Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN DAN PENDOKUMENTASIAN

KEHAMILAN NORMAL IBU HAMIL TM I DAN TM III


Dosen Pembimbing: Ibu Lilik Indahwati, SST, M.Keb

Disusun oleh :
PSKB A / KELOMPOK 2
1. Nirmala Firdauzi (185070600111025)
2. Widya Pratiwi (185070600111026)
3. Ida Ayu N. G. P (185070600111028)
4. Eri Kurniasari (185070600111029)
5. Ayu Andani (185070600111030)
6. Fina Cinthya Pratiwi (185070600111031)
7. Intan Zahiroh (185070600111032)
8. Via Laili Khusnyah (185070600111033)
9. Rifka Kamalia Afifah (185070600111034)
10. Yulia Afwinda Saputri (185070600111035)
11. Berliana Salsabila A. P (185070600111036)
12. Intan Salsa Cahyani (185070600111037)
13. Widyasuci Ardwiyanti (185070601111001)
14. Sheila Alfaroz (185070601111002)
15. Siti Amaliah (185070601111003)
16. Hijjayanti Halimatussa’diyah (185070601111004)
17. Ayu Andrian Tohalifah (185070601111005)
18. Mimaul Sahroh (185070601111006)

S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
FORMAT PENDOKUMENTSASIAN KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL TM I DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA Ny. “F” DI PRAKTIK
MANDIRI BIDAN KARTONYONO

Tanggal Pengkajian : Kamis, 14 November 2019 No. Register: 1999


Tempat : Praktik Mandiri Bidan, Kartonyono Jam : 09.00 WIB
I. PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA
 PENGUMPULAN DATA DASAR
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengakap dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis
(Sulistyawati, 2012). Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis. Anamnesis adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan (Sulistyawati, 2012).

A. Data Subjektif
1. Identitas/Biodata
IDENTITAS KLIEN IDENTITAS SUAMI

1. Nama : Ny. F Nama : Tn. R


2. Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku Bangsa: Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
5. Pendidikan : D3 Akuntansi Pendidikan : S1 Manajemen
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : jl. Kartonyono no. 99, Rt. 04 Rw 08 , Klojen, Malang.
 Identitas pasien
1) Nama
Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil dengan nama panggilan
sehingga hubungan komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab.
(Sulistyawati,2012).
2) Umur
Di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-
alat reproduksi belum matang,mental psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari
35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Sulistyawati, 2012).
3) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien
dan keluarga (Sulistyawati,2011).

4) Suku
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari. (Sulistyawati, 2012).
5) Pendidikan pasien
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya (Sulistyawati, 2012).
6) Pekerjaan pasien
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi
yang akan didapatnya. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja,
karena pada ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan
informasi seputar keadaannya (Sulistyawati, 2012).
7) Alamat pasien
Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Sulistyawati, 2012).
2. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan berkonsultasi mengenai keluahan yang dialaminya.
3. Keluhan utama
a) mual dan muntah setiap pagi 3-5x/hari
b) pusing
c) mudah lelah
 Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas kesehatan (Ari
sulistyawati,2012). Pada kasus Emesis Gravidarum keluhan yang muncul yaitu rasa mual, bahkan
sampai muntah, nafsu makan berkurang, mudah lelah, dan emosi yang cenderung tidak stabil
(Manuaba, 2012).
4. Riwayat Obstetri
a. Menarche : Ibu mengatakan haid pada umur 13 tahun
b. Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari
c. Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 6-7 hari
d. Banyaknya : Ibu mengatakan dalam sehari ganti pembalut 2-3 x/hari
e. Teratur / tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur
f. Sifat darah : Ibu mengatakan darahnya encer berwarna merah kehitaman kadang ada
gumpalan.
g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan saat haid h a r i p e r t a m a terkadang merasakan nyeri
pada bagian perut.
 Data ini penting diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai data acuan jika pasien mengalami penyulit
postpartum (Sulistyawati, 2012). Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi
antara lain : Menarche, siklus, lama, banyaknya, teratur/tidak teratur, sifat darah, dan dismenorhoe.
5. Riwayat Hamil
a. HPHT : 10 Oktober 2019
b. HPL :
c. Keluhan keluhan pada
 Trimester I : mual dan muntah setiap pagi 3-5x/hari, mual, muntah
 Trimester II:
 Trimester III:

d. ANC : belum pernah


e. Penyuluhan yang pernah didapat: Ibu mengatakan sudah pernah mendapat penyuluhan
tentang tablet fe
f. Imunisasi TT :Status TT ibu, adalah T5
g. Pergerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin
h. Kekhawatiran khusus: Ibu mengatakan khawatir dengan keluahan yang dialami
Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir, gerakan janin apakah sudah ibu rasakan, vitamin atau
jamu yang dikonsumsi klien, keluhan kehamilan, ANC, penyuluhan yang pernah didapat, imunisasi
TT, dan kekhawatiran khusus selama kehamilan pada emesis gravidarum terjadi pada umur
kehamilan 0 sampai 12 minggu (Sulistyawati, 2012).
6. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
 mual dan muntah setiap pagi 3-5x/hari
 pusing
 mudah lelah
b. Riwayat penyakit sistemik
i. Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak berdebar-debar dan tidak keluar
keringat dingin pada telapak tangannya.
ii. Ginjal : Ibu mengatakan pada pinggangnya tidal pernah sakit saat BAK.
iii. Asma / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan batuk berkepanjangan sampai
3 bulan atau lebih sampai mengeluarkan darah saat batuk.
iv. Hepatitis : Ibu mengatakan tidak mengalami kuning pada mata, kulit ,maupun kuku.
v. DM : Ibu mengatakan tidak pernah sering haus, lapar dan BAK lebih dari 8 kali
diwaktu
vi. Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg
vii. Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan busa dari mulut.
viii. Lain – lain : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun, seperti : HIV/AIDS,
PMS, dll.

 Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah keadaan ibu hamil Emesis
Gravidarum menderita sakit flu, batuk, maupun demam (Sulistyawati, 2012).
b. Riwayat penyakit sistemik
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu hamil diantaranya yaitu
jantung, ginjal, asma, TBC, DM, hipertensi, epilepsi, dan lain-lain (Sulistyawati, 2012).
7. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ayah maupun ibu tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti hipertensi, DN, dan asma.
 Dikaji untuk memberitahu adanya penyakit menurun seperti diabetes mellitus, hipertensi, kehamilan
kembar dan kelainan bawaan (Sulistyawati, 2012).

