Draft Family
Medicine 202
0
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
d. Diagnosis
- BMI, BP dan jangan lupa aktivitas fisik sebagai
risk factor
- Nutritional assessment
• 24h recall : menanyakan makanan yang
dikonsumsi 24 jam kebelakang.
(+)Penggunaan 24H Recall ini hemat
biaya dan waktu. (-)tidak
memperlihatkan pola makan pasien
sehingga tidak akurat dan tergantung
ingatan pasien
- Anak-anak (2-20thn) → CDC Lucy Septiani Purnama - 130110170104
• Food record/diary : pasien menuliskan
sendiri apa yang di konsumsi (3-5 hari)
dilakukan dalam periode waktu tertentu
dengan adanya waktu weekend dan
weekdays. (+) lebih menggambarkan
pola makan pasien. (-) pasien menjadi
lebih memililih apa yang akan dimakan
dan lupa mencatat.
• Food frequency questionare : Merupakan
retrospective spesifik food intake. Pasien
mengisi lembar questionare dimana
makanannya sudah dikelompokkan dan - Menurunkan 500-1000 kkal/d
ada keterangan seberapa sering dan - Harus realistis dan tetap mencukupi kebutuhan
juga ukuran makan. (+) lebih spesifik harian
dan menyeluruh, cepat, murah. (-) - Makan sedikit tapi sering -> banyak air, tinggi
respon rendah serat, rendah lemak, dan rendah sodium
- Waist circumference : perhatikan abdominal (prevensi) - Protein 10% - 25% of calories,
adiposity fats 30%, carbs 40-55%
- Body fat content : perhatikan ketebalan lipatan 4. Physical activity recommendation
kulit (skinfold thickness), mengukur kepadatan - fungsi : membakar kalori ( energy expenditure),
tulang, body fat persentase dan lean mass TG, LDL, BP, sensitivitas insulin, risiko penyakit
konten, dll. penyakit kormobid CVD
e. Health implications from overweight - - durasi : 20-30 menit moderate
Overweight & obesitas adalah faktor resiko untuk exercise - frekuensi : 5-7 hari / minggu
1. Obesitas 5. Gallbladder disease 2. Heart - Jenis : Jalan, jogging, bersepeda,
disease 6. Osteoarthritis 3. Stroke 7. Sleep apnea berenang 5. Behavioral modification
4. Hipertensi 8. Uterine, breast, colorectal cancer
- Obesitas berhubungan dengan - Penting u/ membantu perubahan dan
mempertahankan pola makan dan aktivitas fisik
1. High blood cholesterol dengan meningkatkan compliance agar terhindar
2. Complications of pregnancy dari penyakit kormobid di kemudian hari
3. Steress incotinence - Strategi yang dilakukan :
5. Depresi • Teknik self monitoring : mencatat waktu,
6. ↑ surgical risk jumlah, dan kalori yang mereka
f. Prevention konsumsi serta aktivitas fisik
a. Universal Prevention/Primary prevention • Stimulus control : memodifikasi faktor
dilakukan terhadap komunitas yg mencakup lingkungan agar mendukung pola hidup
lokal, nasional bahkan internasional sehat yang mereka lakukan
b. Selective Prevention/Secondary Prevention • Social support (kelurga, teman dll) •
dilakukan terhadap keluarga yg berisiko obesitas Cognitive reconstructive : meningkatkan
tanpa komorbid sign kesadaran pasien tentang persepsi
c. Targeted Prevention/Tertiary Prevention orang mengenal diri mereka, berpikir positif, dan
yg sudah obesitas dan memiliki penyakit realistis tentang diri sendiri
komorbid • Stress management : teknik mengurangi
4. Weight Management stress seperti melakukan pernafasan
a. Goal diafragma, relaksasi otot, dan meditasi
Initial gold penurunan BB 5-10%, menurunkan c. Stage treatment approach for childhood
IMT menjadi normal, menurunkan risiko penyakit obesity - Stage I (prevention & control)
kormobiditas akibat obesitas, penurunan BB 0,5- • Fokus pada physical activity dan dietary
sayur buah
1kg/mgg, calorie restriction, meningkatkan Lucy Septiani Purnama - 130110170104
exercise, banyak makan buah dan sayur b. • Kurangi makan-makanan ringan diantara
Guideline for management of overweight and makan besar
