Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

LUKA DAN PERAWATANNYA

DISUSUN OLEH :
RUANG 13 RSSA

RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG


JALAN JAKSA AGUNG SUPRAPTO 02 MALANG JAWA TIMUR
TELP (0321) 362101 362102

HALAMAN PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN LUKA DAN PERAWATANNYA


DISUSUN OLEH :

TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL :

MENGETAHUI
PRESEPTOR AKADEMIK

PRESEPTOR KLINIK

KEPALA RUANGAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan

: Mengajarkan keluarga pasien tentang Luka dan


perawatannya

Sub Pokok bahasan : Luka dan Cara merawat luka pasien secara sederhana di
rumah
Sasaran

: Keluarga dan pasien di ruang 13 RS dr. Saiful Anwar

Malang
Hari/Tanggal

: Kamis, 27 Oktober 2016

Waktu

: 30 menit

Tempat

: Ruang tunggu di ruang 13 RS dr. Saiful Anwar

Malang

A. LATAR BELAKANG
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya
cedera atau

pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah

rusaknya

kesatuan atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat


subtansi jaringan yang rusak atau hilang ( Widhiastuti, 2008). Berdasarkan
sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak
disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah,
sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja (trauma)

juga dapat dibagi menjadi luka

tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak ada robekan,
sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka
abrasio (luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan
hautration (luka akibat alat perawatan luka) (Hidayat, 2006).
Berdasarkan pembagian luka operasi, tindakan bedah

laparatomi

merupakan jenis luka operasi bersih terkontaminasi, yaitu jenis operasi


yang membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama (Hidayat,
2006). Proses penyembuhan luka adalah salah satu hal terpenting dalam
pelaksanaan pasien pasca pembedahan yakni meyatukan kedua tepi luka
berdekatan dan saling berhadapan, jaringan yang dihasilkan sangat sedikit
biasanya dalam waktu 10 sampai 14 hari, repitalisasi secara normal sudah
sempurna dan biasanya hanya menyisahkan jaringan paruh tipis yang
dengan cepat
(Morison, 2004).

memudar dengan warna merah muda menjadi putih

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal.


Artinya,

tubuh

yang

sehat

mempunyai

kemampuan

alami

untuk

melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah


yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal
proses penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan
yang dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan luka.
Seperti melindungi area yang luka terbebas dari kotoran dengan menjaga
kebersihan
(Maryunani,

untuk
2013)

membantu
Lama

meningkatkan

penyembuhan

penyembuhan
luka

jaringan

berdasarkan

fase

penyembuhan luka adalah fase inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3


atau hari ke-4), fase proliferasi (berlangsung 3-24 hari), fase maturasi
dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan memerlukan waktu lebih
dari 1 tahun (Perry & Potter, 2006). Jika lama hari rawatan pasien post
laparatomi memanjang, maka akan timbul berbagai komplikasi yang paling
serius adalah infeksi dan dehiscence luka. Infeksi luka bedah merupakan
bentuk infeksi nosokomial yang besar, dan paling diperhatikan karena
dapat meningkatkan angka kematian. Dari beberapa laporan menunjukkan
angka kematian setinggi 44% (Abbot, 2007).
Morizon (2004) juga menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor

intrinsik terdiri dari faktor yang merugikan pada tempat luka ( kurangnya
suplai darah dan pengaruh hipoksia, berlebihan, benda asing, hematoma,
dan trauma berulang), faktor-faktor patofisiologi umum (status nutrisi,
gangguan kardiovaskuler, anemia, penurunan daya tahan terhadap infeksi,
gangguan metabolik dan endokrin), dan faktor usia. Sementara itu faktor
ekstrinsik terdiri dari penatalaksanaan luka (perawatan luka) yang tidak
tepat (pengkajian luka yang tidak akurat, penggunaan agens topikal dan
produk balutan luka primer yang tidak sesuai, teknik penggantian balutan
yang ceroboh (cuci tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan
masker, teknik ganti balutan, dan peralatan steril), sikap negatif staf
terhadap pengobatan dan penyembuhan), efek merugikan dari terapi lain
(kemoterapi kanker, dosis steroid tinggi yang berkepanjangan, dan terapi
radiasi), serta faktor lain yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu
mobilisasi, pekerjaan atau aktivitas dan keadaan sosial yang buruk.
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang
dan dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari
rawat akan lebih pendek. Dalam perawatan luka, frekuensi perawatan luka

