Anda di halaman 1dari 6

5. Bagaimana langkah-langkah diagnosis terkait scenario?

ANAMNESIS
a) Identitas klien dan suami terdiri dari :
(1) Nama
Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya
kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien lainnya.
(2) Umur
Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi. Pada kasus usia
30 – 55 tahun mengalami haid yang berlebih dan dari jumlah tersebut
10% termasuk dalam kategori menoragia.
(3) Suku/bangsa
Untuk mengetahui fakor bawaan atau ras.
(4) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya
dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang
diberikan.
(5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status ekonomi klien dan
apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien atau
tidak.
(7) Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan
cukup aman bagi kesehatannya serta memudahkan dalam melakukan
kunjungan rumah.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat
pemeriksaan. Klien datang untuk memeriksakan masalah haidnya yang lebih
banyak darinormal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Anggraini,
2010). Pada kasus menoragia ganti pembalut 6 kali per hari
(Anwar, 2011).
c) Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus
mentruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur/tidak
menstruasinya, sifat darah menstruasi, keluhan yang dirasakan sakit waktu
menstruasi disebut disminorea (Sulistyawati, 2009).Pada kasus gangguan
reproduksi dengan menoragia perdarahan yang berlebihan baik jumlah
maupun siklusnya ganti pembalut 6 kali per hari (Varney, 2007).
d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, umur saat menikah karena
menikah di usia muda dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ginekologi
(Norma dan Dwi, 2013).
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Riwayat kehamilan untuk mengetahui keluhan saat hamil, periksa ANC
kemana, mendapatkan apa saja selama periksa hamil. Riwayat pesalinan
untuk mengetahui melahirkan dimana, berapa BB dan PB, bayi lahir normal
dan langsung menangis atau tidak. Riwayat nifas untuk mengetahui masa
nifas normal ataukah disertai komplikasi, lama nifas berapa hari, ibu
memberikan ASI Eksklusif atau tidak (Norma dan Dwi, 2013).
f) Riwayat Keluarga Berencana
Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk mengetahui
keluhan yang dialami ibu sebagai efek samping dari alat kontrasepsi yang
digunakan (Varney , 2007). Pada kasus gangguan reproduksi dengan
menoragia yaitu dapat disebabkan oleh adanya benda asing, seeperti Intra
Uterin Device (IUD) (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
g) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita pada saat ini yang
ada hubungannya dengan menoragia (Anggraini, 2010).
b) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui penyakit yang diderita keluarga klien misalnya penyakit
menular, menurun dan menahun yaitu TBC, DM, jantung maupun
penyakit ginekologi lain seperti kusta, tumor dan sebagainya (Norma dan
Dwi, 2013).
c) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut,
kronis seperti : jantung, diabetes mellitus, asma yang dapat
mempengaruhi menoragia
(Anggraini, 2010).
d) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit menular seperti : AIDS, Hepatitis, TBC, dan penyakit menurun
seperti : Asma, Jantung, DM, maupun keturunan kembar dan riwayat
operasi
(Anggraini, 2010).
h) Pola Kebiasaan Sehari-hari
(1) Pola Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adakah peningkatan berat badan atau tidak pada pasien
(Anggraini, 2010).
(2) Pola Eliminasi
Untuk mengetahui perubahan siklus BAB apakah lebih dari 4 kali sehari,
BAK sedikit atau jarang (Anggraini, 2010).
(3) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam dan tidur siang. Pola
tidur terganggu karena rasa yang tidak nyaman (Anggraini, 2010).
(4) Pola Aktivitas
Dikaji untuk mengetahui pola aktivitas (Ambarwati dan Wulandari, 2008).
Aktivitas sehari-hari akan terganggu karena gangguan rasa nyaman
(Anggraini, 2010).
(5) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui mandisetiap hari berapa kali, gosok gigi berapa
kali, ganti pakaian berapa kali. Pada kasus menoragia perlu sering
mengganti pembalut pada saat malam hari (Anggraini, 2010).