obesity AHA/ACC/TOS 2013 • Frekuensi dan durasi nonton tv dan lihat
1. Minimal 6 bulan dengan 14X pertemuan tatap layar kurang dari 2 jam
muka • Follow up setiap bulan
• 3-6 bulan tidak berubah ubah ke stage
2. 3 prinsip komponen selanjutnya
penurunan kalori makan, peningkatan aktivitas - Stage II (Structured weight managament
fisik, penggunaan strategi behavioral agar pasien protocol)
lebih awarness dan taat dalam menjalani diet Melibat kan tim u/ plan :
dan exercise • Melihat layar < 1 jam
3. Dietary recommendation • Aktivitas fisik rutin : ± 60 menit/hari •
Makanan teratur dan terstruktur
menggunakan low energy dense, balance
macronutrient diet plan
• Follow up setiap bulan
• 3-6 bulan tidak berubah ubah ke stage
selanjutnya
- Stage III (comprehensive multidiscplinary
dengan intervention)
• Melibatkan psikiatri u/ behavioral therapy •
Beri reward
• Plan :
- Remaja : pendekatan individu u/
mengubah perilaku dan mengambil
keputusan
- Younger children : fokus
pada parenting skills
• Follow up setiap bulan
- Counselling
• 3-6 bulan tidak berubah atau ada
komorbid obesitas ubah ke stage
selanjutnya
- Stage IV (tertiary care intervention)
• Melibatkan tim (pediatric, exercise
physiologist, psikiatri, pediatric surgeon) •
Mengobati kondisi kormobid yang
berhubungan dengan obesitas (intervensi
farmakologi / operasi)
- Immunization
- Prophylaxis
1. Authoritarian/strict
- Orang tua otoriter sangat kaku dan ketat -
Aturan dan harapan yang ketat, bila tidak diikuti
Lucy Septiani Purnama - 130110170104 akan dihukum
6. Parenting Skills - Efek ke anak: cenderung patuh, kurang
a. Defintion ceria, lebih moody, dan rentan stress
Kemampuan atau cara mendidik dan mengasuh 2. Authoritative/democratic/balance
anak untuk mendorong anak mencapai - Menetapkan aturan yang harus diikuti namun
perkembangan fisik, mental, sosial, emosional sadar dengan perasaan dan kemampuan anak
dan intelektual dari masa kanak-kanak hingga - Anak dilibatkan dalam problem solving -
dewasa Lebih menggunakan konsekuensi
b. 10 Teknik good parenting dibandingkan hukuman
1. Anak melihat dan mencontoh orang tua (orang - Efek ke anak: bahagia, kooperatif,
tua harus bijaksana) ramah dermawan, dapat mengontrol diri,
2. Jangan terlalu memanjakan anak dan berprestasi 3. Permissive
3. Ikut terlibat dalam kehidupan anak - Tidak memiliki aturan dan tidak terlalu
4. Sesuaikan dengan perkembangan anak 5. mendisiplinkan anak
Tetapkan aturan dan batasan (bersifat tegas dan
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- Kebebasan dan autonomi sangat dihargai
- Memperhatikan alasan dan penjelasan
- Efek ke anak: agresif, pengendalian diri
dan kemandirian rendah
4. Uninvolved/neglected
- Hanya memiliki sedikit dan atau tidak ada
harapan kepada anak dan tidak memiliki
komunikasi yang teratur
- Sibuk sendiri, tidak responsif kepada kebutuhan
anak, dan tidak menuntut apapun dari anak
- Efek ke anak: tidak mampu mengatur perilaku
sendiri, anti sosial, percaya diri rendah
BHP
- Etika dalam melaporkan pasien ke polisi tidak
memenuhi kriteria untuk dilaporkan, sebagai
seorang dokter, hanya bisa melaporkan kasus
yang apabila pasiennya akan mengancam
nyawa orang lain.
- KODEKI 2012 pasal 16: dokter wajib
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seseorang pasien bahkan setelah pasien
itu meninggal dunia. Case : meskipun Asep terlibat
vandalisme dokter tidak berhak melaporkan polisi
PHOP
- Edukasi kepada orangtua tentang good parenting
kepada anak mereka.
- Upaya pencegahan dan monitoring anak
sejak dini terhadap perilaku mereka.
- Mensosialisasi tentang gangguan perilaku pada
anak dan remaja dan dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat sosial.