perlu diperhatikan untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup


luka harus diganti lebih awal jika basah, karena kasa basah meningkatkan
kemungkinan kontaminasi bakteri pada luka operasi (Sjamsuhidajat dan
Jong, 2011).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga
pasien diruang tunggu ruang 13 RS dr. Saiful Anwar Malang mampu
memahami konsep luka dan cara perawatannya dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
dan pasien dapat :
a.
b.
c.
d.

Mampu
Mampu
Mampu
Mampu

menjelaskan
menjelaskan
menjelaskan
menjelaskan

pengertian luka
penyebab luka
jenis-jenis luka
faktor-faktor yang mempengaruhi

penyembuhan luka
e. Mampu menjelaskan komplikasi luka
f. Mampu menjelaskan cara perawatan luka sederhana di rumah
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap

Waktu

Pendahulu 5 menit
an

Penjelasa
n

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

1. Mengucapkan
1.
salam
2.
2. Memperkenalkan
diri
3. Kontrak waktu 3.
30 menit
4. Menjelaskan
tujuan
pembelajaran

Menjawab
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Menyetujui

Metode

Media

Ceramah
dan Tanya
jawab

15 menit 1. Menjelaskan
Mendengarkan dan Ceramah
tentang
memperhatikan
dan Tanya
pengertian,
jawab
penyebab, jenisjenis, komplikasi
luka
2. Menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penyembuhan

Leaflet,
alat
peraga

luka dan cara


perawatan luka
secara
sederhana di
rumah
3. Memperagakan
cara perawtatan
luka secara
sederhana di
rumah
Tanya
Jawab

5 menit

Memberikan
Mengajukan
kesempatan kepada pertanyaan dan
peserta untuk
mendengarkan
bertanya
jawaban dari
penyuluh

Tanya jawab

Penutup

5 menit

1. Mengajukan 6
1. Menjawab
pertanyaan
2. Mendengarkan
tentang materi
dan
pembelajaran.
memperhatikan
2. Kesimpulan dari 3. Mendengarkan.
penyuluhan
3. Salam penutup

Ceramah
dan Tanya
jawab

D. SUSUNAN ACARA
No.
1.

Waktu
12.30 12.35

Acara
Pembukaan

Petugas
Moderator

2.

12.35 12.55

Penyampaian materi

Penyaji

dan demo
3.

12.55 13.00

Diskusi dan penutup

Moderator

Lampiran Materi
1. DEFINISI LUKA
adalah sebuah kondisi kerusakan atau hilangnya sebagian jaringan tubuh
yang bisa terjadi akibat trauma benda tumpul, benda tajam, suhu , zat
kimia , ledakan, gigitan hewan, konsleting listrik dan berbagai penyebab
lain.
2. FAKTOR PENYEBAB LUKA
a) Mekanik contohnya trauma benda Tumpul, benda tajam, senjata api
dan bahan peledak.
b) Fisik contohnya Karena Paparan Suhu, Panas, dingin, dan aliran Listrik
c) Kimia contohnya paparan zat Asam dan Basa
Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka mekanik
dan luka nonmekanik terdiri atas :
1) Volnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam, pinggir luka
terlihat rapih.
2) Volnus contusum, luka memar dikarnakan cedera pada bagian
bawah kulit akibat benturan benda tumpul.
3) Volnus kaceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda
lainnya yang menyebabakan robeknya jaringan rusak yang dalam.
4) Volnus punctum, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut
luka), akan tetapi besar dibagian dalam.
5) Volnus seloferadum, luka tembak akibat tembakan peluru. Bagian
tepi luar terlihat kehitam-hitaman.
6) Volnus morcum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada
bagian luka.
7) Volnus abrasion luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
smpai kepembuluh darah.
3. MACAM-MACAM JENIS LUKA
Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja
dan luka tidak disengaja, misalnya luka terkena radiasi atau bedah,
sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma.
Luka disengaja juga dapat dibagi menjadi dua yaitu luka tertutup dan luka
terbuka.
Disebut luka tertutup jika terjadi robekan sedangkan luka terbuka bila
terjadi robekan dan kelihatan seperti absorsi (luka akibat gesekan), luka
puncture ( luka akibat tusukan) dan hautration (luka akibat alat perawatan
luka).
Macam-macam luka, antara lain:

