Anda di halaman 1dari 31

Advanced∙Uncompromised

Gangguan Pada Pembentukan


Impuls Listrik Jantung
Irama : Reguler
Contoh EKG
HR : 300/6 = 50x/m
Gel P : Terbalik/tidak ada
Irama Apakah Ini?
QRS : sempit (< 0,12 sec)
Jawaban : Junctional Rhytm

• Ketik jawaban di Kolom Komentar


Irama : Reguler
HR : 300/1,5 = 200x/m
Contoh EKG
Gel P : tertutup gel T
QRS : sempit (< 0,12 sec)
Irama Apakah Ini?
Jawaban : Supraventrikular Takikardi
(SVT)

• Ketik jawaban di Kolom Komentar


Irama : Irreguler Contoh EKG
HR : 100x/m
Gel P : banyak/tidak jelas Irama Apakah Ini?
QRS : sempit (< 0,12 sec)
Jawaban : Atrial Fibrilasi

• Ketik jawaban di Kolom Komentar


POKOK PEMBAHASAN

1. SISTEM KONDUKSI
2. ANALISA IRAMA EKG
3. IRAMA SA NODE
4. IRAMA ATRIUM
5. IRAMA AV NODAL
6. IRAMA VENTRIKEL
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Dalam miokardium terdapat beberapa sel (sel pace
maker) yang mampu secara otomatis membuat
depolarisasi dan repolarisasi
1. SA Node ( sinoatrial node )
• Terletak pada pertemuan antara vena cava superior
dengan atrium kanan
• Secara teratur mengeluarkan impuls dengan
frekuensi 60 – 100 x/menit
2. AV Node (Atrioventrikular Node)
• Terletak di atas sinus koronarius pada dinding
posterior atrium kanan .
• Sel pada nodal ini mampu mengeluarkan Impuls
sekitar 40 – 60 X/menit
3. Bundle Branch
• Right bundle branch ( RBB ) & Left bundle branch (
LBB )
• Merupakan kelanjutan dari AV Node yang
menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan
miokardium ventrikel
• Akhir dari serabut ini adalah Serabut purkinje
4. Serabut Purkinje
• Mengeluarkan impuls yang paling sedikit dari sistem
konduksi yaitu sekitar 20 – 40 x/menit
GELOMBANG EKG
Tips: Analisa irama lebih
baik menggunakan LEAD II
karena arah pengukuran
listriknya sesuai dengan
arah sumbu listrik jantung
MENGANALISA IRAMA EKG
Komponen Karakteristik

IRAMA Hitung Jarak dari R – R dan dari P – P


Reguler: Interval Konsisten
Irreguler : Interval tidak berpola
RATE / KECEPATAN Jika Irama REGULER : 300/jml kotak besar atau 1500/jumlah kotak kecil
Jika IRREGULER : ambil EKG strip 6 detik, kalikan 10 jumlah kompleks
QRS
Normal: 60–100 bpm
Slow (bradycardia): < 60 bpm
Fast (tachycardia): > 100 bpm

Gelombang P Normal: Keatas (positive) and seragam


Inverted: Kebawah (Negative)
Tidak ada : Irama junctional atau ventricular.
P-R interval Dihitung dari awal gelombang P sampai awal gelombang Q
Normal : 0,12 -0,20 dan intervalnya sama
Gelombang QRS Sempit : normal 0,04 -0,12
Lebar : >0,12 biasanya irama dari ventrikel
Adakah beat yang hilang Bisa terjadi pada AV Block atau Sinus Arrest
IRAMA SA NODE
Sinus Rhytm (SR)

Rate: Normal (60–100 bpm) NOTE


Irama: Regular EKG normal sinus rhytm tidak
P Waves: Normal (keatas dan berarti pasien tidak ada penyakit
jantung
seragam)
PR Interval: Normal (0.12–
0.20 sec)
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA SA NODE
Sinus Bradikardia

Rate: Slow (<60x/menit) NOTE


Irama: Regular Sinus Bradikardia biasanya normal pada atlet dan
P Waves: Normal (Keatas dan ketika sedang tidur, asalkan tidak ada keluhan dan
cardiac output yang dihasilkan cukup. SB juga bisa
Seragam)
disebabkan karena sedang mengkonsumsi obat-
PR Interval: Normal (0.12–0.20 obatan penurun rate
sec)
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA SA NODE
Sinus Tachycardia (ST)