CRP
- Prevalensi CD: laki-laki > perempuan
- Orang tua minum alkohol berisiko tinggi anak
mengalami CD
d. Risk Factor
- Hubungan seksual <16 tahun
- Multiseksual partner
1. Cervical Cancer - Kontak seksual dengan individu resiko
a. Definition tinggi - Riwayat kanker dalam keluarga
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- Immunosupressed, merokok, low
socioeconomic e. Pathogenesis
5. Dying Patient
4. Palliative Care a. Stages of dying
a. Definition
Pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah terkait dengan penyakit
yang mengancam jiwa, lewat pencegahan dan
relief of suffering dengan identifikasi,
assessment, dan pengobatan nyeri dan masalah
lain secara fisik, psikososial, dan spiritual.
b. Goals:
- Meringankan rasa sakit dan gejala tidak 1. Denial : menyangkal kenyataan yang terjadi 2.
namyan lainnya Anger : marah, tidak menerima mengapa harus
terjadi
- Menguatkan hidup dan memandang kematian
3. Bargaining : mulai menerima tapi ada
sebagai proses yang normal
keinginan/harapan seperti “paling tidak (at
- Tidak bertujuan untuk mempecepat/menunda
least..) saya masih bisa melihat anak-anak saya
kematian
lulus 4. Depression : tidak peduli dengan apapun
- Integrasi aspek psikologis dan spiritual pasien -
lagi 5. Acceptance : menerima kenyataan
Memberi dukungan u/pasien dapat hidup secara
dengan pasrah
aktif sampai kematian
b. Care of Dying Patient
Lucy Septiani Purnama -
130110170104 1. Communicating with a sick woman & her family
- Memberi dukungan u/ keluarga agar dapat
menghadapi kesulitan selama pasien sakit - - Komunikasi yang baik dengan pasien
Team approach dapat membantu u/ memenuhi dan keluarga.
kebutuhan pasien dan keluarga - Kontak berkala u/menunjukkan komitmen
terhadap keadaan fisik dan emosional pasien. -
- Akan meningkatkan kualitas hidup dan
Terkadang pasien sensitif atau depresi dan tidak
berpengaruh (+) pada perjalanan penyakit -
ingin berbicara dengan dokter, sehingga dokter
Dapat diaplikasikan pada awal-awal penyakit
bersamaan dengan terapi lainnya yang bertujuan harus sabar dan beri pasien waktu serta harus
u/mempertahankan hidup, seperti kemoterapi bersikap empati dengan pasien
atau radiasi 2. Emotional support
c. Indication - Pasien kanker terminal biasanya mempunyai
- Diberikan sejak awal perjalanan penyakit gangguan emosi seperti shock, marah, merasa
bersamaan dengan terapi lain. Jika tidak ada lagi bersalah, khawatir, dan depresi. Jika emosi sudah
pengobatan u/kankernya, maka palliative care sever, rujuk ke rumah sakit yang tersedia staff
menjadi fokus total pelayanan u/pasien (total dengan kemampuan konseling training
care) - Pasien dengan kanker serviks merasa tidak
- Indikasi: pasien dengan nyeri, kanker stadium diterima, tidak bersih, dan bahkan merasa
tidak lanjut, ODHA, pasien dengan penyakit ingin disentuh. Sentuhan di
tangan saat
degeneratif dan stroke berbicara, memeluknya, dan memberikan
d. Team for palliative care massage membantu menyembuhkan secara
Dokter, perawat, keluarga, pekerja sosial, orang emosional
3. Helping sick women stay active dan involved -
- edukasi tentang seks
Membantu pasien u/tetap terlibat dalam
- Penggunaan kondom
mengambil keputusan
b. Secondary
- Bekerja sama dengan keluarga agar
Prevention
pasien tetap aktif di lingkungan sosialnya
- HPV testing
4. Spiritual support
- Memanggil ahli agama - IVA testing (3-5 tahun sekali)
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
5. Prepare for death
- Pap smear : dapat dimulai pada umur 21 tahun
- Menyiapkan kematian: diskusi tentang urusan
/ 3 tahun setelah berhubungan seksual c.
