Anda di halaman 1dari 39

Aritmia

Dr dr. Adiputro, SpJP


Pengertian

• Normal EKG dinamakan sinus rhythm


• Aritmia atau dysritmia adalah gangguan
irama pada bioelektrikal jantung, baik itu
terjadi karena adanya gangguan
pembentukan impuls atau gangguan
penghantaran impuls yang sebabkan oleh
suatu penyakit yang terjadi pada sel
pacemaker jantung atau pada sistem
konduksi
Epidemiologi
• Di Amerika, > 850,000 orang dirawat di
rumah sakit karena aritmia setiap
tahunnya
• Umumnya terjadi pada orang dewasa
yang lebih tua
• Aritmia yang terjadi pada usia lebih dari 60
bersifat serius dan berat
• Tipe aritmia yang sering teradi pada anak-
anak dan remaja adalah tipe Paroxysmal
Supraventricular Tachycardi (Sinus
Aritmia)
Etiologi
• Peradangan jantung,
• Gangguan sirkulasi koroner
• Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis,
quinidin dan obat-obat anti aritmia
• Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemia)
• Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
• Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
• Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
• Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
• Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
tumor jantung
• Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
Klasifikasi
Pada umumnya aritmia dibagi
menjadi 2 golongan besar :

I. Gangguan pembentukan impuls


(Disturbance of Impulse Formation)
II. Gangguan penghantaran impuls
(Disturbance of Conduction)
Irama Sinus Normal

• Irama : Teratur
• Frekuensi : 60-100x/menit
• Gelombang P : Normal, setiap
gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS dan gelombang T
• Interval PR : Normal (0,12-0,20
detik)
• Gelombang QRS: Normal (0,06-
0,12)
Irama Sinus Normal
Takikardi Sinus (ST)
• Irama : Teratur
• Frekuensi : > 100-150x/menit
• Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS dan gelombang T
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS: Normal
• Sering pada bayi dan anak kecil
• Etiologi & F. resiko: Aktifitas fisik, demam,
hipovolemia, stimulasi adrenergik, ansietas,
hipotiroidisme, anemia, infeksi, sepsis, PPOK, dan
gagal jantung
Bradikardi Sinus (SB)
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR): < 60x/menit
• Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti kompleks QRS dan gelombang T
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS: reguler, sempit < 0,10 detik
Aritmia Sinus
• Irama: Tidak teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : Biasanya antara
60-100x/menit
• Gelombang P: Normal, setiap gelombang
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS : Normal
• Dapat ditemukan pada orang sehat dan
tidak membutuhkan pengobatan
Sinus Arest
• Terdapat episode hilangnya satu atau
lebih gelombang P, QRS dan T
• Irama: Teratur, kecuali pada yang hilang
• Frekuensi Jantung (HR) : Biasanya antara
60x/menit
• Gelombang P: Normal, setiap gelombang
P diikuti gelombang QRS
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS : Normal
• Hilangnya gelombang P, QRS dan
gelombang T menyebabkan Gap melebihi
3 kali R-R’ interfal.
Ekstrasistol Atrial
(AES/PAB/PAC)
• Irama: Tidak teratur, karena ada irama yang timbul
dari awal
• Frekuensi Jantung (HR): Tergantung irama
dasarnya
• Gelombang P: Bentuknya berbeda dari irama
dasarnya dan timbul prematur
• Interval PR: Normal atau memendek

