Anda di halaman 1dari 33

Lucy Septiani Purnama - 130110170104

Draft Family
Medicine 202
0
Lucy Septiani Purnama - 130110170104

1. Premarital Counselling - Screening → deteksi kelainan


a. Definition genetik - Kuisioner → identifikasi
- Konseling yg dilakukan kepada pasangan yg SWOT
merencanakan pernikahan untuk memastikan 2. Preconception Care (PCC)
pasangan memiliki hubungan yg stabil & a. Definition
identifikasi kelemahan yg bisa menjadi masalah Persiapan biomedis, perilaku dan kesehatan
selama pernikahan
sosial kepada wanita dan pasangannya sebelum
- Yang dibicarakan : keuangan, komunikasi, konsepsi terjadi
keyakinan, nilai-nilai seksual, dinamika dalam
b. Goals
keluarga, keinginan punya anak
1. Mencegah dan mengontrol penyakit yg dapat
b. Fungsi
terjadi
Untuk membantu pasangan meningkatkan
2. Meningkatkan status kesehatan ibu,
kualitas hubungan sebelum menikah
menurunkan kebiasaan juga faktor2 lingkungan
c. Metode
yg berkontribusi pd menurunnya kesehatan ibu
- Counselling → diskusi & edukasi dan kandungannya
3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
- Body fat kurang/berlebih
pasangan yg berhubungan dengan kesehatan
- Stress berat
sebelum preconception
- Infeksi
4. Menurunkan resiko dan adverse pregnancy
- DM
outcome melalui interconceptional intervention c.
Preconception counselling - Konsumi alcohol, kafein berlebih
Tahapan untuk mencari RF yang bisa - Vegetarian
mempengaruhi perinatal outcome, melakukan 2. Faktor yang menurunkan
edukasi, dan intervensi untuk meningkatkan kesuburan wanita - Oral
health status, dengan cara : contraception
1. Screening - Age >> 35 tahun
- Patient related factors - Low Iron -> Lack of ovulation
• Personal : - Anorexia
Maternal age : <20.y.o 3. Faktor yang menurunkan
(meningkatkan resiko anemia, IUGR, kesuburan pria - Low zinc, Vit D,
preterm) DHA, dan antioxidant - Steroid
>35y.o (meningkatkan morbidity, abuse
mortality, preterm, cacat),
Paternal age, Drug/smoking/alcohol. 3. Prenatal Care (PNC)
• Family history a. Definition
Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
preventif bagi ibu hamil selama masa
kehamilan
• Medical history : Penyakit genetic (genetic hingga periode setelah kelahiran.
testing), DM, HTN, epilepsi, HIV, b. Goals
STI
Reproductive history : Kehamilan
• Mencegah, mendeteksi, mengatur faktor-faktor
sebelumnya, BBLR, preterm?,
yang dapat memberikan dampak negatif
preeclampsia?, cacat?, ectopic, aborsi
terhadap ibu dan janin
• Lifestyle & habits : diet dan olahraga •
c. Integrating Ǫuality
Riwayat imunisasi
1. Safe → menghindari cedera (risk)
- Environmental related factor 2. Effective → menyediakan pelayanan
kekerasan pekerjaan
keluarga, fisik/mental, hubungan
(kontak antar chemical
dengan anggota
berdasarkan
3. ilmiah → respectful & responsif 4.
Patient centereed
agent?), financial support/insurance.
Timely → mengurangi harmful delay & waktu
2. Education tunggu
Untuk memodifikasi RF apabila terdapat faktor
yang berisiko pada kehamilan, dan membantu 5. Efficient → menghindari pemborosan 6.
Equitable → memberikan kualitas perawatan yg
pasien untuk membuat keputusan yang terbaik
untuk kesehatannya dan juga bayinya sama
d. Prenatal visit frequency
3. Intervensi - First visit → 1x pada trimester 1
- U/ pasien yang tidak ada rencana hamil dalam 3
- Follow up visit → 1x pada trimester II, 2x pada
bln kedepan : imunisasi MMR, varicella dan Hep
trimester III
B - U/ pasien yang berencan hamil :
preconception nutrition e. 10 T dalam PNC
- U/ pasien yang mengonsumsi obat-obatan yang 1. Timbang BB dan ukur tinggi
kontradiksi dengan kehamilan : diskusikan risk & 2. Tekanan
darah
3. TFU (tinggi fundus uteri)
benefit, konsul ke spesialis
- Diskusi masalah finansial, keluarga 4. Tentukan posisi dan DJJ (N=120-160) 5.
dll d. Preconception Nutrition Tentukan status nutrisi via LLA (<23,5 akan
meningkatkan RF BBLR)
Status nutrisi yang optimal sebelum kehamilan
dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan 6. Tetanus toxoid vaccine
kehamilan. Undernutrition : underweight (weight loss >15%
1. Faktor yang dapat menurunkan kesuburan: - normal weight)
7. Test lab (β-HCG, CBC, antibodi, gula darah,
USG, genetic screening)
8. Tablet zat besi / TTD (tablet tambah
darah) 9. Temu wicara (konseling &
edukasi)
10. Tatalaksana
Water → 2-2,5L/d
4. Healthcare Maintenance in Pregnancy c. Things to avoid
a. Self-care 1. Kerja berat
1. Makan beragam makanan secara proposional
2. Merokok atau terpapar asap rokok
2. Istirahat yg cukup → 6-7 jam, posisi miring ke 3. Minum-minuman bersoda dan
kiri
beralkohol 4. Tidur terlentang >10
3. Menjaga kebersihan diri
menit saat hamil tua 5. Ibu hamil
4. Aktivitas fisik minum obat tanpa resep dokter 6.
5. Hubungan coitus selama hamil → dengan Stress berlebihan d. Warning sign
menggunakan kondom Segera bawa ibu hamil ke puskesmas/klinik/
b. Nutritional during pregnancy rumah sakit
1. Weight gain 1. Muntah terus dan tidak mau makan
- Energi yg dibutuhkan 2. Demam tinggi
• 1st trimester : ±100 kcal/d 3. Bengkak kaki, tangan, wajah atau sakit kepala
• 2ndtrimester : ± 340 kcal/d + kejang
Lucy Septiani Purnama -
130110170104
4. Janin dirasakan kurang bergerak
• 3rd trimester : ± 450kcal/d
dibanding sebelumnya
- Rekomendasi kenaikan BB selama hamil
5. Pendarahan pada hamil muda & tua
6. Air ketuban keluar sebelum
waktunya e. Other problems
1. Demam, menggigil dan berkeringat
2. Terasa sakit pada kencing / keputihan
/ gatal 3. Batuk lama >2 minggu
4. Jantung berdebar / nyeri di dada
5. Diare berulang
6. Sulit tidur & cemas berlebih