8. Riwayat keturunan kembar


Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ayah maupun ibu tidak ada yang memiliki
keturunan kembar
 Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar
(Sulistyawati, 2012).
9. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami riwayat operasi apapun.
 Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan tindakan operasi atau belum, yang sekiranya
dapat mengganggu dalam proses kehamilan ini (Sulistyawati, 2012).
10. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan : Syah, kawin
b. Kawin : satu kali, umur 24 tahun, dengan suami umur 27 tahun
c. Laman : 4 bulan,
 Dikaji karena data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga
pasangan.
 Status pernikahan (sah/tidak)
 Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali
 Lama pernikahan
11. Riwayat Keluarga Berencana : Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun.
 Riwayat keluarga berencana dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai
dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi (Sulistyawati, 2012).
12. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.

ANAK NIFAS KEADAAN


NO TGL/THN TEMPAT UMUR JENIS PENO ANAK
PARTUS PARTUS KHMLN PARTUS LONG JENIS BB PB KEAD LAKTSI
SEKARANG
1. Hamil
. sekarang
 Kehamilan : Dikaji untuk mengetahui berapa umur kehamilan (Sulistyawati, 2012).
 Persalianan : Dikaji untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu spontan atau buatan, lahir aterm atau
premature, ada perdarahan, waktu persalinan ditong oleh siapa, dimana tempat melahirkan
(Sulistyawati, 2012).
 Nifas : Dikaji untuk mengetahui adakah komplikasi pada masa nifas sebelumnya, untuk dapat
melakukan pencegahan atau waspada terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi (Sulistyawati,
2012).
13. Pola kebiasaan
a. Nutrisi
i. Sebelum Hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari
jenisnya, nasi, sayur, tahu, tempe, telur, minum air putih 6 gelas dan 1
gelas susu.
ii. Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil ini makan porsi
sedikit, jenisnya nasi, sayur, telur, ati, daging. Minum 6-7 gelas dan 1 gelas
susu.

 Nutrisi dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama hamil apakah mengalami
perubahan, frekwensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak
ibu minum dalam satu hari. Pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum asupan makan dan minum
ibu berkurang, ibu mengalami mual dan muntah setelah makan (Manuaba, 2012).
b. Eliminasi
i. Sebelum Hamil : Ibu mengatakan BAB 1
kali/sehari konsistensi lunak warna kuning kecoklatan, bau khas feces. BAK 4-5 kali/hari dengan
warna kuning jernih dan berbau khas urin.
ii. Selama Hamil : Ibu mengatakan BAB 1
kali/hari konsistensi lembek warna kuning kecoklatan dan berbau khas fecec. BAK 5-6 kali/hari
warna kuning jernih dan bau khas urun.
 Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi
frekwensi, jumlah, konsisten, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekwensi, warna, dan jumlah.
Pada kasus Emesis Gravidarum frekwensi urin berkurang, karena mual dan muntah yang dirasakan
(Manuaba, 2012).
c. Aktifitas
i. Sebelum Hamil : Ibu mengatakan aktivitasnya bekerja dipabrik kertas dan melakukan pekerjaan
rumah.
ii. Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil aktifitas pekerjaan rumahnya sangat terganggu
 Dikaji untuk mengetahui pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada kasus Emesis Gravidarum
aktivitasnya sedikit terganggu (Sulistyawati, 2012).
d. Istirahat / Tidur :
i. Sebelum Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 8 jam.
ii. Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam dan tidur malam ± 6-7 jam.
 Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama kebiasaan tidur sian dan tidur
malam. Pada kasus Emesis Gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang karena adanya
gangguan rasa nyaman ibu mengalami mual dan muntah (Sulistywati, 2012).
e. Seksualitas
i. Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2-3 kali dalam seminggu
dan tidak ada keluahan.
ii. Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali dalam seminggu dan
tidak ada keluhan.
 Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dan ada keluhan atau tidak
selama melakukan aktivitas seksual (Sulistyawati, 2012).
f. Penggunaan obat – obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan, dan ibu tidakperokok.
 Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan selama hamil atau tidak
(Sulistyawati, 2011).
g. Personal Hygiene:
i. Sebelum Hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, gosok gigi
2 kali sehari, dan keramas 3 kali dalam seminggu.
ii. Selama Hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, gosok gigi
2 kali sehari, dan keramas 3 kali dalam seminggu.
 Dikaji untuk mengetahui kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri diantaranya,
mandi ,keramas, ganti baju dan celana, dan kebersihan kuku (Sulistyawati, 2012).
14. Psikosial budaya

i. Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu sangat senang dengan kehamilannya.


ii. Kehamilan ini direncanakan / tidak : Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.
iii. Jenis kelainan yang di harapkan : Ibu mengatakan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
sama saja.
iv. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan keluarga mendukung dengan
kehamilannya.
v. Keluarga lain yang tinggal serumah : Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami dan kedua
mertuanya.
 Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga,
jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak, apakah ada pantangan
makanan selama kehamilan, kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan (Sulistyawati, 2012).
B. Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )
 Setelah data subyektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnose, maka
kita harus melakukan pengkajian data obyektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi yang dilakukan secara berurutan (Sulistywati, 2011).
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a.Keadaan Umum : Baik
 Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil
pengamatan kita laporkan dengan kriteria sebagai berikut. Baik jika pasien memperlihatka respon
yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, Lemah jika pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia
kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2011).Pada
kasus Emesis Gravidarum ibu masih memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan
tidak mengalami ketergantungan (Sulistyawati, 2011).
b. Kesadaran : Composmentis
 Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat
kesadaran pasien menurut Sulistyawati (2011), meliputi :

1) Composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap


stimulus yang diberikan)
2) Somnolen (Kesadaran yang mau tidur saja. Dapat dibangunkan dengan rasa nyeri, tetapi
jatuh tidur lagi).
3) Koma (Tidak dapat beraksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun, reflek pupil
terhadap cahaya tidak ada).
4) Apatis (Acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya).
Pada kasus Emesis Gravidarum kesadaran ibu composmentis (Sulistyawati, 2011)
c.TTV : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/m S: 36,5o C R : 22x/m
1. Tekanan darah
 Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini
sebaiknya antara 90/60-130/90 mmHg.atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 15 mmHg dari
keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam
(Manuaba, 2010)