a) Luka Memar
Kondisi yang disebabkan karena Rusaknya pembuluh darah pada bagian
tubuh tertentu sehingga darah meresap kejaringan sekitar, biasanya
akibat hantaman benda tumpul.
b) Luka Lecet
Luka Lecet adalah Luka Yang terjadi karena kerusakan pada bagian atas
kulit, buasanya kulit menjadi merah, adanya lesi, berdarah, dan keluar
rembesaran cairan bening
c) Luka akibat Listrik
Terjadi karena akibat arus listrik mengaliri tubuh dan adanya lonjakan
arus besar. atau bisa juga oleh petir.
d) Luka Robek
Luka yang terjadi karena robeknya kulit bagian permukaan atau kulit
beserta bagian jaringan dibawahnya. biasanya Akibat hantaman benda
tumpul yang sangat kuat sehingga melampaui tingkat elestisitas
kulitdan otot
e) Luka Tusuk
Yaitu luka akibat tertusuk benda tajam.
f) Luka Bakar
Luka akibat terbakar api langsung atau tidak langsung, juga termasuk
paparan matahari dalam waktu lama, bahan kimia dan listrik juga
memungkinkan untuk terjadinya luka bakar.
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
a. Usia
Semakin

tua

seseorang

maka

akan

menurunkan

kemampuan

penyembuhan jaringan karena pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh.


b. Nutrisi
Kebutuhan protein dan kalori pasien hampir pasti menjadi lebih tinggi
daripada orang normal ketika terdapat luka yang besar. Asam amino
diperlukan untuk sintesis protein struktural seperti kolagen dan untuk
melakukan sintesa protein yang berperan di dalam respons immun. Pada
stadium awal setelah luka yang besar, berbagai sistem endokrin dan sistem
saraf mengadakan reaksi terhadap cedera yang kemudian memicu prosesproses

katabolik

yang

merusak

jaringan

tubuhnya

sendiri

untuk

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan bagi proses perbaikan yang

sifatnya

segera.

Penggantian

protein,

kalori,

elektrolit,

dan

cairan,

merupakan komponen pengobatan awal yang sangat vital. (Maya,2012)


Masukan dan absorpsi yang cukup vitamin dan mineral tertentu yang
cukup juga diperlukan untuk penyembuhan yang optimal, seperti diet kaya
protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn
(Maya,2012).
c. Infeksi
Infeksi oleh bakteri tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka
tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang,
sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang
maupun kedalaman luka.
d. Hipovolemia (kurangnya volume darah)
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan penyempitan pada
pembuluh darah dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk
penyembuhan luka. Seperti pada orang yang menderita anemia atau
gangguan pernapasan kronik pada perokok.
e. Hematoma (bekuan darah)
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika
terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat
diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
f. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah),
yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah
(Pus).
g. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai
darah pada bagian tubuh akibat dari sumbatan dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi
akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu
sendiri.
h. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan
gula darah, sehingga nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal
tersebut akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh yang berguna untuk
proses penyembuhan luka.
i. Perawatan luka
Teknik perawatan luka yang benar dapat mempengaruhi proses
percepatan