5. Duvall’s Life Cycle

- Underweight → resiko BBLR, prematur,


kematian bayi
- Overweight → resiko komplikasi (gestational
dm/htn)
2. Makronutrient
- Karbohidrat → sumber energi (± 175gr/d) -
Protein → pembentukan jaringan amternal &
fetal (±2,5 gr/d)
- Lemak → meningkatkan essential fatty acid a. Function
(omega 3 dan 6) Mengidentifikasi perkembangan dan
• Omega 3 : fatty fish, nuts menunjukkan fungsi biologis dalam pengasuhan
• Omega 6 : margarine, anak. b. Life Cycle dan Developmental task
mayonaise 3. Mikronutrient menurut Duvall digolongkan menjadi :
- Iron → mencegah anemia pd ibu hamil (±30- 1. Married couple (2 tahun)
60mg/d) - Mewujudkan pernikahan yg membahagiakan
- Nutrisi untuk produksi darah dan pertumbuhan dan solid
sel : Folic acid (±0,4 mg/d), vit B12 (±2,6 mg/d) - - Mulai persiapkan diri u/ kehamilan & bagaimana
Nutrisi untuk perkembangan tulang: Vit D, menjadi orang tua
Kalsium, Fosfat, Magnesium - Adaptasi dgn pasangan, keluarga, dan kerabat
- Vit A, Vit C (meningkatkan absorpsi iron), Vit E
2. Childbearing (mengandung-usia 30 bulan) -
(menurunkan risiko PROM, preeclampsia), Vit K 4.
Adaptasi & mendorong perkembangan janin -
2. Modern
Mewujudkan rumah yg sesuai u/ orang tua &
- Hormonal
anak 3. Preschool-aged (usia 30 bulan-6 tahun) -
a. Progestin : pil, implan, injeksi
Adaptasi terhadap kebutuhan & minat anak
dengan cara menstimulasi pertumbuhan dan b. Kombinasi : pil, injeksi
perkembangan - Non hormonal
- Mengatasi kehabisan energi & kurangnya a. Barrier (kondom, cervical cap, etc)
privasi sebagai orang tua (masa-masa mengurus b. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
anak) 4. School-aged (6-13 thn) c. Kontrasepsi mantap (sterilisasi) : tubektomi,
- Adaptasi dgn komunitas keluarga usia vasektomi
sekolah - Mendorong prestasi anak 3. Period of time
5. Teenager (13-20 thn) - Jangka panjang : steril, IUD, implan
- Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung - Jangka pendek : kondom, pil, injeksi
jawab seiring dengan kedewasaan dan
emansipasi remaja d. IUD
- Alat yg dipasang di dalam rahim dengan
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
menjempit kedua saluran yang menghasilkan
- Menunjukan minat post-parental dan karir
indung telur sehingga tidak terjadi fertilisasi
sebagai orang tua juga bertumbuh
- MoA: Tembaga menyebabkan reaksi
- Melepas anak studi inflamasi steril & toksik untuk sperma,
6. Launching young adults (Anak meninggalkan sehingga sperma tidak bisa membuahi
rumah) - SE: perubahan siklus haid, haid lebih lama
- Melepas anak dewasa muda bekerja, banyak dan sakit, perdarahan (spoting) antar
menikah - Menjaga supportive home base menstruasi
7. Middle-aged parents (rumah hanya diisi orang - Keuntungan: Efektif & praktis, durasi panjang,
tua) tidak terganggu faktor “lupa”, tidak
- Menghangatkan kembali hubungan pernikahan mengganggu stabilitas hormon
dan hubungan dengan cucu mantu - Kekurangan : Tidak mencegah IMS,
- Menjaga ikatan keluarga harus periksa posisi benang dari waktu ke
- Saat semua anak sudah menikah dan kerja waktu
8. Aging family members (sudah pensiun) - - Kontraindikasi : Infeksi leher rahim,
Mengatasi kesedihan kehilangan pasangan perdarahan per vaginal abnormal, alergi
(ditinggal meninggal) tembaga
- Menyesuaikan kondisi pensiun
7. CS High Risk Pregnancy
6. Family Planning (Contraceptive a. Definition
Method) Kehamilan yang memiliki risiko yang tinggi terjadi
a. Definition komplikasi dan dapat mengancam kesehatan dan
nyawa ibu dan bayi
b. Risk factor
KB adalah sebuah perencanaan dalam keluarga 1. Health Condition
yang mengizinkan individu/pasangan untuk - Hipertensi → preeklampsia
mengantisipasi jumlah anak dan jarak waktu - PCOS → keguguran
aman kelahiran - Diabetes → makrosomia, congenital
b. Goals cardiac defect
- Mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia - Kidney disease → preeclamsia,
ideal lahiran preterm, BBLR - Autoimmune disease →
- Mengatur kehamilan → dengan alat preterm
kontrasepsi c. Classification - Thyroid disease → fetal defect
1. Tradisional - STD, HIV, AIDS → tertular
- Dengan alat : kondom, difragma, cup serviks - 2. Usia
Tanpa alat : metode amenorrhea laktasi (MAL), • <20 : Preterm, BBLR, gestational
kalender, coitus interruptus (mencabut penis hipertensi, preeclampsia –> in case
sebelum ejakulasi) • >35 : Miscariage, genetic defect
3. Lifestyle
- Alcohol → fetal alcohol spectrum disorer (2016)
(FASD) - Rokok → sudden infant death c. Etiology
syndrome (SIDS) - Drugs → fetal brain defect - Invasi Trophoblastic cell abnormal
4. Pregnancy condition
- Maladaptasi immunologic tolerance
- Multipara (kehamilan ke 5)
- Maternal maladaption terhadap perubahan
- Gestational diabetes → makrosomia kardiovaskular atau inflamasi pada kehamilan
- Preeklamsia → maternal organ normal
damage - Previous preterm birth → - Faktor genetic
preterm birth c. Management
d. Risk factor
- Preconception care
- Primigravida
- Tests for potential genetic problem : down
- Umur saat hamil terlalu muda / tua
syndrome, neural tube disorder, etc
- Obesitas, diabetes, hiperplasentosi
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
(kembar, besar, mola)
• Chorionic villus sampling : 10-12 week, di
- Multifetal gestation
cek dari placenta
- Riwayat keluarga pernah
• Ultrasound & bloodwork : 1st trimester •
preeclampsia/eclampsia
Amniocentesis : 15-20 weeks, di cek dari
amniotic fluid - Riwayat penyakit ginjal, hipertensi,
DM - Riwayat preeclampsia
• Ǫuadscreen : 16-18 week, bdi cek dari
sebelumnya
darah
e. Classification
- Non – severe : BP <160/110mmHg +
8. CS Preeclampsia
proteinuria (<500mg) + Tidak ada symptom lain
a. Definition
- Severe : BP ≥160/110mmHg + proteinuria
Kelainan vascular yang tejadi pada >20 minggu
(>500mg/24h) + Oliguria (<400 cc /24h) +
kehamilan (BP ≥ 140/90mmHg, proteinuria ≥
Cerebral abnormality dan gangguan
300mg)
penglihatan
b. Epidemiology
+ Pulmonary edema + renal abnormality + liver
- Insidensi preeclampsia di dunia 3-10% (2013) - abnormality
Angka kejadian preeclampsia di Indonesia 32.4% f. Complication
(2012) Eclampsia, HELLP Syndrome (haemolysis,
- Insidensi preeclampsia di Indonesia 3-10% elevated liver enzymes, low platelet count) g.
Management
- Bervariasi tergantung kepaharannya.
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
CRP
Management terbaik adalah melahirkan bayinya. • Usia kehamilan 37-40 minggu →
Namun, belum tentu sesuai dengan kondisi janin. tergantung kondisi cervix: Favorable
- Corticosteroid diberikan untuk mempercepat (induksi kelahiran), unfavorable (beri
maturasi lung maturation cervical ripening agent)
- Hal yang perlu diperhatikan untuk lahiran: • Usia kehamilan <37 minggu → expectant
progressive maternal organ dysfunction, management (bed rest)
inability to control BP, kematangan fetal, b. Severe preeclampsia
kondisi ibu (cervix) • Harus di rawat inap
- Delivery idealnya dilakukan secara normal. • Delivery di indikasikan pada: Usia
Namun ketika induksi oxytocin tidak berhasil kehamilan ≥34 minggu, paru-paru fetus
(cervix masih belum dilatasi) maka akan di telah matang (dicek dengan
lakukan (caesarean birth) amniocentesis), kondisi ibu memburuk
- Pertimbangan untuk lahiran normal: Fetal • Pemberian antihipertensi (metyldopa,
presentation, kondisi ibu, keterdesakan a. Non – nifedipine, nikardipin)
severe Preeclampsia • Pemberian MgSO4 (agar tidak menjadi
• Usia kehamilan ≥ 40 minggu → melahirkan eclampsia (kejang))
bayi • Usia kehamilan 33-35: asal paru sudah
mature gow lahiran
- Prinsip B-NM-J-A
• Usia kehamilan 24-32: expectant
PHOP
management. Namun, dihentikan
- Edukasi tentang pentingnya prenatal care,
apabila status fetal memburuk, cerebral
premarital counselling, preconception care dan
& pulmonary edema, HELLP, hipertensi
family planning
tak terkontrol, eclampsia
- Sekitar 85.000 anak meninggal karena neonatal
Tetanus, sehingga penting sekali TT
BHP
Immunization diberikan saat hamil
- Informed consent, dan diagnosis serta
- 4 dari 10 kehamilan adalah kehamilan yg tidak
treatment pasien
diinginkan
Lucy Septiani Purnama -
130110170104

1. Etiology & Physiology Basic Related to


Obesity
a. Etiology
Energy expenditure < energi intake 1. Afferent signals
1. Sedentary life style
memberi informasi ke pusat control (otak)
Rendahnya physical activity tentang faktor eksternal & internal yg
2. Abnormal feeding behaviour berhubungan dgn makanan/rasa mau makan →
Dipengaruhi oleh lingkungan & sangat memengaruhi dalam rasa ingin makan
psikologis - Lingkugan (banyak fast 2. Controller (otak)
food) merespon afferent signals dengan mengirim
- Psikologis (banyak makan krn efferent signal yg mengatur food search &
stress) 3. Childhood overnutrition perolehan + kontrol metabolisme makanan ketika
Anak sering dipaksa u/ makan berlebih dengan sudah sampai di tubuh
anggapan dapat menjadi sehat (sel lemak banyak 3. Efferent signals
terbentuk saat tahun pertama kehidupan) 4. modulasi apa yg harus dilakukan controlled
Neurogenic abnormalities system
Dapat terjadi akibar lesi di ventromedial nuclei 4. Controlled system (fat)
hipotalamus / perubahan pada neurotransmitter merespon efferent signals dengan menelan,
sehingga hunger set point ↑ mencerna, menyerap, transport, menyimpan dan
5. Genetic factors memetabolisme
- 20-25% obesity, c. Energy balance
- abnormalities pada pathway regulasi feeding Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara
center, energy expenditure & fat storage - energy intake dan energy expenditure
Monogenic 1. Energy Expenditure
• Mutasi MCR-4 → paling sering 1) Resting energy expenditure/Basal
• Congenital leptin deficiency → mutasi gen metabolic rate (60-80%)
leptin - Energi yang dikeluarkan pada
• Mutasi reseptor leptin saat istirahat yaitu 2000 kalori/hari
b. Feedback Model - REE rendah -> berat badan
mechanism - Kapasitas penyimpanan karbohidrat
sebagai glikogen dan penyimpanan
protein terbatas, hanya cadangan lemak
a. Growth hormone → ↑ energy
yang bisa diperbanyak untuk
expenditure dan ↑ loss of fat (lebih
mengakomodasi peningkatan energy
banyak ↓ visceral fat dibanding total fat
intake yang melebihi kebutuhan sehari-
b. Glucocorticoid : neuroendocrine
hari
control u/ energy balance. ↑ = obese ;
2) Physical activity (15-30%)

in case : aktivitas fisik pasien rendah
= loss of body fat
3) Thermic effect of food (10%)
c. Insulin : berperan dalam lipogenesis &
- Terjadi pada saat perncernaan
menghambat lipolisis
makanan - Dikontrol oleh symathetic
d. Autonomic nervous system (ANS)
nervous system dan noradrenergic
• Vagal : mengatur gastric
receptor
emptying, metabolisme hepar &
- Menurun pada saat peningkatan
sekresi insulin
resistensi insulin
• Sympathetic : mengatur
- Uncoupling protein :
• UCP 1 (brown fat) : jika meningkat termogenesis, vascular
akan menghasilkan thermogenesis reactivity
• UCP 2 dan UCP 3 : jika
meningkat akan meningkatkan 2. Physchological Factors Contributing to
energy expenditure Obesity
2. Food Intake Kepribadian berhubungan dengan kemampuan
Dipengaruhi oleh : mempertahankan BB/diet. Pada pasien dengan
1) Afferent signal aspek psikologis yang stabil (self efficacy,
a. Taste of fatty acid (di oral / nasal autonomi, dan bertanggung jawab) dapat
cavity) → ↑ appetite menurunkan BB secara disiplin
a. Obesity as a Goal
Makan sebagai ‘Coping Mechanism’ respon
b. Peptides : potential regulatory satiety terhadap emosi yang tidak menyenangkan stress,
(rasa kenyang) cck, pancreatic peptide → cemas, bosan atau sedih.
↓ food intake b. Obesity from the life story perspective Trauma
c. Nutrients : piruvate, lactate, masa kecil (kekerasan), dulu miskin, ajaran orang
hydroxybutirate → ↓ food intake tua (makan harus dihabiskan).
d. Leptin : dari fat cell, placenta, c. Psychiatric comorbidities
lambung → Semakin meningkat jumlah Pasien yang obsesitas memiliki masalah
lemak leptin pun akan semakin
kepercayaan dirinya, berkurangnya fungsi kerja,
meningkat
dan mendapat stigma yang dapat menyebebakan
2) Central controller
depresi → pasien obese saat mengalami depresi
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
a. Serotonin : mengatur jumlah pilihan
makanan & mikronutrien stimulasi di cenderung mengonsumsi makanan yang lebih
banyak.
paraventricular nucleus → ↓ food intake
b. Adrenergic receptor : norepinephrine d. Eating disorders associated obesity (bulimia
→ ↑ food intake nervosa & binge eating disorder)
c. Neuropeptide y : regulasi o/ insulin, - Bulimia nervosa : tidak mampu menahan lapar
leptin → stimulator u/ nafsu makan → ↑ dalam waktu yang lama, mengakibatkan menjadi
food intake binge eating disorder
- Binge eating disorder : episode berulang dari
d. Melanocortin system : control point
memakan makanan yang sangat banyak tanpa
for feeding → ↓ food intake
dapat mengontrol, disertai dengan rasa
e. Melanin concentrating hormone
bersalah setelahnya
(MCH) : control intake & storage
→ Kompensasi dari rasa bersalahnya dapat
f. Opioid : regulasi nafsu makan & food
berupa memuntahkan dengan sengaja,
intake
mengonsumsi obat pencahar, berpuasa,
3) Efferent signals
mengonsumsi obat pelangsing, dan berolahraga
secara berlebihan

