Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

ABORSI

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Josephira Reynawati Putri J. (106121027)


2. Widya Cahya Pramesti (106121031)
3. Anggun Putri Pinastika (106121032)
4. Intan Wahyu Kurniandari (106121033)
5. Syafiq Wahid Ramadhan (106121035)
6. Yudanto Hanata Wijaya (106121045)
7. Gilang Taat Ramdhany (106121050)

D3 KEPERAWATAN KELAS 1B

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AL IRSYAD CILACAP
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk
untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya penulis tidak
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari dosen mata kuliah Etika
Keperawatan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.

Makalah ini memuat tentang aborsi dan berbagai kasus aborsi yang terjadi di
Indonesia yang kami peroleh dari berbagai sumber dan kami kaji lebih dalam
mengenai materi yang bersangkutan.

Dengan tersusunnya makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi penulissendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Cilacap, 1 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap tahunnya di Indonesia, berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan yang


tidak direncanakan, dan sebagian besar dari perempuan tersebut memilih untuk
mengakhiri kehamilan mereka, walaupun dalam kenyataanya aborsi secara umum
adalah illegal. Seperti di negara-negara berkembang lainnya dimana terdapat stigma
dan pembatasan yang ketat terhadap aborsi, perempuan Indonesia sering kali mencari
bantuan untuk aborsi melalui tenaga-tenaga nonmedis yang menggunakan cara-cara
antara lain dengan meminum ramuan-ramuan yang berbahaya dan melakukan
pemijatan penguguran kandungan yang membahayakan

Pada tahun 2000 di Indonesia diperkirakan bahwa sekitar dua juta aborsi terjadi.
Angka ini dihasilkan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan sampel yang diambil
dari fasilitasfasilitas kesehatan di 6 wilayah, dan juga termasuk jumlah aborsi spontan
yang tidak diketahui jumlahnya walaupun dalam hal ini diperkirakan jumlahnya kecil.
Walaupun demikian, estimasi aborsi dari penelitian tersebut adalah estimasi yang
paling komprehensif yang terdapat di Indonesia sampai saat ini.

Estimasi aborsi berdasarkan penelitian ini adalah angka tahunan aborsi sebesar 37
aborsi untuk setiap 1,000 perempuan usia reproduksi (15-49 tahun). Perkiraan ini
cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Dalam skala
regional sekitar 29 aborsi terjadi untuk setiap 1,000 perempuan usia reproduksi.
Sementara tingkat aborsi yang diinduksi tidak begitu jelas, namun terdapat bukti
bahwa dari 4.5 juta kelahiran yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia pada waktu
sekitar waktu penelitian tersebut dilakukan, 760,000 (17%) dari kelahiran yang terjadi
adalah kelahiran yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi aborsi?
2. Kapan waktu yang tepat melakukan aborsi?
3. Apa yang perlu diketahui sebelum aborsi?
4. Sebutkan kategori aborsi yang berbahaya!
5. Apa saja aborsi yang di perbolehkah secara hukum?
6. Bagaimana proses melakukan aborsi?
7. Apa risiko dan komplikasi aborsi?
8. Sebutkan Proses pemulihan setelah aborsi!
9. Apa saja risiko kesehatan yang mungkin terjadi setelah aborsi!
10. Jelaskan aborsi menurut pandangan agama!
C. TUJUAN
 Mengetahui definisi aborsi
 Mengetahui waktu yang tepat melakukan aborsi
 Mengetahui hal yang perlu diketahui sebelum aborsi
 Menyebutkan kategori aborsi yang berbahaya
 Mengetahui aborsi yang di perbolehkah secara hukum
 Mengetahui proses melakukan aborsi
 Mengetahui risiko dan komplikasi aborsi
 Menyebutkan Proses pemulihan setelah aborsi
 Mengetahui risiko kesehatan yang mungkin terjadi setelah aborsi
 Menjelaskan aborsi menurut pandangan agama
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Aborsi Menurut bahasa, kata aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion
yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Dalam bahasa Arab disebut Isqatul
Hamli atau al-Ijhadl (‫)إسقاط الحمل آواالجهاض‬.

Aborsi adalah tindakan menggugurkan kandungan untuk mengakhiri kehamilan.


Ada berbagai penyebab seorang wanita melakukan tindakan aborsi, antara lain hamil
di luar nikah, ketidakmampuan ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, hingga
masalah dengan pasangan.

Aborsi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengakhiri masa kehamilan
dengan sengaja sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Prosedur ini dilakukan
untuk mengangkat jaringan kehamilan, janin, dan plasenta dari rahim.

Di beberapa negara, aborsi dianggap prosedur yang legal. Berbeda dengan fakta
aborsi di Indonesia yang masih dianggap ilegal kecuali atas persetujuan dokter.

Umumnya, aborsi disetujui berdasarkan alasan atau pertimbangan medis tertentu


karena kondisi fisik hingga komplikasi kehamilan yang membahayakan nyawa bayi
maupun ibu.

Perlu diketahui bahwa aborsi tidaklah sama dengan keguguran karena proses
berakhirnya kehamilan terjadi tanpa intervensi medis. Ada banyak alasan yang
membuat seseorang mengambil keputusan untuk melakukan prosedur ini.