Kriteria : - gelombang P prematur dari atrium


- biasanya pause kompensasi tak lengkap
Fluter Atrial (AFL)
• Irama: irama atrial teratur ttp irama ventrikel bisa
teratur/tdk, tergantung kondisi atau blok
atrioventrikuler
• Frekuensi Jantung (HR): A=220-450x/menit; V=
<300x/mnt)
• Gelombang P: Tidak bisa diidentifikasikan, seperti
gigi gergaji (saw tooth appearance), teratur, dapat
dihitung, misal P:QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1
• Interval PR: Tidak dapat dihitung
• Gelombang QRS: Normal
Fibrilasi Atrial
• Irama: Tidak teratur
• Frekuensi Jantung (HR): Arial = 350-650x/menit;
ventrikel = bervariasi, (bisa normal, lambat atau
cepat)
• Rafid Respon: HR > 100 x/menit
• Normo Respon: HR 60 -100x/menit
• Slow Respon: HR > 60 x/menit
• Gelombang P: Tidak dapat diidentifikasi, garis
baseline bergelombang (keriting)
• Interval PR: Tidak dpt dihitung
Reentrant • Gelombang QRS : Normal
mechanism
Irama Junctional (JR)
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR): 40 - 60x/menit
• Gelombang P: Terbalik di depan atau dibelakang
Gelombang QRS
• Interval PR: Kurang dari 0,12 detik atau tidak dapat
dihitung
• Gelombang QRS: Normal kec. Klo ada gg.
konduksi
• Belum memerlukan pengobatan khusus kecuali
bila frek.jantung sangat lambat (<40x/menit) &
timbulkan gang. hemodinamik  atropin sulfat (iv)
Irama Idioventrikuler
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : 20-40x/menit
• Gelombang P: Tidak terlihat
• Interval PR: Tidak ada
• Gelombang QRS: Lebar (> 0,12 detik),
lambat (<60x/mnt)
Ekstrasistol Ventrikel
(VES)/(PVC)
• Irama: Tidak teratur, karena ada gelombang yang
• timbul lebih awal
• Frekuensi Jantung (HR) : tergantung irama
dasarnya
• Gelombang P: Tidak ada
• Interval PR: Tidak ada
• Gelombang QRS : timbul prematur (> 0,12
detik) dan bentuk
• bizzare (aneh)

Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( tak teratur dan aneh )
P dari sinus tak terpengaruh oleh QRS ekstrasistol
( pause kompensasi lengkap )
Takikardi Ventrikel
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : >100x/menit
• Gelombang P: Tidak terlihat
• Interval PR: Tidak ada
• Gelombang QRS : Lebar (> 0,12)
Fibrilasi Ventrikel (VF)
• Irama: Tidak teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : Tidak dapat
dihitung
• Gelombang P: Tidak ada
• Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung,
bergelombang dan
• tidak teratur
Asistole Ventrikel
• Frekuensi: tdk terlihat adanya aktifitas ventrikel/ < 6
kompleks QRS/mnt, hanya terdapat impuls atrium
“asistole gel. P”
• Irama: tdk terlihat adanya aktivitas ventrikel atau < 6
kompleks QRS/mnt
• Interval PR: tdk dpt ditetapkan
• Gelombang QRS: tdk terlihat defleksi yang konsisten
Blok Sinoatrial (SA Blok)
• Irama: Teratur, kecuali pada yang hilang
• Frekuensi Jantung (HR) : < 60x/menit
• Gelombang P: normal kecuali pada yg hilang dimana gel
P tidak muncul pada waktunya, jarak interval P-P  2x
jarak interval PP yang normal
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS : Normal
Takhikardi Supraventrikel (SVT)
• Gejala : Jantung berdebar cepat sekali, keringat
dingin, lemah. Kadang timbul sesak nafas,
hipotensi, pada pasien PJK, takikardi muncul pada
serangan angina.
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR): 150-250x/menit
• Gelombang P: kadang gelombang P tumpang
tindih dengan gelombang T (P’)
• Interval PR: Tidak dapat dihitung atau memendek
• Gelombang QRS: Normal
Blok Atrioventrikuler (AV Blok) Derajat I
• Kunci: impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan
lambat.
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : 60-100x/menit
• Gelombang P: Normal, selalu diikuti gelombang QRS
• Interval PR: Memanjang > 0,20 detik
• Gelombang QRS : Normal
Blok Atrioventrikuler Derajat II
• Kunci : sebagian impuls dapat diteruskan, dan sebagian
lagi terhenti.
Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi :
1. Blok AV tipe Wenckebach atau tipe Mobitz I
2. Blok AV tipe Mobitz II
Blok Atrioventrikuler Derajat III (Total AV
Block)
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : < 60x/menit
• Gelombang P: Normal, tetapi gelombang P dan
gelombang QRS berdiri sendiri-sendiri gelombang P
kadang diikuti gelombang QRS kadang tidak.
• Interval PR: Berubah-ubah
• Gelombang QRS: Normal atau lebih dari 0,12 detik
Right Bundle Branch Blok (RBBB)
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR): Umumnya antara 60-100x/menit
• Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelobang QRS
dan T
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS: Lebar lebih dari 0,12 detik
Left Bundle Branch Blok (LBBB)
• Irama: Teratur
• Frekuensi Jantung (HR) : Umumnya normal antara 60-100x/menit
• Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti
• gel QRS dan T
• Interval PR: Normal
• Gelombang QRS : Ada bentuk rsR’ (M Shape) di V5 dan V6, I
• Gel Q yang lebar dan dalam di V1 dan V2. ST segmen dan gelombang T
di V5 dan V6
PATOFISIOLOGI
1. Pembentukan Impuls
 Kelainan automatisasi
 Trigger automatisasi
2. Gangguan Konduksi
 Re-entry
 Concealed conduction (konduksi yang
tersembunyi)
 Blok
Manifestasi Klinis