keluarga yang belum terselesaikan, konseling
Tertiary Prevention
dukacita u/pasien dan keluarga
Pelayanan di RS (diagnosis dan
- U/ pasien: giref reaction nya bagaimana
pengobatan) dan perawatan paliatif
dan bantu pasien menerima kematian
- U/ keluarga: bantu keluarga untuk menerima
BHP
kenyataan akan ditinggalkan, berbagi cerita u/
Prinsip B-NM-J-A terkait treatment yang
meringankan kedukaan, tidak memberikan false
di berikan pada pasien (total palliative
comfort tapi menenangkannya
care) PHOP
Pencegahan dan deteksi awal
6. Prevention & Early Detection of Cervical
kanker serviks - Health promotion
Cancer
- Penggunaan kondom, vaksin HPV
a. Primary Prevention - Screening pap
- Edukasi ttg kanker serviks smear CRP
- Vaksin HPV (sebelum berhubungan seksual) : - 2nd most kanker pada wanita
injeksi dilakukan 3x selama 6 bulan bisa
- Di Indonesia penyebab kematian karena
melindungi selama 4,5 tahun
kanker kedua
3. Elderly Care
a. Goals
- Meningkatkan kualitas hidup
- Menjaga fungsi tubuh dan sosial
di optimalkan sesuai dengan kondisi tempat
Lucy Septiani Purnama - 130110170104 tinggal pasien
- Memperlambat, mencegah penyakit akibat b. Areas of assessment
penuaan 1. Housing (lokasi rumah)
b. General principles of geratric care akses, transportasi, pelayanan kesehatan dan
Lansia → sangat rentan, sehingga terdapat sosial, fasilitas
masalah kesehatan dan penanganan medis pada 2. Flat/house (rumah)
lansia: tipe dan lokasi, jumlah ruangan, pencahayaan,
1. Atypical disease presentation tangga, potensi bahaya, pintu masuk dan keluar
gangguan di satu organ akan menunjukan gejala 3. Rooms (ruangan)
di organ lainnya, terutama yang timbul akibat Lantai, ventilasi, lokasi telepon, tatanan furniture,
penyakit sebelumnya pencahayaan, potensi bahaya
2. Earlier disease presentation due to / impaired 4. Living room (ruang keluarga)
compensatory mechanism tatanan furniture, perkabelan, tinggi kursi dan
heart failure → cause mild hyperthyroidism, meja, potensi bahaya
retensi urin → cause pembesaran prostat mild 3. 5. Bedroom (kamar tidur)
Greater benefit of prevention due to adverse kasur, pencahayaan, lantai,
effect/consequence of treatment potensi bahaya 6. Toilet/bathroom
pada kasus menurunkan risiko fraktur dengan pegangan, susunan tangga, lantai, tipe toilet,
menggunakan semua management mulai dari potensi bahaya
nutrisi, exercise, dan menghilangkan hal-hal 7. Kitchen (Dapur)
berbahya di sekitar yang dapat mengakibatkan aksesibilitas dan tempat penyimpanan peralatan,
fraktur.
lantai, potensi bahaya, peralatan tajam dan
Cara preventif: panas
• Primer: peka terhadap penyakit,
prophylaxis, imunisasi, modifikasi gaya
5. Rational Prescribing
hidup
Rational used of drugs adalah ketika pasien
• Sekunder: deteksi dini, screening
menerima pengobatan yg sesuai dengan
• Tersier: pencegahan komorbid,
kebutuhan klinisnya dgn dosis yg sesuai dalam
komplikasi 4. Therapeutic goal shift from cure to
jangka waktu yg adkuat dgn harga termurah
care utamakan memperbaiki fungsi, membuat
a. Prinsip terapi rasional
nyaman, dan meningkatkan kualitas hidup
- Meresepkan obat sesuai dengan indikasi klinis -
c. Approach to elderly
Dengan dosis yang sesuai dengan individu
- Preferensi, tujuan dan prioritas pasein →
tersebut
harus sesuai dengan keinginan pasien dan
- Dalam jangka waktu yang cukup/adekuat -
perawatan
Dengan harga yang paling murah sesuai dengan
di prioritaskan untuk meningkatkan kualitas
kemampuan pasien
hidup - Caregiver issues → memperhatikan
b. Langkah terapi rasional
caregiver (stress, marah, capek, bersalah
dll) - Tentukan masalah pasien
- Menggunakan waktu secara efisien - Tentukan tujuan terapi
- Pilih obat yg sesuai
4. Home Environment Assessment - Tulis resep dengan benar
a. Goals - Beri edukasi dan informasi
- Mengetahui dan memahami kondisi rumah dan - Kontrol berkala
hal-hal yang potensial menjadi berbahaya
u/lansia yang mungkin meningkatkan risiko jatuh Pada pasien lansia, penuaan membuat
- Menilai, mendeteksi bagaimana lingkungan / perubahan-perubahan terutama pharmacokinetic
kondisi rumahnya dikaitkan dengan kemampuan obat (apa yang dilakukan tubuh terhadap obat) c.