(6) Kehidupan Seksual
Untuk mengkaji frekuensi dan posisi dalam berhubungan dan apakah ada
keluhan atau tidak.Pada kasus menoragia tidak melakukan hubungan
sekskual dikarenakan perdarahan yang banyak (Anggraini, 2010).
i) Data Psikologis
Untuk mengetahui psikologis ibu sedih, takut, cemas, menerima atau
menolak kondisinya, bagaimana hubungan ibu dengan suami, keluarga dan
tetangga (Ambarwati & Wulandari, 2010).

PEMERIKSAAN FISIS
(1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek. Pada kasus
menoragia keadaan umum baik (Sulistyawati 2009).
(2) Kesadaran
Untuk mengetahuai tingkat kesadaran pasien apakah composmentis (sadar
penuh : memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan),
apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya), somnolen (gelisah : tidak
responsive terhadap rangsangan ringan dan masih memberikan respon terhadap
rangsangan yang kuat), delirium, semi koma dan koma (tidak dapat bereaksi
terhadap stimulus atau rangsangan apapun), gerakan yang ekstrem dan
ketegangan otot (Alimul, 2008).
(3) Tanda-tanda vital
(a) Tensi Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi (Sulistyawati, 2009). Batas
normal 110/60 – 140/90 mmHg (Ambarwati & Wulandari, 2010).
(b) Suhu Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak jika
ada dan lebih dari 38oC kemungkinan terjadi infeksi. Batas normal 37,5 -
38oC (Ambarwati&Wulandari, 2010).
(c) Nadi Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit
(Sulistyawati, 2009). Batas normal 60 – 80 x / menit (Ambarwati&Wulandari,
2010).
(d) Respirasi Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Sulistyawati, 2009). Batas normal 20-30 x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Berat Badan
Untuk mengetahui faktor risiko obesitas (Sulistyawati, 2009).
(5) Tinggi Badan
Untuk mengetahui faktor resiko kesempitan panggul (Sulistyawati, 2009). Tinggi
badan wanita normal 150 cm (Ambarwati&Wulandari, 2009).
(6) Pemeriksaan Kepala :
(a) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan
kebersihannya.
(b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan,
adakah oedema.Pada kasus menoragia muka terlihat pucat karena
perdarahan.
(c) Mata : Ada oedema atau tidak, conjungtiva anemis atau tidak,
untuk mengetahui adakah kuning pada sklera. Pada kasus menoragia
konjungtiva pucat karena perdarahan
(d) Hidung :Bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran sekret
atau tidak
(e) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak
(f) Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah
atau tidak.
(7) Leher : Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau
tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (Sulistyawati, 2009).
(8) Dada dan Axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau
tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Sulistyawati, 2009).
(9) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada ben jolan atau tidak,
ada nyeri atau tidak (Varney, 2007). Pada kasus menoragia adanya nyeri tekan
pada sympisis (Sulistyawati, 2009).
(10) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi,
varices, pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan (Sulistyawati, 2009).
Kasus menoragia terdapat pengeluaran darah dari vagina yaitu > 80 cc
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(a) Inspekulo : Dilakukan untuk memastikan keadaan portio atau servik dan
pengeluaran pervaginam (Nursalam,2008) adanya perdarahan uterus tanpa
structural atau sistematik yang jelas yang menyebabkan menstruasi lebih
berat (Yatim, 2008).
(b) Pemeriksaan dalam : Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh,
adakah benjolan atau tidak (Prihardjo, 2007).Pada kasus menoragia
terlihat pengeluaran darah dari vagina yaitu > 80 cc. (Ambarwati dan
Wulandari,2010).
(c) Anus : Apakah ada haemorhoid atau tidak (Yatim, 2008).
(11) Ekstremitas : Ektremitas atas dan bawah ada cacat atau tidak, oedema atau
tidak terdapat varices atau tidak (Yatim, 2008).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan.
Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), pemeriksaan penunjang dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan adanya gangguan pada darah serta
pemeriksaan hormon FSH, LH dan prolaktin jika memungkinkan. Menurut Varney
(2007). Misalnya:
(1) Pemeriksaan Hb
Uji laboratorium harus mencakup hemoglobin dan hematokrit untuk
menentukan apakah perdarahan yang terjadi pada wanita mengarah ke
keadaan anemia.