3. Overweight and Obesity


a. Definition
Akumulasi lemak berlebih yang berisiko
mengganggu kesehatan
b. Etiology & Risk factors
- Sedentary life style : jarang aktivitas fisik -
Overnutrition : RF pendapatan dan pendidikan
orang tua rendah dimana anak lebih sering
mengonsumsi makanan high fat, high sugar,
micronutrient poor foods dll.
- Neurogenic abnormalities : gangguan
hipotalamus, mekanisme abnormal
neutrotransmitter/receptor, set point level nutrisi - Adults → Asia pacific
berubah.
- Genetic : mutasi MCR-4, congenital leptin
deficiency, mutasi receptor leptin
- Physcological stress : stress akut → aktivasi
SNS → sekresi cahtecolamine o/medula adrenal
(adrenaline dan noradrenaline) → efek ke
hipotalamus → efek ke pituitary → sekresi ACTH
→ pembentukan glucocorticoid di adrenal cortex
→ sekresi glucocorticoid (cortisol) →
meningkatkan nafsu makan
- Konsumsi obat
c. Classification
- Anak-anak (0-2thn) → WHO 1997 Case : BMI 27,5 → obese 1

d. Diagnosis
- BMI, BP dan jangan lupa aktivitas fisik sebagai
risk factor
- Nutritional assessment
• 24h recall : menanyakan makanan yang
dikonsumsi 24 jam kebelakang.
(+)Penggunaan 24H Recall ini hemat
biaya dan waktu. (-)tidak
memperlihatkan pola makan pasien
sehingga tidak akurat dan tergantung
ingatan pasien
- Anak-anak (2-20thn) → CDC Lucy Septiani Purnama - 130110170104
• Food record/diary : pasien menuliskan
sendiri apa yang di konsumsi (3-5 hari)
dilakukan dalam periode waktu tertentu
dengan adanya waktu weekend dan
weekdays. (+) lebih menggambarkan
pola makan pasien. (-) pasien menjadi
lebih memililih apa yang akan dimakan
dan lupa mencatat.
• Food frequency questionare : Merupakan
retrospective spesifik food intake. Pasien
mengisi lembar questionare dimana
makanannya sudah dikelompokkan dan - Menurunkan 500-1000 kkal/d
ada keterangan seberapa sering dan - Harus realistis dan tetap mencukupi kebutuhan
juga ukuran makan. (+) lebih spesifik harian
dan menyeluruh, cepat, murah. (-) - Makan sedikit tapi sering -> banyak air, tinggi
respon rendah serat, rendah lemak, dan rendah sodium
- Waist circumference : perhatikan abdominal (prevensi) - Protein 10% - 25% of calories,
adiposity fats 30%, carbs 40-55%
- Body fat content : perhatikan ketebalan lipatan 4. Physical activity recommendation
kulit (skinfold thickness), mengukur kepadatan - fungsi : membakar kalori ( energy expenditure),
tulang, body fat persentase dan lean mass TG, LDL, BP, sensitivitas insulin, risiko penyakit
konten, dll. penyakit kormobid CVD
e. Health implications from overweight - - durasi : 20-30 menit moderate
Overweight & obesitas adalah faktor resiko untuk exercise - frekuensi : 5-7 hari / minggu
1. Obesitas 5. Gallbladder disease 2. Heart - Jenis : Jalan, jogging, bersepeda,
disease 6. Osteoarthritis 3. Stroke 7. Sleep apnea berenang 5. Behavioral modification
4. Hipertensi 8. Uterine, breast, colorectal cancer
- Obesitas berhubungan dengan - Penting u/ membantu perubahan dan
mempertahankan pola makan dan aktivitas fisik
1. High blood cholesterol dengan meningkatkan compliance agar terhindar
2. Complications of pregnancy dari penyakit kormobid di kemudian hari
3. Steress incotinence - Strategi yang dilakukan :
5. Depresi • Teknik self monitoring : mencatat waktu,
6. ↑ surgical risk jumlah, dan kalori yang mereka
f. Prevention konsumsi serta aktivitas fisik
a. Universal Prevention/Primary prevention • Stimulus control : memodifikasi faktor
dilakukan terhadap komunitas yg mencakup lingkungan agar mendukung pola hidup
lokal, nasional bahkan internasional sehat yang mereka lakukan
b. Selective Prevention/Secondary Prevention • Social support (kelurga, teman dll) •
dilakukan terhadap keluarga yg berisiko obesitas Cognitive reconstructive : meningkatkan
tanpa komorbid sign kesadaran pasien tentang persepsi
c. Targeted Prevention/Tertiary Prevention orang mengenal diri mereka, berpikir positif, dan
yg sudah obesitas dan memiliki penyakit realistis tentang diri sendiri
komorbid • Stress management : teknik mengurangi
4. Weight Management stress seperti melakukan pernafasan
a. Goal diafragma, relaksasi otot, dan meditasi
Initial gold penurunan BB 5-10%, menurunkan c. Stage treatment approach for childhood
IMT menjadi normal, menurunkan risiko penyakit obesity - Stage I (prevention & control)
kormobiditas akibat obesitas, penurunan BB 0,5- • Fokus pada physical activity dan dietary
sayur buah
1kg/mgg, calorie restriction, meningkatkan Lucy Septiani Purnama - 130110170104
exercise, banyak makan buah dan sayur b. • Kurangi makan-makanan ringan diantara
Guideline for management of overweight and makan besar
obesity AHA/ACC/TOS 2013 • Frekuensi dan durasi nonton tv dan lihat
1. Minimal 6 bulan dengan 14X pertemuan tatap layar kurang dari 2 jam
muka • Follow up setiap bulan
• 3-6 bulan tidak berubah ubah ke stage
2. 3 prinsip komponen selanjutnya
penurunan kalori makan, peningkatan aktivitas - Stage II (Structured weight managament
fisik, penggunaan strategi behavioral agar pasien protocol)
lebih awarness dan taat dalam menjalani diet Melibat kan tim u/ plan :
dan exercise • Melihat layar < 1 jam
3. Dietary recommendation • Aktivitas fisik rutin : ± 60 menit/hari •
Makanan teratur dan terstruktur
menggunakan low energy dense, balance
macronutrient diet plan
• Follow up setiap bulan
• 3-6 bulan tidak berubah ubah ke stage
selanjutnya
- Stage III (comprehensive multidiscplinary
dengan intervention)
• Melibatkan psikiatri u/ behavioral therapy •
Beri reward
• Plan :
- Remaja : pendekatan individu u/
mengubah perilaku dan mengambil
keputusan
- Younger children : fokus
pada parenting skills
• Follow up setiap bulan
- Counselling
• 3-6 bulan tidak berubah atau ada
komorbid obesitas ubah ke stage
selanjutnya
- Stage IV (tertiary care intervention)
• Melibatkan tim (pediatric, exercise
physiologist, psikiatri, pediatric surgeon) •
Mengobati kondisi kormobid yang
berhubungan dengan obesitas (intervensi
farmakologi / operasi)

5. Health Care Maintenance - Immunization


for Adolescence
a. Goal
1. Mempertahankan & meningkatkan kesehatan
2. Mencegah penyakit (melalui vaksin & edukasi
rutin)
- Prophylaxis
3. Mendeteksi & mengobati penyakit sedini
mungkin
4. Membimbing orang tua u/ mengoptimalkan
perkembangan emosional & intelektual anak b.
Tingkatan Pencegahan

1. Primer : menghindari perkembangan penyakit


2. Sekunder : deteksi dini agar gejala lebih lanjut 6. Indication for Refer
tidak terjadi
a. Pertimbangan pasien dewasa untuk dirujuk ke
3. Tersier : mencegah komplikasi
perawatan spesialis jika :
c. Pemeriksaan Kesehatan Lucy Septiani Purnama - 130110170104
berkala - Penyebab mendasar dari kelebihan berat badan
- Screening dan obesitas yg perlu dinilai
- Terdapat penyakit yg kompleks dan/atau
kebutuhan yg tidak dapat dikelola secara
memadai dalam pelayanan primer
- Pengobatan konvensional gagal
- Intervensi dari dokter spesialis mungkin
diperlukan
BHP
- Terapi obat sedang dipertimbangkan untuk
- Prinsip B-NM-J-A
seseorang BMI 50 kg/m2 atau lebih
- Informed consent -> diagnosis dan treatment
- Terdapat indikasi dilakukan pembedahan
yang sesuai dengan kondisi pasien
PHOP
b. Pada pasien anak
Edukasi, preventif, promotif tentang weight
management (perubahan pola hidup)
CRP
- Obesitas banyak menyebabkan comorbid
penyakit jantung dan dyslipidemia
- Kasus obesitas banyak disebabkan oleh lifestyle
yang buruk

Lucy Septiani Purnama - 130110170104

1. Family Dinamics terhadap situasi dan kebutuhan baru


a. Definition 1.) Enmeshment (mengikat)
Merupakan pola interaksi dan hubungan antar - Anggota keluarga yg ingin selalu terlibat
individu dalam satu anggota keluarga yang dapat dalam urusan anggota keluarga lain
memengaruhi fisik, mental, spiritual individu - Mencerminkan anggota keluarga yg : •
dalam keluarga Rendahnya batas interpersonal tiap anggota
b. Function • Terbatasnya otonomi tiap anggota •
- Dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit Reaksi emosional yg tinggi
(disease) dan penyakit yang dirasakan pasien 2.) Disengagement (melepaskan diri)
(dis ease) - Anggota keluarga yg memberikan sedikit
- Mengetahui faktor-faktor yang bisa mendukung perhatian, tidak responsif terhadap masalah
dan menghambat kesembuhan pasien c. Family keluarga atau menjauhkan diri dari kehidupan
process keluarga
Mengacu pada fungsi keluarga u/ membantu - Mencerminkan anggota keluarga yg
anggota keluarganya dalam menyesuaikan diri : • Tidak dekat secara emosional
• Unnresponsive satu sama lain
keseluruhan
3.) Triangulation (keterlibatan orang ketiga) -
• Fungsi : identifikasi faktor resiko,
Anggota keluarga menjadi orang ketika yg
kebutuhan untuk screening, edukasi
terlibat dalam permasalahan 2 orang anggota
perubahan pola hidup dan kesehatan
keluarga
4.) Coalition (memihak ke salah satu anggota) -
2. APGAR (function)
Anggota keluarga yg memihak ke salah satu
• Definisi : Kuisioner terdiri dari 5 pertanyaan
anggota keluarga u/ melawan anggota keluarga
untuk mengetahui persepsi pasein
lainnya
tentang keadaan hubungan keluarga
d. Family Assessment saat ini, dan berfungsi untuk alat
- Alat bantu dokter untuk melihat dan memahami screening cepat untuk disfungsi
keluarga secara sistemik dan menilai dampak keluarga
keadaan sakit terhadap individu & keluarga
- Genogram → anatomy, Duval’s → development, • Interpretasi : 8-10 (highly functional), 4-7
APGAR/SCREEM , Family map → function, (moderately dysfunctional), 0-3
BATHE → impact (severely dysfunctional)
1. Genogram (anatomy) o Adaptation: dukungan terhadap
angota keluarga lain dan
berbagi sumber
daya/resource
bersama
o Partnership: Berbagi
pengambilan keputusan yang
mengukur kepuasan dalam
memecahkan masalah melalui
komunikasi
o Growth: kebebasan dalam
tumbuh kembang fisik serta
emosional anggota keluarga
o Affection: interaksi emosional
dalam keluarga, dan
kasih
sayang
o Resolve: kebersamaan dalam
membagi waktu, materi/uang
dan ruang untuk kepentingan
pribadi
e. Functional vs dysfunctional family

• Definisi : merupakan pohon keluarga

2. Behavioral Changes in Adolescence


yang menggambarkan aspek a. Definition
biopsikososial seperti penyakit, siklus - Remaja merupakan masa transisi tumbuh
hidup, interaksi antar anggota keluarga, kembang seseorang diantara masa anak-anak
dan struktur keluarga secara dan dewasa baik secara fisik, psikologis, dan
hubungan sosial.
c. Assessment (mhGAP versi 2)
- WHO (10-19 thn), Permenkes (10-18 thn),
1. Assess for develompental disorders Apakah
BKKBN (10-24 thn)
anak ada gangguan motorik, kognitif, sosial,
b. Behavioral changes pada remaja
komunikasi dan adaptive? Chronic disease?
- Di akibatkan oleh perubahan hormon dan
Nutritional? Vision & hearing?
perkembangan neuronal pada beberapa bagian
2. Assess for problems with inattention
otak terutama limbic system (untuk membuat
or hyperactivity
keputusan dan kontrol planning masa depan)
Apakah anak ada tanda inattention/hyperactive?
dan pre-frontal cortex (mencari pleasure dan
Tidak bisa diam dalam waktu lama? Gagal fokus?
respon emosional).
Durasi >6bulan? Tempat >2 setting? Daily
- Pre frontal cortex baru berkembang pada fase
functioning menurun?
late adolescence (18-22thn)
3. Assess for conduct disorder
Lucy Septiani Purnama -
130110170104 Apakah ada tanda gangguan perilaku lain ?
c. Normal behavioral changes pada behavioral disorder (provokatif, membully,
remaja - Emosi labil berkelahi, kejam terhadap hewan/orang, mencuri,
- Rasa ingin tahu meningkat dan mecoba hal
baru - Ingin dihargai dan diakui kedewasaannya berbohong) ? durasi >6 bulan? Tempat >2
- Tertarik lawan jenis setting? Daily functioning menurun?
- Lebih sensitif dan kritis 4. Assess emotional disorder
- Ingin di perhatikan dan disayang Apakah ada masalah mood (iritabilitas, sedih) ?
- Butuh privasi tidak tertarik dengan hobinya ? durasi >2minggu?
d. Faktor yg memengaruhi behavioral changes - Kurang/lebih tidur dan makan? Menurun
Perilaku seksual remaja : Budaya, agama, ras, konsentrasi, energi? Indesisif? Ada keinginan
perilaku hidup, pedidikan, jenis kelamin dan bunuh diri?
kepribadian d. Type
- Perilaku kekerasan remaja : tumbuh tanpa figur 1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ayah, perilaku impulsif, kesulitan belajar, IǪ (ADHD) Gangguan inattention & overactivity
rendah, keterlibatan/ menyaksikan kekerasan yang berlangsung min 6 bulan, pada min 2
setting (sekolah, rumah, etc)
3. Behavioral Problems 2. Oppositional Defiant Disorder (ODD)
a. Definition Gangguan perilaku pada anak yang ditandai
Suatu kelainan dimana seorang individu dengan tidak patuh, perilaku negatif, mudah
menampilkan suatu “maladjustment” marah, tidak bertanggung jawab, suka berdebat
(ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri) dengan orangtua. Min 6 bulan pada usia <18
dalam tahun 3. Conduct disorder
masalah perilau (terutama anak atau Bentuk lebih parah dari ODD yang ditandai
remaja) b. Early detection dengan adanya perilaku merusak dan
Diberikan kepada anak 4-18 tahun dengan membahayakan orang lain
tanda2: - Inattention (tidak fokus) sering berhenti 4. Others
sebelum selesai Emotional disorder, Autistic spectrum disease
- hyperactive (susah diam) (ASD), development disorder
- Impulsive berlebih, sering melakukan hal tanpa e. Management
dipikir 1. Psychosocial intervention
- Perilaku mengganggu orang lain yg berulang - Family Psychoeducation
dan menetap • Menerima dan merawat anak dengan
- Perubahan perilaku mendadak behavioral disorder
• Konsisten terhadap apa yang boleh dan
Pola perilaku gangguan yang bersifat berulang
tidak boleh
dan persistent yang ditandai dengan melanggar
• Puji dan beri reward
hak orang lain dan norma dimulai dari usia anak
• Mulai perubahan perilaku anak dari hal
anak dan remaja
sederhana
b. Epidemiology
• Beri penjelasan tentang apa yang boleh
- Cowo > cewe
dan tidak boleh
- Low socioeconomi
• Jangan menggunakan
- Low education
kekerasan fisik/mental
- Urban area
- Advice to teachers
c. RF
• Anak duduk di depan
- Parental factors: purnitive, chaotic,
• Beri waktu tambahan u/mengerti PR/tugas
perceraian, alcohol use
• Hentikan bullying yang terjadi di sekolah
- Sociocultural factors: Lowsocioeconomy,
- Support
urban, pengangguran
2. Pharmacology
- Psychological: anak yang terabaikan emosinya
- Harus dengan konsulstasi specialist
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- > kurang empati, kemarahan, frustasi,
- Min usia 6 tahun kesedihan
- Harga dipertimbangkan apabila terjadi
- Neurobiological: Dopamine , serotonin
kegagalan pada intervensi psikososial
- Child abuse
- Fluextine (antidepressant) & methylpenidate
- Comorbid : ADHD, CNS dysfunction
(ADHD)
d. Classification
3. Indication fo referal
1. Berdasarkan usia
- Masalah komunikasi
- Childhood: onset min 1 kriteria CD < 10 tahun
- Gangguan perilaku derajat sedang → berat
- Adolescent: Kriteria CD baru muncul > 10 tahun
(merugikan orang lain)
- Unspecified: usia saat terjadi CD tidak
- Conduct disorder
diketahui/unknown
f. Prevention
2. Berdasarkan severity
- Universal intervention (berbasis sekolah, pada
- Mild: sedikit bahaya atau minor harm pada
masyarakat umum)
orang lain
• Management perilaku
- Moderate: menyebabkan bahaya
• Meningkatkan skill sosial anak
yang intermediate
• Multi modal dengan melibatkan orang tua
- Severe: sangat merugikan/considerable
- Selective intervention (kelompok berisiko) •
harm pada orang lain
Program u/prenatal & early childhood:
e. Criteria diagnosis (DSM V)
parenting skills ↑
- Apabila min 3/12 bulan atau 1/6
• Program berbasis sekolah/komunitas -
bulan 1. Agresi kepada manusia dan
Indicated intervention (pada anak-anak
hewan
terindikasi)
• Kekerasan pada manusia dan hewan •
• Home visit secara teratur
Suka memicu perkelahian
• Melibatkan 3 intervensi: Problem solving
• Mengancam dengan benda-benda
training (PST), parent management
membahayakan
skill training (PMST), bermain dengan
• Suka bullying, mengancam,
teman sebaya
mengintimidasi
• Mencuri/merampas sembari mengnfrontasi
4. Conduct Disorder
orang
a. Definition
• Memaksa seseorang melakukan • Psychodinamic psychotherapy =
aktivitas seksual diharapkan pasien dapat mengerti
2. Perusakan properti pikiran dan emosi sendiri
• Membakar dengan tujuan merusak •
2. Pharmacologic
Merusak properti secara
- Antipsychotic (memblock dopamine receptor
sengaja 3. Mencuri/menipu sehingga reward system menurun dan
• Mencuri tanpa diketahui mengurangi mood berlebih) seperti haloperidol,
• Masuk dengan paksa ke risperidone, dan alanzapine
rumah/mobil/gedung orang lain
- Lithium sebagai mood stabilizer
• Sering bohong untuk mendapat - Serotonin reuptake inhibitor: fluoxetine,
keuntungan paroxefine, dan citolapram u/ mengatur anxiety,
4. Melanggar peraturan rasa bahagia dan mood
• Bolos sekolah sejak sebelum 13 tahun •
Keluar malam walaupun dilarang
5. Health Care Maintenance
• Kabur dari rumah paling tidak 2 kali/1kali
for Adolescence
tanpa kembali dalam waktu yang lama -
a. Goal
Gangguan perilaku tersebut menyebabkan 1. Mempertahankan & meningkatkan kesehatan
gangguan fungsi sosial, akademik, atau 2. Mencegah penyakit (melalui vaksin & edukasi
fungsional pekerjaan rutin)
Lucy Septiani Purnama - 130110170104 3. Mendeteksi & mengobati penyakit sedini
- Apabila ada gejala tapi usia sudah >18 tahun mungkin
diagnosis bukan CD tapi antisocial personality
disorder 4. Membimbing orang tua u/ mengoptimalkan
perkembangan emosional & intelektual anak b.
f. DD Tingkatan Pencegahan
- Mood disorder (depression/bipolar) 1. Primer : menghindari perkembangan penyakit
- ADHD 2. Sekunder : deteksi dini agar gejala lebih lanjut
- Substance abuse disorder tidak terjadi
- ODD 3. Tersier : mencegah komplikasi
g. Management c. Pemeriksaan Kesehatan
1. Psychotherapy berkala
- Strategi : Meningkatkan perilaku sosial pasien, - Screening
melalui berbagai aspek(keluarga-sekolah),
menekankan ketertarikan anak terhadap sesuatu.
- Jenis therapy:
• Behavior therapy = berikan reward
meningkatkan sikap (+) & social skills
training
• Cognitive behavioral therapy = melatih
menerima informasi dan cara berpikir
dalam menghadapi masalah
• Family therapy = membuat keluarga saling
support
• Supportive = edukasi dan dukungan moral
pada pasien
• Parenting intervention = orang tua dapat
menjaga hub baik dengan anak - Counselling
adil, monitoring, tangani konflik)
6. Berikan autonomi dan
independensi 7. Hindari disiplin yang
terlalu keras
8. Jelaskan aturan dan tindakan pada
anak 9. Respect dengan anak
10. Jadilah orang tua yang konsisten
c. Parenting Styles