• Gejala klinis aritmia dapat


“Silent” (tidak menimbulkan Tanda-tanda klinis yang
gejala apapun) & dapat pula
dapat terjadi :
menimbulkan gejala seperti:
• Palpitasi • Bradikardi atau takikardi
• Dada berdebar-debar • Hipotensi
• Pusing (Dizziness) dan fertigo • Syok
• Sesak nafas • Edema paru
• Dada terasa tidak nyaman atau
nyeri dada • Akral dingin
• Kelelahan (Weakness or fatigue) • Penurunan kondisi urin
• Kesadaran menurun & Sinkop • Dll
• Henti jantung mendadak
• Dll
Penegakan Diagnosa

• EKG • Stress tes


• ECG • Cardiac Cateterization
• Ambulatory monitors • EPS
 Holter monitor • Nadi oksimetri (Tilt Table
 Transtelephonic monitor Test)
 Transtelephonic monitor
with a memory loop
Penatalaksanaan
• farmakologi (antiaritmia)

• Perubahan gaya hidup

• Terapi pacemaker (elektrik)

• Terapi ablasi
Klasifikasi obat antiaritmia
kelas Mekanisme kerja Obat
I Penyakat kanal natrium
A Depresi sedang fase 0 dan konduksi Kuinidin, prokainamid,
lambat (2+), memanjangkan repolarisasi disopiramid
B Depresi minimal fase 0 dan konduksi lidokain., meksiletin,
lambat (0-1+), mempersingkat repolarisasi fenitoin, tokainid

C Depresi kuat fase 0, konduksi lambat (3+- Enkainid, flekainid,


4+), efek ringan thd repolarisasi indekainid, propafenon
II Penyekat adrenoseptor beta Propanolol, asebutolol,
esmolol
III Memanjangkan repolarisasi Amiodaron, bretilium,
sotalol, dofetilid, ibutilid

IV Penyekat kanal Ca++ Verapamil, diltiazem


V Lain-lain Digitalis, adenosin,
magnesium
Penatalaksaan GADAR pada Bradikardi
Bradikardi = detak nadi <60x/menit
Kondisi klinis tidak adekuat

Pastikan jalan napas aman


Bantu jalan napas jika diperlukan O₂
Ukur Tensi, Oximetri, Monitor EKG, pasang infus
• Perfusi Baik Perfusi Buruk
Persiapkan pacu jantung transkutan, jika pada EKG terlihat
AV Blok derajat 2 atau total AV blok, pertimbangkan
Observasi monitor pemberian atrophine 0,5 mg iv/5 menit (maks dose 3mg).
kondisi klinis Jika dosis sulfas atropine telah mencapai 3 mg dan belum
terjadi peningkatan denyut jantung ≥ 60x/menit,
pertimbangkan pemberian obat yang lain seperti epinefrin 2-
10 mcg/menit atau dopamine 2-10 mcg/kgBB/menit.

Persiapkan pacu jantung transvenus


Obati penyebab dasar
Konsultasikan ke dokter ahli jantung
Penatalaksanaan GADAR Takikardi
Komplikasi
• Henti jantung
• Angina
• Gagal Jantung
• Stroke
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai