Seksio sesaria
25 Jun
A. PENGERTIAN
Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin diatas 500gram. ( Wiknjosastro,2005).
Operasi caesarea adalah kelahiran janin cukup bulan hidup melalui insisi sayatan) pada
dinding perut dan rahim bagian depan.
Seksio sesarria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding rahaim (Marjoen, 2001).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa seksio sesaria adalah suatu tindakan
melahirkan janin melalui suatu pembedahan dengan cara melakukan insisi pada dinding
perut dan dinding rahim.
B. KLASIFIKASI
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
C. ETIOLOGI
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada,
disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul), ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada
primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-
eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ), gangguan
perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya ).
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali
pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
D. PATOFISIOLOGI
Terjadi kelainan pada ibu dan janin yang menyebabkan tidak mungkin dilakukannya
persalinan pervaginam, sehingga dianjurkan untuk dilakukannya persalinan dengan
tindakan SC.
E. KOMPLIKASI
1. Infeksi puerperalis
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam
masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut
terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lain
Seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat jarang
terjadi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
F. PENATALAKSANAAN
a. Analgesia
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra muskuler)
setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan
dengan cara serupa 10 mg morfin.
- Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.
- Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.
b. Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah
urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.
Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama
pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output urine
jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada
hari kedua.
Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah
operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan,
pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.
e. Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat bangun
dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan
dengan pertolongan.
f. Perawatan Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa
banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah
hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat
mandi tanpa membahayakan luka insisi.
g. Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus segera
di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang
menunjukkan hipovolemia.
h. Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak
menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak
menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.
Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang
dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu seminggunya
harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain.
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara
masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat
ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, Maksudnya
apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa).
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai
riwayat persalinan plasenta previa.
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapi kemungkinan dapat lebih sering
terjadi pada penderita malnutrisi dengan sosial ekonomi rendah.
d. Data Psikologis
e. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan hemoglobin
- Pemeriksaan Hematokrit
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
c. Ansietas berhubungan dengan situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi / kontak
interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi (Doengoes,2001).
d. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan
(Doengoes,2001).
e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kulit rusak
(Doengoes,2001)
g. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang
pemajanan informasi, tidak mengenal sumber-sumber (Doengoes,2001)
h. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan trauma atau diversi mekanisme efek-
efek hormonal/anastesi (Doengoes,2001)
- Kriteria hasil :
a) Menggendong bayi, bila kondisi memungkinkan
c) Mulai secara aktif mengikuti perawatan bayi baru lahir dengan cepat.
- Intervensi :
a) Anjurkan pasien untuk menggendong, menyetuh dan memeriksa bayi, tergantung pada
kondisi pasien dan bayi, bantu sesuai kebutuhan.
Rasional : Jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan unik untuk ikatan
keluarga terjadi karena ibu dan bayi secara emosional dan menerima isyarat satu sama
lain, yang memulai kedekatan dan proses pengenalan.
b) Berikan kesempatan untuk ayah / pasangan untuk menyentuh dan menggendong bayi
dan Bantu dalam perawatan bayi sesuai kemungkinan situasi.
c) Observasi dan catat interaksi keluarga bayi, perhatikan perilaku yang dianggap
menggandakan dan kedekatan dalam budaya tertentu.
Rasional : pada kontak pertama dengan bayi, ibu menunjukkan pola progresif dari
perilaku dengan cara menggunakan ujung jari.
d) Diskusikan kebutuhan kemajuan dan sifat interaksi yang lazim dari ikatan. Perhatikan
kenormalan dari variasi respon dari satu waktu ke waktu.
Rasional : membantu pasien dan pasangan memahami makna pentingnya proses dan
memberikan keyakinan bahwa perbedaan diperkirakan.
e) Sambut keluarga dan sibling untuk kunjungan sifat segera bila kondisi ibu atau bayi
memungkinkan.
f) Berikan informasi, sesuai kebutuhan, keamanan dan kondisi bayi. Dukungan pasangan
sesuai kebutuhan.
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
a) Tentukan lokasi dan karakteristik ketidaknyamanan perhatikan isyarat verbal dan non
verbal seperti meringis.
Rasional : pasien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan
secara langsung. Membedakan karakteristik khusus dari nyeri membantu membedakan
nyeri paska operasi dari terjadinya komplikasi.
Rasional : pada banyak pasien, nyeri dapat menyebabkan gelisah, serta tekanan darah dan
nadi meningkat. Analgesia dapat menurunkan tekanan darah.
e) Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan berbahaya dan berikan gosokan punggung dan
gunakan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi.
Rasional : merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri. Meningkatkan
kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak menyenangkan, meningkatkan rasa
sejahtera.
g) Anjurkan ambulasi dini. Anjurkan menghindari makanan atau cairan berbentuk gas;
misal : kacang-kacangan, kol, minuman karbonat.