- Immunization

- Prophylaxis

1. Authoritarian/strict
- Orang tua otoriter sangat kaku dan ketat -
Aturan dan harapan yang ketat, bila tidak diikuti
Lucy Septiani Purnama - 130110170104 akan dihukum
6. Parenting Skills - Efek ke anak: cenderung patuh, kurang
a. Defintion ceria, lebih moody, dan rentan stress
Kemampuan atau cara mendidik dan mengasuh 2. Authoritative/democratic/balance
anak untuk mendorong anak mencapai - Menetapkan aturan yang harus diikuti namun
perkembangan fisik, mental, sosial, emosional sadar dengan perasaan dan kemampuan anak
dan intelektual dari masa kanak-kanak hingga - Anak dilibatkan dalam problem solving -
dewasa Lebih menggunakan konsekuensi
b. 10 Teknik good parenting dibandingkan hukuman
1. Anak melihat dan mencontoh orang tua (orang - Efek ke anak: bahagia, kooperatif,
tua harus bijaksana) ramah dermawan, dapat mengontrol diri,
2. Jangan terlalu memanjakan anak dan berprestasi 3. Permissive
3. Ikut terlibat dalam kehidupan anak - Tidak memiliki aturan dan tidak terlalu
4. Sesuaikan dengan perkembangan anak 5. mendisiplinkan anak
Tetapkan aturan dan batasan (bersifat tegas dan
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- Kebebasan dan autonomi sangat dihargai
- Memperhatikan alasan dan penjelasan
- Efek ke anak: agresif, pengendalian diri
dan kemandirian rendah
4. Uninvolved/neglected
- Hanya memiliki sedikit dan atau tidak ada
harapan kepada anak dan tidak memiliki
komunikasi yang teratur
- Sibuk sendiri, tidak responsif kepada kebutuhan
anak, dan tidak menuntut apapun dari anak
- Efek ke anak: tidak mampu mengatur perilaku
sendiri, anti sosial, percaya diri rendah

BHP
- Etika dalam melaporkan pasien ke polisi tidak
memenuhi kriteria untuk dilaporkan, sebagai
seorang dokter, hanya bisa melaporkan kasus
yang apabila pasiennya akan mengancam
nyawa orang lain.
- KODEKI 2012 pasal 16: dokter wajib
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seseorang pasien bahkan setelah pasien
itu meninggal dunia. Case : meskipun Asep terlibat
vandalisme dokter tidak berhak melaporkan polisi
PHOP
- Edukasi kepada orangtua tentang good parenting
kepada anak mereka.
- Upaya pencegahan dan monitoring anak
sejak dini terhadap perilaku mereka.
- Mensosialisasi tentang gangguan perilaku pada
anak dan remaja dan dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat sosial.
CRP
- Prevalensi CD: laki-laki > perempuan
- Orang tua minum alkohol berisiko tinggi anak
mengalami CD

d. Risk Factor
- Hubungan seksual <16 tahun
- Multiseksual partner
1. Cervical Cancer - Kontak seksual dengan individu resiko
a. Definition tinggi - Riwayat kanker dalam keluarga
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- Immunosupressed, merokok, low
socioeconomic e. Pathogenesis

- Vaginal discharge (foul smelling)


b. Advance stage
Malignant neoplasma pada cervix atau area
cervix b. Epidemiology
- kanker terbanyak ke-2 di Indonesia
- menjadi penyebab kematian tersering pada
wanita
c. Etiology
- Utama : HPV 16,18
- Other : HSV-2
histopatologis pada biopsi jaringan cervix 4.)
Other : CT scan, MRI, cytoscopy/cytogram,
barium x-ray
- CT Scan : untuk melihat nodal / distant organ
metastasis
- MRI : local parametrial invasion and nodal
metastasis
- Cytoscopy : Bladder tumor invasion
5.) Laboratory : CBC, urinalysis,
chemistry profile, liver function
- CBC : anemia
- Urinalysis : hematuria
- Liver function : Liver metastasis
h. Staging
1. Precancer lesion
CIN 1 = LSIL = Mild Dysplasia
CIN 2 = HSIL = Moderate Dysplasia
*Notes : CIN 3 = HSIL = Severe Dysplasia / Carcinoma
- pengaktifan telomerase berfungsi untuk In Situ (CIS)
supress apoptosis 2. Cancer (FIGO)
- p21 dan p27 merupakan cyclin-dependent 0 = Carcinoma in situ
kinase inhibitor yang berfungsi menghentikan I = Terbatas hanya cervix
siklus sel pada fase G1 II = Menyebar ke uterus/vagina
f. Clinical Manifestation III = Menyebar ke dinding pelvix
a. Early stage IV = Menyebar ke organ sekitar
- Irregular blood spotting / light bleeding
di antara periode menstruasi i. Management
- Post menopausal spotting / - Cryosurgery, loop excision, histerektomi,
bleeding - Bleeding after conization, kemoterapi
sexual intercourse - cervical cancer progresif → palliative care
- Persistent back, leg, pelvic pain : karena
kompresi pada sciatic nerve akibat perumbuhan 2. Pain in Cancer
massa - Hidronefrosis / uremia : karena obstruksi a. Total Pain Concept
ureter - Weight loss Konsep nyeri yang melibatkan beberapa
- Fatigue komponen yang akan di alami pasien selama
- Loss of appetite perkembangan penyakit dari diagnosis sampai
g. Diagnosis meninggal, yaitu:
1. Dilihat dari manifestasi klinis (early or 1. Physical pain (major total pain)
advance) 2. Pemeriksaan fisik: - Disebabkan oleh tumor, treatment, kelemahan
- Inspekulo : melihat masa secara makroskopic umum dan komorbiditas lain
(rapuh, mudah berdarah ketika di pegang, hilang - Berdasarkan nature
mobilitas, dan induration cervix) • acute : terbatas waktu
- Bimanual : invasi tumor • chronic pain : >3 bulan setelah acute pain -
- Pemeriksaan KGB untuk Berdasarkan neurophysiologic mechanism •
metastasis 3. Pemeriksaan somatic pain : disebabkan stimulus nociceptor
penunjang pada kulit & jaringan otot → tenderness to
1.) Pap smear test : untuk melihat bentuk sel palpation
(normal, atau CIN1,2,3) • visceral pain : disebabkan oleh
2.) Coloposcopy : bila pap positif hasilnya, dan stretching/aktivasi dari nociceptor pd
juga bisa di gunakan untuk konfirmasi permukaan organ → cramping,
3.) Biopsy (GOLD STANDARD) : pemeriksaan spasm,
squeezing
• neuropathic pain : disebabkan oleh
kerusakan pada PNS/CNS atau
3. Pain Management
keduanya → sharp, electric, burning
a. Pain Control
2. Psychological suffering
Goals: terbebas dari nyeri sepanjang hari dan
- Kecemasan akan masa depan
saat istirahat, ketika bergerak, dan pada malam
- Penurunan fungsi tubuh → membutuhkan
hari ketika pasien beristirahat
orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari
b. Principle of pain management
3. Social suffering
- Tentukan penyebab nyeri (HT, PE, LE).
- Perubahan tubuh pasien → menarik diri dari
Pertimbangkan adanya nyeri neuropathic akibat
lingkungan luar
penekan saraf oleh tumor atau akibat neuropati
- anggota keluarga bingung harus bersikap dan
perifer
bereaksi pada pasien
- Kurangi input sensori dengan memberikan obat
4. Spiritual suffering
yang aktif di perifer (paracetamol 500-
- takut akan kemarian dan kepastian
1000mg/hari tiap 4jam dan/atau NSAID) - Jika
agama b. Mechanism pain of cancer
masih nyeri dalam seminggu, berkan opioid
1. Molecular mechanism lemad/mild (codein phospate 30-60mg tiap 4jam
- Selain sel-sel kanker, terdapat sel-sel inflamasi atau opiodi kuat seperti morfin tiap 4jam) -
seperti makrofag, neutrofil, sel T dan pembuluh Jangan tergantung peresepan. Selalu berikan
darah yang berdekatan dengan primary kombinasi dan oral (paracetamol 500-1000mg
afferent nociceptors tiap 4jam + morfin 10mg tiap 4jam)
- Primary afferent nociceptors → diaktifkan o/ - Pertimbangkan intervensi yang dapat
prostaglandin, TNF, endothelin, IL-1, dan IL-6, meningkatkan threshold seperti diskusi penyakit,
epidermal growth factor, transforming growth treatment, konseling, relaksasi, dan terapi
factor, dan platelet derived growth factor → anxiolytic (u/mengurangi stress)
neurotransmitter seperti calcitonin gene-related - Berikan laxative saat memberikan obat narkotika
Lucy Septiani Purnama -
130110170104
- Bersiap u/resepkan antiemetic
peptide (CGRP), endothelin, histamin, glutamat,
- Analgesik yang diberikan harus kuat (terbebas
substance P, dan PG akan keluar → timbul
nyeri 24jam) sesuai tingkat keparahan
sakit 2. Psychological mechanism
depression, and fatigue: ketakutan, kekhawatiran, - Sakit sekunder: radioterapi, kemoterapi, terapi
marah, dan depresi yang dimanifestasikan tubuh hormon
sebagai rasa sakit - Corticosteroid mengurangi nyeri dengan cara
c. Cause pain of patient cancer memodifikasi rasa nyeri dalam otak dan saraf dan
- Direct: keterlibatan organ. Contoh: keterlibatan juga mengurangi edema di sekitar tumor -
tulang dan kompresi saraf Psikoterapi, penggunaan transquillisers dan
- Indirect: karena infeksi, metabolic antidepresan -> mengurangi nyeri
imbalance, oklusi vena / lymphatic c. How to give medicine for pain
- Terapi: intervensi surgical, kemoterapi, - Mulailah dengan non opioid: paracetamol,
terapi radiasi ibuprofen, aspirin
d. Pain assessment - Jika nyeri menetap atau meningkat, berikan
- Pendekatan dimulai dengan pengumpulan data opioid mild atau moderate: codein dengan atau
dan diakhiri diagnosis, melibatkan etiologi tanpa non-opioid. Resepkan juga laxative
penyakitnya apa, memikirkan hal yang dapat u/mencegah konstipasi dan antiemetic
terjadi di masa depan, sakitnya berasal dari - Jika semakin nyeri berikan morfin dengan atau
mana, dan mekanisme sakit tanpa opioid
- Penilaian mencakup evaluasi rasa sakit
terhadap tidur, kemampuan fungsional, aktivitas,
dan kesejahteraan psikososial
- Evaluasi menyeluruh untuk menentuak dasar
intervensi terapeutik dan menentukan tujuan
jangka panjang pasien dan atau keluaga pasien
orang terdekat lainnya, dan spesialis lain yang
saling bekerja sama
e. Aspect of care
1. Aspek fisik
2. Aspek psikologis
3. Aspek spiritual
4. Aspek sosial budaya
5. Aspek komunikasi

