Disusun Oleh:
Andra Mahar Fadillah (1102019018)
Pembimbing:
dr. Riza Rivani, Sp.FM., MH.Kes
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami
ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga referat yang berjudul “ Abortus &
Pembunuhan Anak Sendiri” ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan referat ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Forensik di RSUD Kabupaten
Arjawinangun. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kedokteran
Forensik, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesaian referat ini tidak terlepas dari bantuan dokter
pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1) dr. Riza Rivani, Sp.F., MH.Kes selaku dokter pembimbing
bagian kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik di RSUD
Kabupaten Arjawinangun
2) Para perawat dan Pegawai Bagian Kedokteran Forensik di
RSUD Kabupaten Arjawinangun
3) Teman-teman sejawat dokter muda di RSUD
Kabupaten Arjawinangun
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
dahulu dan terjadi dimana saja. Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk
kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini bersifat unik. Keunikan tersebut
dikarenakan pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau
motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut
ketahuan bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut
adalah hasil hubungan gelap. Selain itu, keunikan lainnya adalah saat
atau tidak lama kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada
emosional dari ibu, seperti rasa malu, takut, benci, serta rasa nyeri bercampur
keadaan mental yang tenang, sadar, serta dengan perhitungan yang matang.2
pembunuhan anak sendiri, haruslah terbukti bahwa bayi tersebut hidup pada saat
lagi pada saat otopsi. Tanda yang masih dapat ditemukan adalah tanda pernah
bernapas di luar rahim. Hal tersebut menjadi sulit bila saat otopsi dilakukan,
jenazah bayi sudah berada dalam keadaan membusuk. Kesulitan juga dijumpai
pada saat menentukan sebab kematian bayi. Pada umumnya tidak terdapat
keterangan apapun mengenai jalannya persalinan dan keadaan bayi setelah
bayi.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Abortus
1.1 Definisi
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu kejahatan tersebut
dalam pasal 346 atau melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiganya dan ia dapat
dicabut haknya untuk melakukan pekerjaan yang dipergunakan untuk
melakukan kejahatan itu.
Pasal 75
Pasal 76
a. Sebelum kehamilan berumur enam minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
1.4 Klasifikasi
Proses abortus dapat berlangsung dengan cara:
1. Spontan/alamiah, terjadi secara alami, tanpa tindakan apapun
2. Buatan/sengaja, merupakan aborsi dilakukan secara sengaja dengan
perlakuan tindakan atau perbuatan
3. Terapeutik/medis, merupakan aborsi yang dilakukan atas indikasi
medis karena terdapatnya suatu permasalah/komplikasi
· Abortus inkomplit
· Abortus iminens
· Missed abortion
· Abortus habitualis
- Ekonomi
- Ethis : akibat perkosaan atau akibat hubungan di luar nikah
- Sosial : Kuatir adanya penyakit turunan, janin cacat
Cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas indikasi medik adalah :
- Vaginal : ketuban dipecah, dilatasi cervix, injeksi 10 unit
oxytosin intra uterin
- Abdominal : sectio caecaria.
Aborsi Kriminal
Aborsi kriminal dapat dilakukan dengan menggunakan satu dari tiga
metode: Obat abortifacient, lokal abortifacient, dan instrumentasi.
1. Obat abortifacient
3. Instrumentation
Emboli udara dapat terjadi melalui dua cara. Pertama adalah ketika
udara menjadi terperangkap dalam selang karet dan kemudian secara kuat
disuntikkan ke dalam rongga uterusdan merobek pembuluh darah. Kedua,
dalam proses pemisahan membran fetus dari dinding uterus, pembuluh
darah ikut robek sehingga udara dari atmosfir dapat tersedot masuk.
Cari bukti tanda korban pernah hamil dan bukti usaha aborsi (Aquila, 2018).
Pemeriksaan Ibu :
a. Pemeriksaan tanda
kehamilan Pemeriksaan fisik
1. Payudara membesar dan mengeluarkan ASI
2. Hiperpigmentasi areola mammae
3. Uterus masih membesar
4. Striae gravidarum
5. Lochia dari vagina
Pemeriksaan lab
1. hCG + pada urin.
b. Usaha aborsi
· Toksikologi
Untuk mengetahuai ada/tidaknya obat/zat yang menyebabkan abortus
· Pemeriksaan spekulum
c. Pemeriksaan DNA
- Talus ± 7 bulan
2.1 Definisi
dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama
anak.
