Anda di halaman 1dari 61

LATIHAN OSCE PLEXUS VENOSUS

MODUL KGD 2011


ELEKTROKARDIOGRAFI ( EKG )

Kertas EKG

Gelombang, Segmen, Interval

Tips Interpretasi EKG


Regularitas Frekuensi Axis Zona Transisi Gel. P Kompleks QRS ST Segmen PR Interval Gel. T LAIN LAIN (ABNORMALITAS) KESAN

Menentukan Regularitas
Untuk menentukan irama jantung, perhatikan :
irama teratur atau tidak lihat jarak antar QRS sama atau tidak. gelombang P normal atau tidak, apakah setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS interval PR normal atau tidak gelombang QRS normal atau tidak.

Menentukan Frekuensi Jantung


Tentukan satu gelombang R ( atau P ) Cari puncak gelombang R ( atau P ) berikutnya. Hitung jarak antara R pertama dan kedua dalam ukuran kotak besar ( begitu juga gelombang P ) Frekwensi jantung dihitung dengan rumus : a. . 300 . Jumlah kotak sedang antara R R ATAU b. 1500 . Jumlah kotak kecil antara R - R

c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS kemudian dikalikan 10. Atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS kemudian dikalikan 5.

GELOMBANG P
= gambaran aktivitas depolarisasi atrium. Nilai normal - lebar e 0,12 detik ( 3 mm ) - tinggi e 0,3 mV ( 3 mm ) - selalu positif di lead II - selalu negatif di lead aVR Kepentingan - Aktivitas atrium

- Arah aktivitas atrium - Tanda-tanda hipertrofi atrium


paling jelas II dan V1 impuls gelombang P sejajar dengan II, elektroda V1 paling dekat dg atrium kanan.

INTERVAL PR
= penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium dan waktu perlambatan dari nodus AV Diukur dari permulaan P permulaan kompleks QRS Nilai normal : 0,12 0,20 detik. ditentukan oleh frekwensi jantung (denyut jantung lambat interval PR memanjang. PR < 0,12 detik sindroma WPW. PR > 0,20 detik blok AV PR berubah-ubah : wondering pacemaker.

KOMPLEKS QRS
Menggambarkan proses depolarisasi ventrikel Nilai normal :
lebar 0,06 0,12 detik Tinggi tergantung sadapan lead

GELOMBANG Q
= defleksi kebawah pertama dari kompleks QRS. Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel Nilai normal : Lebar e 0,04 detik Dalam < 1/3 tinggi R Pada aVR Gelombang Q Pathologis ( abnormal ) : Lebar < 0,04 detik Dalam > 25 % amplitudo gelombang R Kepentingan : adanya nekrosis miokard ( infark miokard )

GELOMBANG R
= Defleksi positip pertama pada kompleks QRS Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel Positip di L I, L II, V5 dan V6 aVR, V1, V2 biasanya kecil/ tidak ada sama sekali. Kepentingan : Menggambarkan adanya hipertrofi ventrikel Adanya tanda-tanda BBB ( Bundle Branch Block )

GELOMBANG S
= Defleksi negatip setelah gelombang R - Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel - aVR, V1 dan V2 terlihat lebih dalam - V4, V5 dan V6 makin berkurang dalamnya. Kepentingan : hampir sama dengan gelombang R.

INTERVAL QRS
gambaran lamanya aktifitas depolarisasi ventrikel. Diukur dari permulaan Q akhir S Nilai normal : < 0,12 detik Interval QRS u 0,12 detik, pada :
Blok cabang berkas ( Bundle Branch Block ) Hiperkalemia.

GELOMBANG T
= fase repolarisasi ventrikel Selalu positip, kecuali di aVR Amplitudo normal : 1. < 10 mm di sadapan prekordial 2. < 5 mm di sadapan ekstremitas 3. Minimum 1 mm Kepentingan : Menggambarkan adanya iskemia/ infark Adanya kelainan elektrolit

Tabel 1. Batas atas Interval P R Normal ( Diukur dalam detik )

Frekwensi jantung

< 70

71 - 90

91 - 110

111 - 130

> 130

Dewasa Dewasa muda Anak, 14 Anak, 7 17 th 13 th 6 th

0,21 0,20 0,19 0,18 0,17 0,16

0,20 0,19 0,18 0,17 0,165 0,15

0.19 0,18 0,17 0,16 0,155 0,145

0,18 0,17 0,16 0,15 0,145 0,135

0,17 0,16 0,15 0,14 0,135 0,125

Anak, 11/2 Anak 0

11/2 th

INTERVAL QT
Merupakan gambaran lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Diukur dari permulaan gelombang Q sampai dengan akhir gelombang T Nilai dipengaruhi oleh frekwensi jantung