Berikut beberapa alasan mengapa seorang wanita memutuskan untuk melakukan


aborsi, seperti:

 Masalah dan kondisi pribadi.


 Risiko kesehatan yang terjadi pada ibu.
 Bayi akan mengalami kondisi medis tertentu setelah lahir

Dari alasan di atas terdapat contoh kasus aborsi yang sempat menghebohkan
dunia maya. Dikutip dari website ayosemarang.com seorang mahasiswi melakukan
tindak aborsi bersama kekasihnya dan berujung pada tragedi mengenaskan berupa
bunuh diri.

Dari hasil pemeriksaan, Novia Widyasari dan Bripka Randy 2 kali melakukan
aborsi janin bayi itu. Yakni pada Maret 2020 dan Agustus 2021. Novi dan Bripka
Randy menggugurkan janin itu menggunakan obat postinor dan cykotec.

Slamet belum bisa memastikan penyebab Novia Widyasari bunuh diri. Apakah
benar depresi karena sudah melakukan tindakan aborsi dan ada keterkaitan dengan
hubungan asmaranya dengan Bripda Randy.
Selain dipenjara, Brigadir Polisi Dua (Bripda) Randy Bagus Hari Sasongko
terancam dipecat secara tak terhormat jika terbukti melakukan pelanggaran pidana.
Bripda Randy ditangkap lantaran terlibat kasus aborsi kekasihnya, mahasiswi Novia
Widyasari yang tewas bunuh diri di makam ayahnya.

B. WAKTU YANG TEPAT MELAKUKAN ABORSI

Dikutip dari Harvard Health Publishing, mayoritas aborsi dilakukan pada 12


minggu pertama usia kehamilan. Selain itu, wanita boleh melakukannya sejak
trimester pertama dan sebelum usia kehamilan 24 minggu berdasarkan persetujuan
dokter.

Dikutip pula dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, prosedur ini biasanya dilakukan
sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau saat berat janin masih kurang dari 500
gram. Untuk mengetahui kapan waktu yang tepat sesuai kondisi Anda, selalau
konsultasikan ke dokter.

C. APA YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM MELAKUKAN ABORSI

Hal pertama yang perlu dilakukan Anda dan pasangan adalah berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Kemungkinan besar, dokter akan melakukan:

 Evaluasi riwayat kesehatan secara keseluruhan.


 Mengonfirmasi kehamilan dengan melakukan pemeriksaan fisik.
 Melakukan pemeriksaan kehamilan seperti USG, tes darah, serta tes urine.
 Menjelaskan proses serta prosedur dan kemungkinan risiko.

Dalam beberapa kasus, Anda perlu melakukan USG untuk menentukan


perkembangan usia kehamilan dan ukuran janin.

Tidak hanya itu saja, dokter juga perlu memastikan Anda tidak mengalami
kehamilan ektopik. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes darah. Hal ini
dilakukan untuk mengecek apakah rhesus ibu dan janin sama atau tidak.

Wanita dengan darah Rh-negatif sementara perlu menerima suntikan


imunoglobulin Rh (RhIG) untuk mencegah masalah setelah keguguran atau proses
terminasi kehamilan.

D. KATEGORI ABORSI YANG BERBAHAYA

Berikut adalah kategori aborsi yang tidak aman menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO):

 Dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian medis dalam bidang aborsi
secara memadai.
 Dilakukan di tempat dengan fasilitas yang tidak cukup memenuhi persyaratan
kebersihan.
 Dilakukan menggunakan peralatan yang tidak sesuai.
Selain itu, aborsi berbahaya juga dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan atau
menggunakan alat bantu tertentu tanpa pengawasan dokter.

E. TINDAKAN ABORSI UNTUK KEPENTINGAN MEDIS

Di Indonesia, pengaturan tentang aborsi dimuat dalam Undang-Undang Nomor


36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Dalam undang-undang tersebut, semua orang pada umumnya dilarang melakukan
tindakan aborsi.

Namun, berdasarkan pasal 75 UU Kesehatan, aborsi boleh dilakukan dengan alasan


medis berikut ini:

 Adanya indikasi darurat secara medis pada kehamilan usia dini yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin
 Janin menderita kelainan genetik berat atau cacat bawaan yang tidak dapat
disembuhkan, sehingga sulit bagi janin untuk bertahan hidup di luar
kandungan
 Kehamilan terjadi akibat pemerkosaan yang menyebabkan trauma

Aborsi yang dilakukan di luar kondisi di atas dinyatakan ilegal. Dalam pasal 194 UU
Kesehatan, setiap orang yang terlibat tindakan aborsi ilegal dapat dipidana penjara
maksimal 10 tahun dan denda maksimal sebesar Rp 1 miliar.

F. ABORSI YANG DI PERBOLEHKAH SECARA HUKUM

Aborsi akibat pemerkosaan secara khusus diuraikan lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi atau PP Kespro sebagai
aturan pelaksana UU Kesehatan. Dalam pasal 31 peraturan tersebut dinyatakan bahwa
tindakan aborsi hanya dapat dilakukan pada usia kehamilan paling lama 40 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) berdasarkan surat keterangan dokter.