2. Nadi

 Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit, denyut nadi normal adalah 70
x/menit sampai 88 x/menit (Syaifudin, 2008)
3. Pernafasan
 Untuk mengetahui frekwensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi normal 12 x/menit
samapai 20 x/menit (Syaifudin, 2008).
4. Suhu
 Untuk mengetahui suhu badab klien kemungkinan demam atau febris yang merupakan gejala adanya
infeksi yang berdampak pada kehamilan, suhu diukur dengan menggunakan skala derajat celcius.
Batas normalnya 36,50C sampai 37,20C (Syaifudin, 2008).
d. TB : 155 cm
e. BB sebelum hamil: 64 kg
f. BB sekarang: 66 kg
 Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan pasien selama hamil, penambahan berat badan
rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9-
12 kg . Pada kasus dengan emesis gravidarum penurunan berat badan rata-rata 0,5-1 kg/minggu
(Sulistyawati, 2011).
g. LiLA: 26,5 cm
 Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan batas lingkar lengan normal yaitu 23,5 cm
(Sulistyawati, 2011).
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a.Kepala
Rambut : Hitam, bersih, tidak mudah rontok, bergelombang, dan tidak berketombe.
 Untuk mengetahui warna rambut klien, kebersihan rambut (Sulistyawati, 2011).
Muka : Bersih, tidak ada cloasma gravidarum, dan tidak pucat.
 Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak ada oedema dan cloasma gravidarum atau tidak
(Sulistyawati, 2011). Pada ibu hamil Emesis Gravidarum muka terlihat sedikit pucat (Sulistyawati,
2011).
b.Mata
Oedema : Tidak oedema
Conjungtiv : Merah muda
Sklera : Putih
 Untuk mengetahui warna conjungtiva dan sklera, kebersihan mata, ada kelainan atau tidak dan
adakah gangguan penglihatan seperti rabun jauh/dekat. (Sulistywati, 2011). Pada ibu hamil dengan
Emesis Gravidarum conjungtiva pucat sklera putih (Sulistyawati, 2011)

c. Hidung : Simetris, normal, bersih, tidak ada secret, dan tidak ada benjolan.
 mengetahui kebersihan hidung klien ada polip atau tidak, apakah klien alergi terhadap debu atau
tidak (Sulistyawati, 2011).
d.Telinga : Normal, simetris, tidak ada serumen.
 Untuk mengetahui kebersihan telinga klien serta ada gangguan pendengaran atau tidak (Sulistyawati,
2011).
e.Mulut / gigi / gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak berdarah.
 Untuk mengetahui keadaan bibir, lidah dan gigi klien. Mengkaji warna bibir, integritas (lembab, kering
atau pecah-pecah). Mengkaji lidah klien tentang kebersihan serta gigi klien tentang kebersihan gigi,
caries atau tidak serta gangguan pada bau mulut (Sulistyawati, 2011).
f. Leher
a) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
b) Tumor : Tidak ada pembesaran tumor
c) Pembesaran Kelenjar Limfe :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Untuk mengetahu apakah ada pembesaran kelenjar gondok, limfe, dan pembesaran tumor
(Sulistyawati, 2011).
g.Dada dan Axilla
a) Mammae
(1) Membesar : Normal
(2) Tumor : Tidak ada benjolan

(3) Simetris : Simetris kanan dan kiri

(4) Areola : Mengalami hiperpigmentasi

(5) . Puting susu : Menonjol

(6) . Kolostrum / ASI : Belum keluar

b) Axilla
(1) Benjolan : Tidak ada benjolan
(2) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
 Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, ada tumor atau tidak, simetris atau tidak,
aerola hiperpigmentasi atau tidak, putting susu menonjol atau tidak, dan kolostrum sudah keluar atau
belum. Keadaan axilla adakah benjolan atau nyeri (Sulistyawati, 2011).
h.Ektremitas
a) Varices : Tidak ada varices
b) Oedema : Tidak oedema
c) Reflek Patella : Kanan dan kiri positif
d) Kuku : Bersih
 Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varicess, reflek patella positif atau negatif,
betis merah, lembek atau keras (Sulistyawati, 2011).
i. Abdomen
1. Inspeksi
 Untuk mengkaji pembesaran perut ibu sesuai kehamilan atau tidak, bentuk perut memanjang atau
melintang, lineaalba atau nigra, striealbican atau livide, ada kelainan atau tidak, pergerakan janin
sudah dirasakan ibu atau belum (Sulistyawati, 2011).
a) Pembesaran Perut : Sesuai umur kehamilan
b) Bentuk perut : Memanjang
c) Strie Albican / Livide : Linea nigra
d) Kelainan : Tidak ada kelaianan
e) Pergerakan janin : Belum teraba
2. Palpasi
Menurut Manuaba (2012), yaitu :
(1) Kontraksi : Untuk mengkaji apakah sudah dirasakan klien atau tidak.
(2) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus.
(3) Leopold II : Untuk menentukan bagian kanan dan bagian kiri pada perut ibu.
(4) Leopold III : Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat dibagian bawah perut dan
apakah bagian bawah tersebut sudah masuk atau belum pada pintu atas
panggul.
(5) Leopold IV : Untuk mengetahui seberapa masuknya bagian bawah janin ke dalam
rongga panggul.
(6) TBJ : Untuk mengetahui tafsiran berat janin. Dihitung dengan cara TFU. Bila
kepala janin sudah masuk panggul dikurangi 11, dan bila kepala janin
belum masuk panggul dikurangi 12.
a) Pergerakan janin : Belum teraba gerakan janin
b) Leopold I : Tidak dilakukan
c) Leopold II : Tidak dilakukan
d) Leopold III : Tidak dilakukan
e) Leopold IV : Tidak dilakukan
f) TFU Mc Donald : Tidak dilakukan
g) TBJ : Tidak dilakukan
3. Auskultasi
 Dikaji untuk mengetahui adanya DJJ karena merupakan tanda pasti kehamilan. Terdengarnya DJJ
menunjukkan bahwa janin dalam keadaan hidup (Manuaba, 2012).
DJJ: Punctum maximum : Tidak dilakukan
Frekwensi : Tidakdilakukan
Teratur/Tidak : Tidak dilakukan
j. Pemeriksaan Panggul
 Untuk mengkaji keadaan panggul ibu seperti, kesan panggul ibu apakah normal atau tidak, distantia
spinarum, distantia kristarum, konjugata eskterna, dan lingkar panggul (Sulistyawati, 2011).
a) Kesan panggul : Normal
b) Distantia spinarum : Tidak dilakukan
c) Distantia Kristarum : Tidak dilakukan
d) Konjugata Eksternal : Tidak dilakukan
e) Lingkar panggul : Tidak dilakukan
k. Anogenital
1. Vulva Vagina
Varices : Tidak ada varices di vulva
Luka : Tidak ada luka
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Nyeri :Tidak ada nyeri tekan
Kelenjar bartolini :Tidak ada pembesaran
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada pengeluaran pervaginam
 Untuk mengkaji adanya varices atau tidak, ada luka atau tidak, kemerahan atau tidak, ada nyeri atau
tidak, ada kelenjar bartolini atau tidak, dan ada pengeluaran pervaginam atau tidak (Sulistyawati,
2011)
2. Perinium
Keadaan Luka : Tidak ada luka di perinium
Lain-lain : Tidak ada
 Untuk mengkaji adakah bekas luka atau tidak
3. Anus
Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid di anus
Lain – lain : Tidak ada
 Untuk mengkaji apakah ada hemoroid atau tidak (Sulistyawati, 2011).
l. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Belum dilakukan
Pemeriksaan penunjang lain : Belum dilakukan
 Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium pada kasus Emesis Gravidarum dikaji
dengan pemeriksaan USG untuk mengetahui tanda-tanda pasti kehamilan yaitu terlihat adanya
kantong kehamilan dan ada gambaran embrio. Kemudian diperiksa berapa kadar HB klien
(Sulistyawati, 2011).
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH & KEBUTUHAN
 Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari
perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan
data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati,2011).