SEGMEN ST
Diukur dari akhir gelombang S sampai permulaan gelombang T ditentukan dari letak J point Normal : isoelektris ( 0,5 mm s/d + 2 mm ) ST elevasi, terdapat pada :
Infak miokard Aneurisma Perikarditis

ST depresi, terdapat pada :


Angina pectoris Efek digitalis

Irama jantung normal : dari nodus SA ( SinoAtrial ) irama sinus ( Normo Sinus Rhythm ). Kriteria irama sinus normal :
Irama : teratur. Frekwensi jantung : 60 100 x/ menit Gelombang P : normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR : normal ( 0,12 0,20 detik ) Gelombang QRS : normal ( 0,06 0,12 ) detik.

Aritmia

Aritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls.


Nodus SA


Atrium

Bradikardi Sinus Takikardi Sinus Aritmia Sinus Henti Sinus / Sinus Arrest

Ekstrasistol atrial (AES/PACs) Supraventrikular Tachycardia Takikardi atrial Flutter atrial Fibrilasi atrial

Nodus AV Irama Junctional Ekstrasistol Junctional Takikardi Junctional Ventrikel Ekstrasistol ventrikel ( VES / PACs ) Takikardi ventrikel ( VT ) Fibrilasi ventrikel ( VF )

Aritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls


Nodus SA

Blok Sinoatrial ( SA Block )


Nodus AV Blok AV derajat 1 ( First Degree AV Block ) Blok AV derajat 2 ( Second Degree AV Block )
Tipe Mobitz I ( Wenckebach ) Tipe Mobitz II

Blok AV derajat 3 ( Total AV Block ) Interventrikuler Right Bundle Branch Block ( RBBB ) Left Bundle Branch Block ( LBBB )

Takikardi Sinus ( ST )
Irama Frekwensi Gelombang P : Teratur : > 100 150 x/ menit : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS Interval PR : Normal Gelombang QRS : Normal

Bradikardi Sinus
Irama Frekwensi Gelombang P : Teratur : < 60 x/ menit : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS Interval PR : Normal Gelombang QRS : Normal

Aritmia Sinus
Irama : Tidak teratur Frekwensi : 60 - 100 x/ menit Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS Interval PR : Normal Gelombang QRS : Normal

Sinus Arrest
Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS dan T Irama : Teratur, kecuali pada yang hilang Frekwensi : < 60 x/ menit Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS Interval PR : Normal Gelombang QRS : Normal

Ekstrasistol Atrial ( AES/ PAC )


Ekstrasistol selalu mengikuti irama dasar Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih dini Frekwensi : Tergantung irama dasar Gelombang P : Bentuk berbeda dari gelombang P irama dasar Interval PR : Normal, bisa juga memendek Gelombang QRS : Normal

Takikardi Supraventrikel ( SVT )


Irama : Teratur Frekwensi : > 150 250 x/ menit Gelombang P : Tidak ada atau kecil Interval PR : Tidak dapat dihitung atau memendek Gelombang QRS : Normal

Flutter Atrial ( AFl )


Irama : Biasanya teratur, tetapi bisa tidak teratur Frekwensi : Bervariasi Gelombang P : Bentuk seperti gigi gergaji, teratur dan dapat dihitung. P : QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1 Interval PR : Tidak dapat dihitung Gelombang QRS : Normal

Fibrilasi Atrial ( AF )
Irama : Tidak teratur Frekwensi : Bervariasi Gelombang P : Tidak dapat diidentifikasi Interval PR : Tidak dapat dihitung Gelombang QRS : Normal

Takikardi Atrial

Irama Junctional ( JR )
Irama : Teratur Frekwensi : 40 60 X/ menit Gelombang P : Terbalik di depan, dibelakang atau menghilang Interval PR : < 0,12 detik atau tidak ada Gelombang QRS : Normal

Ekstrasistol Junctional ( JES )


Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih dini Frekwensi : Tergantung irama dasarnya Gelombang P : Tidak normal, sesuai letak asal impuls Interval PR : Memendek atau tidak ada Gelombang QRS : Normal

Ekstrasistol Ventrikel ( VES )


Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih dulu Frekwensi : Tergantung irama dasar Gelombang P : Tidak ada Interval PR : Tidak ada Gelombang QRS : > 0,12 detik

Ekstrasistol Ventrikel ( VES ) Maligna


1. Ekstrasistol Ventrikel > 6 X/ menit

2. Ekstrasistol Ventrikel Bigemini

3. Ekstrasistol Ventrikel Multifocal

4. Ekstrasistol Ventrikel Consecutif

5. Ekstrasistol Ventrikel R on T

Ekstrasistol Ventrikel R on T

Takikardi Ventrikel ( VT )
Irama : Teratur Frekwensi : > 100 X/ menit Gelombang P : Tidak terlihat Interval PR : Tidak ada Gelombang QRS : > 0,12 detik

