Anda di halaman 1dari 12

DAUD TRISANTO

1102019054

1. MM PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.1 Definisi
Pencemaran lingkungan merupakan masuknya zat, makhluk hidup atau energi lain ke
dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa diartikan sebagai adanya perubahan
komposisi pada media yang dicemari misalnya saja tanah atau air atau udara yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti oleh manusia, proses alam, dan lainnya yang
mengakibatkan adanya penurunan kualitas media yang dicemari tersebut sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup sendiri dalam Pasal 1 butir (14) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, menyatakan :
“Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”
1.2 Penyebab

-pembuangan sampah disembarangan tempat


-penggunaan racun dan peledak saat menangkap ikan
-lamanya penguraian sampah plastic
-penebangan pohon secara liar

1.3 Dampak
a. Dampak Pencemaran Tanah

Dampak dari adanya pencemaran tanah ini adalah bahwa tanah yang
tidak subur mengakibatkan sulit berkembangnya makluk hidup yang
berada didalam tanah selain itu juga tumbuhan tidak akan menjadi
subur ketika suatu tanah itu telah mengalami perusakan dan/atau
pencemaran.

b. Dampak Pencemaran Udara

Dampak pencemaran udara ini tidak hanya merugikan bagi kesehatan


namun dampak dari pencemaran udara ini mergikan terhadap
lingkungan lainnya seperti hewan, tanaman, bangunan dll. Hal yang
paling mendasar dari dampak pencemaran udara ini adalah terhadap
kesehatan masyarakat. Menurut para ahli, pada sekitar tahun 2000-an
kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara akan mencapai
angka 57.000 (lima puluh tujuh ribu) per tahunnya.

c. Dampak Pencemaran Air

Dampak pencemaran air ini merupakan suatu ancaman besar bagi


manusia, bahwa seperti yang kita ketahui air merupakan kebutuhan
semua makhluk hidup. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air
diantaranya adalah air menjadi tidak bermanfaat lagi dan air menjadi
penyebab timbulnya penyakit.

1.4 Penanggulangan

- Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari


lingkungan
- Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman
penduduk
- Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida,
insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari
pencemaran lingkungan.
- Melakukan penghijauan.
- Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan
yang mencemari lingkungan
- Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang
sesungguhnya.

1.5 Klasifikasi

- Pencemaran Air
- Pencemaran Tanah
- Pencemaran Udara

Pencemaran menurut macam bahan pencemar terbagi menjadi 3, yaitu :


a. Pencemaran kimiawi
Bahan pencemar berupa zat-zat kimia, seperti zat radioaktif, logam
(Hg, Pb, Cd, Cr, dan Ni), pupuk anorganik, pestisida, deterjen, dan
minyak.
b. Pencemaran biologi
Bahan pencemar berupa mikroorganisme, seperti Escherichia coli,
Entamoeba coli, dan Salmonella thuposa.
c. Pencemaran fisik
Bahan pencemar berupa benda-benda yang sulit terurai di alam,
misalnya kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

Berdasarkan Tingkat Pencemaran


1. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan
gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan
bermotor.
2. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan
penyakitkronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
3. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang
didalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.

Pencemaran menurut macam bahan pencemar terbagi menjadi 3, yaitu :


a. Pencemaran kimiawi
Bahan pencemar berupa zat-zat kimia, seperti zat radioaktif, logam
(Hg, Pb, Cd, Cr, dan Ni), pupuk anorganik, pestisida, deterjen, dan
minyak.
b. Pencemaran biologi
Bahan pencemar berupa mikroorganisme, seperti Escherichia coli,
Entamoeba coli, dan Salmonella thuposa.
c. Pencemaran fisik
Bahan pencemar berupa benda-benda yang sulit terurai di alam,
misalnya kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
Berdasarkan Tingkat Pencemaran
1. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan
gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan
bermotor.
2. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan
penyakitkronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
3. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang didalam mobil tertutup,
dan pencemaran radioaktif.