Selain itu, dalam pasal 34 (2b) juga disebutkan mengenai syarat menjalani aborsi,
yaitu adanya keterangan dari penyidik, psikolog, atau ahli lain yang membenarkan
dugaan telah terjadi pemerkosaan. Oleh karena itu, korban perlu sesegera mungkin
melaporkan kejadian pemerkosaan ke kantor polisi terdekat. Polisi akan membawa
korban ke Polres yang memiliki unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Dari
unit PPA, korban kemudian akan diantar ke rumah sakit rujukan kepolisian untuk
menjalani proses visum.

G. BAGAIMANA PROSES MELAKUKAN ABORSI

Berdasarkan jenis penanganannya, aborsi dibagi menjadi dua, yakni aborsi medis
(menggunakan pil) dan aborsi dengan metode operasi.

Berikut proses melakukan terminasi kehamilan sesuai dengan jenis-jenisnya, seperti:

A. Aborsi Medis
Aborsi atau terminasi kehamilan medis dilakukan dengan minum atau
memasukkan obat khusus ke dalam tubuh untuk mengakhiri kehamilan.

Kondisi wanita yang tidak boleh melakukan metode atau jenis aborsi medis:

 Usia kehamilan sudah lebih dari 70 hari.


 Memiliki masalah perdarahan atau sedang mengonsumsi obat pengencer
darah.
 Sedang mengonsumsi obat steroid.
 Memiliki gangguan kejang yang tidak terkontrol.
 Memiliki penyakit radang usus akut (untuk misoprostol).

1. Aborsi medis menggunakan mifepristone dan misoprostol

Ini merupakan jenis aborsi kombinasi yang paling sering digunakan oleh dokter.
Ini juga merupakan metode yang bisa digunakan dari awal kehamilan hingga usia
kehamilan memasuki minggu ke-10. Obat tersebut bisa diminum langsung secara oral
atau dimasukan ke dalam vagina.

Cara kerja mifepristone adalah dengan memblokir hormon progesteron sehingga


lapisan rahim pun menipis dan mencegah perkembangan embrio. Sementara cara
kerja misoprostol akan membuat rahim semakin berkontraksi dan mendorong jaringan
embrio keluar dari vagina.

Anda akan merasa kram dan keluar perdarahan yang berat setelah 1-4 jam
meminum misoprostol. Sebanyak 92% hingga 97% wanita yang melakukan metode
ini akan menyelesaikan proses aborsi dalam kurun waktu 2 minggu. Setelah itu, Anda
perlu kembali ke dokter untuk memastikan proses ini sudah benar-benar selesai.

2. Aborsi medis menggunakan methotrexate

Proses aborsi yang satu ini dilakukan saat usia kehamilan berusia maksimal 7
minggu. Namun, obat ini tergolong jarang digunakan sejak metode sebelumnya sudah
disetujui oleh FDA.

Biasanya, methotrexate digunakan pada wanita yang alergi terhadap mifepristone.


Perlu diketahui pula bahwa jenis obat ini tidak boleh digunakan ketika usia kehamilan
sudah mencapai 50 hari.

Setelah dimaksukkan melalui suntikkan, sekitar 68% hingga 81%, janin akan
keluar dalam waktu 2 minggu.

B. Aborsi metode operasi

Dokter akan melakukan jenis aborsi yang satu ini pada usia kehamilan 9 hingga 14
minggu. Berikut beberapa metode operasi yang bisa dilakukan.

1. Aspirasi vakum
Jenis atau metode aborsi ini dilakukan saat usia kandungan berada di trimester
pertama atau trimester kedua. Cara kerjanya adalah dengan menyedot janin dan
plasenta keluar dari rahim menggunakan alat tabung kecil. Prosedur ini hanya boleh
dilakukan oleh dokter terlatih, di rumah sakit.

Anda akan diberikan anestesi lokal pada bagian serviks untuk mengurangi rasa
sakit. Namun, mungkin Anda akan merasa kram perut karena rahim akan berkontraksi
ketika jaringan diangkat. Prosedur ini biasanya dilakukan selama kurang lebih 10
menit dan tidak bisa dilakukan untuk semua kasus.

Sebagai contoh, ketika kondisi rahim berbentuk abnormal bisa mengakibatkan


ibu hamil mengalami gangguan pembekuan darah serta infeksi panggul.

2. Dilatasi dan evakuasi

Dilatasi dan evakuasi (D&E) adalah prosedur aborsi yang dilakukan pada
trimester kedua, atau biasanya setelah usia kandungan melewati 14 minggu. Aborsi
ini direkomendasikan bagi kasus kehamilan karena kondisi fisik janin yang sangat
parah atau ada masalah medis khusus.

D&E merupakan prosedur yang mengombinasikan aspirasi vakum, forsep (alat


penjepit khusus), dan dilatasi kuret. Pada hari pertama, dokter akan membuat serviks
melebar agar lebih mudah menghilangkan jaringan kehamilan. Di hari kedua, dokter
menggunakan forsep untuk mengangkat janin dan plasenta, serta akan menggunakan
alat seperti sendok yang disebut kuret untuk mengikis lapisan rahim.