Tanggal :14 November 2019 Pukul : 09.30 WIB


i. DIAGNOSA KEBIDANAN
 Langkah awal dari perumusan diagnosis kebidanan adalah pengolahan data dan analisis dengan
menggabungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati, 2012). Ny.F umur 23
tahun G1P0A0 umur kehamilan 5 minggu, dengan emesis gravidarum
Data Dasar :
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan bernama Ny.N umur 20 tahun
2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran
3. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20 Februari 2015
4. Ibu mengatakan mual dan muntah setiap pagi 3-5 x/hari berupa cairan
Data objektif
 Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik (Sulistyawati, 2012),
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. HPHT : 20 Februari 2015
4. HPL : 27 November 2015
5. Vital sign : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/m
S : 36,5 °C R : 22 x/m
6. BB sebelum hamil : 64 kg
7. BB sekarang : 66 kg
8. Mata : Normal, simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih
9. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak mudah berdarah,
lidah tidak kotor
10. Muka : Normal, simetris, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema

11. Leher : Tidak ada benjolan , tidak ada pembesaran kelenjar limfe
12. Palpasi abdomen
a. Leopold 1 : Ballotement +
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan
13. TBJ : Tidak dilakukan
14. USG : Tidak dilakukan
ii. MASALAH
 Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” atau “diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai
karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan
bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosanya (Sulistyawati, 2011). Masalah
yang muncul pada kasus Emesis Gravidarum adalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya
(Sulistyawati, 2012).
Ibu merasa cemas dengan kehamilannya karena ibu mengalami mual dan muntah berupa cairan.
iii. KEBUTUHAN
 Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.
Contohnya kebutuhan untuk KIE dan bimbingan tentang perawatan kehamilannya (Sulistyawati,
2012). Kebutuhan pada kasus Emesis Gravidarum yaitu memberikan konseling pada ibu dan motivasi
dukungan pada ibu (Sulistyawati, 2012).
1. Memberi support mental pada ibu
2. Memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami oleh ibu
III. DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi Hiperemesis Gravidarum
 Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi (Sulistyawati, 2012). Dari kasus Emesis
Gravidarum didapatkan diagnosa potensial terjadinya dehidrasi, jika tidak segera diatasi akan
mengarah ke Hiperemesis Gravidarum (Sulistyawati, 2012).

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Memberikan terapi peroral :
1. B6 10 mg 2 x 1, X
2. B complek 500 mg 3 x 1,X
 Dalam pelaksanaannya, terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi yang darurat, yang
menuntut bidan melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien. Kadang pula dihadapkan pada
situasi pasien yang memerlukan tindakan segera padahal sedang menunggu instruksi dokter
(Sulistyawati, 2012).
V. INTERVENSI / RENCANA
Tanggal :14 November 2019 Pukul : 10.15 WIB
1. Beritahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialami.
3. Jelaskan pada ibu tentang saat bangun tidur sebaiknya jangan langsung beranjak darI tempat
tidur.
4. Anjurkan ibu untuk diet makan yaitu dengan porsi sedikit tapi sering.
5. Anjurkan ibu untuk tidak makan yang dapat menimbulkan terjadinya mual dan muntah
6. Berikan terapi pada ibu.
 Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua
perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori
yang up to date, perawatan berdasarkan bukti, serta validasikan dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. (Sulistyawati, 2012). Rencana asuhan dari diagnose
yang diberikan dalam kasus Emesis Gravidarum menurut Manuaba (2012), yaitu :
 Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu dapat disertai Emesis
Gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.
 Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga tercapai adaptasi aliran
darah menuju susunan saraf pusat.
 Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang merangsang
timbulnya mual dan muntah dihindari.
 Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal : 14 November 2019 pukul : 10.40 WIB
1. Pukul 16.00 Memberitahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/m S :
36,5 °C R : 22 x/m
2. Pukul 16.05 Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialami saat ini yaitu normal pada
kehamilan muda.
3. Pukul 16.10 Menjelaskan pada ibu tentang saat bangun tidur sebaiknya jangan langsung beranjak
dari tempat tidur sebainya, saat bangung tidur ibu minum teh manis atau biskuit terlebih dahulu
supaya untuk mengurangi mual dan muntah.
4. Pukul 16.15 Menganjurkan ibu untuk diet makan yaitu dengan makan porsi sedikit tapi sering.
5. Pukul 16.20 Menganjurkan ibu untuk diet makan yang dapat menimbulkan terjadinya mual dan
muntah.
6. Pukul 16.25 Memberikan terapi pada ibu peroral :
a. B Complek 500 mg 3x 1,X
b. B 6 10 mg 2x 1, X
 Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam situasi di mana ia harus berkolaborasi dengan dokter,
misalnya karena pasien mengalami komplikasi, bidan masih tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan tersebut (Sulistyani,2011)
Penatalaksanaan asuhan pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum menurut Manuaba (2012), yaitu
a. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu dapat
disertai Emesis Gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.
b. Memberi nasehat agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga tercapai adaptasi
aliran darah menuju susunan saraf pusat.
c. Memberi nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang
merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
d. Memberi pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada Emesis Gravidarum :
1. Vitamin yang diperlukan B Complek 500 mg 3 x 1 X peroral, B6 5 mg 2 x 1 sebanyak X
peroral (sebagai vitamin dan antimuntah).
2. Memberi nasihat pengobatan (banyak minum air atau minuman lain, hindari minuman atau
makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung).
3. Memberi nasehat kontrol antenatal (pemeriksaan hamil lebih sering, segera dating bila
terjadi keadaan abnormal).
VII. EVALUASI
14 November 2019 Pukul : 11.00 WIB
1. Ibu sudah paham tentang hasil pemeriksaannya.
2. Ibu sudah paham tentang kondisi yang dialaminya saat ini adalah normal.
3. Ibu sudah paham saat bangun tidur jangan langsung beranjak dari tempat tidur sebaiknya, saat
bangun tidur ibu minum teh manis atau biskuit terlebih dahulu untuk mengurangi mual dan muntah.
4. Ibu bersedia makan dengan porsi sedikit tapi sering.
5. Ibu bersedia untuk diet makanan yang bebau lemak untuk menghindari terjadinya mual dan muntah.
6. Ibu sudah menerima terapi obat.
 Evaluasi adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien yang meliputi pemulihan kondisi
pasien, peningkatan kesejahteraan emosional, peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien
mengenai perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya (Sulistyawati, 2012).
a. Keadaan umum baik
b. Ibu dan janin sehat
c. Mual muntah sembuh
d. Nafsu makan sudah baik
e. Berat badan naik
f. Tidak terjadi dehidrasi
g. Tidak terjadi Hiperemesis gravidarum
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC

Sulistyawati dan Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta : Salemba Medika.

Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Sulistyawati. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Syaifudin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC


FORMAT PENDOKUMENTSASIAN KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL TM III DENGAN PADA Ny. “F” DI PRAKTIK MANDIRI
BIDAN KARTONYONO

RS/Puskesmas : PMB CANTIK No.INDEKS/KODE:008


Postu/Polindes/BPS: TGL.PENDAFTARAN PERTAMA: 14 MARET 2019
Desa/Kelurahan : DESA TOYOMARTO NAMA PEMERIKSA: BIDAN AYU
Kab/Kota : KAB MALANG

IDENTITAS IBU
Nama: Nirmala Firdauzi
Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan bila ada kesamaan nama dengan klien lainnya
Umur : 24 th
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan klien. Dalam kurun waktu
reproduksi sehat, dikenal bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Pada sebagian ibu
pada umur < 20 tahun organ reproduksinya masih belum sempurna ditambah dengan keadaan psikologis dan
mentalnya yang belum siap dapat beresiko mengalami partus lama. Dimana partus lama merupakan salah satu
penyebab dari terjadinya robekan serviks. Sedangkan jika umur ibu >35 tahun maka kerja organ-organ
reproduksinya dan tenaga ibu mulai melemah. Hal ini membuat ibu kesulitan untuk mengejan sehingga beresiko juga
mengalami partus lama yang akan memperbesar resiko terjadi robekan serviks (Setiyaningrum, 2014).
Agama : Islam
Memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Alamat/Telp: Balai desa Toyomarto, Bodean putuk RT 7 RW 4, singosari-Malang/081357918811
Mempermudah hubungan atara bidan dengan klien atau keluarganya apabila diperlukan jika ada keperluan
mendesak.
Pekerjaan : Dosen
Bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya
Pendidikan : S2
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku
kesehatan klien terhadap apa yang dijelaskan dan dinasehatkan oleh bidan atau petugas kesehatan
Buku KIA : punya/belum, diberi tanggal 14 maret 2019
Untuk mengetahui kondisi ibu sebelumnya

IDENTITAS SUAMI
Nama : Park Chanyeol
Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan dan juga untuk memastikan
Umur : 26 th
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur ayah terhadap permasalahan kesehatan sang bayi.
Agama : Islam
Memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Alamat/Telp: Balai desa Toyomarto, Bodean putuk RT 7 RW 4, Singosari Malang/081357918811
Mempermudah hubungan atara bidan dengan klien atau keluarganya apabila diperlukan jika ada keperluan
mendesak.
Pekerjaan : Dosen
Bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya
Pendidikan : S2
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku
kesehatan klien terhadap apa yang dijelaskan dan dinasehatkan oleh bidan atau petugas kesehatan

RIWAYAT PERKAWINAN
Kawin ke :-
Lama kawin :-
Sebab pisah :-
Sebab Meninggal :-
Cerai :-
meninggal :-
Perlu dikaji untuk mengetahui pada usia berapa ibu dan suami menikah,apakah ibu tinggal serumah dengan suami,
berapa kali ibu menikah, lamanya pernikahan ibu sampai sekarang

RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS: - (tidak ada)


Mengetahui apakah dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya klien mengalami malpresentasi janin,
makrosomia janin, persalinan lama, persalinan presipitatus, persalinan dengan bantuan, dan apakah ada riwayat
robekan serviks atau adanya jaringan parut sebelumnya atau tidak. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi
(beresiko) terhadap kejadian robekan serviks pada persalinan berikutnya
Komplikasi Kehamilan
1. APB (Antepartum Bleeding)
Dengan mengetahui riwayat APB, diharapkan dapat mencegah terjadinya resiko tinggi yang akan mengancam
ibu dan janin. APB merupakan pendarahan yang dapat terjadi pada waktu sebelum dan setelah persalinan .
APB menjadi faktor penyebab utama kematian maternal di dunia. Pendarahan kehamilan selalu dianggap
menjadi kelainan yang berbahaya, jadi ketika ibu memiliki riwayat pendarahan pada kehamilan di masa lampau,
ditakutkan resiko tersebut akan terulang di kehamilannya yang sekarang.
2. HT (Hipertensi)
Riwayat hipertensi menjadi keharusan untuk ditanyakan karena jika klien menderita hipertensi maka beresiko
terjadinya preeklampsia dan bahkan akan mengancam nyawa baik ibu atau pun janin yang ada
dikandungannya. Dan seorang wanita hamil dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas
140/90 mmHg.
Riwayat Persalinan
1. Aborsi
Riwayat aborsi perlu ditanyakan karena meskipun pada umumnya aborsi tidak memberikan dampak pada
kesuburan wanita atau komplikasi pada kehamilan selanjutnya, tetapi terdapat resiko tinggi pada beberapa
masalah kehamilan, diantaranya pendarahan pada periode awal kehamilan, kelahiran sebelum waktunya atau
premature, dan bayi lahir dengan berat di bawah normal.
2. IPS (Indikasi Panggul Sempit)
Perlu ditanyakan karena mempengaruhi pada proses persalinannya. Sebab seorang klien yang memiliki riwayat
ukuran panggul sempit kemungkinan akan sulit menjalani persalinan normal, karena adanya resiko
ketidaksesuaian antara ukuran kepala bayi dengan ukuran panggul ibu yang akan menjadi jalan lahir.
3. IUFD (Intrauterine Fetal Death)
Riwayat klien yang pernah mengalami IUFD kemungkinannya memiliki faktor kelainan plasenta yang tidak
berfungsi dengan baik. Gangguan tersebut membuat penyaluran nutrisi untuk janin seperti aliran darah dan
oksigennya terhambat dan berkurang, sehingga berujung pada kematian janin di dalam kandungan. Dan dapat
terjadi pula karena faktor genetik yang dimiliki oleh klien. Maka dari itu, sangat penting mengetahui apakah klien
memiliki riwayat IUFD dikarenakan akan meningkatkan resiko pada kehamilan berikutnya.
4. Riwayat Persalinan Normal
Ditanyakan untuk mengetahui apakah sebelumnya persalinan normal atau caesar. Dan kedua hal tersebut yang
akan menentukan proses persalinan selanjutnya.
5. SU (Sungsang)
Dengan mengetahui apakah klien pernah memiliki riwayat posisi janin sungsang pada kehamilan sebelumnya,
maka kemungkinannya kondisi tersebut ditakutkan akan berulang kembali pada kehamilan berikutnya, sehingga
proses persalinan harus dilakukan dengan tenaga kesehatan yang terlatih, dan menjadi wewenang dokter untuk
menanganinya.
6. Alat
Dengan menanyakan apakah klien pada proses persalinan sebelumnya dibantu oleh bantuan alat atau tidak
seperti vacum dan forsep, sehingga dapat mempersiapkan di persalinan berikutnya.
7. SC (caesar)
Ditanyakan apakah klien pernah memiliki riwayat perslinan sc dikarenakan apabila klien pada persalinan
sebelumnya sudah pernah sc, maka kemungkinan besar persalinan berikutnya tidak bisa normal dan harus sc
kembali.
Tempat Persalinan
Menanyakan tempat pada persalinan sebelumnya dilakukan untuk mengetahui siapa tenaga
kesehatan yang bertanggung jawab atas proses persalinan sebelumnya dan mengetahui fasilitas kesehatan
apa saja yang sudah dimiliki oleh klien dan apa saja yang dibutuhkan olehnya.
Komplikasi Persalinan
- PALMA
Partus lama merupakan persalinan yang sulit dimana terjadi gangguan kemajuan persalinan atau
terjadi kemacetan dalam waktu ±2 jam. Tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh partus lama,
sedangkan partus lama disebabkan oleh kemacetan pada kala I fase laten atau fase aktif yang memanjang
pada proses persalinan. Umur ibu saat melahirkan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya partus lama, ibu
dengan umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.
Akibatnya ibu hamil pada umur tersebut mungkin mengalami persalinan lama atau macet atau gangguan
lainnya (Marmi, 2013: 55). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi ibu pada
masa persalinan pada penelitian ini ditemukan memiliki rata-rata lama proses persalinan 12-15 jam (>12 jam)
hal ini termasuk dalam kategori Lama. Dan semua ibu pada penelitian ini yaitu Primigravida atau baru pertama
kali hamil dan melahirkan. Waktu yang diperlukan seorang primigravida dan primipara melahirkan normalnya
12 jam,
Pada sebagian kasus, partus lama juga dapat memicu terjadinya sepsis. Partus lama dapat
menimbulkan dampak yang serius pada ibu dan janin yaitu infeksi intrapartum, rupture uteri, cincin retraksi
patologis, pembentukan fistula, cedera otot-otot dasar pangul, kaput suksedaneum, molase kepala janin,
asfiksia, kematian janin. Upaya yang dapat dilakukan untuk partus lama adalah dengan setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang terlatih, sehingga komplikasi dapat terdektesi
sedini mungkin dan dapat ditangani sesegera mungkin. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi
dapat dilakukan dengan cara memberikan asuhan sayang ibu.
- Infeksi
Pada kasus sectio caesarea angka mortalitas dua kali angka pada pelahiran pervaginam, disamping itu
angka morbiditas yang terjadi akibat infeksi, kehilangan darah, dan kerusakan organ internal lebih tinggi pada
persalinan sectio caesarea (Kulas, 2008). Penyebab utama kematian maternal antara lain adalah perdarahan
pasca partum (disamping eklampsi dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang kesemuanya berpangkal
pada anemia defisiensi.
- HPP
Haemorrhagic Postpartum adalah perdarahan pasca persalinan didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml
atau lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria (Kenneth,
2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian (Manuaba, 2001):
a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage)
ialah perdarahan >500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir. Penyebab utama
perdarahann postpartum primer adalah atonia uteri (Ketidakmampuan uterus untuk berkontraksi
sebagaimana mestinya setelah plasenta lahir), retensio plasenta (Perdarahan yang disebabkan
karena plasenta belum lahir hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir), sisa plasenta dan
robekan jalan lahir, koagulati.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage)
ialah perdarahan >500 cc setelah 24 jam pasca persalinan. Penyebab utama perdarahan
postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta. (Perdarahan yang terjadi karena
adanya robekan pada jalan lahir (perineum, vulva, vagina, portio, atau uterus). Robekan pada
perineum, vulva, vagina dan portio biasa terjadi pada persalinan pervaginam.)
Penolong
- Dokter :
Dituliskan nama tenaga kesehatan untuk dapat menjadi sebuh bukti nanti apabila si ibu akan mengalami
sesuatu yang tidak sesuai harapan dan yang mungkin dilakukan oleh dokter tersebut. Dokter juga dapat
menjadi sebuah rujukan apabila suatu saat apabila dokter tersebut merupakan dokter langganan.
- Bidan :
Dituliskan nama tenaga kesehatan untuk dapat menjadi sebuh bukti nanti apabila si ibu akan mengalami
sesuatu yang tidak sesuai harapan dan yang mungkin dilakukan oleh bidan tersebut.
- Lain-lain :
Perlu ditanyakan karena bisa menjadi pihak lain yang membantu persalinan ibu merupakan orang yang
tidak memiliki keterampilan sehingga hanya akan mengancam nyawa ibu.

