsi gigi merupakan tercabutnya gigidari soketnya akibat trauma
yang menyebabkanterputusnya ligamen-ligamen periodontal
dansuplai darah ke jaringan pulpa. Selainmengalami gangguan
fungsi dan estetis,psikologis juga dapat terganggu karena
akanmerasa tidak percaya diri akibat hilangnya gigi. Avulsi pada
gigi permanen biasanya terjadipada anak lelaki usia 7-10 tahun.
Penyebabyang khas biasanya karena kecelakaanbersepeda, bermain
Skateboard dan olahraga-olahraga lain. Pada usia 7-10 tahun, akar
padagigi permanen belum sepenuhnya matur,struktur jaringan
periodontal masih longgar danhubungan akar dengan tulang
alveolar masih. lemah, serta tulang alveolar relatif lunak.Berbeda
dengan orang dewasa yang memilikiakar yang sudah matur,
jaringan periodontalyang kuat, serta tulang alveolar yang

10
kuatsehingga lebih cenderung mengalami fraktur gigi daripada
avulsi. Penyebab gigi avulsi yaitu kecelakaan lalu lintas,
perkelahian, jatuh,kecelakaan olahraga, kerusakan jaringan
periodontal dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.

11
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan
Hematoma dapat menghilang secara spontan sehingga tidak perlu
dilakukan perawatan. Telah diketahui secara umum reimplantasi gigi
diindikasikan untuk gigi avulsi akibat trauma yang terjaga vitalitas dan
kondisi asepsis dari selular ligamentum periodontal. Reimplantasi
berhubungan dengan suatu tindakan insersi dan fiksasi sementara dari gigi
yang avulsi total maupun parsial, yang disebabkan oleh suatu cedera
traumatik. Dental reimplantasi gigi avulsi bergantung pada kondisi klinik
tetentu, misalnya status fisiologi dari ligamentum periodontal, tingkat
perkembangan akar gigi, dan lamanya gigi tersebut berada di luar mulut,
serta tergantung pula pada umur pasien, retensi dari insisivus permanen
yang dapat mempertahankan penampilan estetik maupun fungsi oklusal
serta tingginya lingir alveolar.
B. Saran
Bagi penulis di harapkan kembali leih banyak membaca buku atau jurnal
yang lain untuk menambah refrensi.
Bagi pembaca sebaikanya lebih banyak memebaca refrensi lainnya untuk
menambah ilmu yang akan di buat.

12
Daftar Pustaka

Andreoli, et al. 2007. Sludge Treatment and Disposal. Biological Wastewater


Treatment Series. Volume: 1-6. IWA Publishing. Alliance House: London,
United Kingdom

American Heart Association (AHA), 2010, Adult Basic Life Support:


International Consensus On Cardiopulmonary Resuscitation And
Emergency Cardiovascular Care Science With Treatment
Recommendations, diakses 10 Desember 2018,
http://circ.ahajournals.org/content/122/16 _sup pl_2/S298

13

Anda mungkin juga menyukai