Rate: Fast (>100x/menit) NOTE


Rhythm: Regular Sinus Takikardi bisa disebabkan karena sedang
P Waves: Normal (Keatas dan latihan fisik, kecemasan, demam, kurang cairan,
seragam) hipoksemia, dan gagal jantung
PR Interval: Normal (0.12–0.20 sec)
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA SA NODE
Sinus Arrhythmia

Rate: biasanya normal (60–100 bpm); meningkat NOTE


saat inspirasi dan menurun saat ekspirasi Rate biasanya bervariasi dipengaruhi
Irama: Irregular dipengaruhi pernafasan pernafasan terutama pada anak-anak
P Waves: Normal (keatas dan seragam) dan lansia
PR Interval: Normal (0.12–0.20 sec)
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA SA NODE
Sinus Pause/ Sinus
Arrest

Rate: Normal atau rendah, tergantung durasi dari NOTES


arrest Biasanya pasien mengalami pusing
Irama: Irregular ketika pause/arrest terjadi atau bahkan sinkop karena
P Waves: Normal (upright and uniform) kecuali di penurunan cardiac output
area terjadinya arrest
PR Interval: Normal (0.12–0.20 sec)
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
Jarak hilangnya gelombang PQRST (arrest) bukan
kelipatan interval R-R (irama dasar)
IRAMA ATRIUM
Irama yang berasal dari dinding Atrium
yang mengeluarkan impuls listrik sendiri
dan mengambil alih SA node
Penyebab:
• Infark Miokard
• Penyakit jantung bawaan
• Jaringan parut di dinding atrium
• Kelainan katup
• Dilatasi dinding atrium
IRAMA ATRIUM
Premature Atrial Contraction (PAC)/ Atrial Ekstra Sistole (AES)

AES/PAC AES/PAC

Rate: Tergantung irama yang diikuti NOTES


Rhythm: Irregular ketika PAC terjadi AES bigemini : jika PAC dan irama dasar 1:1
P Waves: Ada, bentuk gelombang P pada AES trigemini : jika PAC dan irama dasar
PAC berbeda dengan irama dasar 1:2
PR Interval: Berbeda saat PAC, biasanya AES couplet : jika muncul 2 PAC berurutan
normal (0.12–0.20 sec) AES triplets : jika muncul 3 PAC berurutan
QRS: Normal (0.06–0.10 sec) AES frequent : jika PAC muncul>3
berurutan dan sering (biasanya pada
pasien gagal jantung)
IRAMA ATRIUM
Atrial Takikardi/ Supraventrikular Takikardia (SVT)
Gelombang P tidak terlihat

Rate: 150–250 bpm NOTES


Rhythm: Regular Pasien bisa merasa berdebar, pusing,
P Waves: Normal (upright and uniform) tapi mual atau cemas
gelombang P sulit terlihat karena tertutup
gelombang T
PR Interval: sempit (0.12 sec) QRS: Normal
(0.06–0.10 sec)
IRAMA ATRIUM
Atrial Flutter

Rate: Atrial: 250–350 bpm, ventricular: NOTES


bisa normal, slow atau rapid Tanda dan gejala bergantung pada respon
Irama: Biasanya regular ventrikel apakah cepat atau lambat
P Waves: berbentuk seperti gigi gergaji
PR Interval: bervariasi/ sulit dihitung
QRS: Biasanya normal (0.06–0.10 sec),
IRAMA ATRIUM
Atrial Fibrilasi (AF)

Rate: Atrial: 350 bpm atau sulit dihitung; NOTES


ventricular: slow, normal atau rapid Tanda dan gejala bergantung pada
Irama: Irregular respon ventrikel apakah cepat atau
P Waves: P sulit dilihat/ tidak jelas lambat, dan beresiko terjadinya
PR Interval: tidak bisa dihitung stroke.
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA AV NODE ( JUNCTIONAL)
Junctional Rhytm