Keadaan BBL
- P/L
Untuk mengetahui dan menegaskan jenis kelamin anak dan memastikan bahwa anak yang lahir tidak
mengalami sindroma PAIS.
- BERAT
Sebagai tolak ukur peningkatan dan perbedaan dari anak-anak yang dilahirkan oleh ibu.
- SEHAT
Untuk memastikan bahwa anak yang dilahirkan ibu dalam keadaan hidup dan sehat dan sebagai
pembanding dengan kehamilan selanjutnya.
- SAKIT
Sebagai bahan pengevaluasian apakah kematian BBL yang dialami ibu merupakan hal yang genetik atau
tidak sehingga dapat dijadikan evaluasi mengapa anak yang dilahirkan oleh ibu selalu sakit.
- MATI
Sebagai tolak ukur adanya abnormally dalam ibu maupun keluarga yang bersifat genetik.
Keadaan Anak Sekarang
- HIDUP
Untuk memastikan keadaan bayi.
- MATI
Untuk mengetahui alasan mengapa bayi tersebut meninggal dan mengetahui alasan mengapa anak
tersebut meninggal dan untuk memastikan apakah alasan kematian anak sekarang akan mempengaruhi
keadaan bayi yang dikandung saat ini.
KB
Untuk mengetahui rencana kedepan ibu apakah ibu mau menunda kehamilan terlebih dahulu atau untuk
menghentikan kehamilan karena merasa sudah mempunyai anak yang cukup. Dan juga untuk memberikan edukasi
kira-kira alat kontrasepsi apakah yang mungkn cocok untuk ibu setelah melahirkan.

RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN KB


G:2 P: 0 A:1
1. Haid : teratur
Identifikasi siklus haid perlu ditanyakan karena dapat menentukan HPHT jika ibu lupa kapan jelasnya mulai hamil.
2. BB sebelum hamil : 50 kg
Perlu ditanyakan karena untuk menghitung pertambahan berat badan selama kehamilan termasuk normal atau tidak.
Selain itu juga untuk mengidentifikasi saat sebelum hamil ibu mengalami masalah dengan gizi atau kesehatan yang
lalu.
3. Mual/muntah : kadang-kadang disaat awal kehamilan
Perlu ditanyakan jika memang intensitas mual muntahnya berlebihan bisa dijadikan sebagai kehamilan patologis.
Ditanya apakah memperngaruhi aktivitas ibu sehari-hari, jika mengganggu bisa sesegera mungkin untuk memberi
solusi
4. Pusing : sering
Untuk mengidentifikasi kesehatan ibu. Apakah ibu mengalami anemia,darah tingi atau komplikasi kehamilan yang
lainya agar segera dapat ditangani dengan baik.
5. Nyeri perut : tidak ada
Untuk mengetahui kontraksi uterus baik atau buruk.
6. Gerak janin : ada teratur
Untukmemantau pergerakan janin baik atau lemah .
7. Oedema : tidak ada
Jika terjadi pembengkakan pada seluruh tubuh bisa jadi itu menjadi salah satu gejala preeklampsia
8. Nafsu makan : baik
Untuk mengidentifikasi apakah ibu dan janin selama kehamilan kebutuhan gizinya dapat terpenuhi.
9. Pendarahan : tidak ada
Untuk mengetahui ibu mengalami hanya spoting atau pendarahan dengan volume darah yang banayak dan disertai
dengan kontraksi uterus, ditakutkan terjadi abortus atau komplikasi lainya. Jika terjadi pendarahan segera ada
penaganan seperi infus atau transfusi darah dan bisa melakukan kolaborasi dengan dokter .
10. Penyakit yang di derita ibu hamil : tidak ada
Untuk mengantisipasi ibu jika beresiko dalam kehamilan dan persalinanya kelak. Supaya bisa dirujuk atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya.
11. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
Untuk melakukan screening genetik apakah ada riwayat penyakit turunan agar dapat di antisipasi bagaimana
penanganan janin kelak.
12. Kebiasaan ibu : tidak merokok, tidak minum minuman keras, tidak mengonsumsi jamu, tidak narkoba dan
tidak melakukan pijat perut.
Untuk memberikan KIE kepada ibu jika saat hamil seharusnya tidak melakukan kebiasaan-kebiassan diatas dan
seharusnya lebih mengatur pola makan dan aktivitas ringan.
13. Status TT :T5 tanggal : 6 bulan sebelum pernikahan
Jika memang ibu belum lengkap dengan status TT nya harus dilengkapi pada usia kehamilan diatas 25 minggu.
Karena dengan vaksin TT dapat mencegah maupun mengobati penyakit tetanus. Dan untuk mencegah kejadian vital
yakni saat janin dilahirkan mati karena terkena bisa saja mengalami infeksi tali pusat.
KELUHAN UTAMA PASIEN
“klien mengeluhkan sering mengalami pusing ketika beraktivitas, mudah lelah, kram kaki dan susah tidur di malam
hari karena sering berkemih.”
Menanyakan Keluhan Utama bertujuan untuk menggambarkan masalah utama ibu yang perlu penanganan.
Dalam kasus tersebut dikatakan ibu mengeluh sering mengalami pusing, mudah lelah, kram kaki dan susah tidur di
malam hari karena sering berkemih hal tersebut merupakan kondisi yang umum dialami ibu hamil pada trimester 3,
kita sebagai bidan memberikan konseling, informasi, dan edukasi.
1. PUSING
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III. Perasaan sangat
mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil, kalau tidak penyebabnya tidak segera ditangani maka dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Faktor penyebab :
1. Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat badan dan pembesaran uterus
maka menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga menghambat dan mengurangi jumlah
darah yang menuju ke hati dan jantung.
2. Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.

Cara meringankan atau mencegah :


1) Bangun tidur secara perlahan – lahan.
2) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan sesak.
3) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

2. KRAM PADA KAKI


Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24 minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu
hamil sangat sakit. Kadang – kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga sangat mengganggu ibu
dalam proses persalinan.
Faktor penyebab :
Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan penyebab diantaranya adalah:
1. Kadar kalsium dalam darah rendah.
2. Uterus membesar sehingga menekan pebuluh darah pelvic
3. Keletihan
4. Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.

Cara untuk meringankan atau mencegah :


1. Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).
2. Olahraga secara teratur.
3. Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
4. Mandi air hangat sebelum tidur
5. Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
6. Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
7. Pijat otot – otot yang kram
8. Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal pemanas.