penyembuhan

luka

seperti

cara

membersihkan

luka,

penggunaan agens topikal dan produk balutan luka primer yang sesuai,
teknik penggantian balutan yang benar (cuci tangan, pemakaian sarung
tangan, penggunaan masker, teknik ganti balutan, dan peralatan steril).
j. Pengobatan
Pemberian obat anti inflamasi (contohnya steroid dan aspirin), heparin
mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat
membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh

terhadap cedera
Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka
pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

5. KOMPLIKASI PENYEMBUHAN LUKA


Menurut Potter & Perry (2006) komplikasi penyembuhan luka meliputi :
a. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul
dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk
adanya

purulen,

peningkatan

drainase,

nyeri,

kemerahan,

bengkak

disekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah


putih.
b. Dehisen
Dehisen adalah terpisahnya lapisan luka secara parsial atau total.
Dehisen sering terjadi pada luka pembedahan abdomen dan terjadi
setelah regangan mendadak, misalnya batuk, muntah atau duduk tegak di
tempat tidur.
c. Eviserasi
Terpisahnya lapisan luka secara total dapat menimbulkan eviserasi
(keluarnya organ viseral melalui luka yang terbuka). Bila terjadi evisersasi,
perawat meletakkan handuk steril yang dibasahi dengan salin normal steril
di atas jaringan yang keluar untuk mencegah masuknya bakteri dan
kekeringan pada jaringan tersebut.
d. Fistul
Fistul adalah saluran abnormal yang berada diantara dua buah orga atau
diantara organ dan bagian luar tubuh.
e. Pendarahan
Dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada
garis jahitan, infeksi atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing
(seperti darain). Hipovolemia mungkin tidak cepat tampak, sehingga

balutan jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah
pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika terjadi perdarahan yang
berlegihan,

penambahan

tekanan

luka

steril

mungkin

diperlukan.

Pemberian cairan & intervensi pembedahan mungkin diperlukan.


6. CARA CARA PERAWATAN LUKA DI RUMAH
Cara-cara perawatan luka di rumah sebagai berikut:
a. Persiapan Alat
1. Kapas
2. Kassa seteril
3. Cairan infus NaCl 0,9 % atau air matang yang sudah dingin
4. Kayu putih
5. Plester
6. Gunting
7. Kantong plastik
b. Langkah Langkah Dalam Perawatan Luka
1) Atur posisi senyaman mungkin
2) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien
3) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya mencuci
tangan terlebih dahulu dengan sabun
4) Buka plester/ perban (dengan menggunakan kayu putih)
5) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastic
6) Bersihkan luka :
Cuci luka terlebih dahulu dengan kapas yang dibasahi NaCl 0,9%
atau kapas lembab yang telah dibasahi air matang yang telah

dingin
Keringkan luka dengan kassa kering steril
Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang

telah dibasahi NaCl 0,9%


Tutup luka yang telah dikompres kassa NaCl 0,9% dengan kassa

kering
Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas atau perban

menggunakan perban gulung


7) Bereskan peralatan
8) Cuci tangan

DAFTAR PUSTAKA
Buku Morison. Moya J, 2004, Manajemen Luka, Jakarta : EGC

Kolokythas, A., Elyza, O., Michael, M., 2010, Alveolar osteotitis: a


comprehensive

review

of

concepts

and

controversies,

InternationalJournal of Dentistry 10:2-4


Maya J Morison. Seri pedoman praktis manajemen luka. Ed. Florinda.
EGC. Jakarta. 2012. Pp 14-25.

Potter & Perry. (2006). Fundamental Of nursing. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC
Wolf, Weiltzel, Fuerst, 1984, Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan, jilid II,
Jakarta : Gunung Agung

Anda mungkin juga menyukai