Prosedur ini tergolong menyakitkan, tetapi dokter akan memberikan obat untuk
mengurangi rasa sakit tersebut.

3. Dilatasi dan kuret

Proses aborsi ini juga biasa disebut sebagai kuret atau kuretase yang tujuannya
adalah untuk mengeluarkan jaringan abnormal dalam rahim. Dilatasi mengacu pada
pelebaran atau pembukaan leher rahim karena leher rahim ibu tentu tidak terbuka
sendiri. Setelah diltasi, tahapan selanjutnya dilakukan kuretase.

Apabila dilakukan di usia kehamilan yang lebih awal, metode ini akan semakin
mudah dan aman.

4. Histerotomi perut

Ini merupakan metode aborsi yang termasuk ke dalam operasi besar karena
memerlukan sayatan di perut. Sayatan pada bagian perut dilakukan untuk
megeluarkan janin dari rahim.

Perlu diketahui proses ini jarang terjadi, tetapi diperlukan ketika dilasi dan
evakuasi tidak dapat dilakukan. Anda akan diberikan anestesi lengkap sehingga tidak
sadarkan diri ketika operasi berlangsung.

H. RISIKO DAN KOMPLIKASI ABORSI


Semua metode aborsi, baik itu menggunakan pil maupun operasi sama-sama
memiliki kemungkinan terjadinya komplikasi. Namun, risiko dan komplikasi ini
tergolong rendah.

Berikut beberapa tanda dan gejala komplikasi dari aborsi yang perlu ditindaklanjuti,
seperti:

 Perdarahan yang cukup hebat.


 Sakit perut atau punggung yang cukup parah.
 Demam berlangsung lebih dari 24 jam.
 Keputihan atau flek yang disertai bau tidak sedap.

Tidak hanya itu saja, ada kemungkinan beberapa wanita akan mengalami berbagai
kondisi psikis yang melibatkan perasaan emosional.

Sebagai contoh, merasa kehilangan dan perasaan sedih mendalam. Apabila


kondisi ini berlangsung lama, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan psikolog
atau psikiater untuk menghindari terjadinya depresi.

I. PROSES PEMULIHAN SETELAH ABORSI

Setelah menjalani operasi, diperbolehkan pulang ke rumah pada hari yang sama.
Kecuali pada beberapa kasus tertentu, Anda perlu bermalam di rumah sakit.
Beristirahatlah di rumah selama satu sampai dua hari dan jangan lupa untuk
mengonsumsi obat penghilang rasa sakit jika dibutuhkan. Selama beberapa hari,
mungkin mengalami kram dan perdarahan seperti ketika mengalami menstruasi.

Anda dapat berdiskusi dengan dokter atau petugas medis mengenai kebutuhan
kontrasepsi, antibiotik, atau suntikan jika golongan darah Anda memiliki rhesus
negatif.

Proses aborsi yang sudah dilakukan seharusnya tidak memengaruhi kesuburan.


Namun, jika hamil kembali, pasien mengalami peningkatan risiko kelahiran bayi
prematur.

J. RISIKO KESEHATAN YANG MUNGKIN TERJADI SETELAH ABORSI

Berdasarkan data studi gabungan milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan
Institut Guttmacher, satu dari empat kehamilan di dunia setiap tahunnya berakhir
dengan aborsi. Angka aborsi di Tanah Air sendiri pun masih terbilang cukup tinggi.
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mencatat kasus
aborsi di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta per tahun.

Apapun alasannya, aborsi bukanlah suatu keputusan yang mudah untuk dibuat.
Tapi entah itu menggugurkan kandungan lewat jalur medis resmi ataupun di bawah
tangan, selalu ada potensi risiko komplikasi dan efek aborsi yang harus Anda sadari.
Beberapa di antaranya bisa berakibat sangat fatal.

1. Perdarahan vagina berat.


2. Infeksi.
3. Sepsis.
4. Kerusakan rahim.
5. Infeksi peradangan panggul.
6. Endometritis.
7. Kanker.
8. Kematian.

K. PANDANGAN NORMA AGAMA MENGENAI ABORSI

Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintahperintah,


larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan. Dalam hal ini
masalah aborsi akan ditinjau dari berbagai agama yang diakui di Indonesia yaitu,
Hindu, Islam, Budha, Katholik, dan Protestan.

 Pandangan Agama Hindu

Bayi dalam kandungan dapat terwujud berkat pertemuan antara kama bang dan
kama petak yang juga disebut cukla suanita yang keluar dari purusa (laki-laki) dan
pradana (wanita). Kama petak adalah unsur laki-laki yang juga disebut cukla yang
disimbulkan dengan Sang Hyang Semara. Kamabang adalah unsur perempuan yang
disimbulkan dengan Dewi Ratih. Pertemuan kama petak dan kama bang menjadi titik
benih (Sang Ajur Mulang) dan berkembang menjadi mudigah atau embrio (Sang
Hvang Antigajati) yang tumbuh menjadi janin. Berdasarkan uraian di atas, awal
kehidupan dimulai sejak pertemuan antara sel telur wanita (kama bang) dengan
sperma laki-laki (kama petak) oleh karena itu segala usaha pengguguran kandungan
dilarang. Berkaitan dengan perbuatan pengguguran kandungan Sloka 90 menawa
Dharmacastra menyebutkan orang yang menggugurkan kandungan termasuk
perbuatan murtad.