5. Dying Patient
4. Palliative Care a. Stages of dying
a. Definition
Pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah terkait dengan penyakit
yang mengancam jiwa, lewat pencegahan dan
relief of suffering dengan identifikasi,
assessment, dan pengobatan nyeri dan masalah
lain secara fisik, psikososial, dan spiritual.
b. Goals:
- Meringankan rasa sakit dan gejala tidak 1. Denial : menyangkal kenyataan yang terjadi 2.
namyan lainnya Anger : marah, tidak menerima mengapa harus
terjadi
- Menguatkan hidup dan memandang kematian
3. Bargaining : mulai menerima tapi ada
sebagai proses yang normal
keinginan/harapan seperti “paling tidak (at
- Tidak bertujuan untuk mempecepat/menunda
least..) saya masih bisa melihat anak-anak saya
kematian
lulus 4. Depression : tidak peduli dengan apapun
- Integrasi aspek psikologis dan spiritual pasien -
lagi 5. Acceptance : menerima kenyataan
Memberi dukungan u/pasien dapat hidup secara
dengan pasrah
aktif sampai kematian
b. Care of Dying Patient
Lucy Septiani Purnama -
130110170104 1. Communicating with a sick woman & her family
- Memberi dukungan u/ keluarga agar dapat
menghadapi kesulitan selama pasien sakit - - Komunikasi yang baik dengan pasien
Team approach dapat membantu u/ memenuhi dan keluarga.
kebutuhan pasien dan keluarga - Kontak berkala u/menunjukkan komitmen
terhadap keadaan fisik dan emosional pasien. -
- Akan meningkatkan kualitas hidup dan
Terkadang pasien sensitif atau depresi dan tidak
berpengaruh (+) pada perjalanan penyakit -
ingin berbicara dengan dokter, sehingga dokter
Dapat diaplikasikan pada awal-awal penyakit
bersamaan dengan terapi lainnya yang bertujuan harus sabar dan beri pasien waktu serta harus
u/mempertahankan hidup, seperti kemoterapi bersikap empati dengan pasien
atau radiasi 2. Emotional support
c. Indication - Pasien kanker terminal biasanya mempunyai
- Diberikan sejak awal perjalanan penyakit gangguan emosi seperti shock, marah, merasa
bersamaan dengan terapi lain. Jika tidak ada lagi bersalah, khawatir, dan depresi. Jika emosi sudah
pengobatan u/kankernya, maka palliative care sever, rujuk ke rumah sakit yang tersedia staff
menjadi fokus total pelayanan u/pasien (total dengan kemampuan konseling training
care) - Pasien dengan kanker serviks merasa tidak
- Indikasi: pasien dengan nyeri, kanker stadium diterima, tidak bersih, dan bahkan merasa
tidak lanjut, ODHA, pasien dengan penyakit ingin disentuh. Sentuhan di
tangan saat
degeneratif dan stroke berbicara, memeluknya, dan memberikan
d. Team for palliative care massage membantu menyembuhkan secara
Dokter, perawat, keluarga, pekerja sosial, orang emosional
3. Helping sick women stay active dan involved -
- edukasi tentang seks
Membantu pasien u/tetap terlibat dalam
- Penggunaan kondom
mengambil keputusan
b. Secondary
- Bekerja sama dengan keluarga agar
Prevention
pasien tetap aktif di lingkungan sosialnya
- HPV testing
4. Spiritual support
- Memanggil ahli agama - IVA testing (3-5 tahun sekali)
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
5. Prepare for death
- Pap smear : dapat dimulai pada umur 21 tahun
- Menyiapkan kematian: diskusi tentang urusan
/ 3 tahun setelah berhubungan seksual c.
keluarga yang belum terselesaikan, konseling
Tertiary Prevention
dukacita u/pasien dan keluarga
Pelayanan di RS (diagnosis dan
- U/ pasien: giref reaction nya bagaimana
pengobatan) dan perawatan paliatif
dan bantu pasien menerima kematian
- U/ keluarga: bantu keluarga untuk menerima
BHP
kenyataan akan ditinggalkan, berbagi cerita u/
Prinsip B-NM-J-A terkait treatment yang
meringankan kedukaan, tidak memberikan false
di berikan pada pasien (total palliative
comfort tapi menenangkannya
care) PHOP
Pencegahan dan deteksi awal
6. Prevention & Early Detection of Cervical
kanker serviks - Health promotion
Cancer
- Penggunaan kondom, vaksin HPV
a. Primary Prevention - Screening pap
- Edukasi ttg kanker serviks smear CRP
- Vaksin HPV (sebelum berhubungan seksual) : - 2nd most kanker pada wanita
injeksi dilakukan 3x selama 6 bulan bisa
- Di Indonesia penyebab kematian karena
melindungi selama 4,5 tahun
kanker kedua

Lucy Septiani Purnama -


130110170104

- Diet: ↓ Ca, Mg, Vit D, ↑ Na+ dan kafein -


Lifestyle: merokok, alcohol, physical inactivity
- Penyakit kronis: Hyperparathyroid
1. Osteoporosis d. Classification
a. Definition WHO (T Score)
Penyakit yang ditandai dengan adanya - Normal: >-1
penurunan massa tulang dan memburuknya - Osteopeni : -1 s/d 2,5
mikroarsitektur tulang yang menyeybabkan - Osteoporosis: ≥2,5
tulang rapuh dan mudah patah
- Severe osteoporosis: ≥2,5
b. Etiology dengan fraktur e. Type
Ketidak seimbangan bone formatian < bone
1. Primary (degeneratif)
resorption
- Type I Post menopausal osteoporosis:
c. RF akibat setrogen menurun
- Usia: mulai usia 30-40 tahun, terjadi ↓ GH dan - Type II Senile Osteoporosis: menurun nya
IGF, ↑ RANKL, ↓ Osteoprotegerin (OPG) - Jenis kemampuan pembentukan tulang akibat usia.
kelamin: perempuan memiliki BMD < dari Perempuan >70thn, Laki-laki >80thn
laki-laki
2. Secondary (penyakit lain)
Post menopause → ↓ estrogen → ↑ resorption - cushing syndrome (corticosteroid ↑),
Obat: corticosteroid → resorption ↑ → bone
hyperparathyoridism
formation ↓ dengan cara meningkatkan ekspresi
f. Manifestasi Klinis
RANKL dan menghambat produsi OPG di
awalnya asypmtomatik, low back pain, menurun
osteoblast
tinggi badan karena bungkuk, fraktur
g. Diagnosis:
- Pemeriksaan ulang X-ray u/acute pain atau
- HT: RF, riwayat jatuh, SS
dicurigai fraktur
- PE: antropometri, gaya berjalan, deformitas
tulang, bungkuk (kifosis) i. Prevention
- LE: Calcium, TSH, VitD, fungsi ginjal dan hati, - Primer merupakan upaya pencegahan yang
BMD (T score & Z score) dilakukan setiap 2-3 dilakukan saat efek penyakit belum muncul
tahun sekali menggunakan Dual Energy X-ray (tahap pre-patogenesis) seperti: gaya hidup
Absorptiometry (DXA) sehat, latihan fisik, konsumsi kalsium & Vit. D,
h. Management pencegahan jatuh, pemeriksaan tes dini
1. Patient Education osteoporosis saat menopause
- Konseling tentang risiko jatuh, anjuran olahraga, Sekunder merupakan upaya pencegahan yang
-
memprebaiki gaya hidup, edukasi u/ cara minum dilakukan saat eproses penyakit sudah
obat berlangsung namun belum timbul tanda dan
- Proteksi hip da alat fiksasi: u/ mencegah fraktur gejala sakit (tahap patogenesis awal) seperti:
- Menggunakan tongkat/alat bantu jalan pada konsumsi kalsium dan estrogen tambahan,
pasien yang memiliki gangguan keseimbangan 2. pemberian kalsitonin, terapi Vit. D dan tiazid,
Exercise latihan fisik
- Weight bearing exercise: memperkuat BMD - Tersier merupakan upaya pencegahan yang
( jogging, skipping) dilakukan saat proses penyakit sudah berlanjut
- Balance exercise: menurunkan risiko jatuh (akhir periode patogenesis) seperti: Bedrest, pain
(taichi, berdiri dengan 1 kaki) relief, vertebroplasti dan kifoplasti, pencegahan
jatuh
- Resistance training: untuk membiasakan otot
dengan tegangan dan mencegha hip fractur
(harus di supervisi) 2. Fall Prevention
3. Nutritional management a. Faktor risiko yg meningkatkan risiko jatuh pada
- Calcium lansia
• Food source: Daging, susu, keju, - Medical condition (stroke, incontinence,
brokoli, sardines, almond, roti, sereal, demensia, dll)
jus jeruk - Riwayat medikasi (Psikoaktif)
• Dosis supplements: 500mg, 2-3 kali - Gangguan sensori, motor dan
perhari keseimbangan (muscle weakness, gangguan
- Vit. D penglihatan,
• Fungsi: penting untukpembentukan dan gangguan keseimbangan, refleks menurun) -
mempertahankan tulang, meningkatkan Lingkungan (home hazard)
absorpsi calcium di GI, untuk b. Cara mencegah:
memastikan pembaruan dan - Gait & balance training
mineralisasi tulang - Pemeriksaan BMD 2 atau 3 tahun
• Rekomendasi Dosis: 400-800 IU
• Food source: Salmon, sardines,
mackerel, margarine, susu, keju,
sereal
- Biphosphonate
menghambat perombakan tulang oleh
osteoclast 4 Hormonal therapy
estrogen untuk pasien menopause atau ada
gangguan hormonal.
5. Berjemur
meningkatkan sintesi vit.d oleh kulit
6. Follow up:
- Rencanakan follow up 2 bulan sekali pada
awalnya, lalu setiap 6 bulan
- Screening secara periodik
- Hip protector
- Home/environment: jangan licin, banyak
pegangan, jangan banyak tangga, terang,
berkarpet
- Atur dosis obat yang punya efek sedatif -
Nutrisi: Vit.D, Calcium, Protein 30gr, kalori
(wanita 1600-2200 kcal/hari, pria 2000-2800
kcal/hari), kurangi alcohol, asupan garam,
kafein - Lifestyle & behavior: gunakan sepatu
yang pas, alat bantu jalan, aktivitas fisik
- Exercise: kombinasi weight bearing +
resistance training + balance exercise (2-3x
seminggu)