Rate: 40–60 x/m NOTES


Irama: Regular Pada irama junctional, SA node tidak bisa membentuk
P Waves: Tidak ada atau impulse listrik sebagaimana mestinya dan diambil alih oleh
terbalik AV node
PR Interval: Sulit dihitung
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA AV NODE ( JUNCTIONAL)
Accelerated Junctional Rhytm

Rate: 61–100 x/menit


Irama: Regular
P Waves: Tidak ada atau
terbalik
PR Interval: Tidak ada/ sulit
dihitung
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA AV NODE ( JUNCTIONAL)
Junctional Tachycardia

Rate: 101–180 bpm


Irama: Regular
P Waves: Tidak ada atau terbalik
PR Interval: Tidak ada atau pendek
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA AV NODE ( JUNCTIONAL)
Premature Junctional Contraction (PJC) / Junctional Extra Systole (JES)

Rate: Tergantung irama yang


dihasilkan
Irama: Irregular ketika PJC terjadi
P Waves: P tidak ada atau terbalik
PR Interval: tidak ada atau pendek
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
IRAMA VENTRIKEL
Idioventrikular Rhytm

Rate: 20–40 x/m NOTES


Irama: Regular Irama idioventrikuler muncul jika impulse listrik dari
P Waves: Tidak ada supraventrikel hilang atau lemah, Pada kondisi ini
PR Interval: tidak ada penurunan cardiac output sangat mungkin terjadi
QRS: Lebar (>0.10 sec),
bentuk tidak teratur
IRAMA VENTRIKEL
Accelerated Idioventrikular Rhytm

Rate: 41–100 x/m


Irama: Regular
P Waves: tidak ada
PR Interval: tidak ada
QRS: Lebar (>0.10 sec)
IRAMA VENTRIKEL
Premature Ventrikel Contraction (PVC)/ Ventrikel Ekstra Sistol (VES)
SR dengan PVC Bigemini SR dengan PVC Couplets

pvc pvc pvc

SR dengan PVC Trigemini SR dengan PVC Kuadrigemini

Rate: Tergantung irama yang muncul


Rhythm: Ireguler jika PVC muncul
P Waves: tidak ada saat muncul PVC
PR Interval: tidak ada saat muncul pvc
QRS: pada pvc QRS yng muncul lebar dan tidak
beraturan
IRAMA VENTRIKEL
Ventrikel Takikardia
VT MONOMORFIK
VT POLIMORFIK

Rate: 100–250 x/m NOTES


Irama: Regular • Penting dilakukan pengecekan pulsasi nadi karena VT
P Waves: Tidak ada bisa dengan atau tanpa nadi
PR Interval: Tidak ada • VT bisa berubah menjadi VF atau VT tidak stabil jika
QRS: Lebar (>0.10 sec), tidak hilang dan tidak ditangani
LETHAL ARRHYTMIA
Torsades de Pointes

Rate: 100–250 x/m NOTES


Irama: Iregular • Biasanya tidak ada nadi
P Waves: Tidak ada • menjadi VF atau asystole
PR Interval: Tidak ada • Penyebab paling sering karena imbalance elektrolit
QRS: Lebar (>0.10 sec), (hipomagnesium), atau obat-obatan yang
memperpanjang interval Q-T
LETHAL ARRHYTMIA
Ventrikel Fibrillasi

Rate: tidak bisa dihitung NOTES


Irama: tidak beraturan • Biasanya tidak ada nadi
P Waves: tidak ada • Butuh penanganan cepat, semakin lama delay semakin
PR Interval: tidak ada berbahaya
QRS: tidak ada
LETHAL ARRHYTMIA
Asistole
Rate: None
Rhythm: None
P Waves: None
PR Interval: None
QRS: None

Pulseless Electrical Activity (PEA)


• Monitor menunjukan irama listrik
jantung tetapi tidak terdapat
denyut nadi/pulsasi
• Irama bisa sinus, junctional atau
ventrikular
As a nurse we have the opportunity to heal mind, body, heart and soul of
our patients, their families and ourselves. They may forget our names, but
they wont forget how you made them feels
- Maya Angelou
Thank You

Anda mungkin juga menyukai