Rasional : kembali fungsi kandung kemih normal memerlukan 4-7 hari dan overdistensi
kandung kemih menciptakan perasaan dan ketidaknyamanan.
- Kriteria hasil :
Rasional Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkan keluhan atau harapan
yang tidak terpenuhi dalam proses ikatan/menjadi orangtua.
c) Bantu pasien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping baru yang
lazim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan.
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
Rasional : respon berduka dapat berkurang bila ibu dan ayah mampu saling membagi
akan pengalaman kelahiran, sebagai dapat membantu menghindari rasa bersalah.
c) Tekankan kemiripan antara kelahiran sesarea dan vagina. Sampaikan sifat positif
terhadap kelahiran sesarea. Dan atur perawatan pasca patum sedekat mungkin pada
perawatan yang diberikan pada pasien setelah kelahiran vagina.
- Kriteria hasil :
- Intervensi :
a) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan
pengalas kotoran, pembalut perineal dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Rasional : anemia, diabetes dan persalinan yang lama sebelum kelahiran sesarea
meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat penyembahan.
c) Kaji status nutrisi pasien. Perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit dan
sebagainya Perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan prenatal.
Rasional : pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan normal atau yang anemia
atau yang malnutrisi, lebih rentan terhadap infeksi pascapartum dan dapat memerlukan
diet khusus.
d) Dorong masukkan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin C dan besi.
e) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan. Lepasnya balutan sesuai
indikasi.
Rasional : balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran sesarea membantu
melindungi luka dari cedera atau kontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma.
Rasional : insisi biasanya sudah cukup membaik untuk dilakukan pengangkatan jahitan
pada hari ke 4 / 5.
h) Dorong pasien untuk mandi shower dengan menggunakan air hangat setiap hari.
Rasional :Mandi shower biasanya diizinkan setelah hari kedua setelah kelahiran sesarea,
meningkatkan hiegenis dan dapat merangsang sirkulasi atau penyembuhan luka.
Rasional : Demam paska operasi hari ketiga, leucositosis dan tachicardia menunjukkan
infeksi. Peningkatan suhu sampai 38,3 C dalam 24 jam pertama sangat
mengindentifikasikan infeksi.
j) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus ; perhatikan perubahan involusi atau adanya nyeri
tekan uterus yang ekstrem.
Rasional : Setelah kelahiran sesarea fundus tetap pada ketinggian umbilikus selama
sampai 5 hari, bila involusi mulai disertai dengan peningkatan aliran lokhea, perlambatan
involusi meningkatkan resiko endometritis. Perkembangan nyeri tekan ekstrem
menandakan kemungkinan jaringan plasenta tertahan atau infeksi.
f. Dx 6 : Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot
kriteria hasil :
Intervensi :
a. Auskultasi terhadap adanya bising usus pada keempat kuadran setiap 4 jam setelah
kelahiran sesarea
Rasional : Mengevaluasi fungsi usus, adanya diastasis rektil berat menurunkan tonus otot
abdomen yang diperlukan untuk upaya mengejan selama pengosongan
Rasional : makan tinggi serat berguna untuk merangsang enzim – enzim pencernaan
Rasional : Mobilisasi dapat melatih otot – otot abdomen, sehingga terjadi peningkatan
tonus otot
a. Kaji pengetahuan ibu tentang cara perawatan pasca bedah seksio sesarea
b. Beri bimbingan dan demonstrasikan perawatan payudara serta cara memberi ASI yang
benar
Rasional : Dengan belajar dan latihan, ibu akan mengetahui cara perawatan pasca bedah
c. Jelaskan hal – hal yang perlu dilaporkan kepada dokter atau perawat setelah
melahirkan
Rasional : Untuk menangani masalah yang dihadapi ibu secara dini dan menghindari
kepanikan terhadap perubahan kondisi pasien
d. Jelaskan program pengobatan yang didapat pasien selama ini, meliputi nama obat,
dosis, waktu, cara pemberian, tujuan dan efek samping dan program lain yang
berhubungan dengan pasien seperti jadwal perawatan luka, jadwal kontrol
Rasional : Agar pasien lebih kooperatif dalam memberikan tindakan keperawatan pada
dirinya
Intervensi :
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan ibu dapat
memenuhi ADLnya dengan mandiri, dengan kriteria hasil :
Intervensi :
a. Bimbing dan demonstrasikan pada ibu tentang bagaimana cara melakukan perawatan
diri
Rasional : Bimbingan dan demonstrasi yang benar dapat memberi contoh bagi ibu untuk
dapat melakukannya dengan baik bila telah pulang dari rumah sakit
b. Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan (misalnya : perawatan mulut, mandi dan vulva
hygiene)
Rasional : Bantuan tindakan dapat membantu ibu dalam memenuhi perawatan dirinya
yang tidak mampu dilakukan secara mandiri
4. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
2. Mansjoer, Arif. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta : Media Aesculapius
5. Istyandari, 2003. Asuhan Keperawatan pada Pre dan Post Op Secsio Cesarea. Diakses
pada