(2) Pemeriksaan TSH
Gangguan fungsi menstruasi adalah salah satu sebagai indikator yang sangat
penting dari fungsi ovarium yang tampak. Gangguan fungsi ovarium
berhubungan dengan fase folikuler yang pendek yang bermanifestasi pada
siklus menstruasi yang pendek, mengurangi kesuburan, dan keguguran.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau lebih panjang berhubungan dengan
tidak adanya ovulasi, infertilitas dan abortus spontan. Gangguan fungsi haid
dapat menggangu fungsi reproduksi.
Penyakit tiroid adalah keadaan endokrin kedua yang paling umum selain
hormon reproduksi pada wanita usia subur. Hormon tiroid terlibat dalam
mengatur siklus menstruasi dan kesuburan termasuk mengatur Follicel
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteining Hormone (LH) pada biosintesis
hormon steroid oleh Triiodothyronin (T3) di oosit. Hormon tiroid berpengaruh
pada semua aspek reproduksi.
Hipertiroid berhubungan dengan kejadian siklus menstruasi tidak teratur
Prevalensi hipertiroid subklinis dalam populasi adalah sekitar (1,5%).
Hipertiroid pada wanita ditemukan siklus menstruasi tidak teratur (65%)
dibandingkan dengan wanita normal (17%) sebagai control.
Wanita hipertiroid diobservasi didapat siklus menstruasi tidak teratur (22%),
hipomenorea (11,2%), polimenorea (7,0%), oligomenorea (2,3%), menoragia
(0,9%) dan tidak ada yang amenorea. Prevalensi menstruasi yang tidak
normal pada hipertiroid 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum yaitu
(8%)
Penyakit tiroid dapat mengganggu fungsi fisiologi reproduksi. Hipertiroid
berefek signifikan pada metabolisme estrogen dan androgen, fungsi
menstruasi, dan berhubungan dengan fertilitas. Kadar plasma estrogen dapat
meningkat dalam keadaan hipertiroid dibandingkan dengan wanita normal
pada semua fase dari siklus menstruasi. Hipertiroid juga meningkatkan kadar
Sex Hormone Binding Globulin (SHBG). Peningkatan plasma estrogen ini
karena peningkatan SHBG atau karena peningkatan estrogen bebas, hal
ini belum jelas.
(3) Lakukan PAP Smear
(4) Biopsi Endometrium
Bila dicurigai ada risiko keganasan lakukan pengecekan endometrium dengan
biopsi endometrium. Penilaian endometrium dilakukan untuk mendiagnosis
keganasan atau kondisi pra-ganas dan untuk mengevaluasi pengaruh
hormonal endometrium. Pengambilan sampel endometrium harus
dipertimbangkan pada semua wanita yang berusia di atas 40 tahun dengan
pendarahan abnormal atau pada wanita yang berisiko tinggi kanker
endometrium, yaitu nulliparitas dengan riwayat infertilitas, onset perdarahan
berat yang tidak teratur, badan gemuk, ovarium polikistik, riwayat keluarga
kanker endometrium dan kolon, dan terapi tamoxifen
(5) USG Transvaginal
Sonografi transvaginal (TVS) menilai ketebalan endometrium dan mendeteksi
polip dan mioma dengan sensitivitas 80 persen dan spesifisitas 69 persen.
Meskipun ada bukti bahwa ketebalan endometrium dapat menjadi indikasi
patologi pada wanita pascamenopause, bukti seperti itu kurang bagi wanita
dalam masa reproduksinya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta
: Mitra Cendikia.
2. Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
3. Anwar, dkk, 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
4. Yatim, F, 2008. Penyakit Kandungan Myom, Kista, Kanker Rahim/Leher
Rahim serta Gangguan Lainnya.Jakarta: Pustaka Popular Obor
5. Resmi C.A, 2009. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Nn. I umur
17 tahun dengan Menoragia dan Anemia Ringan di BPS Ny. E Mungseng
Kabupaten Temanggung. Karya Tulis Ilmiah.
6. Norma & Dwi, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus.
Yogyakarta : Nuha Medika.
7. Broto, Prihatin. HUBUNGAN STATUS HIPERTIROID DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PENDERITA HIPERTIROID DI KLINIK LITBANG GAKI
MAGELANG. 2015. Balai Litbang GAKI Magelang.
8. Marpaung, WS. 2019. Analisis Kasus Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) Di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai