Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan
Mola Hidatidosa ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan
Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang. Semoga Asuhan Kebidanan ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
NIM. P07224220018
2
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
MOLA HIDATIDOSA
Mengetahui,
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Mengetahui epidemologi Mola Hidatidosa.
b. Mengetahui perbedaan antara Mola Hidatidosa sempurna dan Mola
Hidatidosa parsial.
c. Mengetahui etiologi dan gejala klinis Mola Hidatidosa.
d. Mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakan diagnosis.
e. Mengetahui penatalaksanaan mola hidatidosa.
f. Mengetahui komplikasi dan prognosa dari mola hidatidosa.
g. Menjelaskan konsep dasar manajemen kegawatdaruratan pada kasus mola
hidatidosa dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut varney.
h. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan mola hidatidosa
menggunakan 7 langkah varney: melakukan pengkajian, melakukan
interpretasi data (diagnosa dan masalah aktual), mengidentifikasi diagnosa
dan masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan segera,
mengembangkan rencana asuhan kebidanan, melaksanakan rencana
asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidan yang telah diberikan.
4
5
6
7
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Mola
8
Hidatidosa
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
9
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Menurut (Sarwono,1999:401; Persis Mary, 1995; Persis Mary,
1995; jones,1996 ; Jurnal Kesehatan, 2009)
1) Penyakit Kardiovaskuler : Hipertensi
2) Penyakit Darah : Anemia
3) Penyakit Paru-paru : TBC, Asma
4) Penyakit Hati : Hepatitis
5) Penyakit Endokrin : Kelenjar Tiroid
6) Penyakit Infeksi : Infeksi TORCH
7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing :
8) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi : Penyakit
Ginekologik, mioma
uteri,
Koriokarsinoma.
9) Riwayat Alergi :
10) Riwayat Pembedahan :
10
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya. (Sulistyawati,2010)
Riwayat siklus : 23 – 32 hari (Sulistyawati,2010)
Lama haid :
6. Riwayat Obstetri:
8. Riwayat Kontrasepsi :
11
Pemakaian kondom, diafragma pil untuk mencegah
beta hCG kehamilan tidak mengacaukan beta hCG karena
keganasan. Alat kontrasepsi dalam rahim tidak boleh
digunakan karena bahaya periforasi dan perdarahan tidak
teratur sehingga menyulitkan evakuasi. Pemakaian pil KB
kombinasi sebaiknya setelah beta hCG normal. sebab, jika
beta hCG masih tinggi dikhawatirkan sel trofoblast akan
menjadi aktif lagi dan mejadi ganas, karena esterogen yang
ada pada pil KB akan merangsang produksi PAAG
(Pregnancy Associated Alpha 2 Glicoprotein) yang akan
menekan respon imun. Boleh hamil 6 bulan setelah beta
hCG normal. (Jurnal Kesehatan, 2009)
Pola Keterangan
Nutrisi Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual muntah.
(Maria Ulfah, 2010)
Eliminasi Volume urine berkurang (Diuresis)
Terjadi berhubungan dengan
pengurangan volume darah (Varney,
2007)
Istirahat Gangguan pola tidur berhubungan
dengan adanya nyeri. (Maria Ulfah,
2010)
Aktivitas Intoleran aktivitas berhubungan
dengan kelemahan, Gangguan rasa
nyaman : hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi. (Maria Ulfah,
2010)
12
Personal Hygiene Klien mampu memenuhi rawat diri
sehingga personal hygiene terpenuhi
Klien nampak rapi dan bersih. (Maria
Ulfah, 2010)
Kebiasaan
Seksualitas Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan.
(Maria Ulfah, 2010)
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2010 h.226)
Tanda Vital :
Tekanan Darah : > 120/80 mmHg akibat komplikasi dari Pre
eklamsi dan eklamsi (Jurnal Kesehatan, 2009)
13
Denyut nadi normal orang dewasa adalah 60-80
x/menit. (Ambarwati dkk,2009)
Pernafasan : 20-30 x/menit
Pernafasan harus berada dalam rentang yang
normal,yaitu sekitar 20-30 x/menit. (Ambarwati
dkk,2009).
Antropometri :
- Tinggi Badan : > 145 cm
Tinggi Badan ibu lebih dari 145 cm. Bila kurang
curiga kesempitan panggul (CPD).Tinggi badan
merupakan salah satu ukuran pertumbuhan
seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan
stasiometer atau tongkat pengukur (Tambunan
dkk,2011).
BB sebelum hamil :
BB sekarang :
Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa
atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan
untuk menghitung hubungan antara tinggi dan
berat badan, serta menilai tingkat kegemukan.
(Tambunan dkk,2011;h.9).
- LILA : > 23,5 cm
Ukuran lila tidak boleh kurang dari 23.5 cm, bila
kurang berarti status gizi buruk. (Christina, 1989)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan
tekstur rambut tampak lembut (Priharjo,2006).
14
Wajah : muka dan kadang-kadang badan kelihatan
pucat kekuning-kuningan, yang disebut muka
mola. (Mochtar. R.,1998)
Mata : Conjungtiva pucat, menunjukan adanya
anemis (Jurnal kesehatan,2009)
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan (Tambunan
dkk,2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil (Tambunan
dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/secret
(Tambunan dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak
tampak pembesaran tonsil, tidak tampak
peradangan faring, tidak tampak pembesaran vena
jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid,
dan kelenjar getah bening (Priharjo, 2006 &
Tambunan dkk,2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan,2011)
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,
tidak tampak pengeluaran colostrum, areolla
tampak hyperpigmentasi, puting susu menonjol,
tidak tampak retraksi ( Helen Farrer, 1999)
Abdomen : Pembesaran uterus yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan (Mochtar. R.,1998)
Genetalia : Terdapat perdarahan (Mochtar. R.,1998)
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
15
tampak varices(Ambarwati dkk, 2009)
Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema / massa (Priharjo,2006).
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelejar getah bening (Priharjo,2006).
Payudara : Tidak teraba benjolan / massa ( Ambarwati dkk,
2009)
Abdomen : Teraba lembek. Tidak teraba
bagian-bagian janin dan balotement, juga
gerakan janin. (Mochtar. R.,1998)
Auskultasi
Abdomen : Tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin. terdengar bising dan bunyi khas.
(Mochtar. R.,1998)
Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+),
Bisep (+), Trisep (+)(Varney 2008)
2. Pemeriksaan Penunjang
16
Foto thoraks
Pemeriksaan HCG urine atau darah
Pemeriksaan USG
Uji sonde
Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala
tirotoksikosis.
17
demam, lemah, stabil. perut membesar tanpa
disertai tanda janin dalam rahim, hiperemesis
gravidarum, gerakan dan tanda janin tidak
dijumpai dalam rahim. (Mochtar. R.,1998)
18
Molahidatidosa
Intervensi
19
dan distraksi dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri
sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan
6. Beri posisi yang nyaman
Rasional :
Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada
area luka/nyeri
7. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
Rasional :
Mengetahui adanya gejala awal dari proses infeksi
8. Awasi tanda-tanda vital, kas2. Selidiki perubahan tingkat
kesadaran, keluhan pusing dan sakit kepala
Rasional :
Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi
serebral sebagai akibat tekanan darah arterial
9. Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pegisian
kapiler lambat dan nadi perifer lemah
Rasional :
Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan
volume sirkulasi dan dapat terjadi sebagai efek samping
vasopressin
10. Persiapan Kuretase
20
kavum uteri dengan hati-hati.
5) Kalau perdarahan banyak, berikan transfuse
darah dan
6) lakukan tampon utero-vaginal selama 24 jam.
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini dilakukan
oleh bidan dan berkolaborasi dengan tim tenaga kesehatan yang
ahli dibidangnya.
VII. EVALUASI
21
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
han kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblast
22
(yaitu bagian dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) hasil
pembuahan yang gagal tersebut lalu membentuk gelembung-gelembung
menyerupai buah anggur. Pertumbuhan gelembung semakin hari semakin banyak
bahkan bisa berkembang secara cepat. Hal ini yang membuat perut seorang ibu
hamil dengan mola hidatidosa tampak cepat besar.
Hamil anggur atau mola hidatidosa hanya dapat dialami oleh wanita yang
pernah melakukan hubungan suami istri. Jadi tidak benar bahwa hamil anggur
bisa terjadi begitu saja tanpa ada pertemuan sel sperma dan sel telur melalui
hubungan seksual.
B. Saran
23
Untuk klien:
Diharapkan saran kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih baik lagi,
untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang
diakibatkan kehamilan mola hidatidosa dan kejadian keganasan akibat mola
hidatidosa.
24