1.6 Perubahan Komposisi


-Polutan tak toksik
-Polutan toksik

a. Polutan fisik: fisiknya dapat mencemari lingkungan (pecahan botol besi, besi
tua berkarat, dsb)
b. Polutan kimia: berbentuk senyawa kimia sintesis maupun alami
yang kalau konsentrasinya meningkat dapat menimbulkan pencemaran (CO2,
CO, Hg, Pb)
c. Polutan biologi: berbentuk makhluk hidup yang dpaat menimbulkan
pencemaran (E.coli)
d. Polutan social budaya: berbentuk perilaku atau hasil budaya tidak sesuai
dengan norma social budaya setempat sehingga mengganggu kehidupan social
budaya

Baku Mutu Lingkungan

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungandengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk
hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Menurut pengertiansecara pokok, baku mutu adalah
peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlahbahan
pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam media
ambien. Secaraobjektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu pengelolaan
lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutuadalah kompilasi atau hasil dari suatu pengolahan
data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatukualitas air atau udara yang
ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan tertentu.

2. MM PENCEMARAN AIR
2.1 Definisi
Definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam
UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997. Dalam PP No. 20/1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Berdasarkan definisi
pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan
tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut
berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.

2.3 Dampak pada kesehatan

 Kolera, disebabkan oleh bakteri vibrio chlorae saat Anda mengonsumsi air atau makanan yang
terkontaminasi oleh feses orang yang mengidap penyakit ini. Anda juga bisa terjangkit kolera jika Anda
mencuci bahan makanan dengan air yang terkontaminasi. Gejala termasuk: diare, muntah, kram perut,
dan sakit kepala.

 Amoebiasis, atau Diare Pelancong, disebabkan oleh amoeba yang hidup di air tercemar. Amoeba
ini mengakibatkan infeksi pada usus besar dan hati. Gejala termasuk diare berdarah dan berlendir, bisa
ringan atau sangat parah.

 Disentri, disebabkan oleh bakteri yang masuk dalam mulut melalui air atau makanan yang
tercemar. Tanda dan gejala disentri termasuk demam, muntah, sakit perut, diare berdarah dan berlendir
parah.

 Diare, diare infeksi adalah salah satu penyakit paling umum akibat bakteri dan parasit yang
berdian di air tercemar. Diare mengakibatkan feses encer/cair yang menyebabkan penderitanya
mengalami dehidrasi, bahkan kematian pada anak dan balita.

 Hepatitis A,disebabkan oleh virus hepatitis A yang menyerang hati. Biasanya menyebar melalui
konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi feses, atau melalu kontak langsung dengan feses dari
pengidap.

 Keracunan timbal, paparan kronis dari keracunan timbal bisa mengakibatkan kondisi medis
serius, termasuk kerusakan organ, gangguan sistem saraf, anemia, dan penyakit ginjal.

 Malaria, adalah virus yang disebarkan oleh parasit dari nyamuk Anopheles betina. Nyamuk
berkembang biak di air. Tanda dan gejala malaria termasuk demam, sakit kepala, dan kedinginan
menggigil. Jika dibiarkan, malaria bisa berujung pada komplikasi seperti pneumonia, anemia parah,
koma, dan kematian.

 Polio, adalah virus menular akut yang disebabkan oleh poliovirus. Polio menyebar melalui feses
dari pengidap penyakit.

 Trachoma (infeksi mata), akibat kontak dengan air tercemar. Setidaknya 6 juta orang pengidap
trachoma mengalami kebutaan.

2.4 Pencegahan
- Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
- Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem
- Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran
- Memperluas gerakan penghijauan
- Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
- Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia
lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
- Melakukan intensifikasi pertanian

2.5 Klasifikasi
1. Pencemaran Mikroorganisme Air
2. Pencemaran dari Bahan Anorganik Nutrisi Tanaman
3. Pencemaran Bahan Kimia Anorganik
4. Pencemaran Bahan Kimia Organik

3. MM PENCEMARAN TANAH
3.1 Definisi
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut,
tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan,
zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Jika suatu zat berbahaya telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke
dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
3.2 Penyebab
1. Limbah domestic
2. Limbah padat
3. Limbah cair
4. Limbah industri
5. Limbah pertanian.
3.3 Dampak pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh
dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-
menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan
mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan
karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang
disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
Kematian.

3.4 Pencegahan
Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah

1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang


tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-
situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya
zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan
instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal
dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan


menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah Limbah domestic,


yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara
memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah
terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai
tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh
tanah.
Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan bahan
urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan
tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan
dapat dibuat biogas dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik yang tidak
dapat diurai oleh mikroorganisme.

Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampahsampah menjadi barang-barang
yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau
kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan
berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan
pupuk kompos.