Selengkapnya bunyi sloka tersebut adalah sebagai berikut : Dalam sloka tersebut
menyebutkan orang yang mengugurkan kandungan termasuk orang-orang yang
berdosa. Dengan dikatagorikannya perbuatan menggugurkan kandungan sebagai
perbuatan dosa. Jika hal ini dikaitkan dengan ajaran Karma Phala yang berarti akibat
dari perbuatan (karma) yang baik maupun karma yang buruk, maka akan berakibat
buruk juga bagi si pelaku karena akan mendapatkan hukuman baik di dunia maupun
di akherat. Sebagaimana disebutkan dalam Slokantara bahwa manusia dapat
diturunkan derajatkan menjadi ternak. Sloka tersebut berbunyi : “Devanam narakan
janturjantunam narakam pacuh. Pacunan narakam nrgo mwganam khagah. Pakisnam
nar akam vyalo vylanam narakam damstri. Damstrinam narakam visi visinam
naramarane".

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa hukum karma yang


mempengaruhi seseorang, tidak saja akan diterima oleh si pelaku, akan tetapi juga
akan diwarisi oleh anak- cucu atau keturunannya. Oleh karena itu ajaran agama
menekankan bahwa manusia berperilaku hendaknyasesuai dengan ajaran Dharma,
Karena akibat dari perbuatan dosa menggurkan kandungan, sangat berat hukumnya
karena selain hukum di dunia juga di akherat.

a. Pandangan Agama Islam


Dalam Hukum Islam, aborsi dikatagorikan sebagai masalah yang kilafiah yang
artinyatidak ada kesatuan pendapat dikalangan ulama mazhab sendiri tentang boleh
tidaknya aborsi. Adanya perbedaan pendapat itu secara logika hukum (Islam)
menunjukkan bukti bahwa tidak ada dalil yang benarbenar kuat tentang aborsi. Dan
untuk sebuah tindakan dimana hukumnya makin hilafiah tindakan itu tidak dianggap
sebagai sebuah kemungkaran (sesuatu yang wajib dihindari).

Pandangan yang menghararnkan aborsi dapat dilihat dari hasil Munas MUI
(Majelis Ulama Islam Indonesia) tahun 1983 yang mengatakan bahwa Kehidupan
dalam konsep Islam adalah suatu proses yang sudah dimulai sejak terjadinya
pembuahan oleh sebab itu pengguguran sejak adanya pembuahan adalah haram.

Al Quran menyebutkan : "Janganlah membunuh anak-anakmu karena takut


melarat kamilah akan memberi rejeki kepada mereka dan kepadamu juga
sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar”. Larangan aborsi
sebenarnya berpangkal dari larangan membunuh manusia sampai dengan
membinasakan kehidupan dan itu merupakan dosa besar.

Para ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa janin telah dianggap sama
dengan manusia setelah janin berumur di atas 120 hari sejak pembuahan. Dalam
Quran sendiri disebut nafkah al-ruh "peniupan ruh". Menurut Imam Hanafi dalam
tulisannya yang berjudul Aborsi dan Agama menyatakan membolehkan pengguguran
jika dilakukan sebelum 4 bulan. Hal yang sama disuarakan oleh Imam Romli yaitu
salah seorang imam yang ada dalam tradisi Syafii.

Sementara itu Ibnu Hajar, juga dari tradisi Syafii membolehkannya sebelum
kehamilan berumur 40 hari.

Pendapat Imam Ghazali (juga dari tradisi Syafii menyatakan pembuahan telah
terjadi sejakpertemuan ovum dan sperma dari karenanya pengguguran yang dilakukan
setelah masa pembuahan sama dengan pembunuhan manusia. Imam Gazali dalam
konteks pembahasan Ilmu Tasauf. Satu satunya mazhab yang dengan tegas melarang
aborsi adalah Imam Malik. Mazhab Imam Malik sebenarnya tidak populer di
Indonesia.

 Pandangan Agama Khatolik

Romo Subhaga menyatakan bahwa sejak pembuahan, janin sudah berpotensi


menjadi manusia, oleh sebab itu segala bentuk usaha pengguguran kandungan
dilarang, karena Allah mencintai manusia itu sendiri, Allah membuat hidup, tidak
pernah membuat kematian.

Yesus memperjuangkan dengan menguasai maut untuk menjaga kehidupan. Allah


mencintai hidupnya, maut adalah penderitaan yang paling dasar bagi manusia tetapi
Allah selalu mengampuninya .

Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Kejadian 2.7 "Utusan Allah membentuk


manusia itu dari debu dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung-Nya,
demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup. Perkembang biakan untuk
melanjutkan hidup, tidak pernah Allah membuat perintah mati”.Berdasarkan sumber
di atas bahwa Tuhan mencintai hidup oleh karena itu aborsi yang mematikan dilarang
(termasuk pembunuhan bayi dalam kandungan yang dilakukan oleh remaja putri).