fungsional dari lansia dalam melakukan aktivitas Pharmacokinetic changes
sehari-hari Lucy Septiani Purnama - 130110170104
- Absorpsi beberapa obat terganggu karena
- Mengetahui seberapa besar perawatan dapat
peningkatan konsumsi obat OTC
OPG → Osteoclast ↑ → Osteoporosis
- Komposisi air menurun dan komposisi lemak
meningkat sehingga volume distribusi obat larut
lemak semakin meningkat, sepert
6. Indication for Referral
benzodiazepine - Eliminasi obat menurun karena
creatinine clearance menurun, dan penurunan
massa otot akan menurunkan serum kreatinin
d. Pharmacodynamic changes
- Perubahan receptor binding
- penurunan jumlah reseptor
- perubahan respon translasi terhadap reseptor
(contoh : penurunan aktivitas β-adrenergic
sehingga respon terhadap β-blocker dan β-
agonist menurun)
e. Polypharmacy
- Definition
a. Definition
Peresepan obat melebihi indikasi klinisnya, atau Proses penyerahan tanggung jawab dalam
regimen medis yang mencakup setidaknya satu mengelola pasien untuk dilaksanakan
obat yang tidak perlu, atau pemberian emiris 5 penatalaksanaan lanjutan. Sifatnya formal dan
obat dalam satu waktu yang bersamaan tertata.
- Fungsi b. Tujuan
mengurangi polifarmasi dapan menurunkan - Menegakkan diagnosis atau masalah terapi -
risiko jatuh pada lansia Manajemen masalah pasien yg tidak sesuai
- 10 step mengurangi polypharmacy: kompetensi klinis
• Catat & simpan dengan akurat - Prosedur khusus yang berada di luar
pengobatan yg diberikan pada pasien, kewenangan dokter di layanan primer
termasuk obat OTC - Permintaan pasien untuk menemui dokter
• Biasakan untuk mengidentifikasi obat spesialis lain
dengan nama generik dan kelas obatnya • c. Kriteria rujuk u/ pasien osteoporosis
Pastikan tiap obat ada indikasinya - Fraktur lebih lanjut walaupun sudah >2 tahun
• Perhatikan efek samping obat terapi osteoporosis
• Pahami pharmacokinetic - Penurunan BMD walaupun sudah >2tahun
dan pharmacodynamic terapi osteoporosis
- PP yang berhubungan dengan kasus - Pasien dengan banyak fraktur (>2kali) - BMD
• Long acting B2 agonist (LABA): MoA → osteopenia/normal namun pasien fraktur
relaksasi otot polos, ↓ permeabilitas Lucy Septiani Purnama - 130110170104
pembuluh darah dan memodulasi - Wanita premenopause usia >65 th dgn faktor
pelepasan mediator dari sel mast dan risiko tinggi
basofil. Penggunaannya dikombinasi - Laki-laki usia >70 tahun
dengan steroid - Dewasa dgn kondisi yg berhubungan dgn BMD
• Corticosteroid: MoA → blok enzim rendah (hiperparatiroidisme, sindrom
fosfolipase A2 yang menghambat malabsorpsi, hemigastrejktomi, hipertiroidisme)
pembentukan mediator inflamasi yaitu - Dewasa yg konsumsi obat2an yg nurunin BMD :
prostaglandin dan leukotrien glukokortikoid, antikonvulsan, heparinisasi kronis
Note: penggunaan jangka panjang dapat d. Type
menyebabkan bone loss, karena: 1. Interval referral
menurunkan absorpsi di GI tract → ↓ dirujuk untuk mendapatkan pelayanan komplit
reabsorpsi calcium di ginjal → ↑ ekresi u/periode tertentu
calcium di ginjal → ↓ calcium di urin dan 2. Collateral referral
dokter yang merujuk masih memiliki tanggung
di darah → terdeteksi PTH -> Inhibit
jawab yang penuh terhadap pasien, namun
merujuk u/ menangani masalah tertentu pasien 3.
- Informed consent-> diagnosis dan treatment
Cross referral
yang sesuai kondisi pasien
pasien dianjurkan untuk berobat ke dokter lain,
- Prinsip B-NM-J-A
dimana dokter yang merujuk lepas tanggung
PHOP
jawab dari pasien tersebut
Pencegahan risiko jatuh
4. Split referral
dan osteoporosis CRP
pasien dirujuk ke lebih dari 1 dokter,
- Osteoporosis terjadi pada 40 juta orang di
membutuhkan multispeciality team u/
dunia, 1/3nya adalah wanita post menopause -
menangani pasien
90% penyebab osteoporosis adalah fraktur hip &
spine
BHP
Lucy Septiani Purnama - 130110170104
BHP
- Informed consent -> diagnosis dan treatment
sesuai kondisi pasien
- Prinsi B-NM-J-A
PHOP
Perawatan pada orang lanjut usia/elderly care
CRP
10-15% pasien post-stroke yang mengikuti
rehabilitasi terbukti menunjukkan imrovement