3.5 Klasifikasi

a. Pencemaran Tanah Berdasarkan

Pencemaran yang disebabkan limbah domestic

Pencemaran yang disebabkan limbah pabrik

Pencemaran yang disebabkan limbah pertanian

b. Pencemaran Tanah Berdasarkan

1. Pencemaran sedimen: pencemaran karena zat-zat padat

2. Pencemaran kimia: disebabkan adanya senyawa kimia dalam tanah

c. Berdasarkan sifat polutan, pencemaran tanah dibedakan menjadi :


1. Biogradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan oleh proses alam

misalnya : kayu, kertas, sisa makanan, dedaunan.


2. Nonbiogradable, yaitu yaitu polutan yang aktif dapat diuraikan oleh
proses alam, misalnya : plastic, gelas, pestisida, radioaktif, logam
toksit.

4. MM PENCEMARAN UDARA
4.1 Definisi
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran
bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada diudara dalam waktu yang
cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan itu
terjadi maka diudara dikatakan telah tercemar. Udara merupakan campuran beberapa macam gas
yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan
lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang berfungsi
sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas,
karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar
ultra violet. Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida,
hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan udara menglami
perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka udara telah tercemar.

4.2 Penyebab
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni :

a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh :


1. debu yang berterbangan akibat tiupan angin.
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-
gas vulkanik.
3. Proses pembusukan sampah organik, dll.

b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :


1. hasil pembakaran bahan bakar fosil.
2. debu / serbuk dari kegiatan industri.
3. pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

4.3 Dampak pada kesehatan

 Membuat asma kambuh

 Bisa menimbulkan kanker paru-paru

 Meningkatkan risiko sakit jantung

 Jadi lebih mudah terkena infeksi.

 Bisa menghambat perkembangan anak.

 Membuat jaringan di paru-paru meradang

 Meningkatkan risiko berat badan lahir rendah pada janin

 Bisa menimbulkan penyakit paru lainnya


 Bisa mempercepat kematian

4.4 Pencegahan
Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa
diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah
memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam
penanggulangan secara teknis.

Adapun kriteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor
berikut :
- Mengutamakan keselamatan lingkungan
- Teknologinya telah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawabkan

Berdasarkan kriteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara
teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
- Mengubah proses
- Menggantikan sumber energy
- Mengelola limbah
- Menambah alat bantu
Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau
bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian dan
kenyataan yang sebenarnya.

Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :

- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan
industri merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang
digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO
dan NO menjadi gas yang tidak beracun.
- Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2,
maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang
tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul,
gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota. - Menggunakan
bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga
listrik dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.

4.5 Klasifikasi
Menurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
a. Pencemaran Udara Alami Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam
udara / atmosfer, akibat prosesproses alam seperti asap kebakaran hutan,
debu gunung, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya.
b. Pencemaran Udara Non- Alami Adalah : Masuknya zat pencemar oleh
aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan
produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus,
senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir
4.6 perubahan komposisi

5.MM PROGRAM SANITASI DI PUSKESMAS


5.1 Definisi
Klinik adalah balai pengobatan khusus seperti keluarga berencana, penyakit
paru-paru atau juga merupakan organisasi kesehatan yg bergerak dalam
penyediaan pelayanan kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan),
biasanya terhadap satu macam gangguan kesehatan. Sanitasi adalah perilaku
disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan
harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi dasar adalah Sarana sanitasi rumah tangga yang
meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.

Klinik sanitasi merupakan wahana untuk mengatasi masalah kesehatan


masyarakat melalui upaya terintegrasi kesehatahn lingkungan-pemberantasan penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas.

Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi
sebagai bagian dari kegiatan puskesmas. Bekerja sama dengan program yang lain dari sektor
terkait di wilayah kerja puskesmas. Klinik sanitasi
lingkungan merupakan suatu upaya/kegiatan yang mengintegrasikan
pelayanan kesehatan antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan
pada penduduk yang menderita pnyakit berbasis lingkungan dan 9 masalah
kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas
puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara aktif dan
pasif di dalam dan di luar puskesmas (Depkes RI, 2002). Klinik sanitasi
merupakan pengembangan dari konsep yang di perkenalkan oleh puskesmas
wanasaba kabupaten Lombok timur provinsi NTB pada tahun 1995.
Selanjutnya kegiatan ini di ikuti oleh beberapa puskesmas di NTB, provinsi
jawa timur, provinsi Sulawesi tenggara, provinsi Sulawesi selatan, provinsi
Sumatra selatan dan Kalimantan selatan. Sampai pada tahun 2004, klinik
sanitasi sudah tersebar diseluruh provinsi di Indonesia, sudah mencapai
23,4 % yaitu 1.527 puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi dari 6.521
jumlah puskesmas di seluruh Indonesia (Aini, 2004). Timbulnya konsep ini
karena ditemukannya data 10 jenis penyakit terbanyak yang diderita pasien
puskesmas. Wanasaba berkaitan erat dengan masalah kondisi lingkungan
pemukiman maupun sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
seperti penyakit diare, ISPA, kulit dan kecacingan (Depkes RI, 2003).