3. SERING BAK
Ibu hamil trimester III sering mengalami keluhan sering Buang Air Kecil (BAK). Apabila sering BAK ini
terjadi pada malam hari akan mengganggu tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan nyenyak, sebentar
– sebentar terbangun karena merasa ingin BAK.
Faktor Penyebab :
1) Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
2) Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
3) Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat.
Cara meringankan atau mencegah, upayakan untuk tidak menahan BAK, kosongkan kandung kencing
pada saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga keseimbangan hidrasi. Apabila BAK
pada malam hari tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum dimalam hari. Ibu hamil
dianjurkan untuk membatasi minum yang mengandung diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur
posisi berbaring miring kekiri dengan kaki ditinggikan adalah lebih baik. Ibu hamil harus secara rutin membersihkan
dan mengeringkan alat kelamin setiap selesai BAK untuk mencegah infeksi saluran kemih.

HASIL SKOR KSPR : RST / RT / RR


DETEKSI OLEH TENAGA KESEHATAN : -
DETEKSI OLEH MASYARAKAT : -
RUJUK KE
Pemeriksaan
Tinggi badan : 160 cm
 Untuk mengetahui tinggi ibu hamil, sehingga bisa mendeteksi faktor resiko. Faktor resiko yang sering
berhubungan dengan tinggi badan adalah keadaan rongga panggul.
Lila : 24 cm
 Untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut terkena KEK atau tidak, karena lila merupakan salah satu
deteksi dini untuk menentukan KEK. Ibu hamil yang mengalami KEK berpotensi melahirkan bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Bentuk tubuh : bagian tulang belakang terlihat lordosis (membungkuk ke depan), tidak ada kelainan
tungkai dan kelainan bentuk panggul
 Untuk mengetahui bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Melihat kekuatan ibu
saat berjalan, apakah tampak nyaman dan gembira atau tampak lemah.
Kesadaran : composmentis
 Untuk mengukur kesadaran dan respon ibu hamil terhadap rangsangan dari lingkungan.
Muka :terlihat bersih, tidak pucat, tidak terjadi pembengkakan/edema, terlihat ada cloasma
gravidarum
 Untuk mengetahui resiko terjadinya preeklampsia, karena salah satu tanda preeklampsia adalah terjadinya
pembengkakan pada tangan dan wajah
Kulit : tidak ada ruam kulit, herpes, sarcoma, tatto, bekas luka sayatan, bekas tusukan jarum
dan tidak dermatitis
 Untuk mengetahui adanya penyakit tertentu yang dialami oleh ibu hamil
Mata : tampak simetris, sklera normal tidak tampak ikterus, conjuctiva berwarna merah
muda, pergerakan bola matanya normal
 Untuk mengetahui apakah ibu hamil ada tanda-tanda terkena anemia atau tidak
Mulut : berwarna merah muda, tidak cyanosis, stomatitis, tonsilitis ataupun faringitis, tidak
pucat, bibir lembab
 Untuk mengetahui kebersihan, bentuk dan kelainan yang terjadi di mulut
Gigi : gigi terlihat bersih, tidak ada gigi caries, gigi tidak berlubang dan tidak ada gigi palsu
 Untuk mengetahui apakah ada peradangan yang disebabkan oleh estrogen atau tidak
Pembesaran Kelenjar : tidak ada pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, lipatan paha dan tiroid
 Untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan pada kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
Dada : bentuk dada normal dan terlihat simetris
 Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan bentuk dada ibu hamil
Paru : nafas normal dan tidak mengalami sesak nafas
 Untuk mengetahui pola pernafasan dan kelainan bunyi pernafasan pada ibu hamil
Jantung : tidak ada keluhan, tidak berdebar-debar dan tidak mudah sesak nafas
 Untuk memantau kesehatan jantung ibu dan mengetahui adanya kelainan atau tidak
Payudara : normal kemerahan, tidak ada massa atau benjolan, bentuknya simetris, puting susu
menonjol, areola berwarna kecoklatan, tidak terlihat seperti kulit jeruk, dan sudah keluar
cairan kolostrum
 Untuk memastikan tidak adanya tumor/keganasan pada payudara, dan memastikan puting payudara tidak
datar atau masuk yang nantinya beresiko mengganggu proses menyusui
Tangan tungkai : normal dan tidak terjadi edema/pembengkakan
 Untuk mengetahui resiko terjadinya preeklampsia, karena salah satu tanda preeklampsia adalah terjadinya
pembengkakan pada tangan dan wajah
Refleks : reflek normal
 Untuk memastikan reaksinya positif, karena jika negatif maka kemungkinan ibu hamil mengalami
kekurangan vitamin B1

Rencana Persalinan
1. Golongan darah ibu : A dibantu oleh ayahnya yang bernama Pak Joko (082235769867)
 Intervensi : Untuk sumbangan darah (golongan darah, tulis jenis golongan darah ibu hamil) dibantu oleh :
sebutkan nama dan no telfon orang yang mempunyai golongan darah yang sama dan bersedia
menyumbangkan darah (bisa lebih dari 1 orang). Golongan darah perlu ditanyakan karena untuk antisipasi
jika ibu dalam kondiri kritis dan memerlukan sumbangan darah.
2. Penolong : Bidan Ayu, Bidan Mala
 Intervensi:
1. Dokter/Bidan : alternatif 1 yang menolong persalinan
2. Dokter/Bidan : alternatif 2 yang menolong persalinan
Dituliskan 2 alternatif penolong untuk antisipasi jika penolong pertama ada kendala
3. Tempat: BPM Melati Indah
 Intervensi:
Tulis fasilitas kesehatan tempat bersalin yang dipilih ibu supaya tidak terjadi kebingungan saat akan
melahirkan
4. Pendamping: Suami (Pak Angga) dan ibu istri (Ibu Asri)
 Intervensi: Ditulis nama suami dan keluarga yang mendampingi supaya mempermudah dalam pengurusan
administrasi misalnya informed consent

Kesimpulan diagnosa: G2 P0 A1
 Intervensi: Dituliskan supaya mempermudah tenaga kesehatan lain untuk melihat kondisi ibu jika ibu
dirujuk dan harus mendapatkan penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA

Tyastuti,Siti., Heni Puji Wahyuningsih. 2016. Buku : Asuhan Kebidanan Kehamilan.Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Susila, I., ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY “S” GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI
RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2011.
Hidayati, N. and Setiawan, J., 2017. PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS
LAMA. OKSITOSIN: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 4(2), pp.106-112.
Friyandini, F., Lestari, Y. and Lipoeto, B.I., 2015. Hubungan Kejadian Perdarahan Postpartum dengan Faktor Risiko
Karakteristik Ibu di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Januari 2012-April 2013. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(3).

Anda mungkin juga menyukai