ABSES SEPTUM
Disusun Oleh :
Ragillia Ramadhanty
NIM. 2015-83-024
Pembimbing :
dr. Rodrigo Limmon, Sp.THT-KL., MARS
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul
“Abses Septum”. Referat ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Rodrigo
menyelesaikan referat ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini
masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
penulisan referat ini ke depannya. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………...…………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
iii
BAB III..................................................................................................................11
KESIMPULAN......................................................................................................11
III.1 Kesimpulan.................................................................................................11
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
hidung dan membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan kiri. Septum nasi
terdiri dari dua bagian yaitu yang berupa tulang dibagian posterior dan tulang
rawan di bagian anterior. Abses septum adalah akumulasi nanah yang berada di
antara tulang rawan dan mukoperikondrium atau diantara tulang septum dan
hidung, dan sering merupakan komplikasi dari hematoma septum yang terinfeksi
bakteri piogenik.
Etiologi tersering dari abses septum adalah akibat infeksi sekunder dari
hematoma septal. Abses septum merupakan kasus yang jarang ditemukan dan
lebih sering terjadi pada anak-anak. Komplikasi dari abses septum dapat berupa
walaupun jarang terjadi, namun dapat berdampak serius bagi kesehatan. Abses
septum dapat dicegah dengan melakukan terapi yang baik jika terjadi hematoma
hidung1 dan membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan kiri. 2 Septum
nasi terdiri dari dua bagian yaitu yang berupa tulang dibagian posterior dan
tulang rawan di bagian anterior. Septum nasi dibentuk oleh lamina perpendicular
1. Septum kolumellar
Septum kolumellar dibentuk oleh kolumella yang terdiri dari crura medial
dari alar cartilage yang bersatu dengan jaringan fibrous dan diselimuti oleh
kulit.2
2. Septum membran Septum membran terdiri dari dua lapisan kulit tanpa
disokong oleh tulang atau kartilago. Septum ini terletak diantara kolumella
dan batas kaudal kartilago septal. Bagian kolumela dan membran adalah
Sumber: dhangri
Sumber: Dhingra
Sumber: Dhingra
II.2 Definisi Abses Septum
Abses septum adalah akumulasi nanah yang berada di antara tulang rawan
melapisinya. Biasanya terjadi pada kedua sisi rongga hidung, dan sering
ditangani yang terjadi akibat trauma atau adanya infeksi di cavum nassi atau sinus,
Etiologi tersering dari abses septum adalah akibat infeksi sekunder dari
hematoma septal. Abses septum juga kadang diakibatkan infeksi tifoid atau
hasil bahwa sebanyak 33.3% abses septum terjadi pada remaja, 66.7%
pada dewasa. Abses septum lebih banyak terjadi pada pria dan penyebab
abses. Bila terdapat daerah yang fraktur atau nekrosis pada tulang rawan,
maka darah akan merembes ke sisi yang lain dan menyebabkan hematoma
jaringan lunak yang berasal dari infeksi sinus. Di samping itu penyebaran
infeksi dapat juga dari gigi dan daerah orbita atau sinus kavernosus. Ada
beberapa kondisi abses septum bisa diakibatkan trauma pada saat operasi
ditemukan pada kultur abses septum nasi. Organisme lain yang dapat juga
pada kultur abses terutama pada penderita dengan gangguan sistem imun
Gejala klinis berupa obstruksi nasal bilateral yang berat dengan nyeri
terutama di daerah dorsum nasi terutama puncak hidung dan batang hidung teraba
licin. Pasien juga mungkin mengeluhkan demam, menggigil, dan nyeri kepala
frontal. Pada pemeriksaan, terlihat kulit di bagian hidung edema dan eritema.
Pemeriksaan hidung tampak edema ringan pada kedua septum nasi, terdapat
fluktuasi dan nyeri tekan pada perabaan, dan edema terba licin. Kelenjar getah
Sumber:
serius dari abses septum. Gejala abses septal adalah obstruksi nasi bilateral
yang parah dengan rasa nyeri di hidung. Pasien juga dapat mengeluhkan
adanya demam dan menggigil serta nyeri kepala di bagian frontal. Kulit di
hidung luar ditemukan eritema, edema dan nyeri pada palpasi, sedangkan
yang berbentuk bulat pada satu atau ke dua rongga hidung terutama 4
mengenai bagian paling depan tulang rawan septum, berwarna merah, licin
dan pada perabaan terdapat fluktuasi dan nyeri tekan. Diagnosis abses
sistemik lainnya.6
Gambar 5: Pemeriksaan CT-Scan cavum nasi menunjukkan adanya
Sumber:
di bagian yang paling menonjol dan dilakukan drainase serta dilakukan eksisi
sebagian mukosa septum. Insisi dibiarkan terbuka selama 2-3 hari untuk
perikondrium.6
II.9 Komplikasi Abses Septum
penggunaan flap pada septum dapat terjadi setelah perforasi septum. Meningitis,
selulitis facial, dan thrombosis sinus cavernosus dapat menyertai abses septal, dan
meskipun jarang terjadi saat ini, dapat menjadi komplikasi yang serius.3
III.1 Kesimpulan
hidung dan membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan kiri. Septum nasi
terdiri dari dua bagian yaitu yang berupa tulang dibagian posterior dan tulang
rawan di bagian anterior. Abses septum adalah akumulasi nanah yang berada di
antara tulang rawan dan mukoperikondrium atau diantara tulang septum dan
hidung, dan sering merupakan komplikasi dari hematoma septum yang terinfeksi
bakteri piogenik.
Abses septum merupakan kasus yang jarang ditemukan dan lebih sering
terjadi pada anak-anak. Etiologi tersering dari abses septum adalah akibat infeksi
sekunder dari hematoma septal. Abses septum harus ditangani dengan cepat
dengan melakukan insisi dan drainase pus serta eksisi jaringan septum yang
nekrosis. Komplikasi dari abses septum dapat berupa nekrosis kartilago bahkan
meningitis dan btrombosis sinus cavernosus, yang walaupun jarang terjadi, namun
dapat berdampak serius bagi kesehatan. Abses septum dapat dicegah dengan
melakukan terapi yang baik jika terjadi hematoma septum atau trauma pada
septum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore LK, Agur AMR, Dalley AR. Essential clinical anatomy. Ed.4.
2. Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies buku ajar penyakkit THT (Boies
3. Dhingra PL,Dhringra S. Disease of ear, nose, and throat, neck and head
5. Kwak KH, Lee J, Lim EJ. Nasal septal abscess: clinical analysis of 6