Anda di halaman 1dari 26

Nama Kelompok :

1. Mudafiqoh Awliyatul K
2. Kurnia Dewi Anisa
3. Riska Lestari
4. Fikri Dwi A
5. Muhammad Lutfy A
Kelurga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu,
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga (World Health Organisation.2006).
KB non hormonal adalah metode KB sederhana yang digunakan
tanpa bantuan orang lain. Diantara KB sederhana adalah kondom metode ini
akan lebih efektif jika penggunaannya diperhitungkan dengan masa
subur (Ida Ayu Chanranika.2010)
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat (alamiah)
Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah /menghalangi
pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan
menggunakan metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun
bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang ) juga tidak
memerlukan obat-obatan. Adapun jenis-jenis dari kontrasepsi alamiah
adalah sbb:
a) Kondom
b) Diafragma
c) Cervical cap
d) Pelindung Lea.
e) FemCap.
f) Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya
ini dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut
(BKKBN, 1996 : 21).
Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga
99 % jika digunakan secara tepat. Yang dimaksud Kontrasepsi
Sederhana dengan Alat adalah suatu upaya mencegah /mengahalangi
pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan
menggunakan metode-metode yang membutuhkan alat sederhana
yang tidak memerlukan obat-obatan. Seperti kondom bagi pria, dan
barier intra-vaginal (diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita).
Selain itu ada kontrasepsi kimiawi (supporsitoria, jelly, cream dean
pasta, tablet berbusa dan aerosol).
1. Pengkajian
a. Data subyektif
1) Biodata
Nama Istri / Suami : Untuk mengetahui identitas.
Umur : Untuk mengetahui umur pasien, menentukan konseling
dan resiko.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang digunakan
sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
Pekerjaan : Untuk menggetahui status ekonomi dan aktifitas ibu.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien sehingga
memudahkan kunjungan rumah.
3) Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan saat pengkajian.
4) Riwayat Haid
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada
usia pubertas, yaitu sekitar 12 16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang dianggap
normal adalah 28 hari.
c) Lamanya haid. Biasanya antara 2 - 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti
darah sedikit sedikit dan ada yang sampai 7 8 hari.
d) Keluhan yang diarasakan
e) Keputihan, warnanya, bau, gatal / tidak
f) HPHT untuk mengetahui kapan haid terakhir ibu dan untul memastikan tidak
ada kehamilan
5. Riwayat Pernikahan
Meliputi berapa kali menikah, berapa tahun menikah, umur pertama menikah
kali menikah dan jumlah anak yang dimiliki
6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular, kronis
maupun turunan.
7. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita suatu penyakit menular
ataupun kronis pada saat itu.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah anggota keluarga dari pasien ada yang menderita
penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit keturunan.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah terjadi komplikasi selama ibu hami, bersalin dan
nifas serta apakah ibu menyusui atau tidak.
10. Riwayat KB
Pernah ikut KB / tidak, apa macamnya, berapa lama, ada keluhan apa tidak,
setelah persalinan rencananya ibu mengunakan KB apa.
a. Istirahat : waktu istirahat malam 7-8 jam/ hari
Istirahat siang 2 jam/ hari
b. Aktivitas : kegiatan yang dilakukan oleh ibu sehari- hari.
c. Nutrisi : kebiasaan ibu makan berapa kali/ hari minum berapa gelas
/ hari
d. Eliminasi : meliputi berapa kali ibu BAB dan berapa kali ibu BAK
e. Kebersihan / personal hygiene : meliputi berapa kali ibu mandi, ganti
pakaian dan ganti pakaian dalam
f. Kebiasaan : kebiasaan ibu apakah ibu mengkonsumsi merokok, minum
alkohol dan kecanduan narkoba
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Kesadaran umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis / somnolen / apatis
c) Tanda-tanda vital : TD : 110 / 70 120 / 80 mmHg
N : 80 100 x / menit
R : 16 24 x / menit
S : 365 3720C
d) Berat badan sekarang
a) Inspeksi
Rambut : Untuk mengetahui kebersihan dan rontok atau tidak.
Muka : Pucat atau tidak, flek atau tidak.
Mata : Simetris atau tidak, konjungtiva pucat atau tidak sklera ikterus atau
tidak.
Hidung : Ada pernafasan cuping hidung atau tidak.
Dada : Puting menonjol atau tidak, hiperpigmentasi areola mammae atau
tidak.
Abdomen : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda kehamilan.
Genetalia : Terdapat condiloma akuminata ada / tidak.
Ekstermitas :
Atas : Pergerakan bebas atau tidak, cacat atau tidak, oedema atau tidak.
Bawah : Pergerakan bebas atau tidak, oedema atau tidak, varices atau tidak.
b) Palpasi
Leher : Teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugolaris atau
tidak.
Dada : Ada benjolan abnormal atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
Abdomen : Ada nyeri tekan atau tidak, ada benjolan abnormal atau
tidak.
c) Auskultasi
Dada : Ada ronchi atau wheezing atau tidak.
d) Perkusi : Reflek patella +/-
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Inspekulo
Dinding vagina : Tampak keputihan/ tidak, tampak adanya luka atau
lesi/ tidak.
Serviks : Tampak adanya darah/ tidak, tampak keputihan/ tidak
dan tampak adanya luka atau lesi / tidak.
Porsio : Tampak adanya erosi / tidak, tampak adanya
peradangan / tidak
4) Pemerikasaan Bimanual (VT).
Vulva dan perineum : Teraba adanya pembengkakan kelenjar bartolini
/tidak dan ada luka pada perineum / tidak.
Vagina : Teraba benjolan pada kavum douglas/ tidak dan teraba
adanya abses/ tidak.
Serviks : Ada nyeri tekan/ tidak, ada nyeri goyang/ tidak,
pergerakkan bebas/ tidak.
Porsio : Ada nyeri tekan/ tidak, ada nyeri goyang/ tidak.
Korpus Uteri: Letak antefleksi/ retrofleksi, pergerakan bebas/ tidak
Adneksa : Teraba adanya pembesaran adneksa/ tidak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaptasi hormonal ditandai
dengan klien mengatakan haid tidak teratur.
b. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai
dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi.
c. Resiko infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan
klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan di daerah
insisi, kemerahan di daerah insisi.
Dx 1: Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaptasi hormonal
ditandai dengan klien mengatakan haid tidak teratur.
1. Kaji lamanya dan banyaknya spotting.
2. Jelaskan pada ibu efek samping alat kontrasepsi AKDR dan hormonal
pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi.
3. Observasi untuk pemeriksaan lab, Hb, Leukosit, trombosit, Ht.
4. Konsul ke dokter bila keluhan menjadi berat
Dx 2 : Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu
ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
1. Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protokol institusi
2. Ajarkan pada pasien mengenai teknik mencuci tangan dengan tepat
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkan kepada penyedia pelayanan kesehatan
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai bagaimana menghindari
infeksi
Dx 3 : Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan luka
insisi ditandai dengan klien mengeluh sakit di daerah insisi,
kulit lebam, pembengkakan di daerah insisi, kemerahan di
daerah insisi
1. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan yang mungkin akan dialami klien selama
prosedur
2. Dorong aktivitas yang tidak kompetitif secara tepat
3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan.
4. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
5. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai