Anda di halaman 1dari 19

MODUL 1

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

Tutor : dr. Inna Muthmainnah Musa, M.Biomed


KELOMPOK 10B

Anindita Chairunnisa Mokoginta (11020190184)


Chairul Fikri (11020190186)
Alifyah Alza Adawiya L. (11020190188)
A. Tenri Dio Bangsawan (11020190190)
Andi Nirwana Widya Ningsih (11020190238)
Adinda Pradana Putri (11020190240)
Nur Intan Permatasari (11020190140)
SKENARIO 3

• B usia 24 bulan di antar ibunya ke RS karena B tak seperti anak seusia nya yang bisa bicara, Riwayat
lahir BB 3200 g, BB 52 cm, LK 34 cm, usia gestasi 38 minggu. Saat lahir puncak kepala sedikit
menonjol, dan mulai mengecil hari ke-2 setelah dilahirkan, tidak pernah kuning.

• Pada pemeriksaan perkembangan: B bisa mengucapkan 5 kata, belum bisa kata majemuk; bisa
menunjuk 2 gambar. Bisa naik 2 anak tangga, membuat garis lurus, dapat menyusun 2 kubus, gemar
bermain boneka, ikut bermain dengan anak tetangga. Antropometri pada usia saat ini: BB 9400
gram, PB 77 cm, LK 46 cm. Pemeriksaan Fisik; Nn cranialis tak ada kelainan, kontak mata baik. Refleks
fisiologis dan patologis tak ada kelainan. Ibunya sibuk, anak lebih sering nonton TV. Imunisasi dasar
lengkap tapi belum dapat booster. Tiga bulan lalu PB 9300 gram , BB 77 cm, LK 45 cm.
KATA SULIT
-
Kalimat Kunci
1. B usia 24 bulan tak seperti anak seusia nya yang bisa bicara

2. Riwayat lahir BB 3200 g, BB 52 cm, LK 34 cm, usia gestasi 38 minggu

3. Puncak kepala sedikit menonjol saat lahir, dan mulai mengecil hari ke-2 setelah dilahirkan, tidak pernah kuning

4. B bisa mengucapkan 5 kata, belum bisa kata majemuk; bisa menunjuk 2 gambar. Bisa naik 2 anak tangga, membuat garis
lurus, dapat menyusun 2 kubus, gemar bermain boneka, ikut bermain dengan anak tetangga

5. Saat ini BB 9400 gram, PB 77 cm, LK 46 cm

6. Nn cranialis tak ada kelainan, kontak mata baik. Refleks fisiologis dan patologis tak ada kelainan

7. Ibunya sibuk, anak lebih sering nonton TV

8. Imunisasi dasar lengkap tapi belum dapat booster

9. Tiga bulan lalu BB 9300 gram , PB 77 cm, LK 45 cm


1. APA SAJA FAKTOR RESIKO YANG ADA PADA
SKENARIO YANG BISA MEMBUAT TERJADINYA
GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK?
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak

Faktor Internal Faktor Eksternal

Faktor Prenatal
a. Ras/ etnik atau bangsa Faktor Persalinan Faktor Pascanatal
b. Kelurga
c. Umur
a. gizi
d. Jenis Kelamin b. mekanis a. gizi
b. penyakit kronis/ kellainan kongenital
c. Toksin/Zat kimia
e. Genetik d. endokrin
c. lingkungan fisis dan kimia
pd. psikologi
e. radiasi
e. endokrin
f. infeksi
f. sosio-ekonomi
g. kelainan imunologi g. lingkungan pengasuhan
Referensi : h. anoksia embrio h. stimulasi
Pedoman Pelaksanaan. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak DI Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. i. psikologi ibu i. oobat obatan
Kementrian Kesehatan RI . 2016
Kesimpulan berdasarkan skenario :
Untuk faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Dari skenario dapat di simpulkan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak di pengaruhi oleh faktor eksternal yaitu faktor pascapersalinan yang meliputi :
1. faktor Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Pada skenario, ibu dari anak tersebut terlalu sibuk sehingga anak lebih sering menonton tv, jadi kemungkinan akan
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Seperti pada skenario anak tersebut mengalami keterlambatan dalam
berbicara.
2. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
Pada skenario, karena ibu terlalu sibuk sehingga kurang memberi stimulasi pada anak, sehingga anak lebih sering menonton
tv dan kurang sosialisasi. Karena ibu terlalu sibuk maka keterlibatan ibu pada kegiatan anak berkurang sehingga anak bisa
mengalami keterlambatan dalam berbicara.
2. APA HUBUNGAN IBU YANG
SIBUK DENGAN PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN ANAK?
HUBUNGAN IBU SIBUK DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK
POLA ASUH MERUPAKAN SELURUH CARA PERLAKUAN OLEH ORANG TUA YANG
DITERAPKAN PADA ANAK KESIBUKAN ORANG TUA BEKERJA MEMENGARUHI POLA ASUH
SEHINGGA AKAN BERDAMPAK PADA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK. BAHKAN IBU
BEKERJA SERINGKALI DIASOSIASIKAN DENGAN MENINGKATNYA KENAKALAN REMAJA.

PADA SKENARIO, KARENA IBUNYA SIBUK, ANAK LEBIH SERING NONTON TV. HAL INI
SANGAT BERPENGARUH TERHADAP PROSES TUMBUH KEMBANG ANAK SALAH SATUNYA ANAK
DAPAT MENGALAMI GANGGUAN KETERLAMBATAN BICARA ( SPEECH DELAY) HAL INI DAPAT
DISEBABKAN KARENA ANAK YANG TERLALU BANYAK MENONTON TELEVISI ATAU GAWAI YANG
BISA MEMBUATNYA MENGALAMI KETERLAMBATAN BICARA. TERLALU BANYAK MENONTON TV
DENGAN TIDAK DIAWASI DAPAT BERBAHAYA BAGI ANAK DIKARENAKAN MENGALAMI
GANGGUAN KETERLAMBATAN BICARA ( SPEECH DELAY )

Handayani,D S. dkk. Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak Dari Orang Tua Yang Bekerja:Jurnal Keperawatan Indonesia.2017;20(1) hal 48-55
Noviana,Ivo. Pola Menonton Televisi Pada Anak. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial. 2007;12(3) hal 70-79
3. BAGAIMANA PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR BERDASARKAN
SCENARIO ?
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

A.) Pemenuhan kebutuhan gizi B.) Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih
(ASUH) sayang (ASIH).
1. Zat gizi yang mencukupi dan 1. Kasih sayang orang tua
seimbang 2. Rasa aman
2. Perawatan kesehatan dasar 3. Harga diri
3. Pakaian 4. Dukungan / dorongan
4. Perumahan 5. Rasa memiliki
5. Higiene diri dan lingkungan

6. Kesegaran jasmani (olahraga dan


rekreasi)
C.) Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (ASAH)

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC


Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
4. BAGAIMANA
PENATALAKSANAAN DAN EDUKASI
YANG BISA DIBERIKAN
BERDASARKAN SKENARIO?
Bagaimana edukasi yang bisa diberikan berdasarkan skenario

Pada anak gizi kurang - Kasih sayang


terjadi keterlambatan - Lingkungan yang ceria
perkembangan mental - Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit /hari
dan perilaku (permainan ci luk ba, dll)
- Aktifitas fisik segera setelah sembuh Keterlibatan ibu
(memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya)

Berikan contoh kepada - Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan
Orang Tua zat gizi yang padat, sesuai dengan umur berat badan anak
- Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan
umur anak
- Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur :
Bulan 1 : 1x/minggu
Bulan II : 1x/2 minggu
Bulan III VI : 1x/bulan
- Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
- Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai
umur)

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Cetakan ke enam. Jakarta
Berdasarkan skenario anak tersebut terjadi
gangguan tahapan perkembangan bicara bahasa

Stimulasi yang perlu dilakukan :

Bernyanyi, bercerita dan


membaca sajak-sajak untuk Setiap hari, anak
anak. Ajak agar ia mau ikut dibacakan buku Biarkan anak melihat acara
serta anak-anak di televisi.
Damping anak dan
bicarakan apa yang
dilihatnya. Pilih acara yang
bermutu dan sesuai dengan
perkembangan anak dan
batasi agar anak melihat
televisi tidak lebih dari 1
Bicara banyak-banyak Dorong agar anak mau
jam sehari.
kepada anak, gunakan menceritakan hal-hal yang
kalimat-kalimat pendek, dilakukan dan dilihatnya
jelas dan mudah ditiru anak Melihat acara televisi

Referensi : Kementerian Kesehatan RI. 2011. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Cetakan ke enam. Jakarta.
5. JELASKAN KOMPLIKASI YANG
BISA TERJADI BERDASARKAN
SKENARIO ?
1. Gangguan bahasa berpengaruh pada luaran akademik dan pekerjaan
 Kesulitan belajar Kesulitan pemahaman, mengakibatkan anak sangat rentan dalam kaitannya dengan Pendidikan
 Gangguan bahasa (dibandingkan gangguan bicara) sejak dini (Batita) jelas berhubungan dengan kesulitan
melanjutkan sekolah sampai dewasa
 Anak dengan gangguan bahasa berisiko untuk mempunyai masalah membaca dan perilaku, apalagi gangguan
perilaku ini berhubungan dengan ketidakmampuan anak untuk membaca
 Penurunan berbahasa yang bermakna secara klinis terdapat pada 50% remaja dengan perilaku menantang dan
ada hubungan antara kemampuan berbahasa lisan pada awal kehidupan dengan risiko terjadinya perilaku
menantang pada remaja
 Gangguan bahasa berhubungan dengan peningkatan risiko ansietas sosial Remaja dengan gangguan
perkembangan bahasa mempunyai kadar kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan rekannya yang normal
 Anak dengan gangguan perkembangan bahasa mempunyai peluang lebih besar untuk mengalami ketakutan
berlebihan saat sosialisasi di usia 19 tahun dan gejala kecemasan akibat kegiatan bersosialisasi di usia 31 tahun

Referensi :

Jenni K Dahlia. 2017. Dampak Jangka Panjang Keterlambatan atau Gangguan Bicara-Bahasa, Hal yang perlu diketahui orangtua. IDAI
2. Gangguan bahasa berdampak pada partisipasi sosial
 Anak dengan gangguan bahasa mempunyai kualitas persahabatan dan partisipasi aktivitas sosial yang lebih rendah
dibandingkan anak dengan perkembangan normal
 Masalah dengan teman sebaya diteliti selama lebih dari 9 tahun pada 171 anak berusia 7-16 tahun dengan riwayat
gangguan bahasa, anak dengan gangguan bahasa lebih berisiko menunjukkan kesulitan hubungan dengan teman
sebaya
3. Gangguan bahasa tidak menghilang ketika anak disekolahkan
 Gangguan bicara dan bahasa yang diidentifiasi saat usia 5 tahun, 72% tetap mengalami gangguan di usia 12 tahun.
 Penelitian pada remaja yang diidentifikasi mempunyai gangguan bahasa yang disebut specific language impairment
saat usia 5 tahun dan dipantau saat usia 12 dan 19 tahun, ditemukan masih terdapat kesulitan komunikasi yang
tinggi pada anak dengan riwayat gangguan bahasa tersebut

Referensi :

Jenni K Dahlia. 2017. Dampak Jangka Panjang Keterlambatan atau Gangguan Bicara-Bahasa, Hal yang perlu diketahui orangtua. IDAI
6. PERSPEKTIF ISLAM
SESUAI SKENARIO
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,

‫أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك‬

“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai


pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai
kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‫ك‬

ُ‫ َوكُلُّك ُْم‬،‫اع‬
ٍ ‫ َفكُلُّك ُْم َر‬،‫ت َز ْوجِ َها َو َول َ ِد ِه‬
ِ ْ‫عل َى بَي‬ ِ ‫ َوال َْم ْرَأ ُة َر‬،‫عل َى َأ ْه ِل بَيْ ِت ِه‬
َ ‫اعي َ ٌة‬ ٍ ‫الر ُج ُل َر‬
َ ‫اع‬ ٍ ‫ َواَْأل ِميْ ُر َر‬،‫ع ْن َر ِعيَّ ِت ِه‬
َّ ‫ َو‬،‫اع‬ ٌ ‫ َوكُلُّك ُْم َم ْسُؤ‬،‫اع‬
َ ‫ول‬ ٍ ‫لُّك ُْم َر‬
‫ع ْن َر ِعي َّ ِت ِه‬ ٌ ‫م ْسُؤ‬.
َ ‫ول‬ َ

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya.
Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga
pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian
akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 893,
5188, 5200), Muslim (no. 1829), Ahmad (II/5, 54, 111) dari Ibnu ‘Umar radhi-yallaahu ‘anhuma. Lafazh
ini milik al-Bukhari.]

Anda mungkin juga menyukai