3. Elderly Care
a. Goals
- Meningkatkan kualitas hidup
- Menjaga fungsi tubuh dan sosial
di optimalkan sesuai dengan kondisi tempat
Lucy Septiani Purnama - 130110170104 tinggal pasien
- Memperlambat, mencegah penyakit akibat b. Areas of assessment
penuaan 1. Housing (lokasi rumah)
b. General principles of geratric care akses, transportasi, pelayanan kesehatan dan
Lansia → sangat rentan, sehingga terdapat sosial, fasilitas
masalah kesehatan dan penanganan medis pada 2. Flat/house (rumah)
lansia: tipe dan lokasi, jumlah ruangan, pencahayaan,
1. Atypical disease presentation tangga, potensi bahaya, pintu masuk dan keluar
gangguan di satu organ akan menunjukan gejala 3. Rooms (ruangan)
di organ lainnya, terutama yang timbul akibat Lantai, ventilasi, lokasi telepon, tatanan furniture,
penyakit sebelumnya pencahayaan, potensi bahaya
2. Earlier disease presentation due to / impaired 4. Living room (ruang keluarga)
compensatory mechanism tatanan furniture, perkabelan, tinggi kursi dan
heart failure → cause mild hyperthyroidism, meja, potensi bahaya
retensi urin → cause pembesaran prostat mild 3. 5. Bedroom (kamar tidur)
Greater benefit of prevention due to adverse kasur, pencahayaan, lantai,
effect/consequence of treatment potensi bahaya 6. Toilet/bathroom
pada kasus menurunkan risiko fraktur dengan pegangan, susunan tangga, lantai, tipe toilet,
menggunakan semua management mulai dari potensi bahaya
nutrisi, exercise, dan menghilangkan hal-hal 7. Kitchen (Dapur)
berbahya di sekitar yang dapat mengakibatkan aksesibilitas dan tempat penyimpanan peralatan,
fraktur.
lantai, potensi bahaya, peralatan tajam dan
Cara preventif: panas
• Primer: peka terhadap penyakit,
prophylaxis, imunisasi, modifikasi gaya
5. Rational Prescribing
hidup
Rational used of drugs adalah ketika pasien
• Sekunder: deteksi dini, screening
menerima pengobatan yg sesuai dengan
• Tersier: pencegahan komorbid,
kebutuhan klinisnya dgn dosis yg sesuai dalam
komplikasi 4. Therapeutic goal shift from cure to
jangka waktu yg adkuat dgn harga termurah
care utamakan memperbaiki fungsi, membuat
a. Prinsip terapi rasional
nyaman, dan meningkatkan kualitas hidup
- Meresepkan obat sesuai dengan indikasi klinis -
c. Approach to elderly
Dengan dosis yang sesuai dengan individu
- Preferensi, tujuan dan prioritas pasein →
tersebut
harus sesuai dengan keinginan pasien dan
- Dalam jangka waktu yang cukup/adekuat -
perawatan
Dengan harga yang paling murah sesuai dengan
di prioritaskan untuk meningkatkan kualitas
kemampuan pasien
hidup - Caregiver issues → memperhatikan
b. Langkah terapi rasional
caregiver (stress, marah, capek, bersalah
dll) - Tentukan masalah pasien
- Menggunakan waktu secara efisien - Tentukan tujuan terapi
- Pilih obat yg sesuai
4. Home Environment Assessment - Tulis resep dengan benar
a. Goals - Beri edukasi dan informasi
- Mengetahui dan memahami kondisi rumah dan - Kontrol berkala
hal-hal yang potensial menjadi berbahaya
u/lansia yang mungkin meningkatkan risiko jatuh Pada pasien lansia, penuaan membuat
- Menilai, mendeteksi bagaimana lingkungan / perubahan-perubahan terutama pharmacokinetic
kondisi rumahnya dikaitkan dengan kemampuan obat (apa yang dilakukan tubuh terhadap obat) c.
fungsional dari lansia dalam melakukan aktivitas Pharmacokinetic changes
sehari-hari Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- Absorpsi beberapa obat terganggu karena
- Mengetahui seberapa besar perawatan dapat
peningkatan konsumsi obat OTC
OPG → Osteoclast ↑ → Osteoporosis
- Komposisi air menurun dan komposisi lemak
meningkat sehingga volume distribusi obat larut
lemak semakin meningkat, sepert
6. Indication for Referral
benzodiazepine - Eliminasi obat menurun karena
creatinine clearance menurun, dan penurunan
massa otot akan menurunkan serum kreatinin
d. Pharmacodynamic changes
- Perubahan receptor binding
- penurunan jumlah reseptor
- perubahan respon translasi terhadap reseptor
(contoh : penurunan aktivitas β-adrenergic
sehingga respon terhadap β-blocker dan β-
agonist menurun)
e. Polypharmacy
- Definition
a. Definition
Peresepan obat melebihi indikasi klinisnya, atau Proses penyerahan tanggung jawab dalam
regimen medis yang mencakup setidaknya satu mengelola pasien untuk dilaksanakan
obat yang tidak perlu, atau pemberian emiris 5 penatalaksanaan lanjutan. Sifatnya formal dan
obat dalam satu waktu yang bersamaan tertata.
- Fungsi b. Tujuan
mengurangi polifarmasi dapan menurunkan - Menegakkan diagnosis atau masalah terapi -
risiko jatuh pada lansia Manajemen masalah pasien yg tidak sesuai
- 10 step mengurangi polypharmacy: kompetensi klinis
• Catat & simpan dengan akurat - Prosedur khusus yang berada di luar
pengobatan yg diberikan pada pasien, kewenangan dokter di layanan primer
termasuk obat OTC - Permintaan pasien untuk menemui dokter
• Biasakan untuk mengidentifikasi obat spesialis lain
dengan nama generik dan kelas obatnya • c. Kriteria rujuk u/ pasien osteoporosis
Pastikan tiap obat ada indikasinya - Fraktur lebih lanjut walaupun sudah >2 tahun
• Perhatikan efek samping obat terapi osteoporosis
• Pahami pharmacokinetic - Penurunan BMD walaupun sudah >2tahun
dan pharmacodynamic terapi osteoporosis
- PP yang berhubungan dengan kasus - Pasien dengan banyak fraktur (>2kali) - BMD
• Long acting B2 agonist (LABA): MoA → osteopenia/normal namun pasien fraktur
relaksasi otot polos, ↓ permeabilitas Lucy Septiani Purnama - 130110170104
pembuluh darah dan memodulasi - Wanita premenopause usia >65 th dgn faktor
pelepasan mediator dari sel mast dan risiko tinggi
basofil. Penggunaannya dikombinasi - Laki-laki usia >70 tahun
dengan steroid - Dewasa dgn kondisi yg berhubungan dgn BMD
• Corticosteroid: MoA → blok enzim rendah (hiperparatiroidisme, sindrom
fosfolipase A2 yang menghambat malabsorpsi, hemigastrejktomi, hipertiroidisme)
pembentukan mediator inflamasi yaitu - Dewasa yg konsumsi obat2an yg nurunin BMD :
prostaglandin dan leukotrien glukokortikoid, antikonvulsan, heparinisasi kronis
Note: penggunaan jangka panjang dapat d. Type
menyebabkan bone loss, karena: 1. Interval referral
menurunkan absorpsi di GI tract → ↓ dirujuk untuk mendapatkan pelayanan komplit
reabsorpsi calcium di ginjal → ↑ ekresi u/periode tertentu
calcium di ginjal → ↓ calcium di urin dan 2. Collateral referral
dokter yang merujuk masih memiliki tanggung
di darah → terdeteksi PTH -> Inhibit
jawab yang penuh terhadap pasien, namun
merujuk u/ menangani masalah tertentu pasien 3.
- Informed consent-> diagnosis dan treatment
Cross referral
yang sesuai kondisi pasien
pasien dianjurkan untuk berobat ke dokter lain,
- Prinsip B-NM-J-A
dimana dokter yang merujuk lepas tanggung
PHOP
jawab dari pasien tersebut
Pencegahan risiko jatuh
4. Split referral
dan osteoporosis CRP
pasien dirujuk ke lebih dari 1 dokter,
- Osteoporosis terjadi pada 40 juta orang di
membutuhkan multispeciality team u/
dunia, 1/3nya adalah wanita post menopause -
menangani pasien
90% penyebab osteoporosis adalah fraktur hip &
spine
BHP
Lucy Septiani Purnama - 130110170104