 Pandangan Agama Protestan

Lukas 10:27 menyebutkan : "Tuhan memberikan dua buah perintah utama kepada
umat-Nya" yaitu : Kasihanilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwanya dan dengan segenap akal budimu, dan Kasihanilah sesamamu
manusia seperti dirimua sendiri.

Pasal di atas mengandung pes an agar umat manusia mengasihi kehidupan bukan
hanya terhadap orang-orang di sekitarnya tetapi juga kepada bayi-bayi dalam
kandungan yang telah diberi kehidupan oleh Tuhan. Perjuangan membela kehidupan
adalah perbuatan yang dikehendaki oleh Tuhan. Manusia tidak boleh berdiam diri
melihat kekejian terjadi di sekitamya.

Pandangan yang senada juga disebutkan dalam Alkitab yaitu :

Alkitab Kej1 : 26 menyebutkan : “Harga terpenting manusia sebagai perorangan


adalah "Imago dei" (gambar Allah). menyebutkan : Ada tiga kali disebutkan
perkataan "diciptakan"

berarti:

a . Manusia berinteraksi dengan Allah. Hal ini merupakan kemampuan dari ciptaan
atas. “Gambar Allah” dapat menyalurkan kehendak Allah.

b . Pribadi/gambar Allah bukan salah satu aspek, tetapi itulah sifat manusia yang
mempunyai ciri aspek intelektual, komunikasi dan moral.

c . Martabat manusia adalah sepola dengan Allah yaitu kelimpahan anugrah. Tuhan
mengasihi manusia dan memberi keselamatan.

Kehamilan adalah kemauan Tuhan yang tidak dapat diminta oleh manusia. K al au

Tuhan tidak menghendaki seorang wanita hamil, walaupun dengan berbagai usaha
telah dilakukan, wanita tersebut tetap tidak bisa hamil. Aborsi adalah sebagai salah
satu akibat dari hubungan free sex pranikah. Perbuatan aborsi adalah perbuatan yang
merampas nyawa suatu insan yang tidak berdosa, kebebasan untuk memilih bukan
hak mutlak manusia, terlebih lagi kebebasan untuk membunuh. Orang percaya
manusia selalu berada dalam keterikatan kepada Tuhan. Dasar pandangan agama
Protestan menolak aborsi karena :

a) Kehidupan (sejak ovum dibuahi) bernilai dihadapan Tuhan, yang ternyata adalah
kudus dan harus diselamatkan dengan harga apapun,
b) Kematian dan kehidupan harus ditinjau dari sudut rohani,
c) Aborsi mempunyai dampak emosional, spiritual dan jasmani,
d) Aborsi bertentangan dengan pandangan AIkitab.

 Pandangan Agama Buddha


Dalam Parita Suci dijelaskan bahwa ajaran agama Budha yang bersumber
dariPancasila Buddhis disebutkan bahwa melakukan pembunuhan atau aborsi
merupkan perbuatan dosa. Ajaran-ajaran agama Buddha menyatakan segala
pembunuhanmerupakan perbuatan yang membawa akibat buruk yang akan masuk ke
alam Apaya (neraka) termasuk kriteria sebagai berikut :

a) . Adanya suatu mahluk hidup tidak saja manusia juga yang lain-lain,
b) Dilakukan dengan sadar,
c) Dilakukan dengan niat,
d) Diikuti dengan langkah-langkah dan,
e) Diikuti dengan akibat kematian

Wanita yang melakukan pengguguran kandungan telah memenuhi kriteria di atas


yang berakibat si pelaku masuk ke alam apaya ( neraka). Buku Titaketuko
menyatakan bahwa bayi dalam kandungan dianggap sudah berpotensu menjadi
manusia sejak saat roh kehidupan dihembuskan ke dalam rahim seorang wanita yaitu
sejak bertemunya sel telur wanita dengan sperma laki-laki. Sejak saat itu,
pengguguran kandungan dilarang karena tergolong perbuatan pembunuhan terhadap
bayi dalam kandungan.

Ajaran agama Budha menentang segala pembunuhan dalam bentuk apapun,


apalagi pembunuhan terhadap janin yang tidak berdosa, karena dalam ajaran Budha
dikenal ada nya teori karma, yaitu suatu teori sebab akibat. Setiap tindakan yang
didasarkan pada kemauan sendiri akan menghasilkan efek atau akibat. Apabila
perbuatan baik akan menghasilkan akibat yang baik dan perbuatan yang buruk
berakibat buruk, hal itu dikarenakan oleh alam dan hukum itu sendiri. Penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa ajaran agama Buddha yang bersumber dari Pancasila
Buddhis menentang tindakan pembunuhan dalam bentuk apapun, apalagi perbuatan
aborsi yang dilakukan akibat hubungan free sex pranikah yang dilakukan oleh remaja
putri, ajaran Buddhis memandang perbuatan melakukan aborsi yang dilakukan oleh
remaja putri tersebut menurut ajaran karma akan berdampak pada kelahiran dan
kehidupannya dimasa yang akan datang

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Setiap agama mengizinkan wanita untuk mencegah kehamilan, akan tetapi


melarangnya untuk mengakhiri kehamilannya dengan cara abortus. Menjalani
kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan
apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang
tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi,
jenis kelamin atau hamil di luar nikah.
B. Saran

Berusahalah agar diri kita tidak sampai melalukan hal yang seperti itu karena sama
saja dengan membunuh nyawa seseorang (bayi) dan itu hukumannya sangat berat baik
didunia maupun di akirat nanti. Jagalah diri kita baik-baik dan jagalah keluarga kita
semua.