Fibrilasi Ventrikel ( VF )
Irama : Tidak teratur Frekwensi : Tidak dapat dihitung Gelombang P : Tidak ada Interval PR : Tidak ada Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung, bergelombang & tidak teratur

Blok Sinoatrial ( SA Blok )


Irama Frekwensi Gelombang P : Teratur kecuali pada yang hilang : < 60 x/menit : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS Interval PR : Normal Gelombang QRS : Normal

Blok Atrioventrikuler ( AV Blok ) Derajat I


Irama Frekwensi Gelombang P : Teratur : 60 100 x/ menit : Normal, Setiap Gelombang P selalu diikuti gelombang QRS Interval PR : Memanjang > 0,20 detik Gelombang QRS : Normal

Blok AV Derajat II Tipe Mobitz 1 ( Wenchebach )


Irama : Tidak teratur Frekwensi : 60 100 x/ menit atau < 60 x/ menit Gelombang P : Normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS dalam satu siklus Interval PR : Makin lama makin panjang sampai ada gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS, kemudian siklus berulang. Gelombang QRS : Normal

Blok AV Derajat II Tipe Mobitz 2


Irama Frekwensi Gelombang P : Tidak teratur : < 60 x/ menit : Normal, ada satu atau lebih gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS Interval PR : Normal/ memanjang secara konstan kemudian ada blok Gelombang QRS : Normal

Blok AV Derajat III ( Total AV Blok )


Irama : Teratur Frekwensi : < 60 x/ menit Gelombang P : Normal, tetapi gelombang P & gelombang QRS berdiri sendiri, sehingga gelombang P kadang diikuti QRS kadang tidak. Interval PR : Berubah-ubah/ tidak ada. Gelombang QRS : Normal/ > 0,12 detik

RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK ( RBBB )


Irama : Teratur Frekwensi : 60 100 x/ menit Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR : Normal Gelombang QRS : Melebar ( > 0,12 detik ) Ada bentuk rSR ( M Shape ) di V1 Kriteria tambahan : Gelombang S lebar dan dalam di lead I dan V6 Perubahan ST Segmen dan gelombang T di V1 dan V2 RBBB TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE ) : Interval QRS normal

RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK ( RBBB )

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK ( LBBB )


Irama : Teratur Frekwensi : 60 100 x/ menit Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR : Normal Gelombang QRS : Melebar ( > 0,12 detik ) Ada bentuk rSR ( M Shape ) di V6 Gelombang Q lebar dan dalam di lead V1 dan V2 Perubahan ST Segmen dan gelombang T di V5 dan V6 LBBB TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE ) : interval QRS normal

LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK ( LBBB )

Hipertrofi Atrium Kanan ( RAH )


Gelombang P lancip dan tinggi ( P Pulmonal ) paling jelas terlihat di lead I dan II.

Hipertrofi Atrium Kiri ( LAH )


Gelombang P lebar dan berlekuk ( P Mitral ) paling jelas terlihat di lead I dan II

Hipertrofi Ventrikel Kanan ( RVH )


Gelombang R > S pada lead prekordial kanan VAT > 0,03 detik di V1 Gelombang S menetap di V5 dan V6 Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V1 V3 RAD

Hipertrofi Ventrikel Kiri ( LVH )


Gelombang R > 27 mm pada V5/V6 Gelombang S di V1 + gelombang R di V5/V6 > 35 mm VAT > 0,05 detik di V5/V6 Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5 / V6 LAD

ISKEMIA MIOKARD
Depresi segmen ST atau gelombang T terbalik ST depresi dianggap bermakna bila > 1 mm di bawah garis dasar di titik J Titik J didefinisikan sebagai akhir kompleks QRS dan permulaan segmen ST Perubahan gelombang T pada iskemia kurang begitu spesifik

ISKEMIA MIOKARD
- Gelombang Q patologis - Fase akut : Gelombang Q patologis disertai elevasi segmen ST - Fase subakut ( recent ) : Gelombang Q patologis disertai gelombang T terbalik - Fase Old : Gelombang Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali

Lokasi Iskemia atau infark


Anterior : V2 V4 Ateroseptal : V1 V3 Anterolateral : I, aVL, V5-V6 Ekstensiv anterior : I, aVL, V1-V6 Inferior : II, III dan aVF Posterior : V1-V2 Ventrikel kanan : V1, V3R dan V4R

Acute anteroseptal myocardial infarction

Inferior myocardial infarction

Alhamdulillah....

Anda mungkin juga menyukai