1. Cerebrovascular Disease (Stroke) tungkai, lengan


a. Definition - Terdapat gangguan sensori pada daerah
Penyakit cerebrovascular yang ditandai dengan yang mengalami kelemahan
adanya defisit neurologis fokal atau global yang - Gangguan berbicara dan berbahasa
terjadi secara mendadak selama >24jam dan - Gangguan lain (nyeri kepala,GCS
disebabkan oleh fator vaskuler. Jika <24jam menurun, kejang)
adalah Transient Ischemic Attack (TIA). - Gangguan penglihatan, berjalan, dan mengerti
b. Epidemiology apa yang orang lain bicarakan
- Nomor 3 penyebab kematian tertinggi di f. Diagnosis
Indonesia - HT : gejala pasien & status neurologis, onset,
- Nomor 1 penyebab kematian kategori penyakit RF, riwayat, gejala penyerta
tidak menular (PTM) - PE
- Indonesia peringkat 1 stroke di • Vital sign, head & neck exam
dunia c. RF • Pemeriksaan neurologis & fungsi koginitif
- Modifiable: hipertensi, dyslipidemia, DM, → FAST (Face, Arm, Speech, Time)
merokok, penyakit kardiovaskular, obesitas, a. Level of consciousness
alkohol b. Visual field testing
- Non-modifiable: usia, jenis kelamin, penyakit, c. Facial paresis
ras dan etnik, hereditary d. Arm & leg motoric
d. Classification e. Sensory
1. Ischemic Stroke (70-80%) f. Language
disebabkan karna gangguan aliran darah ke otak, g. Dysarthria → lemah otot u/ bicara
dapat disebabkan oleh intracranial h. Extinction / inattention
artherosklerosis, terbentuknya thrombus, dan • Penunjang
oklusi small pentrating artery - Neuroimaging : CT scan, MRI
2. Hemorrhagic Stroke (20-30%) (ischemic) - ECG, CBC, hemostasis
Disebabkan karena pecahnya pembuluh darah - foto thoraks
atau abnoemal vasculature → abnormal
- transcranial doppler
hematom → ↑ intrakanial pressure, penyebab g. Management
utama : hipertensi
- Acute : stabilisasi jalan napas & pernapasan -
3. Transient Ischemic Attack (TIA)
Jaga keseimbangan cairan, elektrolit asam-
Stroke yg terjadi <24 jam dengan no permanent basa, nutrisi
damage
- Antithrombotic → antiplatelet, anticoagulant -
e. Clinical Manifestation
Antihipertensi → beta blocker, vasodilator, ACEI,
- Gejala muncul mendadak ARB, diuretic
- Terdapat kelemahan pada salah satu sisi wajar, - Control gula darah, lipid
- Lifestyle modifikasi → RF mandiri kembali) & ↑ kualitas hidup
- Rehabilitasi b. Tipe rehabilitasi
h. Complication 1. Hospital based → pasien menginap di RS
1. Komplikasi neurologis selama rehab
- brain edema - hydrocephalus - bleeding 2. Nursing home → pasien menginap di RS
infarction - hygroma selama rehab
- vasospasm 3. Outpatient → rawat jalan
2. Komplikasi non-neurologis 4. Home based → dirumah pasien
- Reactive hypertension - Bronchopneumonia - c. Tim interdisipliner
Reactive hyperglycemia - Thromboplebitis - dokter, physical therapist, rehabilitation nurse,
Lung edema - UTI occupational therapist, psychologist, vocational
- Heart disorder - Decubitus - SIADH therapist, dll
- Contracture 3. Akibat mobilisasi & d. Tipe rehabilitasi berdasarkan rehab
psikososial 1. Mobilisasi → latihan gerak, ROM, latihan jalan
- contracture Case : bedridden, limit ROM, bergerak butuh
- functional disability bantuan
- depression 2. Okupasi → latihan motorik akibat adanya
i. Prevention gangguan kemampuan tangan → tidak dapat
- Primary : Risk factor modification memelihara dan melakukan perawatan sendiri
- Secondary seperti mandi, berpakaian, makan dll.
Case : ↓ ADL
• Risk factors modification (Control of blood
3. Komunikasi → berbicara atau mengartikan
presure & blood lipid, stop smoking & bahasa
alcohol consumption, life style
modification) Case : motoric aphasia
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
• Antiplatelet & anticoagulant treatment 4. Sosial → interaksi sosial
(for infarction stroke) Case : tidak dapat mengelola usaha
• Operative (vascular surgical procedures) - 5. Psikologi → trauma psikis -> gangguan
Tertiary → rehab motivasi 6. Vocational(kekaryaan) →
u/menjalankan pekerjaan
2. Functional Diagnosis 7. Cognitive → memory & problem solving
Klasifikasi gangguan fungsi berdasarkan ICIDH
(International Classification of Impairment, 4. Home Care Program
Disabilities, and Handicaps) a. Definition
a. Impairment (hendaya) Pelayanan perawatan pasien di rumah, lebih dari
gangguan anatomi/fisiologi. Contoh: Aphasia, home visit karena harus bertanggung jawab u/
hempiparesis merawat
b. Disability b. Advantage
gangguan dalam melaksanakan ADL diakibatkan Dokter dapat mengetahui lebih banyak aspek
oleh impairment(ruang lingkup individu). Contoh: dari pasiennya , seperti bagaimana pasien hidup
bedridden sehari-hari dan bagaimana keluarganya
c. Handicap beradaptasi dengan keadaan pasien.
hambatan individu u/menjalankan fungsi sosial c. Categories of patient needed home care -
yang diakibatkan oleh impairment dan Pasien dengan chronic illness/acute
disability. Contoh: Sociovocational exacerbation (cth: CHF, alzheimer dll)
- Pasien dengan acute illness (pneumonia) -
3. Rehabilitation Program for Stroke Pasien yang pulang dari rumah sakit tapi masih
a. Definition membutuhkan supervisi medis (cth: myocardial
- mekanisme utama u/ memperbaiki fungsional infarct, kemoterapi kanker dll)
pasien & mencapai independensi (dapat jd - Pasien yang housebound akibat penyakit kronik
dan disabilitas
- Pasien yang butuh rehabilitasi(cth: stroke,
harus menggantikan peran anggota keluarga yg
operasi dll) sakit 2. Additional strain → memberatkan dalam
- Ibu dan bayi baru lahir yang social supportnya segi ekonomi, psikis
rendah 3. Dependency → timbul ketergantungan
- Pasien dengan kanker ganas atau end-
stage penyakit kronik
6. Family Illness Trajectory
d. Assessment saat home visit
a. Definition
- Kondisi rumah (nilai2 yg dianut & history
Merupakan natural history of the illness dilihat
keluarga)
dari dampak penyakit terhadap keluarga agar
- Kegiatan/aktivitas sehari-hari
dokter dapat melihat dan memahami respon
- Identifikasi dan minimalisasi hazard di rumah -
keluarga mana yang normal dan patologis
Review obat yg ada dirumah & yg dikonsumsi
b. Stages
pasien
- Stage I Onset of illness (muncul gejala) •
- Dampak keadaan pasien terhadap keluarga -
Respon pasien dan keluarga: cemas,
Tata letak rumah & kesesuaian dengan pasien
denial, takut(fear), meyakinkan Dokter
e. Ǫuality care of home care
bahwa ada yang salah
- Merespon cepat pada kondisi krisis
• Peran Dokter: fase prediagnostik pasien
- Mengatur alat dan pelayanan agar minimal
dan keluarga, menenangkan mereka
setara pelayanan kesehatan
- Stage II Reaction to Diagnosis – Impact phase •
- Menjaga rekam medis Respon pasien dan keluarga : Denial, anger,
- Komunikasi secara multidisiplin (perawat di shock
rumah, keluarga, RS dan comunity service) - • Peran Dokter: memberikan informasi yang
Memelihara kemampuan management klinis dan cukup dimengerti pasien dan keluarga,
mengoperasikan teknologi mendorong untuk
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
f. Home management for stroke membersihkan nature of illness, coping
- Bed positioning tiap 2jam
mechanism
- Terapi fisik - Stage III Major therapeutic efforts
- Perawatan kulit u/cegah decubitus ulcer - • Respon pasien dan keluarga: memilih
Meningkatkan support u/ kemampuan rencana pengobatan dan bertanggung
berkomunikasi jawab untuk prosesnya, belum siap
- Selalu support emosional secara emosional
- Perawatan diri & higenitas (BAB, BAK) • Peran Dokter: mempertimbangkan
keadaan psikologis pasien dan
5. Impact Illness to The Family keluarganya, tanggung jawab dokter
Sebelum menganalisis dampak illnes terhadap dan keluarganya, menyampaikan pilihan
keluarga pasien, dokter harus menganalisis arti terapi
illness bagi pasien dan/atau keluarganya dengan - Stage IV Early adjustments to outcomes
cara: recovery (sembuh/gagal)
a. Explanatory models • Respon pasien dan keluarga:
minta pasien menjelaskan asal usul/perjalanan depresi, marah, kecewa, ragu tentang
penyakitnya. outcome
b. Patient’s semantic illness network • Peran Dokter: melayani keluarga dengan
analisis pemahaman, pengalaman dan perhatian baik, memberitahu masalah yang
pasien terhadap illness yang dialaminya. c. mungkin muncul
Meaning of ilness in family - Stage V Adjustment to the permanency of the
pemahaman keluarga mengenai sakitnya individu outcome
• Respon pasien dan keluarga: second crisis
Dampak saat keluarga ada yg mengalami karena disabilitas dan tidak bisa
illness/disability menerima kenyataan
1. Perubahan peran → anggota keluarga lain • Peranan Dokter: antisipasi second crisis,
membantu agar dapat menerima
kenyataan
penyakitnya, obat-obatan, 5 tanda geriatric
syndrome (pressure ulcer, incontinence falls,
7. Healthcare Maintenance for Elderly functional decline, delirium)
Merawat orang/anggota keluarga yang sudah tua 2. Psychological
merupakan kewajiban dan bagian hidup yang depression, MMSE
normal (karena bagian dari life cycle). Namun
3. Functional
proses ini tidak jarang membuat
kemampuan activity daily living
stress. a. Assessment geriatric
4. Social & economic
- Goals: fokus pada preventive medicine untuk
finansial, waktu luang, aktif di masyarakat,
meningkatkan quality of life
lingkungan
- Approach assessment :
5. Environment
1. Medical assessment
PE (Head to toe, VS, gait, neurology,balance),
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
Home visit (situasi, hazard, interaksi, potensi jatuh)
b. Role of Physician
1. Guiding
menuntun pasien dan keluarga melewati hal-hal
tentang pelayanan kesehatan dan edukasi tentang
kesesuaian berbagai prosedur teknologi
2. Coordinating
koordinasi multidisipliner, konsultan profesional,
lembaga masyarakat, keluarga, dan support
networks
3. Advocating
dalam autonomi memilih perawatan medis
4. Consuling
konsultasi dalam proses pengambilan keputusan
tentang diagnostic test atau treatment dll
5. Collaborating
kolaborasi dengna caregivers, mencari
informasi, edukasi dll
6. Supporting
mendukung pasien dan caregivers
c. Caring for family caregivers
- Screening apakah ada dampak negatif
yang timbul akibat merawat pasien (sakit,
stress, depresi dll)
- Menilai apakah ada perilaku abusive yang
dilakukan oleh caregiver
- Menghubungkan caregiver dengan support
group
- Ketahui status finansial -> kemampuan membeli
obat dll
- Edukasi pemahaman dinamika keluarga u/
membantu keluarga menerima kondisi pasien.

BHP
- Informed consent -> diagnosis dan treatment
sesuai kondisi pasien
- Prinsi B-NM-J-A
PHOP
Perawatan pada orang lanjut usia/elderly care
CRP
10-15% pasien post-stroke yang mengikuti
rehabilitasi terbukti menunjukkan imrovement

Anda mungkin juga menyukai