Lampiran

1. Kasus Aborsi Novia Widiyanti dan Bripda Randy

Dikutip dari artikel wolipop Kabar kepergian Novia Widyasari dengan cepat
menyebar dan menjadi perbincangan di media sosial. Novia nekat mengakhiri hidup
setelah dipaksa aborsi dan mengalami perundungan terkait hubungan dengan
kekasihnya Bripda Randy Bagus, anggota Polres Kabupaten Pasuruan. Kapolri
Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya mengusut tuntas kasus ini.
Bidpropam Polda Jatim pun turun tangan memeriksa Randy.

Namun dalam pemeriksaan pengakuan Randy berbeda dengan kisah Novia yang viral
di media sosial. Dalam unggahan di media sosial, Novia mengaku dipaksa aborsi dan
berhubungan intim dengan Randy.

Sedangkan versi Randy, anggota Polres Pasuruan itu mengaku menjalin hubungan
asmara dengan Novia sejak Oktober 2019. Menurut pengakuannya, dia dan Novia
berhubungan layaknya suami istri di tempat kos dan di hotel di Malang sejak 2020
sampai 2021. Akibatnya, sang kekasuh dua kali hamil.

Menurut Randy lagi, mereka sepakat memilih menggugurkan kehamilan tersebut.


Aborsi pertama pada Maret 2020 dilakukan saat usia kandungan Novia Widyasari
baru hitungan minggu. Sedangkan aborsi kedua pada Agustus 2021 saat kandungan
Novia berusia empat bulan. Dua kali aborsi tersebut menggunakan obat Cytotec.

"Ketika diketahui positif (Novia hamil), mereka bersama-sama beli obatnya, pertama
maupun yang kedua," kata Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo saat
jumpa pers di Mapolres Mojokerto, Sabtu

Akibat perbuatannya tersebut, Randy ditahan di Polda Jatim sejak Sabtu (4/12). Ia
terancam dipecat karena dinilai melanggar pasal 7 dan 11 Peraturan Kapolri (Perkap)
Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian. Tidak hanya itu, ia juga
akan dijerat dengan Pasal 348 KUHP tentang Aborsi juncto Pasal 55 KUHP.
Hukuman 5 tahun penjara sudah menantinya.

"Kami tidak pandang bulu, kami terapkan pasal-pasal ini terhadap siapa pun anggota
yang melakukan pelanggaran," tegas Slamet.

Kalis Mardiasih yang dikenal sebagai penulis dan aktivis yang peduli pada hak
perempuan dan anak-anak memberikan tanggapan mengenai pernyataan pihak
berwenang terkait kasus Novia Widyasari. Menurutnya seharusnya pihak kepolisian
melakukan penyelidikan lebih dalam, bukan hanya sekadar dari pengakuan Randy.

"Dari tulisan-tulisan korban dan tangkapan layar percakapan yang sempat diunggah
korban ke platform digital, jelas korban mengisahkan bahwa ia mengalami pemaksaan
aborsi dengan cara diminumi pil-pil dengan tanpa resep tenaga kesehatan, yang
mengakibatkan ia menjalani perawatan di RS sendirian setelahnya," ungkap Kalis
kepada Wolipop, Senin (6/12/2021).

Kalis menuturkan dari unggahan Novia Widyasari di platform digital, mahasiswi


Universitas Brawijaya tersebut tidak mau melakukan aborsi. Dia malah ingin
membesarkan buah hatinya. Bahkan sudah mempersiapkan nama jika kelak anak
tersebut sudah lahir.

"Korban juga menulis bahwa ia meminta pelaku bertanggung jawab, yang artinya
korban tidak menginginkan aborsi. Ada bukti chat lain antara korban dengan ibu
pelaku yang juga tampak mengetahui kejadian tersebut," lanjut Kalis.

Kalis menjelaskan jika pihak berwenang yang mengusut kasus Novia agar
mengumpulkan bukti yang beredar di media sosial.

"Korban mengalami pemaksaan aborsi, bukan aborsi sukarela. Seharusnya polisi


menyidik lebih dalam. Karena banyak bukti-bukti tersebar di media sosial. Polisi bisa
memanggil saksi-saksi yaitu teman-teman dekat korban yang mengetahui kejadian
dan menjadi teman curhat korban," saran Kalis.

Terkait viralnya kasus Novia Widyasari ini, Kalis berharap masyarakat khususnya
netizen berpihak pada korban. Berilah komentar dengan adil sesuai apa yang dialami
korban kekerasan.

"Percaya kepada bukti bukti yang ada, tulisan-tulisan penyintas di platform digital.
Berkomentar dengan adil dengan melihat peristiwa yang dialami korban sebagai
perkosaan dan pemaksaan aborsi yang mengakibatkan korban depresi dan memilih
bunuh diri," ucap Kalis.