5.2 Tujuan
Secara umum tujuan klinik sanitasi yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya preventif dan kuratif yang di lakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
Tujuan lainnya yaitu :
1) Menyediakan dukungan teknis bagi mereka yang mempunyai masalah
kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan.

2) Mencegah penularan penyakit berbasis lingkungan, misalnya malaria,


demam berdarah dengue (DBD), TB paru, ISPA, diare, penyakit kulit
dan lain-lain.

3) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan klien/pasien untuk menggali


potensi dan sumber daya serta pelayanan kesehatan yang dapat membantu klien memecahkan
masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang mereka hadapi.

4) Peningkatan kualitas hidup yang lebih baik

5.3 Ruang Lingkup


1. Penyediaan dan penyehatan air bersih/jamban dalam rangka pencegahan
penyakit diare, kecacingan dan penyakit kulit.
2. Penyehatan perumahan/lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit
ISPA, TB Paru, DBD/Malaria.
3. Penyehatan lingkungan kerja dalam rangka pencegahan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan/akibat kerja.
4. Penyehatan makanan/minuman dalam rangka pencegahan penyakit saluran
pencernaan/keracunan makanan.
5. Pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan keracunan pestisida.
6. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan
lingkungan.

5.4 Sumber Daya


1. Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana dalam kegiatan klinik sanitasi di UPTD Puskesmas Lebaksiu adalah tenaga inti
di bidang kesehatan lingkungan yaitu sanitarian .Sebagai tenaga pendukung adalah tenaga
kesehatan lainnya yaitu bidan, perawat, petugas gigi, dan yang lainnya.
2. Prasarana dan Sarana
Prasarana dan sarana yang ada di ruang klinik sanitasi yang sesuai standar yaitu ruangan, alat
transportasi, alat peraga penyuluhan dan formulir konseling.
3. Sumber Dana
Sumber dana untuk kegiatan Klinik Sanitasi dari APBD II dan dana BOK (rincian biaya
pelaksanaan kegiatan Klinik Sanitasi terlampir).

5.5 Kegiatan
Kegiatan dalam gedung (Indoor Activity)
Kegiatan dalam gedung di fokuskan pada identifikasi penyakit yang di derita pasien,
kegiatan konseling yaitu tenaga kesling/sanitarian mewawancarai dan memberikan penyuluhan
kepada pasien serta janji kunjungan rumah. Kegiatan di dalam gedung di lakukan adalah
membahas segala permasalahan, cara pemecahan masalah, hasil monitoring/evaluasi dan
perencanaan klinik sanitasi dan dalam mini lokakarya puskesmas yang melibatkan seluruh
penanggung jawab kegiatan dan di laksanakan sebulan sekali.

Kegiatan luar gedung (outdoor Activity)


Kegiatan luar gedung merupakan tindak lanjut dari kegiatan konseling berupa kunjungan rumah.
Pada kunjungan rumah ini dilakukan inspeksi sanitasi terhadap kondisi lingkungan tempat
tinggal pasien serta penyuluhan yang lebih terarah , baik kepada pasien, keluarga pasien maupun
tetangga sekitar. Kunjungan ini merupakan kegiatan rutin yang dipertajam sasarannya, karena
saat kunjungan petugas telah mempunyai data tentang sarana sanitasi lingkungan yang
bermasalah yang perlu diperiksa dan faktor-faktor perilaku yang berperan besar dalam terjadinya
penyakit. Apabila dalam kunjungan tersebut perlu dilakukan suatu perbaikan atau pembangunan
sarana sanitasi dasar dengan biaya besar, maka petugas dapat mengusulkan kepada instansi
terkait (Depkes RI, 2002).\

5.6 Indikator Keberhasilan


1. Kunjungan Klien Meningkat, Pasien Turun
2. Cakupan SAB/S Swadaya Meningkat
3. Kunjungan Lapangan Meningkat
4. Penyakit Lingkungan Kurang
5. Hub. baik dg L/P dan L/S

Anda mungkin juga menyukai