4. Waktu pembunuhan, yaitu tepat pada saat melahirkan atau beberapa saat
setelah melahirkan.4
Untuk itu, dengan adanya batasan yang tegas tersebut, suatu pembunuhan
yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut sebagai
Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan
anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
merampas
nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara
Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan
Pasal 343. Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang
pembunuhan berencana.5
penting, yaitu:
● Ibu, yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan
pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah atau
belum. Sedangkan, bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh
dengan hukuman yang lebih berat, yaitu 15 tahun penjara (pasal 338
tepat, tetapi hanya dinyatakan “pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudian“. Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih
sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila rasa kasih sayang sudah timbul
akan diketahui orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang
tempat sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah
korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339,
340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang ditelantarkan
jenazah bayi. Dokter akan diminta oleh penyidik secara resmi guna membantu
kematian?2,5
barang bukti. Oleh karena itu, segala hal yang terdapat dalam barang bukti, dalam
hal ini yaitu tubuh anak, harus dicatat dan dilaporkan. Dengan demikian, selain
ketiga kejelasan di atas, masih ada dua hal lagi yang harus diutarakan dalam VeR,
yaitu:
dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu (separate
existence). Selain itu, viabilitas dan maturitas bayi juga perlu ditentukan untuk
menerangkan sebab lahir mati. Bila bayi tersebut lahir mati kemudian dibuang,
maka hal tersebut bukanlah kasus pembunuhan anak sendiri, melainkan kasus
Lahir hidup (live birth) adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi
kehidupan lain tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat
Lahir mati (stillbirth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan
lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka.5
(paru mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus), menangis,
adanya pergerakan otot, sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan
a. Letak Diafragma
Pada bayi yang sudah bernapas, letak diafragma setinggi iga ke-5
atau ke-6. Sedangkan pada yang belum bernapas setinggi iga ke-3 atau
ke-4.3
seperti spons dan berderik pada perabaan. Sedangkan, pada paru-paru bayi
yang belum bernapas berwarna merah ungu tua seperti warna hati bayi dan
Uji apung paru dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch
manipulasi berlebihan.5
sehingga tampak palatum mole. Dengan scalpel yang tajam, palatum mole
cairan ketuban, mekonium atau benda asing lain tidak mengalir ke luar
atau pinset bedah dan scalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan.
meragukan.5
Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu
mengapung atau tenggelam. Lima potong kecil dari bagian perifer tiap
tenggelam.5
Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung
tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang
pada mayat bayi yang telah membusuk lanjut akan pecah dan udara residu
respiration) yang dapat bersifat buatan atau alamiah (vagitus uternus atau
harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup.5
Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang
d. Mikroskopik paru-paru
Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum
bernapas, tetapi merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia
gestasi 26 minggu. Tanda khas untuk paru janin belum bernapas adalah
projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada paru bayi belum
projection
berjalan di bawah kapiler sejajar dengan permukaan projection dan
Pada paru bayi yang lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi
inti piknotik berbentuk huruf “S”, bila dilihat dari atas samping terlihat
batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak
jelas.5
otak yang hebat, dengan atau tanpa robekan tentorium serebeli, pneumonia
2. Menangis
Bernapas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis tidak dapat terjadi
tanpa bernapas. Suara tangis yang terdengar belum berarti bayi tersebut lahir
hidup karena suara tangisan dapat terjadi dalam uterus atau dalam vagina.
Yang merangsang bayi menangis dalam uterus adalah masuknya udara dalam
uterus dan kadar oksigen dalam darah menurun dan atau kadar CO 2 dalam
darah meningkat.4,6
3. Pergerakan Otot
Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak
dapat dibuktikan. Kaku mayat dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup
Meliputi bukti fungsional yaitu denyut tali pusat dan detak jantung
(harus ada saksi mata) dan bukti anatomis yaitu perubahan-perubahan pada
Hb serta perubahan dalam duktus arteriosus, foramen ovale dan dalam duktus
venosus (cabang vena umbilicalis yang langsung masuk vena cava inferior).4
Bila ada yang menyaksikan denyut nadi tali pusat/detak jantung pada
bayi yang sudah terlahir lengkap, maka ini merupakan bukti suatu kelahiran
hidup. Foramen ovale tertutup bila telah terjadi pernapasan dan sirkulasi (satu
jaringan ikat (paling cepat dalam 24 jam) Duktus venosus menutup dalam 2-3
Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yang hanya dapat masuk
akibat reflek menelan, maka ini merupakan bukti kehidupan (lahir hidup).
Udara dalam lambung dan usus dapat terjadi akibat pernapasan wajar,
dalam air. makin jauh udara usus masuk dalam usus, makin kuat dugaan
adanya pernapasan 24-48 jam post mortem, mekonium sudah keluar semua
Yang harus diperhatikan pada tali pusat adalah pertama ada atau tidaknya
denyut tali pusat setelah kelahiran. Ini hanya dapat dibuktikan dengan saksi
mata. Kedua, pengeringan tali pusat, letak dan sifat ikatan, bagaimana tali
7. Keadaan Kulit
setelah bayi lahir, sebaliknya ada satu keadaan yang dapat memastikan bahwa
bayi tersebut tidak lahir hidup yaitu maserasi, yang dapat terjadi bila bayi
sudah mati di dalam uterus beberapa hari (8-10 hari). Hal ini harus dibedakan
dengan proses pembusukan yaitu pada maserasi tidak terbentuk gas karena
terjadi secara steril. Kematian pada bayi dapat terjadi waktu dilahirkan,
dilahirkan, atau setelah terpisah sama sekali dari si ibu. Bukti kematian dalam
kandungan adalah:
a. Ante partum rigor mortis yang sering menimbulkan kesulitan waktu
melahirkan
● Maserasi ini terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan.4
kasus pembunuhan anak. Keadaan baru lahir dan belum dirawat merupakan
petunjuk dari bayi tersebut tidak lama setelah dilahirkan. Menurut Ponsold, bayi
baru lahir (neugeborenen) adalah bayi yang baru dilahirkan dan belum dirawat.
Jika sudah dirawat, maka bayi itu bukan bayi baru lahir dan tidak dapat disebut
Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat
● Ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan
air.
● Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang
mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan
2.3.3 Viabilitas
Bayi yang viable adalah bayi yang sudah mampu untuk hidup di luar
kandungan ibunya atau sudah mampu untuk hidup terpisah dari ibunya (separate
Selain itu, juga dilihat adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup bayi, seperti kelainan jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus
dikandung selama 37 minggu atau lebih tetapi kurang dari 42 minggu penuh.
● Ciri-ciri eksternal
Daun telinga
tulang rawan yang keras pada bagian dorsokranialnya dan bila dilipat
Susu
Pada bayi yang matur putting susu sudah berbatas tegas, areola
distalnya tegas dan relatif keras sehingga terasa bila digarukkan pada
telapak tangan pelaku autopsi. Kuku jari kaki masih relatif pendek.
Pada bayi yang prematur kuku jari tangan belum melampaui ujung jari
kaki, dari depan hingga tumit. Yang dinilai adalah garis yang relatif
lebar dan dalam. Dalam hal kulit telapak kaki itu basah maka dapat
yakni pada dasar skrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap.
Pada bayi perempuan yang matur, labia minor sudah tertutup dengan
Rambut kepala
sama lain dan tampak mengkilat. Batas rambut pada dahi jelas. Pada
bayi yang prematur rambut kepala halus seperti bulu wol atau kapas,
masing-masing helai sulit dibedakan satu sama lain dan batas rambut
Pada bayi matur, jaringan lemak bawah kulit cukup tebal sehingga
pembuluh darah yang agak besar pada dinding perut tidak tampak atau
Processus xiphoideus
Alis mata
Pada bayi yang matur, alis mata sudah lengkap, yakni bagian
belum terdapat.3
● Pusat penulangan
1. Rumus De Haas
2. Rumus Arey
Rumus Finnstrom
Bila terbukti bayi lahir hidup (sudah bernafas), maka harus ditentukan
penyebab kematiannya. Bila terbukti bayi lahir mati (belum bernafas) maka
ditentukan sebab lahir mati atau sebab mati antenatal atau sebab mati janin (fetal
death).3
a. Kematian wajar
Terjadi jika bayi yang lahir belum cukup matang dan mampu hidup
● Penyakit kongenital
2. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi dari umbilikus, perut, anus dan organ genital.
3. Malformasi
lengkap seperti anensefali. Jika kelainan tersebut fatal, maka bayi tidak
4. Penyakit plasenta
uterus akan dapat menyebabkan kematian dari bayi dan ibu, dan dapat
5. Spasme laring
Hal ini dapat terjadi karena aspirasi mekonium ke dalam laring atau
Ini dapat terjadi karena ibu yang memiliki rhesus negatif mengandung
tulang kepala.
Hal ini dapat menyebabkan bayi menjadi tercekik dan mati karena
sufokasi.
3. Trauma
1. Pembekapan (sufokasi)
Ini merupakan tindakan yang paling sering dilakukan. Bayi baru lahir
jalan napas, seringkali karena ibu berusaha mencegah agar anak tidak
2. Penjeratan (strangulasi)
menggunakan tali pusat sehingga terlihat bahwa bayi mati secara alami.
3. Penenggelaman (drowning)
kekerasan terhadap bayi. Pada keadaan panik, ibu memukul kepala bayi
5. Kekerasan tajam
Kematian pada bayi baru lahir yang dilakukan dengan melukai bayi
dengan senjata tajam seperti gunting atau pisau dan menyebabkan luka
yang fatal hingga menembus organ dalam seperti hati, jantung dan otak.
6. Keracunan
untuk
menjawab pertanyaan “Apakah mungkin wanita tersebut mengalami partus
presipitatus?”.3
d. ukuran rahim □ saat post partum setinggi pusat, 6-7 hari post partum
b. inversio uteri (rahim terbalik) yaitu bagian dalam rahim menjadi keluar,
tempat lekat tali pusat. Robekan ini harus tumpul dibuktikan dengan
pemeriksaan histopatologis
4. Pemeriksaan histopatologi yaitu sisa plasenta dalam darah yang berasal dari
rahim.2
Upaya membuktikan seorang tersangka ibu sebagai ibu dari anak yang
diperiksa adalah suatu hal yang paling sukar. Beberapa cara dapat digunakan,
yaitu:
Hal ini juga sulit karena tidak adanya golongan darah ayah. Ekslusi hanya
mencapai tujuan, tetapi oleh karena kendala biaya maka cara ini tidak
3. Pemeriksaan DNA
Cara ini merupakan cara yang canggih dan membutuhkan dana yang
besar.2,3
DAFTAR PUSTAKA
Aksara.