"Dan mendorong polisi untuk melakukan tim investigasi independen untuk membuka
kasusnya kembali dan mengawal prosesnya sampai korban mendapat keadilan," tutup
aktivis perempuan penulis buku 'Muslimah Yang Diperdebatkan' tersebut.

2. Kasus Aborsi Janin Usia 5 Bulan

Suara Jatim.id menyatakan bahwa Satreskrim Polresta Mojokerto mengamankan


pasangan kekasih setelah kedapatan melakukan aborsi terhadap janin yang sudah
berusia 5 bulan. Hal ini diketahui saat pihak kepolisian melakukan razia rumah kos di
Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, Jumat (5/2/2021) pekan lalu.

Pasangan kekasih tersebut untuk pria berinisial DA (18) warga Kecamatan Magersari,
Kota Mojokerto dan seorang perempuan SH (18) warga Kecamatan Sooko,
Kabupaten Mojokerto. Keduanya diamankan setelah petugas melihat ada foto janin
bayi di salah satu handphone (HP) milik pelaku.

Kasatreskrim Polresta Mojokerto, AKP Rohmawati Lailah mengatakan, petugas


melakukan razia rumah kos di Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota
Mojokerto pada Jumat (5/2/2021) lalu.

“Petugas melihat ada foto janin bayi tersimpan di handphone salah satu pelaku (DA),”
ungkapnya seperti dikutip dari beritajatim.com - jaringan Suara.com, Sabtu
(13/2/2021). Usai diinterogasi, lanjut Kasat, pelaku mengaku telah melakukan aborsi
terhadap janin yang dikandung oleh kekasihnya tersebut.
Setelah itu petugas langsung melakukan pengembangan dan penyelidikan, akhirnya
berhasil meringkus pelaku perempuan di rumahnya di Kecamatan Sooko, Kabupaten
Mojokerto pada, Sabtu (6/2/2021).

“Setelah kita mengamankan pelaku laki-laki, keesokan harinya kita amankan pelaku
perempuan di rumah di Sooko. Dari hasil interogasi keduanya, SG mengaku jika janin
tersebut berasal dari kandungannya. SG mengaku aborsi pada Minggu malam, tanggal
17 Januari 2021,” katanya.

Aborsi terhadap janin berusia 5 bulan tersebut dilakukan di rumah pelaku DA. Aborsi
dilakukan secara diam-diam di kamar DA secara manual dengan bantuan obat
penggugur kandungan yang dibeli keduanya secara online. Setelah lahir, janin
tersebut dikubur oleh pelaku DA dilahan milik pakde pelaku DA).

“Untuk motif kedua pelaku melakukan aborsi, akan dirilis minggu depan. Yang jelas
keduanya sudah kita amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Keduanya dijerat Pasal
348 ayat 1 KUHP dengan ancaman pidana paling lama lima tahun dan enam bulan,”
jelasnya

3. Kasus Praktik Aborsi Ilegal

Dikutip dari suarabanten.id Kepolisian membongkar praktik aborsi ilegal di Klinik


Sejahtera di Kampung Cipacing, Desa Ciputri, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten
Pandeglang. Pembongkaran ini dilakukan Subdit IV Tindak Pidana Tertentu
(Tipidter) Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten.

Terbongkarnya praktik aborsi tersebut bermula dari kecurigaan warga. Petugas yang
mendapatkan informasi tersebut kemudian menemukan dua orang dari klinik tersebut
yakni pria berinisial WS dan perempuan berinisial RY yang merupakan warga Kota
Serang.

RY yang berada di pekarangan klinik terhuyung-huyung diduga baru saja


menggugurkan kandungan di Klinik Sejahtera.

Kepada petugas yang mengintrogasi keduanya mengakui telah mengaborsi bayi dalam
kandungan.
“Mereka mengakui bahwa baru saja menggugurkan kandungan yang baru berusia satu
bulan,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi ditemui di ruang
kerjanya, Senin (2/11/2020). Penyidik kemudian mendatangi bidan dan asistennya.
Keduanya pun mengakui baru saja mengaborsi salah satu pasiennya. Kepada
pasiennya, bidan NN memasang tarif Rp 2,5 juta.

“Menurut keterangan tersangka sudah menjalankan praktik beberapa tahun. Motifnya


mencari keuntungan dengan menggunakan rumah plus klinik untuk melakukan
praktik kedokteran ilegal berisiko kematian,” ujarnya.

RY sendiri mengaku tidak menghendaki lahirnya bayi dari kandungannya.

“Kuat dugaan bayi dalam kandungan ini hasil hubungan gelap yang tidak diinginkan
oleh kedua orang tersangka,” kata dia. Selain itu petugas juga menetapkan E selaku
asisten bidan NN sebagai tersangka. Akibat peristiwa tersebut, bidan NN diancam
Pasal 194 Jo pasal 73 (2) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda Rp 1 miliar.

“Pealaku yang menggugurkan,” kata dia

Sedangkan tersangka RY yang menggugurkan kandungan diancam Pasal 346 dan atau
pasal 348 (1) KUHPidana Jo Psl 55 (1) ke 1 KUHPidana.
“Paling lama 5 tahun penjara,” kata dia.
Saat ini proses penyelidikan masih berlanjut yang bersangkutan ditahan di Polda
Banten.

Anda mungkin juga menyukai